Laman

Minggu, 18 Maret 2012

D6-35 Maria Ulfa

 MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN TENTANG ALAM RAYA  
(FISIKA)
            Disusun Guna Memenuhi Tugas :
                        Mata Kuliah                :           Hadits tarbawi
                        Dosen Pengampu        :           Muhammad hufron, M.S.I

                                                           


                                                                                                                       




Oleh Kelas : D

                Maria ulfa              (2021110172)


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN

     Di dalam hadits ini nantinya akan dijelaskan perumpamaan seorang muslim, orang mukmin, itu orang yang selalu meningkatkan keimanannya, meningkatkan keyakinannya dan akan mendorong semangatnya untuk terus menerus berhubungan dengan Allah swt. Sebab dengan kelemahan dirinya, ia menjadi tahu betapa maha kuat dan maha perkasanya Allah swt. Selanjutnya akan dijelaskan lebih detail di dalam hadits berikut.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Hadits dari Abdullah bin Amru bin Ash tentang fisika
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُخَوَّنَ الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَحُّشُ وَقَطِيعَةُ الْأَرْحَامِ وَسُوءُ الْجِوَارِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنْ الذَّهَبِ نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا فَلَمْ تَغَيَّرْ وَلَمْ تَنْقُصْ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدْ قَالَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ لِي حَوْضًا مَا بَيْنَ نَاحِيَتَيْهِ كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ إِلَى مَكَّةَ أَوْ قَالَ صَنْعَاءَ إِلَى الْمَدِينَةِ وَإِنَّ فِيهِ مِنْ الْأَبَارِيقِ مِثْلَ الْكَوَاكِبِ هُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا
قَالَ أَبُو سَبْرَةَ فَأَخَذَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ الْكِتَابَ فَجَزِعْتُ عَلَيْهِ فَلَقِيَنِي يَحْيَى بْنُ يَعْمَرَ فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَاللَّهِ لَأَنَا أَحْفَظُ لَهُ مِنِّي لِسُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ فَحَدَّثَنِي بِهِ كَمَا كَانَ فِي الْكِتَابِ سَوَاءً

B.     Terjemah Hadits
        Abdullah bin Amru bin ash menceritakan kepadaku, bahwasannya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci perbuatan keji dan perkataan keji . Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, tidak terjadi kiamat sampai orang yang terpercaya dikhianati dan pengkhianat dipercaya sehingga tampaklah perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahmi, dan hubungan bertetangga yang buruk. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti sepotong emas. Pemiliknya meniupnya namun emas itu tidak berubah dan tidak berkurang. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya. Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah  . Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan merusak “Beliau bersabda “ Ingatlah bahwa aku memiliki sebuah telaga yang antara dua tepinya seperti jarak antara Ailah ke mekah,”atau” Antara Shan`a dan Madinah. Di dalamnya terdapat kilauan seperti bintang. Telaga itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu. Barang siapa yang minum darinya maka ia tidak akan merasa haus selamanya.” Abu sabrah berkata; Ubaidullah bin Ziyad mengambil kitab itu padahal aku merasa sayang kepada kitab itu. Kemudian Yahya bin Ma`mar menemuiku dan aku mengadu kepadanga tentang hal itu. Dia rkata :Demi Allah, aku lebih hafal tentang hadits itu dari surat dalam Al-Qur`an. Dia menceritakan hadits itu kepadaku sebagaimana yang serupa di dalam kitab.  
C.   Mufrodat
Demi dzat yang jiwa Muhammad
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
Berada di tangan-Nya 
بِيَدِهِ
Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin
إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ
Seperti sepotong
لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ
Dari emas
مِنْ الذَّهَبِ
 Pemiliknya meniup emas 
نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا
Tidak berubah
فَلَمْ تَغَيَّرْ
Dan tidak berkurang
وَلَمْ تَنْقُصْ

A.   Biografi Rawi (Abdullah bin Amru bin Ash)
Nama aslinya adalah Abdullah bin Amr bin Al Ash As-Sahmi Al qurasyi, Dia sudah pandai menulis pada masa jahiliyah. Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wasallam.
Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi Wasallam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-As. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak.
Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya Abdullah. Abdullah bin Amr wafat pada tahun 65 H pada malam pengepungan Al-Fusthat,Mati syahid di Siffin.
B.     Keterangan Hadits
(إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ) sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin.
Maksudnya seorang mukmin itu adalah seoarng yang benar-benar beriman dan yang selalu meningkatkan keimanannya.
(لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنْ الذَّهَبِ )  seperti sepotong emas.
Maksudnya bahwa orang yang beriman itu tidak akan mudah tergoyahkan imannya seperti emas yang keras dan tidak mudah dipatahkan walaupun telah termakan oleh waktu sebab bertambah cobaannya bertambah pula iman seseorang.
( نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا) pemiliknya meniupnya.
Maksud pemilik disini adalah Allah swt. Karena Allah lah yang memiliki semesta ini sedang maksud dari meniupnya adalah memberikan cobaan kepada orang-orang yang beriman. Karena cobaan itu merupakan tanda Allah sayang kepada hambanya.
(فَلَمْ تَغَيَّرْ وَلَمْ تَنْقُصْ) tidak berubah dan tidak berkurang.
Maksudnya bahwa seseorang yang benar-benar beriman dan ia diberi cobaan oleh Yang Maha Kuasa maka bukannya berkurang iman seseorang melinkan bertambah kuatlah iman seseorang sebab orang yang beriman selalu berpegang bahwa orang yang diberi cobaan oleh Allah maka dia adalah orang yang dicintai-Nya dan sebaliknya orang yang tidak diberi cobaan oleh allah maka mereka beranggapan bahwa Allah tidak sayang kepadanya.

C.     Aspek tarbawi
Keimanan seseorang sangat berpengaruh pada kehidupan karena apabila imannya tidak kuat maka ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain, namun jika iman seseorang itu kuat maka ia akan kuat dengan pendiriannya.
Adapun orang –orang yang benar-benar beriman pada Allah seharusnya:
v  Iman seseorang tidak mudah tergoyahkan.
v  Orang yang beriman selalu senang dan sabar apabila mendapat cobaan yang diberikan oleh Allah.


DAFTAR PUSTAKA
Sultan Akbar,Al musnad lil imam Ahmad bin Muhammad bin Hanba,jakarta:pustaka azzam,2009 
Mukhlis B Mukti,AL Jami`li Ahkam AL Qur`an,jakarta:pustaka azzam, 2008
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/02/ibnu-amr-abdullah-bin-amr-bin-ash-wafat-63-h/
                                                                                               









BAB III
PENUTUP
 Fauna merupakan makhluk Allah SWT sebagai sumber makanan bagi manusia, serta sebagai penunjuk kekuasaan Allah SWT agar manusia berfikir tanpa harus memikirkan dzat-Nya.
Lebah merupakan contoh kecil dalam fauna yang dalam kehidupannya selalu memberikan daya guna, tidak memberikan madhorot bagi yang lain sekalipun mengambil dari yang lain.
Sekian dari makalah ini mahon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun ungkapan dalam makalah, karen pada dasarnya kesempurnaan hanya milimk Allah semata.


I

13 komentar:

  1. nama : suci widiatmi
    nim : 2021110187

    pertanyaan
    bagaimana caranya memperkuat iman pada diri kita???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan cara berusaha selalu berbuat baik, selalu mengingat Allah, menyempurnakan sholat lima waktu, beserta sholat sunah-sunahnya, dll

      Hapus
  2. Nama: Sustianah
    NIM: 2021110154
    pertanyaan:
    dari hadits diatas mana yang menerangkan tentang ilmu Fisikanya?,coba anda jelaskan!!!
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari hadis diatas yang menerangkan tentang fisikany adalah tentang kaitannya emas, bahwa emas merupakan logam yang terbuat dari dzat-dzat yang membuat emas tersebut tidak mudah di patahkan sama halnya iman seseorang yang selalu di imbangi dengan cara mengingat allah, menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya sehingga iman seseorang itu bisa kuat dan tidak mudah tergoyahkan

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nama: Asmaul fauziah
    Nim : 2021110165
    Kelas: D

    bagaimana caranya menghadapi cobaan yang bertubi-tubi agar iman kita tidak goyah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya selalu ingat bahwa Allah itu selalu ada pada saat hamba-hanbanya meminta pertolongan dan jika Allah belum mengabulkan permohonan kita maka percayalah bahwa Allah pasti akan mengabulkan setiap do`a-do`a hamba-Nya dan kita harus percaya bahwa orang yang disayang oleh allah merupakan orang yang selalu diberi cobaan,karena jika Allah tidak memberi cobaan pada hamba-Nya berati orang tersebut tidak diberi pearhatian oleh Allah

      Hapus
  5. Nama:Selly monika
    nim :2021110179
    kls :d
    menurut anda bagaimana cara mendorong terus untuk berhubungan dengan allah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya dengan cara kita harus suka dengan membaca Al-quran karena dengan membaca Al-quran maka secara tidak langsung kita telah berkomunikasi dengan Allah selain itu juga sempatkanlah setelah sholat maghrib sampe isya kita khusyu` dan meninggalkan urusan duniawi termasuk hp untuk berdzikir mengingat Allah dan membaca Al`quran selain itu dengan cara melaksanakan sholat sunnah-sunnah-Nya, dan juga kita harus mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita tapi kita tidak dibolehkan memikirkan bagaimana Allah menciptakannya

      Hapus
  6. NAMA : M SYAUQIL MALIK
    NIM: 2021110180
    KELAS : D

    Bagaimana pendapat anda cara menyeimbangkan IMAN, AKAL, NAFSU ?????????????


    "syukron jazilan"

    BalasHapus
  7. Nama:Fika lutfianika
    NIM:2021110183

    pertanyaan:
    apa kaitannya hadits di atas dengan ilmu fisika????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya pertanyaan anda itu sama dengan pertanyaannya Sustian bahwa iman seseorang itu diibaratkan seperti emas dimana emas itu merupakan bagian dari ilmu fisika karena emas itu kuat dan tidak mudah dipatahkan dan digoyahkan sama halnya dengan iman seseorang yang benar-benar kuat itu tidak mudah digoyahkan meskipun telah diterpa oleh cobaan yang bertubi-tubi

      Hapus
  8. Nama : Dewi Shofiana
    NIM : 2021110164
    Kelas : D
    Pertanyaan :
    Bagaimana pendapat anda jika ada orang yang beriman kepada Allah, tapi dia juga percaya pada yang lain, misalnya ramalan atau sesaji dll, apakah akidahnya tidak rusak? Apakah dia sudah termasuk syirik?

    BalasHapus