Adab - adab yang harus diperhatikan oleh seorang muslim ketika dalam mencari
atau menuntut ilmu sebagaimana yang telah diterangkan dalam Kitab Tanbihul
Muta’alim, adalah sebagai berikut :
1. Tata Krama sebelum belajar, antara
lain :
a. Bersuci.
b. Berpakaian bersih dan suci.
c. Memakai wewangian.
d. Di sunnahkan bersiwak.
e. Berkonsentrasi dan mempersiapkan peralatan tulis.
2. Tata Krama di dalam sekolah,
antara lain :
a. Duduk tenang, memperhatikan materi pelajaran,
menumbuhkan rasa hormat terhadap guru. Tempat duduk harus menetap,
menghadap ke guru dan kalau bisa menghadap kiblat.
b. Memulai dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar,
dengan berdo’a :
a) Basmalah.
b) Hamdalah.
c) ShalawatNabi.
c. Memperhatikan terhadap guru, berfikirapa
yang guru sampaikan.
3. Tata Krama setelah selesai
KBM, antara lain :
1) Muroja’ah, yaitu :mempelajari kembali keterangan
guru yang diajarkan di kelas.
2) Saat mau masuk kembali, maka buku tersebut
di buka dan dipelajari kembali.
4. Tata Krama saat belajar,
antara lain :
a. Orang yang mencari Ilmu, hendaknya berbudi
pekerti yang baik, agar dinaikkan derajatnya, karena orang yang mencari Ilmu
Syara’ adalah benar-benar menyibukkan dirinya dalam mencari Ilmu Dunia dan
Agama.
b. Seorang pelajarharus Halal makanan dan pakaian,
serta alat-alat pembelajarannya, untuk menjadikan sebab bersihan hati, karena
hati sebagai tempat ilmu.
8.) Analisa Isi Pengajian:
Setiap manusia itu memiliki kewajiban untuk
mencari ilmu dan mengajarkannya untuk menghadapi suatu keadaan yang harus
dihadapi. Orang Islam berkewajibanshalat, maka ia berkewajiban menunut ilmu
tentang shalat dalam batas pelaksanaan fardhu, pula pengetahuan yang mendukung
hal – hal yang wajib, karena sesuatu yang mengantarkan kewajiban itu menjadi
berhukum wajib. Dalam kefardhuan puasa dan zakat ketika seseorang berharta (
yang berkewajiban zakat ) pula berhaji apabila merupakan hal yang wajib. Damn masalah
jual – beli ketika seseorang hendak berdagang.
Demikian pula dalam urusan hubungan (
berkehidupan sesama manusia ) dan profesi seseorang. Orang yang terlibat dalam
gal ini diharuskan berpengetahuan menjaga dari terjatuh kepada keharaman. Pula
berkewajiban mengetahui urusan perilaku hati, yaitu tentang tawakal, kembali
kepada Allah, takut ( terhadap siksaan Allah ) dan sikap ridha ( berlapang dada
terhadap aturan dan kepastian Allah ), dimana perilaku hati selalu eksis setiap
saat, keadaan dan kondisi.
Tidak disangsikan bahwa ilmu pengetahuan
berpredikat mulia karena ilmu sebagai barometer kemanusiaan, yakni tidak ada
perbedaan perilaku antara manusia dan hewan di luarsisi keilmuan, seperti sikap
berani, sikap nekat, unjuk kekuatan, bermurah hati, berkasih sayang. Allah
Ta’ala manampilkan kelebihan dari Nabi Adam AS di hadapan Para Malaikat dan
Mereka diperintahkan untuk bersujud kepada beliau adalah karena sisi keilmuan.
Dimana faktor kemuliaan ilmu adalah sebagai sarana bertaqwa kepada Allah SWT
dan keberuntungan abadi di negeri akhirat.
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah
saw, sebagai berikut :
عَنْ اَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَاَلَ : قاَلَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةً
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ﴿رواه الطبرانى﴾
Artinya :
“
Dari Anas ra. berkata : Rasulullah saw, bersabda : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim “.(HR.
Ath-Thabrani)
Tidaklah yang dimaksud itu bahwa setiap muslim diwajibkan menuntut
semua ilmu, tetapi ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu perihal sikap perilaku
( ‘Ilmul – haal ), sebagaimana dinyatakan : “ Ilmu
yang paling utama adalah ilmul haal ( ilmu untuk mengatur sikap perilaku ) dan
amal perbuatan yang paling utama adalah menjaga sikap perilaku “.
عَنْ مُعَاوِيَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
قَالَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُرِدِ الله خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ﴿ متفق عليه﴾
Artinya :
Dari
Mu’awiyahra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa dikehendaki oleh
Allah menjadi baik, maka Allah akanmemberikan kefahaman (ilmu)
masalah agama. (HR. Bukharidan Muslim)
Orang yang sedang menuntut Ilmu, maka akan memperoleh berkah dari
Allah, karena Allah dan para Malaikat-Nya akan selalu menyertaiperjalanan
orang yang menuntut ilmu.
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا
سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيْقًا فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan mencari Ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda
:
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمَ فَهُوَ فِي
سَبِيْلِ الله حَتَّى يَرْجِع
“Barangsiapa yang keluar untuk mencari Ilmu, maka ia berada
di jalan Allah sampai ia kembali.”
1. Tata Krama sebelum belajar, antara lain
:
a. Bersuci.
Mendahulukan pensucian hati dari kekotoran akhlak dan tercelanya
sifat, karena mencari ilmu adalah suatu ibadah hati. Hal ini didasarkan pada
sabda Rasulullah SAW bersabda : “ Agama itu dibangun atas dasar ( nilai
– nilai ) kebersihan “.
b. Berpakaianbersihdansuci.
Kebersihan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada
kebersihanpakaian semata, tetapi juga mencakup kebersihan hati. Hal ini
ditegaskan dalam firman Allah QS. At – Taubah : 28 yang artinya : “ Sesungguhnya
orang – orang musyrik itu najis ( kotor jwa ) “. Ayat ini menjelaskan bahwa
sifat najis tidak hanya melekat pada pakaian saja. Jadi barangsiapa yang tidak
menyucikan hatinya dari kotoran – kotoran jiwa, maka tidak akan mendapat ilmu
agama yang bermanfaat dan pantulan cahaya ilmu.
Ibnu Mas’ud berkata, “ Yang dimaksud ilmu itu bukan
dikarenakan banyaknya riwayat, sebab ilmu adalah cahaya yang ditiupkan Allah
kedalam hati ”.
c. Memakai wewangian.
d. Di sunnahkan bersiwak.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda
: Bersuci itu ada 4 macam : yaitu menggunting kunis, mencukur rambut kemaluan,
menggunting kuku, dan bersiwak ( HR. Al – Bazzar dan Thabarani dari Abi Darda
). Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk membersihkan sisa makanan dari sela
– sela gigi, Nabi SAW mendo’akan mereka agar mendapat rahmat karena mereka
berhati – hati dalam beribadah.
e. Berkonsentrasi dan mempersiapkan peralatan
tulis.
Penuntut ilmu hendaklah selalu beruntung dengan suatu manfaat
setiap waktu untuk meraih keutamaan dan kesempurnaan ilmu dengan cara selalu
siap dengan alat tulis untuk mencatat setiap nilai keilmuan yang didengar dari
seorang guru.Dalam menulis di buku tulis hendaklah mengosongkan bagian pinggir
( margin ), dan selalu siap dengan alat tulis untuk menulis hikmah yang
didengar.
2. Tata Krama di dalam sekolah, antara lain :
a. Duduk tenang, memperhatikan materi pelajaran,
menumbuhkan rasa hormat terhadap guru. Tempat duduk harus menetap,
menghadap ke guru dankalau bisa menghadap kiblat.
Perlu diketahui, untuk didapatkan ilmu yang bermanfaat haruslah
mengagungkan ilmu dan penyandangnya, mengagungkan dan menghormati guru. Seoarng
ulama’ berkata : “ Seseorang berilmu yang bermanfaat pastilah ia menghormati
dan mengagungkan guru (pula ilmu dan orang berilmu) dan seseorang yang gagal
dalam berilmu manfaat pastilah ia meninggalkan sikap perilaku menghormati dan
mengagungkan guru “.
Termasuk menghormati guru adalah tidak berjalan di depan guru,
tidak duduk di tempat duduk guru, tidak mendahului bicara kecuali diijinkan,
tidak banyak bicara di hadapan guru, tidak bertanya sesuatu dalanm keadaan
lelah ( tenaga atau pikiran ), mencari waktu yang memungkinkan dan tidak
mengetok pintu, tetapi bersabar menunggu guru keluar. Walhasil pelajar dituntut
mencari kelonggaran hati guru dan tidak membuat kemarahan guru, pula
melaksanakan perintah guru dalam catatan tidak berupa kemaksiatan, karena
tidaklah diperbolehkan mematuhi makhluk dalam bentuk pendurhakaan kepada Allah
SWT. Termasuk menghormati guru juga diantaranya menghormati putra – putri guru
dan orang – orang yang dalam persambungan dengan guru.
b. Memulai dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar,
dengan berdo’a :
a) Di awali dengan membaca Basmalah dan berdo’a,
sebagai berikut :
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا﴿طه : ١١٤﴾
Artinya :
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
(QS. Thahaa :114)
b) Dan diakhiri dengan membaca Hamdalah,
serta Shalawat Nabi.
c. Memperhatikan terhadap guru, berfikirapa
yang guru sampaikan.
Dengan memperhatikan setiap perkataan dari guru, maka diharapkan ilmu
yang disampaikan oleh guru dalam dipahami dan dihayati. Karena
guru adalah sebagai tempat untuk menimba ilmu.
Penuntut ilmu hendaklah selalu beruntung dengan suatu manfaat setiap waktu
untuk meraih keutamaan dan kesempurnaan ilmu dengan cara selalu siap dengan
alat tulis untuk mencatat setiap nilai keilmuan yang didengar dari seorang
guru. Sebagimana ada kata mutiara yang berbunyi : “ Mendengar maka akan
menghilang dan mencatat maka akan melekat “
3. Tata Krama setelah selesai KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar), antara lain :
a. Muroja’ah, yaitu :mempelajari kembali keterangan
guru yang diajarkan di kelas.
Pelajar hendaklah selalu bersama kirab ( buku ) di setiap keadaan
terutama di kelas untuk ditelaah. Dinyatakan: Orang yang tidak bersama buku
maka hikmah tidak bersemayam di dalam hatinya. Dalam menulis di buku tulis
hendaklah mengosongkan bagian pinggir ( margin ), dan selalu siap dengan alat
tulis untuk menulis hikmah yang didengar.
b. Saat mau masuk kembali, maka buku tersebut
di buka dan dipelajari kembali.
Mempelajari kembali semua ilmu yang telah disampaikan oleh
guru merupakan perkara yang Ma’ruf, karena hal yang
demikian akan dapatmembuka segala memori ingatan kita terutama ilmu
yang telah disampaikan pada hari yang lalu.
Membuka ingatan tentang Ilmu, akan memudahkan kita dalam memahami Ilmu
yang selanjutnya, karena runtutan dari ilmu tersebut akan terlihatjelas dalam ingatan kita.
Sebagaimana dalam firman Allah, QS.Az-Zumar : 9, sebagai berikut
:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ﴿الزمار : ٩﴾
Artinya :
Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran
(Ilmu Pengetahuan).)QS.
Az-Zumar : 9(
4. Tata Krama saat belajar, antara lain :
a. Orang yang mencariIlmu, hendaknya berbudi pekerti
yang baik, agar dinaikkan derajatnya, karena orang yang mencari Ilmu Syara’
adalah benar-benarmenyibukkan dirinya dalam mencari Ilmu Dunia dan
Agama.
Sebagaimana dalam firman Allah, QS.Al-Mujadiilah : 11, sebagaiberikut
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ
لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ﴿المجادله : ١١﴾
Artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara mudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetah uiapa yang kamu kerjakan.”(QS.
Al-Mujadiilah : 11)
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw, sebagai berikut :
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاالْعِلْمِ
وَمَنْ اَرَادَ الْآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا
فَعَلَيْهِ بِهِ
﴿رواه البخارى﴾
Artinya :
“Barangsiapa menghendaki dunia,
maka hendaknya dia berilmu, barangsiapa menghendaki akhirat,
maka hendaknya dia berilmu danbarangsiapa menghendaki keduanya,
maka hendaklah dia berilmu pula”.(HR. Bukhari)
Orang berilmu hendaklah berkarakter kasih
sayang, gemar melakukan kebaikan dan tidak menyimpan rasa iri hati, dimana iri
hati itu berbahaya dan tidak berguna. Penuntut ilmu hendaklah tidak berbantah
atau bersaing, karena demikian akan menghabiskan waktu secara percuma. Syaikh
Muhammad bin Abu Bakar membaca syair dari Syaikh Yusuf Al – Hamadani : “
Biarkan orang dengan perilaku buruknya, jangan dibalas. Keburukan yang
dilakukan yang akan menimpanya “
b. Seorang pelajar harus halal dalam makanan dan pakaian,
serta alat-alat pembelajarannya, untuk menjadikans ebab bersihnya hati,
karena hati sebagaitempat ilmu.
Manusia dituntut untuk makan makanan yang Halalan Thoyyiban dan menjauhi
yang Haram, karena sesuatu yang Halal adalah syaratmudahnya memahami Ilmu.
Sebagaimana dalam firman Allah, QS. Al-Baqoroh : 172, sebagai berikut
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ﴿البقرة : ١٧٢﴾
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik (Halal) yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS.
Al-Baqoroh : 172)
Penuntut ilmu hendaklah tidak makan makanan
pasar bila memungkinkan kerena makanan pasar lebih dekat dengan najis dan
kotor, lebih jauh dari dzikir kepada Allah SWT dan lebih dekat dengan
kelalaian, pula karena sering dilihat orang – orang melarat yang tidak mampu
membeli makamereka sakit hati ( oleh keinginan yang tidak tersalurkan ),
demikian dapat menghilangkan nilai barakah.
Nama : M. Farid Ash Shiddieqi
Kelas : G
Nim : 2021110306
- Nama Majlis Ta’lim : Al-Ikhsan
- Pengasuh/Pembicara : Ust. M. Mutawali
- Hari/Tanggal : 2 – 30 April 2012 (kajian mingguan)
- Waktu : 19.30 (ba’da Isya’)
- Alamat : Pandanarum RT 09 / RW 03 Kec.Tirto Kab. Pekalongan.
- Tema Pengajian : Kajian KitabTanbihul Muta’alim
Lampiran kolom tanda tangan teman sejawat.
Tertanda,
Tertanda,
(Abdul
Hadi)
(M. Lendra)
Tertanda,
Tertanda,
( M.
Farid Ash-shiddiqie
)
( Lusiana Mashitoh )
Tertanda,
Tertanda,
( Anna Irhamna
)
( Riskiyah )