MAKALAH HADITS VIII
LEMBAGA PENDIDIKAN
“ Memperluas Tema Kajian di Masjid”
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M. S.I
Kelas : C
Di susun oleh ;
Anita Handayani
202109210
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
HADITS VIII
LEMBAGA PENDIDIKAN
“ Memperluas Tema Kajian di Masjid”
A. PENDAHULUAN
Masjid di samping menjadi tempat untuk berdakwah, beribadah, serta tempat umat berkumpul, sejak awal masjid berfungsi sebagai tempat pengajaran agama dan penerapanya dalam kehidupan sehari – hari. Menurut riwayat, Nabi Muhammad biasa mengajar dan menjawab berbagai pertanyaan di Masjid Madinah. Sepanjang sejarah Islam, kajian agama terus digalakkan.
Masjid – masjid yang berdiri setelah penaklukan Arab merupakan tempat alami untuk mempelajari agama. Pada tingkat dasar, hal ini berarti belajar ayat – ayat Al – Qur’an dan hadis nabi dengan cara menghafal. Pada tingkat pradasar, masjid – masjid juga merupakan tempat mencari ilmu agama, berdiskusi dan berdebat, di samping merupakan tempat untuk menyelanggarakan ibadah komunal dan pertemuan, belajar mandiri, serta melakukan iktiqaf.
Dengan demikian, sejak awal Islam, masjid berfungsi sebagai pusat pendidikan keagamaan, baik dalam hal pengajaran (ta’lim) maupun membentuk moral kepribadian para santri yang merupakan anggota terpadu masyarakat terpadu (tarbiyah).
B. TEKS HADITS
عَنْ جَابِر بن سَمُرة قَال : جَالَسْتُ النَّبِي صلى الله عليه وسلم أَكْثَرَ مِنْ
مِائَة مَرَّة فِي الْمَسَجِدِ يَجْلِسُ أَصْحَابُهُ يَتَنَا شَدُوْنَ الشِّعْرَ وَرُبَّمَا تَذَاكَرُوْا أَمْرَ الْجَا هِلِيَّة فَيَبْتَسِمُ النَّبِيُ صَلى الله عليه وسلم مَعَهُمْ
(وراه التر مذي فى الجامع, كتاب الأد ب عن رسول الله, باب ما جاءفي إنشاد الشعر, ورواه الطبراني في الكبير,۲ / ۲۳۷)
C. TERJEMAHAN
Dari sahabat Jabir bin Samurah beliau berkata “suatu ketika aku duduk bersama Nabi Muhammad SAW di dalam masjid lebih dari seratus kali dan bersamanya dengan para sahabatnya mereka telah melantunkan sebuah syair – syair dan terkadang para sahabat selalu mengingat permasalahan – permasalahannya kaum jahiliyah kemudian nabi tersenyum kecil bersama para sahabatnya.
( Hadits diriwayatkan dari Imam Thirmidzi di dalam kitab Jami’, kitab yang menerangkan akhlaq dengan rasul. Bab yang mengulas tentang lantunan syair dan diriwayatkan dari Imam Thabrani, didalam kitab Al – Qhobir)[1]
D. MUFRODAT
Arti | Teks |
Seratus kali | مِائَة مَرَّة |
Duduk | يَجْلِسُ |
Telah melantunkan | شَدُوْنَ |
Syair – syair | الشِّعْر |
Terkadang | رُبَّمَا |
Mengingat | تَذَاكَرُوْا |
Terenyum kecil | فَيَبْتَسِمُ |
E. BIOGRAFI PERAWI
Jabir bin Samuroh wafat pada usia 74 tahun. Nama lengkapnya ialah Jabir bin Samuroh bin Janadah AS Sawai al Madani, seorang yang dijuluki Abu Abdullah. Ibunya bernama Khalidah binti Abu Waggas, saudara kandung Sa’ad dan Utbah beliau wafat pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwah.
F. KETERANGAN HADITS
Masjid merupakan tempat untuk bersujud. Dan fungsi masjid sebagai tempat khusus untuk melakukan aktivitas ibadah. Tetapi masjid juga tidak hanya untuk tempat bersujud saja. Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa Rasulullah saw. bersama para sahabatnya duduk didalam masjid mereka melantunkan sebuah syair – syair. Selain itu juga tekadang para sahabat selalu mengingat permasalah – permasalah kaum jahiliyah dan Nabi pun tersenyum kecil. Selain itu juga masjid berfungsi sebagai tempat pendidikan. Disamping menjadi tempat untuk berdakwah, beribadah, serta tempat umat berkumpul, sejak awal masjid berfungsi sebagai tempat pengajaran agama dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari.
G. ASPEK TARBAWI
Masjid dalam arti sempit merupakan tempat yg mulia di sisi Allah SWT. Karena itu Allah memberikan perhatian yg sangat khusus terhadap tempat tersebut. Hal itu terbukti dengan banyaknya janji yang disebar oleh Allah SWT terhadap orang-orang yg mau memelihara dan membangun tempat itu. Salah satu di antara sekian banyak janji itu adalah bahwa Allah akan membuatkan rumah di surga bagi orang yg menggunakan hartanya untuk membangun masjid. Janji ini sesuai dengan sabda Nabi saw “Barangsiapa membangun dari harta yg halal sebuah masjid untuk Allah maka Allah mesti membangunkan rumah untuknya di Sorga.” Namun masjid dalam arti yg sangat luas adl semua bumi Allah SWT ini. Hal ini sesuai dgn sabda Rasul saw “.. dan dijadikan bagiku semua bumi ini sebagai masjid dan sebagai sesuatu yg suci- mensucikan .”
Beberapa Fungsi dan Peran Masjid
Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:
1. Sebagai tempat beribadah
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3. Sebagai tempat pembinaan jama’ah
Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.
6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. [2]
H. PENUTUP
Masjid merupakan tempat untuk bersujud. Dan fungsi masjid sebagai tempat khusus untuk melakukan aktivitas ibadah, sebagai lembaga pendidikan islam yaitu: mendidik anak untuk tetap beribadah kepada Allah SWT, menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan dan menanamkan solidaritas sosial, serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban sebagai insan pribadi, sosial dan warga negara dan lain sebagainya.
Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains
“Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali” (HR Tirmidzi nomor 2323).
DAFTAR PUSTAKA
Al Munawi. Kitab Fidhul Qhadir. Juz 2
Ensiklopedi oxford. 2002. Dunia Islam Modern. Bandung : mizan.