Laman

Sabtu, 17 Maret 2012

B6-35 Mausufah Khasanah: KLASIFIKASI ILMU PENGETAUAN ALAM RAYA “FISIKA”


MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAUAN ALAM RAYA
“FISIKA”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah                   : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu           : Muhammad Hufron, M.S.I





                                               

Disusun oleh:
Mausufah Hasanah
2021110080
B

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN

Mengungkapkan suatu persoalan dengan perumpamaan seringkali dikemukakan oleh Rasulullah SAW. Sehingga persolan itu menjadi begitu jelas dan mudah dipahami oleh para sahabat dan kaum muslimin.
Diantara perumpamaan seorang mukmin yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW salah satunya adalah perumpamaan seorang mukmin seperti emas, yang mana hal itu akan saya singgung dalam makalah ini.
















PEMBAHASAN
Hadits no. 35 (fisika)

A.    Materi Hadits
عَنْ عَبْدُا اللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ{...وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنظء الذَّهَبِ نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا فَلَمْ تَغَيَّرَ وَلَمْ تَنْقُصْ...} (رواه أحمد فى المسند,مسند المكثرين من الصحابة, مسند عبد الله بن عمروبن العاص).[1]                                                                        

B.     Terjemah Hadits
Dari Abdullah bin Umar bin Ash menceritakan kepadaku, bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: Demi dzat yang jiwa Muhammad barada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti sepotong emas. Pemiliknya menipunya namun emas itu tidak berubah dan tidak berkurang. (HR.Ahmad)[2]

C.    Mufrodat
Indonesia
Arab
Demi
وَ
Dzat
الَّذي
Jiwa
نَفْسُ
Perumpamaan
مَثَلَ
Seperti
لَكَمَثَلِ
Sepotong
الْقِطْعَةِ
Emas
الذَّهَبِ
Meniup
نَفَعَ
Pemilik
صَاحِبُ
Berubah
تَغَيَّرْ
Berkurang
تَنْقُصْ



D.    Biografi Perowi
Abdullah bin Amr bin Ash
Ada yang mengatakan bahwa namanya Al-Ash lahir pada tahun 612M sampai 693 M. dan wafat pada usia 72 tahun yang bertepatan dengan tahun 63 H. ketika beliau masuk Islam namanya diganti oleh nabi dengan Abdullah. Gelar beliau adalah Abu Muhammad dan ada pula yang mengatakan Abdurrahman atau Abu Nushair Al-Quraisy Ash Sahmi.
Beliau dikenal sangat rajin membaca Al- Qur’an dan beribadah baik sholat malam maupun puasa. Abdullah bin Amr sangat memperhatikan Al-Qur’an. Setiap turun ayat dia hafalkan dan difahaminya hingga dia hadal keseluruhan. Beliau memang dikaruniai akal yang cerdas, semangat dalam mencari ilmu dan tekun menulis.
Jumlah hadits yang diriwayatkan oleh beliau mencapai 700 hadits. Ia meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Mu’adz bin Jabal, Abdurrahman bin Auf dan lain-lain. Sedangkan yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar. Saab bin Al-Musayyab, Thowus dan Ikrimah.[3]





E.     Keterangan Hadits
Hadits pendukung:
مَثَلَ الْمُؤْمِنِ مَثَلَ سَبِيْلَةِ الذَّهَبِ إِنَّ نَفَخَتْ عَلَيْهَا اَحَمَرَتْ وَإِنَّ وَزَنَتْ لَمْ تَنْقُصْ.
Artinya:
Perumpamaan seorang mukimin seperti lempengan emas, kalau engkau meniupkan (api) diatasnya ia menjadi merah, kalau engkau menimbangnya, tidaklah berkurang.
Dalam hadits diterangkan bahwa perumpamaan seorang mukmin itu seperti sepotong emas artinya bahwa menjadi seorang mukmin itu haruslah bisa menjadi orang yang dibanggakan. Dibanggakan karena dengan ujian yang dialami, kekuatan imannya semakin kokoh, seperti emas yang dipanaskan akan tetap terjaga kualitasnya. Kejujuran merupakan karakter yang selalu menyatu dengan kepribadiannya seperti emas yang ditimbang tidak akan berkurang.
Dengan kata lain, emas itu tetap emas, kepribadiannya sebagai mukmin tidak akan berubah karena situasi dan kondisi meskipun berada di lingkungan kotor. Emas tetaplah emas, ini juga berarti seorang mukmin seharusnya bisa Istiqomah atau memiliki pendirian yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai Islam kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada dan bagaimanapun situasi dan kondisinya, ia tetap dalam keadaan bertaqwa kepada Allah. [4]

F.     Aspek Tarbawi
Dari keterangan hadits diatas dapat kita ambil aspek tarbawi atau nilai-nilai pendidikan bagi kita semua yang bisa kita jadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek tarbawi itu antara lain:
1.      Kita harus memiliki pendirian yang kuat
2.      Kita harus menjaga sikap jujur dan tetap dipercaya terus
3.      Kita harus selalu menjaga kepribadian kita dimanapin kita berada
PENUTUP

Menjadi seorang mukmin hendaknya harus memiliki iman yang kokoh dan selalu menjaga kualitas keimanannya. Selain itu seorang mukmin seharusnya bisa istiqomah atau memiliki oendirian yang kuat dalam mempertahankan islam dimanapun ia berada.

























DAFTAR PUSTAKA

Al-Wafi. ____. Terjemah Arba’in Nawawi._____:______
Hamid, Abdul. 2009. Terjemah Musnad Imam Ahmad. Jakarta: Pustaka Azzam.
Musnad Imam Ahmad. Juz II.
….books.google. co.id



[1] Musnad Imam Ahmad, Juz II, h. 268.
[2] Abdul Hamid dkk, Terjemah Musnad Iman Ahmad (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 512-514.
[3] Al-Wafi, Terjemah Arba’in Nawawi, h. 472.
[4] ... Books.google.co.id

16 komentar:

  1. nama: Liya Ummal Khusna
    nim: 2021110085
    kelas: B

    hallo, sufah,..
    bagaimana caranya, agar kita memiliki pendirian dan keimanan yang kuat seperti emas yangtidak berubah ubah. jelaskan!!!...

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya agar kita memiliki pendiriabn yg kuat ya kita itu harus percaya atau konsisten terhadap apa yang kita yakini itu,,kalau masalah keimanan yang kuat ya kita harus mengiringi inan kita dengan islam dan ikhsan yang baik bula...

      Hapus
  2. nama:mariya Rosida
    nim:2021110088
    kelas:B


    assalamu'alaikum...............

    makalah anda kan berjudul klasifikasi ilmu pengetahuan (fisika),tp dlm kterangan hadits tdk dibhas ttg kaitan hadits dgn fisika,yg saya tanyakan,bgmaina keterkaitan hadits ini dengan fisika?????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. kumsalam....


      keterkaitan hadits ini dengan fisika yaitu seperti pada keterangan hadits diatas,yang mana pada keterangan hadits diatas dijelaskan bahwa seorang mukmin itu harus memiliki sifat seperti emas dalam arti kita sebagai seorang muslim itu harus memiliki keimanan yag kuat yang tidak tergoyahkan oleh apapun dimanapun kita berada..

      Hapus
  3. dina rina
    2021110064
    bagaimana cara mengklasifikasi ilmu alam raya (fisika)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf,mb dinasaya sebenarnya kurang faham betul pertanyaan anda ,karena menurut saya fisika itu merupakan bagian dari ilmu alam raya yang sifatnya sudah khusus,,,

      Hapus
  4. Kelas : B
    Nama : Tri istiani
    Nim : 2021110057
    Assalamualaikum . .
    Apa sih yang menyebabkan seorang muslim sulit untuk menjadi mukmin yang seperti emas yang telah dijelaskan diatas dan Bagaimana caranya membentuk kepribadian yang nantinya kepribadian itu bisa kokoh, dizaman sekarang ini?
    Thanx suf. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. kumsalam....

      menurut saya seorang mukmin sulit sepeti untukmenjadi seorang mukmin yg spt emas karena ketika seorang mukmin itu selalu berkecil hati padahal dlm cobaan tsbterdapat kekuatan yg bisa mmberikan motivasi untuk kita,,,sedangkan cara untuk memilii kepribadian yg kokoh ya kita harus emiliki iman yg kuat,selain itu kita juga harus memiliki cita2 yg tinggi nan jg kemampuan intelektul krn dgn itu kita bisa memfilter mana yag baik dan ...

      Hapus
  5. Assalamualaikum…
    Saiful Bahri
    2021110052
    B
    Pada intinya seorang mukmin harus istiqomah dalam keimanan dan dalam keadaan apapun.
    Bagaimana cara beristiqomah yang benar dan cara menjaga istiqomah tersebut sedangkan pernah kita ketahui bahwa keimanan seseorang itu akan cenderung naik turun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. wa,alaikum salam..

      menurut syeh abdullah bin jarullah cara beristiqomah antara lain:
      1.taubat(membersiskan diri dari dosa)
      2.muroqobah(selalu merasa di awasi oleh Allah)
      3.muhasabah(instropeksi diri)
      4.mujahadah(bersungguh-sungguh)
      5.tadabur(merenugkan tanda-tanda kebesaran Allah)

      Sedangkan cara menjaga beristiqomah anara lain dengan :
      1.Berusaha sungguh sungguh untuk beristiqomah
      2.terusmenambah ilmu
      3.memilih teman yangberjuang untuk menjaga istiqomah
      4.Berdo,a memohon kepada Allah agar tetap istiqomah

      Hapus
  6. assalamu'alaikum...
    mau tanya nie, khasanah...
    di aspek tarbawi dijelaskan bahwa kita harus menjaga sikap jujur dan tetap dipercaya terus... tapi kita lihat realita sekarang, tahun makin bertambah tidak merubah orang bisa jujur dan dipercaya malah banyak orang yg tidak jujur dan tidak dipercaya dengan berbagai alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut.. bagaimana menurut pandangan anda dengan keadaan yang seperti ini.
    atursuhun...
    wassalam...

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. kumsalam,,,


    Menurut saya sekarang ini banyak orang yang berbohong karena disebabkan oleh beberapa faktor antaran lain:
    1.faktor Kepribadian yaitu adanya pribadi-pribadi tertentui yang cenderung untuk selalu berbohong
    2.faktor Konteks sosial yaitu adanya kontek sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan
    3.Faktor kemanfaatan yaitu adanya kemanfaatan tertentu yang ingin dicapai oleh pelaku kebohongan yang memberikan manfaat bagi sipelaku
    4.Faktor kemanusiaan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya.

    BalasHapus