Laman

Selasa, 27 Februari 2024

A.3 PengKur PAI H - KURIKULUM SEBAGAI SISTEM: KOMPONEN DESAIN PEMBELAJARAN DAN KOMPONEN EVALUASI PEMBELAJARAN

 MAKALAH 

KURIKULUM SEBAGAI SISTEM: KOMPONEN DESAIN  PEMBELAJARAN DAN KOMPONEN EVALUASI PEMBELAJARAN 

Disusun guna memenuhi tugas 

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI 

Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, Dr., M.S.I 

Disusun oleh: 

Desi Sulista Irwanda (20122009) 

KELAS H 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID  PEKALONGAN  

TAHUN 2024

KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang merupakan Tuhan  semesta alam. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas  makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga shalawat serta salam saya  haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. yang saya nantikan syafaatnya  dihari akhir kelak. 

Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas individu pada mata kuliah  Pengembangan Kurikulum PAI yang membahas tentang “Kurikulum Sebagai  Sistem: Komponen Desain Pembelajaran dan Komponen Evaluasi Pembelajaran”.  Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan baik dalam materi  maupun struktur serta teknik penulisannya. Oleh karena itu, kepada Bapak  Muhammad Hufron, Dr., M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah  Pengembangan Kurikulum PAI ini, saya meminta masukan demi perbaikan  makalah ini dan sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca agar  makalah ini dapat tercipta lebih baik. Semoga makalah yang saya susun ini dapat  memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan memberikan dampak positif  serta dapat menjadikan kontribusi pemikiran kepada para pembaca terutama para  Mahasiswa/i di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 

Pekalongan, 10 Februari 2024 

Penulis

ii 

DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1 C. Tujuan Pembahasan.................................................................................. 2 

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 

A. Apa Pengertian dari Komponen Desain Pembelajaran .............................. 3 B. Apa Saja Komponen Desain Pembelajaran ............................................... 4 C. Apa Pengertian dari Komponen Evaluasi Pembelajaran............................ 6 D. Apa Saja Komponen Evaluasi Pembelajaran............................................. 7 

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10 A. Kesimpulan ............................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

iii 

BAB I  

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran,  kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang merupakan kesatuan  yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proses belajar mengajar termasuk  penguasaan materi yang akan berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tujuan  pembelajaran tercapai atau tidak baru akan terjawab setelah diadakan evaluasi  dengan persyaratan memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran. 

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,  misalnya sebagai disiplin, ilmu, sistem, maupun proses. Sedangkan evaluasi  hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui  tingkat pencapaian atau prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan  pembelajaran. Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan belajar mengajar  dirumuskan sebagai tujuan pembelajaran khusus. 

Pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan  yang menjadikan orang untuk belajar. Orang yang belajar disebut dengan  pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses menjadikan orang  agar mau belajar dan kompeten melalui berbagai pengalaman sehingga, tingkah  lakunya dapat berubah menjadi lebih baik.  

Selain itu, pembelajaran yang efektif menekankan pentingnya belajar  sebagai suatu proses personal. Dimana setiap siswa membangun pengetahuan  dan pengalaman personalnya. Pengetahuan dan pengalaman personal dibangun  oleh setiap siswa melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini  pembelajaran harus mampu mengorientasikan siswa untuk dapat memainkan  perannya dalam kehidupan yang akan datang dengan kemampuan,  pengetahuan, sikap dan berbagai keterampilan yang telah diberikan. 

B. Rumusan Masalah 

1. Apa Pengertian dari Komponen Desain Pembelajaran? 

2. Apa saja Komponen Desain Pembelajaran? 

3. Apa Pengertian dari Komponen Evaluasi Pembelajaran?

4. Apa Saja Komponen Evaluasi Pembelajaran? 

C. Tujuan Pembahasan 

1. Mendeskripsikan Pengertian dari Komponen Desain Pembelajaran 2. Mendeskripsikan Komponen Desain Pembelajaran 

3. Mendeskripsikan Pengertian dari Komponen Evaluasi Pembelajaran 4. Mendeskripsikan Komponen Evaluasi Pembelajaran

BAB II  

PEMBAHASAN 

A. Pengertian dari Komponen Desain Pembelajaran 

Komponen desain pembelajaran adalah pengembangan secara  sistematis dari spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan  pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan  pengembangan ini meliputi segala proses analisis kebutuhan pembelajaran,  tujuan, dan pengembangan sistem untuk mencapai tujuan.1 Desain  pembelajaran merupakan kegiatan memaksimalkan keefektifan, efisiensi dan  hasil pembelajaran dan pengalaman pembelajaran lainnya. Dibagian lain  dijelaskan bahwa desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara  sistematik yang digunakan secara khusus mengenai teori-teori pembelajaran  untuk menjamin kualitas pembelajaran.  

Menurut Gagne (1985), menyatakan bahwa desain pembelajaran  disusun untuk membantu proses belajar peserta didik. Dimana proses belajar  tersebut memiliki tahapan saat ini dan tahapan jangka panjang. Selain itu, berisi  serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk  memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat  internal.2 Sementara menurut Hambaugh menjelaskan tentang desain  pembelajaran sebagai sebuah proses intelektual untuk membantu pendidik  menganalisis kebutuhan peserta didik dan membangun berbagai kemungkinan  untuk merespon kebutuhan tersebut.3 

Sedangkan pengertian pembelajaran merupakan suatu kombinasi  tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan  dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan  

  

1 Qammaddin dan Sulfikar Sallu, “Rancangan Pembelajaran Jaringan Komputer Model  Dick dan Carey Berbasis Manajemen Layanan Information Technology Infrastructure Library”,  (Sulawesi Tenggara: Jurnal Instruksional Universitas Sembilanbelas November, No. 2, Vol. 2,  2021), hlm. 77. 

2 Khanifatul, Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 14. 3 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),  hlm. 67.

tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, slide, film, audio,  video, dan lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan kelas,  perlengkapan audio visual dan juga komputer. Prosedur yang meliputi jadwal  dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.4 

Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa  yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievalusi secara sistematis agar  pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif dan  inovatif. Pembelajaran merupakan suatu yang kompleks artinya segala sesuatu  yang terjadi pada proses pembelajaran harus merupakan suatu yang sangat  berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.5 Pembelajaran juga dapat  dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang  berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang  sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari,  karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang.6 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari komponen  desain pembelajaran adalah suatu pengembangan pembelajaran secara  sistematis guna penyusunan media teknologi komunikasi untuk membantu agar  dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.  Dimana proses ini diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik,  penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan  pembelajaran, merancang tindakan berbasis media dalam membantu terjadinya  transisi, penentuan strategi pembelajaran, sumber belajar, serta penilaian belajar  untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik. Hal ini hanya dapat terjadi  pada siswa yang dipandu oleh guru ataupun komunitas.7 

B. Komponen Desain Pembelajaran 

Dalam desain pembelajaran terdapat komponen utama yang bersifat  integral. Dimana saling berhubungan dan harus ada dalam pelaksanaan proses  

  

4 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 57. 5 Udin Syaefuddin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 124. 6 Miftakhul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 2-3. 

7 Uwes Anis Chaeruman dan Cecep Kustandi, Belajar, Pembelajaran, dan Desain  Pembelajaran, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2021), hlm. 33.

pembelajaran. Agar tujuan dari proses pembelajaran itu tercapai, maka semua  komponen harus diorganisir sehingga komponen itu tetap terjadi kerja sama  yang baik.8 Berikut komponen utama desain pembelajaran, antara lain: 1. Peserta Didik 

Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam  proses pendidikan formal. Tidak ada peserta didik, tidak ada dosen atau  pengajar. Peserta didik dapat belajar tanpa adanya dosen. Sebaliknya, dosen  tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik karena kehadiran peserta  didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal dan menuntun  interaksi antara pendidik dan peserta didik. Didalam proses belajar  mengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki  tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Peserta didik  merupakan mahasiswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran pada  suatu universitas.9 

2. Tujuan Pembelajaran  

Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah untuk  meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta  keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.  Selain itu juga merupakan penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh  peserta didik. 

3. Pengalaman Belajar 

Dalam proses pembelajaran, dosen harus mampu menciptakan  kondisi yang merupakan pengalaman belajar yang dirancang agar  mahasiswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengalaman  belajar tersebut harus dapat mendorong mahasiswa/i untuk aktif didalam  belajar baik secara fisik maupun nonfisik.10 

4. Pembelajaran  

  

8 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas  yang Kondusif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 26. 

9 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 1. 10 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan…, hlm. 26.

Pembelajaran (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui  meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat. 5. Analisis Pembelajaran 

Analisis pembelajaran merupakan proses menganalisis topik atau  materi yang akan dipelajari. 

6. Strategi Pembelajaran  

Strategi pembelajaran dapat dilakukan secara makro dalam kurun  satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Dimana  bahan ajar merupakan format materi yang akan diberikan kepada peserta  didik. 

7. Sumber Belajar 

Sumber belajar adalah sumber-sumber yang dapat diakses untuk  memperoleh materi yang akan dipelajari. 

8. Penilaian Belajar  

Penilaian belajar membahas tentang pengukuran kemampuan atau  kompetensi yang sudah dikuasai atau belum oleh peserta didik.11 C. Pengertian Komponen Evaluasi Pembelajaran 

Kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar sangat penting dan  tidak dapat dipisahkan. Dimana evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan  yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,  penjaminan, dan penetapan kualitas berbagai komponen pembelajaran. Hal ini  berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk  pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. 

Selain itu, evaluasi adalah salah satu fungsi dalam manajemen  pembelajaran dari fungsi-fungsi manajemen pembelajaran lainnya. Bahkan  evaluasi termasuk tugas utama seorang guru ketika dalam membuat rancangan  pembelajaran. Tugas seorang guru sebagai perancang sistem dalam konteks  

  

11 Bunga Mulyahati dan Ronald Fransyaigu, “Desain Inkuiri Moral dalam Pembentukan  Karakter Nasionalis Siswa SD”, (Aceh: Dwija Cendekia: Jurnal Riset Pedagogik Universitas  Samudra, No. 2, Vol. 2, 2018), hlm. 14.

pembelajaran, yakni mengorganisir orang-orang, material, dan prosedur prosedur agar siswa dapat belajar secara efisien.12 

Pengertian evaluasi pembelajaran itu sendiri merupakan inti bahasan  evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses  belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran termasuk kegiatan evaluasi yang  dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa.  Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak dapat  dipisahkan dari kegiatan mengajar karena melalui evaluasi seorang guru akan  mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil belajar. Selain itu, guru juga  akan mendapatkan informasi tentang materi yang ia gunakan apakah dapat  diterima oleh para siswa atau tidak.13 

Evaluasi pembelajaran itu dilakukan oleh guru untuk mengukur sejauh  mana tingkat penguasaan atau pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik  selama mengikuti proses pembelajaran. Guru melakukan penilaian terlebih  dahulu terhadap proses pembelajaran tersebut. Kemudian, hasil penilaian  pembelajaran tersebut akan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan tujuan dari  pembelajaran tersebut ataukah belum.14 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komponen evaluasi  pembelajaran adalah suatu upaya untuk menggali informasi tentang sampai  sejauh mana keberhasilan pembelajaran itu tercapai pada diri peserta didik dan  juga pendidik. Sehingga, akan ada perbaikan yang diperlukan untuk dapat mengembangkan konsep pembelajaran atau pegajaran yang efektif dan efisien.  Oleh sebab itu, tujuan pembelajaran itu dapat tercapai dan hal ini secara tidak  langsung akan mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri.15 

D. Komponen Evaluasi Pembelajaran 

  

12 Sagaf S. Pettalongi, “Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran”, (Palu: Ta’diebJurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan STAIN Datokarama Palu, No. 6, Vol. 11, April September 2009), hlm. 1. 

13 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,  2008), hlm. 5. 

14 RD. Brinkerhoff, Program Evaluation a Practitioner’s Guide for Trainers and  Educators, (Western Michigan: Kluwer-Nijhoff, 1986), hlm. 9. 

15 Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), (Yogyakarta: UNY Press,  2020), hlm. 67-68.

Secara umum ruang lingkup evaluasi pendidikan dan pembelajaran  dapat dilihat dari ruang lingkup proses pendidikan sebagai suatu sistem.  Menurut Anas Sujono (2003), ruang lingkup evaluasi pembelajaran mencakup  tiga komponen utama, antara lain: 

1. Evaluasi Program Pembelajaran 

Evaluasi terhadap program pembelajaran mencakup tiga hal, yakni  evaluasi terhadap tujuan pembelajaran, evaluasi terhadap isi program  pembelajaran, dan evaluasi terhadap strategi pembelajaran. 

2. Evaluasi Proses Pembelajaran, antara lain: 

a. Evaluasi kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung  dengan garis-garis besar program pembelajaran yang telah ditentukan; b. Evaluasi terhadap kesiapan guru dalam melaksanakan program  pembelajaran; 

c. Evaluasi terhadap kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses  pembelajaran; 

d. Evaluasi terhadap minat atau perhatian peserta didik didalam mengikuti  pelajaran; 

e. Evaluasi terhadap keaktifan atau partisipasi peserta didik selama proses  pembelajaran berlangsung; 

f. Evaluasi terhadap program peranan bimbingan dan penyuluhan  terhadap peserta didik yang memerlukannya; 

g. Evaluasi terhadap komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik  selama proses pembelajaran berlangsung; 

h. Evaluasi terhadap pemberian tugas-tugas kepada peserta didik dalam  rangka penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas; 

i. Evaluasi terhadap pemberian dorongan atau motivasi terhadap peserta  didik; serta 

j. Evaluasi terhadap upaya menghilangkan dampak negative yang timbul  sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah. 3. Evaluasi Hasil Pembelajaran, antara lain:

a.) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program  pembelajaran; serta 

b.) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan tujuan umum pembelajaran.16 

  

16 Sagaf S. Pettalongi, “Evaluasi dalam Pendidikan…, hlm. 5-6.

BAB III  

PENUTUP 

A. Kesimpulan 

Komponen desain pembelajaran adalah pengembangan secara  sistematis dari spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan  pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan  pengembangan ini meliputi segala proses analisis kebutuhan pembelajaran,  tujuan, dan pengembangan sistem untuk mencapai tujuan. Dimana Komponen  utama desain pembelajaran dalam proses ini dengan menganalisis kebutuhan  peserta didik, penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan  tujuan pembelajaran, merancang tindakan berbasis media dalam membantu  terjadinya transisi, penentuan strategi pembelajaran, sumber belajar, serta  penilaian belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik. 

Komponen evaluasi pembelajaran adalah suatu upaya untuk menggali  informasi tentang sampai sejauh mana keberhasilan pembelajaran itu tercapai  pada diri peserta didik dan juga pendidik. Sehingga, akan ada perbaikan yang  diperlukan untuk dapat mengembangkan konsep pembelajaran atau pegajaran  yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran itu dapat tercapai  dan hal ini secara tidak langsung akan mewujudkan tujuan dari pendidikan itu  sendiri. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran mencakup tiga komponen utama,  yakni evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan  evaluasi hasil pembelajaran.

10 

DAFTAR PUSTAKA 

Brinkerhoff, RD. 1986. Program Evaluation a Practitioner’s Guide for Trainers  and Educators. Western Michigan: Kluwer-Nijhoff. 

Chaeruman, Uwes Anis dan Cecep Kustandi. 2021. Belajar, Pembelajaran, dan  Desain Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Haryanto. 2020. Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). Yogyakarta:  UNY Press. 

Huda, Miftakhul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar. 

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.  Mulyahati, Bunga dan Ronald Fransyaigu. 2018. “Desain Inkuiri Moral dalam  Pembentukan Karakter Nasionalis Siswa SD”. Aceh: Dwija CendekiaJurnal Riset Pedagogik Universitas Samudra, No. 2, 2. 

Pettalongi, Sagaf S. 2009. “Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran”. Palu:  Ta’dieb: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan STAIN Datokarama  Palu, No. 6, April-September, 11. 

Qammaddin dan Sulfikar Sallu. 2021. “Rancangan Pembelajaran Jaringan  Komputer Model Dick dan Carey Berbasis Manajemen Layanan  Information Technology Infrastructure Library”. Sulawesi Tenggara:  Jurnal Instruksional Universitas Sembilanbelas November, No. 2, 2. 

Sa’ud, Udin Syaefuddin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:  Kencana. 

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi  Aksara. 

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk  Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

11 


A.2 PengKur PAI H - KURIKULUM SEBAGAI SISTEM : KOMPONEN MATERI PEMBELAJARAN DAN KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN

 KURIKULUM SEBAGAI SISTEM : KOMPONEN MATERI PEMBELAJARAN DAN KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN 

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI Dosen pengampu : Dr. Muhammad Hufron, M. S. I 

Disusun Oleh Kelompok 1 : 

1. Laili Nur Azizah (20122008) 

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI H 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN 

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN TAHUN 2024

KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada. kita semua sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umat yang menerima syafaatnya di hari akhir kelak aamiin. Dalam kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah yang berjudul “Kurikulum Sebagai Sistem: Komponen Materi Pembelajaran dan Komponen Strategi Pembelajaran”. 

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kami sebagai penyusun mohon saran serta kritikan kepada para pembaca agar kesalahan dalam makalah ini dapat diperbaiki. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. 

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh. 

Pekalongan, 10 Februari 2024 

Pemakalah 

2

DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4 

A. Latar Belakang..............................................................................................4 B. Rumusan Masalah.........................................................................................4 C. Tujuan........................................................................................................... 4 

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5 A. Komponen Materi Pembelajaran.................................................................. 5 B. Komponen Strategi Pembelajaran.................................................................9 

BAB III PENUTUP..............................................................................................14 A. KESIMPULAN......................................................................................... 14 B. SARAN.......................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15 

3

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Kurikulum merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan. Sistem ini terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait satu sama lain, termasuk komponen materi pembelajaran dan komponen strategi pembelajaran. Komponen materi pembelajaran meliputi tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, peserta didik/siswa, dan guru. Sedangkan komponen strategi pembelajaran meliputi kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan evaluasi. 

B. Rumusan Masalah 

1. Bagaimana komponen materi pembelajaran ? 

2. Bagaimana komponen strategi pembelajaran ? 

C. Tujuan 

1. Dapat mengetahui komponen materi pembelajaran. 

2. Dapat mengetahui komponen strategi pembelajaran 

4

BAB II 

PEMBAHASAN 

A. Komponen Materi Pembelajaran 

Hendiyat Soetopo dalam Sukiman berpendapat bahwa, materi atau isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Komponen Isi atau materi pelajaran, kurikulum merupakan komponen yang berhubungan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.1 

Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Jadi ia berdasarkan kriteria apakah suatu bidang studi menopang tujuan institusional atau tidak. Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan yang dikembangkan. 

Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: 

1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. 

1 Henni Sukmawati,"Komponen-komponen Kurikulum Dalam Sistem Pembelajaran",(Makassar:Ash-Shahabah,No.1,VII,2021),hal.66. 

5

2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. 

3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. 

4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. 

5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. 

6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. 7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. 

8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. 

9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. 

10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. 

Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi. Materi pembelajaran atau 

6

kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif. 

Dengan melihat pemaparan di atas, tampak bahwa dilihat dari filsafat yang melandasi pengembangam kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan materi pembelajaran,. Namun dalam implementasinya sangat sulit untuk menentukan materi pembelajaran yang beranjak hanya dari satu filsafat tertentu., maka dalam prakteknya cenderung digunakan secara eklektik dan fleksibel.2 

Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut : 

1. Sahih (valid); dalam arti materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Di samping itu, juga materi yang diberikan merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan. 

2. Tingkat kepentingan; materi yang dipilih benar-benar diperlukan peserta didik. Mengapa dan sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari. 

3. Kebermaknaan; materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 

2 Lismina, Pengembangan Kurikulum,(Ponorogo:Uwais Inspirasi Indonesia,2017),hal.14-17. 7

4. Layak dipelajari; materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat. 

5. Menarik minat; materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka. 

Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukmadinata mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran, yaitu:3 

1. Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu. 

2. Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab-akibat. 

3. Sekuens struktural; susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi. 

4. Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa. 

5. Sekuens spiral; susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian 

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2010),hal.21. 

8

dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks. 

6. Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut: 

a. pembatasan masalah; 

b. penyusunan hipotesis; 

c. pengumpulan data; 

d. pengujian hipotesis; 

e. interpretasi hasil tes. 

7. Dalam mengajarnya, guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat interpretasi hasilnya (e). Pada kesempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya. 

8. Sekuens berdasarkan hierarki belajar; prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula- mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan perilaku terakhir. 

B. Komponen Strategi Pembelajaran 

Strategi atau metode adalah komponen yang mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain tanpa dapat diimplementasikan. Melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik 

9

peran fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.4 Komponen strategi berhubungan tentang bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah/madrasah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masih dalam taraf niat harapan/rencana yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh sebab itu komponen strategi pelaksanaannya memegang peranan penting. Bagaimanapun baiknya kurikulum sebagai rencana, tanpa dapat diwujudkan pelaksanaannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni: 

1. Tingkat dan jenjang pendidikan 

2. Proses belajar mengajar 

3. Bimbingan penyuluhan 

4. Administrasi supervisi 

5. Sarana kurikuler 

6. Evaluasi atau penilaian. 

Pada uraian selanjutnya akan difokuskan pembahasannya pada proses belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran. Hal ini karena kegiatan ini merupakan kegiatan utama pada strategi pelaksanaan kurikulum. 

Dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual,-sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses 

4 Henni Sukmawati,"Komponen-komponen Kurikulum Dalam…",hal.67. 

10

pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual. 

Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok. 

Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti: pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya. 

Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal. 

Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menel menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi 

11

tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri. 

Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.5 

Dalam praktik implementasi kurikulum sekolah sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia selama ini, setidaknya dapat diidentifikasi dua kelompok strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) (TCL) dan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) (SCL). Masing-masing strategi tersebut memiliki karakter yang berbeda TCL memiliki karakteristik sebagai berikut:6 

1. Lebih menekankan pada lebih menekankan pada penguasaan. 

5 Lismina, Pengembangan Kurikulum,hal.19-22. 

6 Henni Sukmawati,"Komponen-komponen Kurikulum Dalam…",hal.67-68. 12

2. Biasanya memanfaatkan media tunggal. 

3. Fungsi dosen atau pengajar sebagai pemberi informasi utama dan evaluator. 

4. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara terpisah. 5. Menekankan pada jawaban yang benar saja. 

6. Sesuai untuk mengembangkan ilmu dalam satu disiplin ilmu saja. 7. Iklim belajar lebih individualis dan kompetitif. 

8. Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran. 9. Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran. 

10. Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran. 

11. Penekanan pada bagaimana cara dosen melakukan pembelajaran. Strategi SCL memiliki karakteristik sebagai berikut: 

1. Mahasiswa secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan 2. Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam pengembangan karakter mahasiswa 

3. Memanfaatkan banyak media 

4. Sebagai fasilitator dan evaluator 

5. Sesuai untuk pengembangan ilmu dan cara pendekatan interdisipliner 

6. Iklim yang dikembangkan lebih bersifat kolaboratif 

7. Mahasiswa dan dosen belajar bersama di dalam mengembangkan pengetahuan 

8. Mahasiswa dapat belajar tidak hanya dari perkuliahan saja tetapi dapat menggunakan berbagai jenis kegiatan. 

Terdapat beragam metode pembelajaran untuk scl diantaranya adalah small group, roleplay, case study, discovery learning, contextual instruction (CI), project based learning (PJBL), problem based learning dan Inquiry (PBL). 

13

BAB III 

PENUTUP 

A. KESIMPULAN 

Komponen Isi atau materi pelajaran, kurikulum merupakan komponen yang berhubungan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Jadi ia berdasarkan kriteria apakah suatu bidang studi menopang tujuan institusional atau tidak. 

Strategi atau metode adalah komponen yang mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain tanpa dapat diimplementasikan. Melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 

B. SARAN 

Dari tugas makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis selalu menerima saran dari pembaca. Supaya kami bisa belajar membuat karya tulis ilmiah yang lebih baik dan lebih bagus lagi untuk kedepannya. 

14

DAFTAR PUSTAKA 

Lismina. 2017. Pengembangan Kurikulum. Ponorogo: Penerbit Uwais Inspirasi Indonesia. 

Sukmadinata, Nana Syaodih.. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya. 

Sukmawati, Henni. 2021 "Komponen-komponen Kurikulum Dalam Sistem Pembelajaran". Jurnal Ash-Shahabah. No.1. Vol. VII 

15