Laman

Kamis, 23 Februari 2012

kelas D makalah 2 : MEMPERLUAS TEMA KAJIAN DI MASJID



MAKALAH HADITS 8

MEMPERLUAS TEMA KAJIAN DI MASJID

Disusun Guna Memenuhi Tugas:
      Mata Kuliah                                 :  Hadits Tarbawi II
      Dosen Pengampu                      :  M. Hufron, M.S.I
              


 









Disusun Oleh  :
Arini Kamalia
202 111 0150
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012



HADIST 8
MEMPERLUAS TEMA KAJIAN DI MASJID
A.    PENDAHULUAN
Secara etimologis, Masjid diambil dari kata dasar sujud yang berarti ta’at, patuh, tunduk dengan penuh rasa hormat dan takzim. Mengingat akar katanya bermakna tempat melakukan segala aktivitas ( tidak hanya sholat ) sebagai manifestasi dari ketaatan kepada Allah semata.
Masjid telah mendampingi kehidupan Islam , maka dari itu masjid telah didirikan semenjak lahirnya Islam dan Ia merupakan sentral kehidupan batin, otak dan politik kerajaan diseluruh pelosok bumi Islam. Dengan demikian pula telah digunakan sebagai tempat pengadilan dan tempat bermusyawarah untuk bertukar pendapat dan untuk mengurus persoalan-persoalan umum , karena orang-orang Islam tidak memisahkan diantara urusan-urusan agama mereka. Dari karena itu masjid mempunyai hubungan yang erat dengan segala segi kehidupan Islam dalam bentuk materi dan ma’nawi.



















B.     TEKS HADITS


عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ : جَالَسْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ مَرَّةٍ في المسجد يجلس أَصْحَابُهُ يَتَنَاشَدُونَ الشِّعْرَ وَ فَرُبَّمَا يَتَذَاكَرُونَ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فتَبَسَّمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُم[1]

C.     TERJEMAH HADITS
Dari Jabir bin Samurah berkata : Saya duduk bersama Rosulullah SAW ratusan kali di masjid, Beliau duduk dengan para sahabat, mereka menyanyikan syair dan barangkali mereka mengingat kejadian masa jahiliyah , maka Nabi SAW tersenyum bersama mereka.


D.    MUFRODAT
Arti
Teks
Dari Jabir bin samurah berkata: Saya duduk

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَجَالَسْتُ
Bersama Rosulullah SAW
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ratusan kali
أَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ مَرَّةٍ
Beliau duduk bersama para sahabat
يجلس أَصْحَابُهُ
mereka menyanyikan syair
يَتَنَاشَدُونَ الشِّعْرَ
dan barangkali mereka mengingat kejadian masa jahiliyah
فَرُبَّمَا يَتَذَاكَرُونَ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ
 maka Nabi SAW tersenyum bersama mereka.                                          
فتَبَسَّمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُم


E.     BIOGRAFI PEROWI
Jabir bin Samurah nama lengkapnya ialah Jabir bin samurah bin janadah As-sawai Al Madani, lahir diKuffah berdomisili dikota Madinah dan meninggal dunia disana pada tahun 74H, Beliau wafat pada masa Kholifah Abdul Malik bin Marwan.
Ibunya bernama Kholidah binti Abu Waqqas, Saudara kandungnya Saad dan Utbah. Seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pada ahir hayatnya beliau mengalami kebutaan dan sempat meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi Muhammad SAW.

F.      SYARAH HADITS

قَوْلُهُ : ( يَتَنَاشَدُونَ الشِّعْرَ ) أَيْ يَنْشُدُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا ( وَيَتَذَاكَرُونَ أَشْيَاءَ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ إِلَخْ) وَفِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ وَكَانُوا يَتَحَدَّ ثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . وَمِنْ جُمْلَةِ مَا يَتَحَدَّثُونَ بِهِ أَنَّهُ قَالَ وَاحِدٌ مَا نَفَعَ أَحَدًا صَنَمُهُ مِثْلُ مَا نَفَعَنِي ، قَالُوا كَيْفَ هَذَا ؟ قَالَ صَنَعْته مِنْ الْحَيْسِ فَجَاءَ الْقَحْطُ فَكُنْت آكُلُهُ يَوْمًا فَيَوْمًا . وَقَالَ آخَرُ : رَأَيْت ثَعْلَبَيْنِ جَاءَا وَصَعِدَا فَوْقَ رَأْسِ صَنَمٍ لِي وَبَالَا عَلَيْه[2]

(Mereka menyanyikan syair-syair) yaitu bernyanyi satu sama lain (dan mengingat kejadian-kejadian pada masa jahiliyah) didalam riwayat muslim mereka berbincang-bincang dan kemudian mereka mengambil pelajaran didalam kejadian itu kemudian  mereka tertawa dan Rasulullah tersenyum. Dan diantara hal-hal yang dibicarakan adalah ketika seseorang berkata seseorang ada yang memanfaatkan berhala seperti apa yang aku manfaatkan mereka berkata bagaimana maksudnya ini kemudian orang itu menjawab: ada berhala yang dibuat dari bahan makanan, ketika datang musim kemarau aku memakannya berhari-hari . kemudian seseorang yang lain berkata saya melihat seseorang meletakkan kaleng diatas  kepala berhala, kemudian saya mengencingi kaleng itu.

G.    ASPEK TARBAWI
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil beberapa aspek tarbawi terkait kajian peranan dan fungsi masjid, Masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang tertua dalam islam, Pembangunannya telah dimulai sejak lahirnya Islam dan tersebar keseluruh negeri Arab bersamaan dengan bertebarnya Islam diberbagai pelosok negeri, didalam masjid inilah dimulai mengerjakan Al-Qur’an dan dasar-dasar agama islam pada masa Rosulullah. Disamping tugasnya yang utama sebagai tempat untuk menunaikan sembahyang dan beribadat.
Masjid berfungsi sebagai sekolah menengah dan perguruan tinggi dalam waktu yang sama, Sebenarnya masjid pertama kali merupakan tempat untuk pendidikan dasar, akan tetapi orang-orang Islam berpendapat bahwa lebih baik memisahkan pendidikan anak-anak pada tempat tertentu, demi menjaga kehormatan masjid dari keributan anak-anak dan karena mereka belum mampu menjaga kebersihan.[3]
Sementara itu dari segi peran dan fungsinya, Masjid pada masa sahabat tidak mengalami perubahan atau pergeseran, masih tetap seperti pada masa Rosulullah. Secara garis besarnya masjid masih  memiliki dua fungsi: Pertama, Funsi keagamaan, sebagai pusat atau tempat beribadatan seperti sholat, dzikir, do’a dan i’tikaf.
Kedua, Fungsi sosial, sebagai pusat pembinaan, pendidikan, pengajaran umat Islam. Termasuk dalam fungsi yang kedua ini, masjid pada masa sahabat, juga digunakan sebagai pusat administrasi pemerintahan, tempat konsultasi dan komunikasi masalah-masalah keumatan, tempat pengobatan korban perang, tempat perdamaian danpenyelesaian persengketaan, tempat permusyawaratan keagamaan, dan tempat penerimaan tamu negara.
Masuk ke masjid untuk belajar saja, dengan maksud untuk bersembahyang, maksudnya ialah belajar disitu tidak terkait sesuatu syaratpun, setiap orang berhak untuk mendengar pelajaran yang diberikan disitu, selama ia mempunyai keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk memahaminya. Belajar disitu tidak terikat dengan umur, jenis kelamin atau keahlian, tidak menghendaki uang dan pangkat.[4]





















PENUTUP

Secara ringkas belajar di masjid memperlihatkan kepada kita keistimewaan-keistimewaan dan prinsip-prinsip yang penting dalam pendidikan Islam, yaitu demokrasi, kesederhanaan, kesempatan yang sama, bebas untuk mencapai tujuan, mempunyai hubungan dan keharmonisan diantara kepentingan hidup dunia dan akhirat.
Jadi masjid bukan saja sebagai tempat ibadat, tetapi juga tempat memperbaiki urusan-urusan dunia dan akhirat manusia.






































H.    DAFTAR PUSTAKA

1.      Kitab Sunan Attirmidzi. Juz 10.
2.      Kitab Tuhfatul Ahwadhi. Juz 7.
3.      Fahmi, Asma Hasan. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
4.      http://gs. server. com


[1] Sunan Attirmidzi. Juz 10 halaman 70.
[2] Kitab Tuhfatul Ahwadhi. Juz 7 halaman 169.

[3] Dr. Asma Hasan Fahmi. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

[4] http://gs. server. com

14 komentar:

  1. Nama : Selly monika
    nim : 2021110179
    kls : d

    masjid sebagai tempat konsultasi dan komunikasi masalah-masalah keumatan,tolong berikan contoh masalah keumatan seperti apa yang terjadi pada masa sahabat itu?

    BalasHapus
  2. maaf saya baru bisa jawab,mungkin saya bisa contohkan yaitu pada waktu kekholifahan Abu Bakar assidiq,disini beliau mempunyai tugas yaitu para umat yang tidak mau membayar zakat,kemudian umat Nabi Muhammad saw setelah sepeninggal beliau meragukan keislamannya dan kemudian keluar dari islam,dan para umat yang mengaku nabi palsu.
    selanjutnya adalah pemilihan kholifah / pembaitan kholifah.

    BalasHapus
  3. Nama : Asmaul fauziah
    Kelas: D
    Nim : 2021110165

    *masjid pertama kali di bangun itu dimana?

    *bagaimana pendapat anda dengan fenomena sekarang yang membangun masjid dengan megah namun jamaahnya sedikit dan bukankah rasulullah itu mengajarkan kesederhanaan dan tidak berlebihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan mbak.asmaul fauziah
      setahu saya masjid yang pertama kali dibangun Rosul adalah masjid Quba.
      mengenai masjid yang dibangun dengan megah dan sedikit jamaahnya,menurut saya membangun masjid dengan megah itu tidak apa-apa dengan alasan bisa menarik para jamaah untuk beribadah karena melihat kondisi masjid yang nyaman,jika masjidnya luas juga bisa untuk banyak orang yang berjamaah,akan tetapi masjid megah yang sedikit jamaahnya itu kalaupun sudah terlanjur dibangun mungkin bisa dialih fungsikan sebagai sarana pendidikan seperti madrasah,ataupun bisa untuk sarana diskusi yang bermanfaat.

      Hapus
  4. Nama: Ainiyatun Nihlah
    Kelas: D
    NIM: 2021110157
    prinsip-prinsip yang penting dalam pendidikan Islam, yaitu demokrasi, kesederhanaan, kesempatan yang sama, bebas untuk mencapai tujuan, mempunyai hubungan dan keharmonisan diantara kepentingan hidup dunia dan akhirat. Maksudnya bagaimana??????

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya dari kesederhanaan disini dari segi sarana prasarana menyesuaikan dengan keadaan masjid itu sendiri,domokrasi dan kesempatan yang sama itu satu arti dimana dalam diskusi orang-orang yang berdiskusi mempunyai kesempatan yang sama dalam mengutarakan pendapat unutuk mencapai sebuah tujuan. dan dalam forum ini dapat menjalin talisilaturohim dan hubungan kekerabatan yang harmonis.

      Hapus
  5. Muhammad Nursalam
    2021110182
    D
    Tolong contohkan pengaplikasian fungsi masjid yg anda tampilkan dalam makalah dengan realitas yg terjadi di masyarakat Indonesia...!
    trims.

    BalasHapus
    Balasan
    1. contohnya didesa saya yang masih menggunakan masjid sebagai sarana belajar mengajar seperti mengaji yang dilakukan pada malam hari dan TPQ pada sore hari,dan masalah-masalah keumatan mungkin kalau dimasa sekarang itu bisa saya contohkan dengan berjamaah dimasjid itu bisa menjalin ukhuwah islamiah dimana orang-orang yang jarang bertemu ketika berjamaah bisa bertemu dan mendiskusikan masalah-masalah ringan yang belum diketahui orang yang sibuk tersebut.

      Hapus
    2. "Fungsi sosial, sebagai pusat pembinaan, pendidikan, pengajaran umat Islam."
      dari cuplikan makalah anda di atas,tolong jelaskan contoh dari:
      1.Pusat pembinaan
      2.Pendidikan
      3.Pengajaran umat
      tolong d.jelaskan contoh dari ke-3 pengaplikasian masjid di atas,trims

      Hapus
    3. Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab "Tarbiyah" dengan kata kerjanya "Robba" yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara. [5] Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. [6]
      pendidikan bukan hanya bersifat formal saja, tetapi mencakup juga non formal. Dengan demikian, pendidikan adalah :
      Aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadi rohani (pikir, rasa, karsa dan budi nurani) dengan jasmani (panca indera serta ketrampilan-keterampilan)
      Lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, system dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan negara[7]
      Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
      Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis.[8]

      bisa diBaca Selengkapnya di : SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM | AF Sahabat Artikel, saya rasa cuplikan diatas dapat menjawab pertanyaan anda.

      Hapus
  6. nama : ALi mUbarok
    nim : 2021110145
    kelas : D (E)

    memperluas kajian tema masjid,
    yang mejadi pertanyaan saya seberapa luas kajian tema yang bisa diterapkan dalam masjid ?

    apakah sah jika kajian politik berlangsung dimasjid?
    kenapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. seluas mungkin selagi hal itu bersifat baik, bermanfaat, bernilai ilmu dan ibadah sebagai contoh sebagai sarana pengajian,madrasah,musyawaroh,silaturohim dan sebagainya.
      masalah sah atau tidaknya tidak menjadi masalah,tapi yang menjadi masalah yaitu pembahasan didalamnya. biasanya politik membahasnya bersifat keduniaan saja dan lebih bertujuan untuk keuntungan materi baik untuk dirinya sendiri maupun kelompok dalam politik tersebut. dan bila membahas politik dimasjid hal yang demikian kurang etis dan kurang beradab sebaiknya mencari tempat lain selain dimasjid.

      Hapus
  7. nama:maela risqiyani
    nim:2021110144
    kelas D
    bagaimana mnurut anda mengenai perkembangan pengfungsian masjid dari zaman ke zaman?kejanggalan2 yg dihadapi dari berkmbangnya masjid apa saja menurut anda? trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. pada zaman rosul masjid masih difungsikan sebagai pusat pendidikan tapi mulai kesini fungsi masjid kembali pada fungsi awal yaitu sebagai tempat ibadah,karena pada saat digunakan untuk pusat pendidikan itu takut mengganggu orang-orang yang sedang beribadah.
      menurut saya kejanggalan-kejanggalan yang dihadapi dari berkembangnya masjid,diantaranya:
      1. jamaahnya kurang kordinasi
      2. kurang terpenuhinya fasilitas (sarana dan prasarana)
      3. ada oknum tertentu yang kurang mendukung akan adanya masjid tersebut
      4. kurang mendapatkan perhatian "stakeholder"(pemerintah)
      5. kurang kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi masjid baik dari fungsinya maupun tujuannya.

      Hapus