Laman

Jumat, 05 Oktober 2012

sbm F4 : media pembelajaran

sbm F4 : media pembelajaran - word

sbm F4 : media pembelajaran - ppt




MAKALAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
“Media Belajar Mengajar”

Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah         : Strategi Belajar Mengajar (SBM)
Dosen Pengampu : M. Hufron, M.S.I


Disusun Oleh :

1.            ARUM ARIFAH         2021110271
2.            NISFU LAILA            2021110272



TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB 1
PENDAHULUAN


Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak factor yang ikut mempengaruhinya. Salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh factor utama guru. Tugas utama guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
Proses komunikasi tersebut selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan. Pada awalnya manusia hanya mengenal komunikasi melalui suara. Komunikasi ini terjadi ketika face to face saja. Dalam tradisi Yunani misalnya telah menggunakan obor sebagai isyarat, orang Indian menggunakan api unggun supaya asapnya dapat dilihat dari jauh. Setelah itu alat komunikasi itu berubah menjadi wujud mengorek kayu dan memukulnya. Irama pukulan tersebut dapat dijadikan sebagai informasi seperti yang digunakan oleh suku 0 di Ghana.
Dan media sekarang ini yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah media yang berlangsung pada zaman yang pendidikannya sudah maju ini.
Mari kita menyimak dan memahami secara konsen makalah ini, sebelum memulai mempelajari makalah ini mari kita membaca Basmallah terlebih dahulu.
BISMILLAHIRROHIIM…







BAB 2
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN MEDIA BELAJAR MENGAJAR

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.[1]
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu :
(1)     Orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)
(2)     Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)
(3)     Komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)
(4)     Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
(5)     Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.[2]

B.     MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh guru kepada anak didik.
            Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti : globe, grafik, gambar dan lain-lain.
Disamping itu media juga mempunyai fungsi untuk mengatasi kebosanan dan kelahan yang diakibatkan dari penjelasan guru yang sukar di mengerti.
Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain sisi ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Bahan pengajaran yang tinggi tentu sukar diproses anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu. Maka dari itu guru harus memberikan media sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya supaya mudah dipahami.
Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut sekehendak guru. Tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu diperhatikan. Sedangkan yang tidak perlu harus di buang jauh-jauh untuk sementara . Kompetensi guru juga harus dipertimbangkan, apakah mampu atau tidak menggunakan media tersebut, karena jika tidak menguasai media tersebut akan sia-sia.
Dapat dipahami bahwa media adlah alat bantu dalam proses belajar mengajar dan gurulah yang menggunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pembelejaran.
C.    MEDIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Belajar mengajar adalah proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Sumber belajar dapat diterima dimana-mana : di sekolah, di masyarakat, dll.Udin Saripudin dan Winataputra (199;65) mengelompokkan sumber “belajar menjadi lima kategori yaitu : manusia, buku / perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

D.    MACAM-MACAM MEDIA

1.      Dilihat dari Jenisnya
a.       Media Auditif
Media auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
Contoh : radio, cassette recorder, piringan hitam, dll.
b.      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film rangkai, film bingkai foto, lukisan, dll.
c.       Media Audiovisual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis auditif dan visual.
Media ini dibagi ke dalam :
-          Audiovisual Gerak
Media Audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsure suara dan gambar yang bergerak. Seperti : film suara dan video cassette.
-          Audiovisual Diam
Media Audiovisual diam adalah media menampilkan suara dan gambar diam. Seperti : film film bingkai suara diam, cetak suara, dll.

2.      Dilihat dari Daya Ingatnya
a.       Media dengan Gaya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh : Radio dan televisi.
b.      Media dengan Gaya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus.
Contoh : Film layar lebar, saund slide, dll.
c.       Media untuk Pengaran Individual
Media ini penggunannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3.      Dilihat dari Bahan Pembuatannya
a.      Media Sederhana
            Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b.      Media Kompleks
Media ini adalah yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.[3]

E.     PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN dan PENGGUNAAN MEDIA
A.    Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
         1.         Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan yang telah ditetapkan.
         2.         Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dengan memilih media.
         3.         Kondisi Audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
         4.         Ketersediaan media disekolah memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
         5.         Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
         6.         Biaya yang dikeluarkan  dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan apa yang dicapai.[4]

Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik, seorang guru harus memilih salah satu media yang tepat atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
·         Ia sudah merasa akrab dengan media itu
·         Ia merasa bahwa media yang dipilih dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya
·         Media yang dipilih dapat menarik minat dan perhatian siswa.

Selain itu ada beberpa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media, diantaranya:
         1.         Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
         2.         Tepat untuk mendukung isi pelajaran.
         3.         Praktis, luwes dan bertahan.
         4.         Guru tampil menggunakannya.
         5.         Pengelompokan sasaran.
         6.         Mutu teknis.[5]

F.     FUNGSI dan MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

1.      Fungsi Media Pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.
Edgar Dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan kerucut pengalaman (cone of experience). Dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

                                                                                             Abstrak
             Konkrit
Gambar 1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Pada saat ini media pengajaran mempunyai fungsi:
ü  Membantu memudahkan belajar bagi siswa/wahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
ü  Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkret).
ü  Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
ü  Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera laiannya.
ü  Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
ü  Dapat membangkitkan dunia teori dengan relitanya.[6]

Salah satu fungsi utama media pebelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Selain itu media pemmbelajaran juga dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
v  Memotivasi minat atau tindakan;
v  Menyajikan informasi;
v  Memberi instruksi.[7]

2.      Manfaat Media Pembelajaran
Banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan media pembelajaran dalam mengajar  diantaranya:
Ø  Bahan pelajaran akan lebih jelas bagi maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
Ø  Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran didepan kelas yang berbeda secara bergantian.
Ø  Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi melakukan juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemokrasikan dan lain-lain.
Ø  Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Ø  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
Ø  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti: terlalu besar, terlalu kecil, gerak terlalu lambat, gerak terlalu cepat, peristiwa masa lalu, kompleks, konsep yang terlalu luas.[8]

Beberapa hasil penelitian menunjukan dampak positif dari penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:
·         Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
·         Pembelajaran jadi lebih menarik.
·         Pembelajaran menjadi lebihinteraktif.
·         Lama waktu pembelajaran jadi lebih singkat.
·         Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
·         Pembelajaran dapat diberikan kapan saja dan dimanapun.
·         Sikap positif dari para siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
·         Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.[9]

G.    Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar

1.      Pengertian Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Dan lebih dijelaskan lagi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya). Kegiatan pengembangan meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan kegiatan penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi.
Untuk melakukan kegiatan pengembangan media pembelajaran diperlukan prosedur pengembangan. Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah prosedural yang harus ditempuh oleh pengembang agar sampai ke produk yang dispesifikasikan. Prosedur pengembangan media meliputi beberapa tahap, yaitu perencanaan atau penyusunan rancangan media, produksi media, dan evaluasi media.[10]
Sumber lain menyebutkan bahwa pengertian pengembangan media pembelajaran adalah suatu usaha penyusunan progam media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencanaan media. Media yang akan ditampilkan atau digunakan terlebih dahulu direncanakan dan dirancang sesuai dengan kebutuhan lapangan atau siswanya.[11]
2.      Langkah-langkah Pengembangan Media dalam Belajar Mengajar
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian.[12] Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media, Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
·         Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.
·         Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan jelas.
·         Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
·         Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
·         Menulis naskah media.
·         Mengadakan tes dan revisi.[13]

Dalam sumber lain disebutkan ada 6 langkah yang bisa ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media, diantaranya:
v  Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
v  Persiapan guru.
v  Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media.
v  Langkah belajar siswa.
v  Langkah evaluasi pengajaran.[14]
                                                                                 



BAB 3
PENUTUP

            Media sebagai perantara dalam penyampaian materi pembelajaran, sangatlah mewmpunyai peran yang amat penting. Media bisa berperan sebagai alat bantu ataupun sumber belajar dalam proses pembelajaran.

Untuk dapat merasakan manfaatnya, guru dapat mempergunakan dan mengembangkannya dalam proses belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Media dapat dimanfaatkan oleh guru adalah media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran.



















DAFTAR PUSTAKA
  
Ø  Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Ø  Asnawir. Dan Bayirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Ciputat Pres.
Ø  Djamarah, S.B. Dan Aswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ø  Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ø  Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta : Gama Media Yogyakarta.
Ø  Sadiman, A.S., dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Ø  Syah, Darwin. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.





[1]  Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Yogyakarta:  Gama Media Yogyakarta , 2009. Hlm. 100
[2]  Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta,: PT. Rineka Cipta, 1997. Hlm. 242
[3] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2006).hlm.122-126
[4] Asnawir dan Usman M.Basyiruddin, Media Pembelajaran, Jakarta:Ciputat Press,2002, hlm.15-16
[5] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2010) hlm.19.

[6] Asnawir dan Basyiruddin Usman,Op.cit.,hlm.13-25.
[7] Azhar Arsyad, Op.Cit .hlm.19.
[8] Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Gaung Persada Press, 2007, hlm.125-126
[9] Azhar Arsyad, Op.cit.,hlm.21-23.
[11] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Op.cit.,hlm.135.
                                                               
[13] Arief S Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2007),hlm.100.
[14] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit.,hlm.154-155.