MAKALAH
HADITS TENTENG BERFIKIR DAN BERJUANG SUNGGUH-SUNGUH UNTUK RAKYAT
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I
Disusun Oleh:
Nama : Faridah
Nim : 2021110314
JURUSAN TERBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Kadang seseorang menerima tanggung jawab baik berat maupun ringan seperti menjadi pemimpin umum,pemimpin khusus,penanggung jawab atas suatu pekerjaan,atau menjadi pengurus suatu lembaga.
Allah SWT akan menanyakan pertanggung jawaban mereka atas apa yang mereka awali.Agama telah membuat aturan dan etika anjuran-anjuran dan kewajiban yang berkaitan dan hal tersebut yang harus diindahkan,agar tanggung jawab tersebut tidak menjadi cobaan untuknya.untuk lebih jelasnya akan dibahas pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hadits
أَنْ عُبَيْدَاللهِ بْنَ زِياَدَعاَدَمَعْقِلَ بْنَ يَسَا رٍفِيْ مَرَضِهِ فَقَا لَ لَهُ مَعْقِلً إِنِّ مُحَدِّ ثُكَ بِحَدِيْثٍ لَوْلاَاَنِّيْ فِيْ الْمَوْتِ لَمْ اُحَدِّثُكَ بِهِ سَمِعْتُ رِسُلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقَوْلُ: ( ماَ مِنْ أَمِيْرٍ يَلِيْ أَمْرَا لْمُسْلِمِيْنَ. ثُمَّ لاَ يَجْهَدُلَهُمْ وَيَنْصَحُ اِلاَّ لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ).(رواه مسلم في الصحيح, كتاب الا يما ن, استحقا ق الوالي الغاش لرعيته النار)
B. Terjemahan
“sesungguhnya ubaydillah bin ziyad menjenguk ma’qil bin yasar ketika dia sakit ,kemudian ma’qil berkata kepada ubaydillah bin ziyad ,sesungguhnya aku menceritakan kepadamu dengan cerita sebarai berikut :walaupun kematian menjemputku akupun tidak akan menceritakan (kematian).Dari ma’qil bin yasar ,katanya:rosulullah Saw bersabda:”tiap-tiap kepala pemerintahan (penguasa) yang diserahi pemimpin kaum muslimin,tetapi tidak bekerja sungguh-sungguh dan tidak memberikan petunjuk-petunjuk maka tidaklah pemimpin itu akan masuk syurga seperti kaumnya.”[1]
C.Mufrodat
Pemerintahan(penguasa) : أَمِيْرٍ
diserahi : يَلِيْ
memimpin : أَمْر
orang-orang muslim : ا لْمُسْلِمِيْنَ
tidak bekerja sungguh-sungguh : لاَ يَجْهَدُ
dan tidak member petunjuk-petunjuk : وَيَنْصَحُ
tidak akan masuk : لَمْ يَدْخُلْ
surga : الْجَنَّة
D.Biografi Perawi
Ma’qil bin yasar nama lengkapnya adalah ma’qil bin yasar bin abdillah bin mu’ayyir al-muzany,abu ali. Ada yang mengatakan abu yasar,dan ada yang mengatakan abu abdillah al-bashry.Ia meriwayatkan hadits dari Rosulullah Saw dan termasuk salah seorang sahabat yang hadir pada bai’at dibawah pohon (bai’ah al ridwan) ia juga meriwayatkan hadits dari nu’man bin maqran al-muzany.ia meriwayatkan hadits dari imron bin khusayni ,muawiyah bin quro alqomah bin ibnu abdillah ,hakim bin a’raj ,umar bin maimun ,hasan basri,nafi’ bin abi nafi’,abu malih bin usamah ,muslim bin mahroq,iyad bin abu kholid.
Ada yang mengatakan aba ali wafat ditanah bashroh pada akhir kepemimpinanya muawiyah ,dan ada yang mengatakan wafat ditanah bashroh ketika kepemimpinanya yazid.[2]
E. Keterangan Hadits
Dari hadits diatas yang bersumber dari ma’qil bin yasar ,dimana hadits tersebut menerangkan tentang seorang pemimpin (kepala pemerintahan)yang diserahi untuk memimpin kaum muslim .tetapi dalam kepemimpinannya ia tidak bekerja sungguh-sungguh dan tidak memberikan petunjuk,maka pemimpin tersebut diharamkan masuk syurga.
“tiada hamba Allah yang menjadi seorang pemimpin yang berkhianat dalam kepemimpinannya sampai mati menjemputnya ,melainkan Allah mengharamkan masuk syurga” .
Dalam pemahaman hadits diatas maka disebutkan ada dua ta’wil .ta’wil yang pertama Allah mengharamkan baginya masuk syurga .ta’wil yang kedua Allloh mengharamkan baginya masuk syurga bersama orang-orang yang beruntung.makna haram dipembahasan ini adalah tercegahnya masuk syurga .imam qodhiiyad menerangkan dalam hal memimpin diatas adalah seorang pemimpin masyarakat yang berkhianat baik dalam urusan dunia maupun urusan agama.ketika ia dipercaya ia berkhianat,menyianyiakan pengetahuan agamanya adakalanya menyianyiakan hak-haknya,tidak mau memerangi musuh-musuhnya ,tidak mau berbuat adil dan lain-lain.dalam hal ini rosulullah bersabda ”sesungguhnya hal yang seperti itu merupakan dosa besar” .wallahu a’lam
Dan ma’qil bin yasar ra berkata kepada ubaydillah bin ziyad :”walaupun hidup masih dikandunng badanku akupun tidak akan menceritakan kematian kepadamu” .
Imam qodiiyah menjelaskan hadits diatas adalah pekerjaan seseorang yang tidak mau memberikan manfaat kepada orang lain atau menyembunyikan cerita.tidak mau menyampaikan ataupun tidak mau mengerjakan tugasnya sebagai prmimpin.
Menurut imam qodhiiyad hadits diatas adalah hadits dho’if.perintah dalam kebaikan dan mencegah dari yang kemungkaran itu adalah wajib meskipun perintah itu tidak didengarkan oleh orang lain.
Hadits diatas adalah perbincangan antara dua orang pemuda yaitu ma’qil bin yasar dengan ubaydillah bin ziyad.[3]
F.Aspek tarbawi
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada hadits diatas antara lain:
1. Sebagai pemimpin (kepala pemerintah) hendaknya mempunyai niat yang baik.
2. seorang pemimpin hendaknya berpegang teguh pada hukum Allah SWT dan tidak boleh meninggalkanya.
3. sebagai pemimpin hendaknya jika memutuskan permasalahan harus dengan adil.
4. sebagai pemimpin harus selalu siap jika diperlukan oleh rakyatnya.
5. hendaklah seorang pemimpin menasehati dengan kebaikan yang dia ketahui dalam urusan agama dan dunia.
6. jujur dalam menangani urusan kaum muslimin.
7. Hendaklah ia tahu bahwa segala urusan yang ia kerjakan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Pemerintahan jabatan adalah sebuah tanggung jawab dan beban besar yang harus benar-benar dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.karena segala perbuatanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.Pemimpin yang tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnyadan tidak mau memberikan petunjuk kepada yang dipimpinya (masyarakat) maka balasanya adalah diharamkan masuk syurga.
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarif. 1995. Shahih Muslim. Bairut Libanon: Darul Fikri
Razak dan Raiz Latief. 1978. Terjemahan hadits shahih Muslim. Jakarta: Pustaka al Husna
Al Asqolani, Ahmad bin Ali bin Hajar. 1995. Tahdibu Tahdib. Beirut : Darul Fikri
[1] Razak dan Raiz Latief, Terjemahan hadits shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka al Husna, 1978), hlm. 93
[2] Ahmad bin Ali bin Hajar Al asqolani,Tahdibu Tahdib(Beirut:Darul Fikri,1995),hlm.273.
[3] Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarif An-Nawawi, Shahih Muslim, (Bairut Libanon: Darul Fikri, 1995), hlm. 136
M.Haris Fahmi
BalasHapus2021110323
menarik sekali makalah yang anda paparakan,
yang menjadi pertanyaan dalam benak saya apakah masih ada di zaman sekarang pemimpin yang seperti itu??
jika ada tolong berikan contoh konkritnya.
yang saya lihat saat ini kenyataannya banyak orang berebut kekuasaan untuk menjadi penguasa, tetapi setelah menjadi penguasa ia lupa akan janji-janjinya,.,
terimakasih atas pertanyaanya.....
Hapuskalau ditanya apakah pada zaman sekarang ini ada seorang pemimpin yang seperti dipaparkan di makalah,jawbannya masih ada. tetapi seperti pertanyaan anda, memang kebanyakan pada zaman sekarang, banyak orang yang berebut kekuasaan, tetapi setelah mereka menjadi penguasa, ia melalaikan tugasnya sebagai pemimpin.
mengenai contoh konkritnya pasti ada, akan tetapi pandangan seseorang mengenai kriteria pemimpin yang baik itu berbeda-beda dari masing2 orang. yang pasti contoh dari pemimpin yang baik itu adalah Rosulullah saw.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusLusiana
BalasHapus2021110331
Bagaimanakah cara kita menyadarkan pemimpin kita yang acuh terhadap rakyat, tidak memikirkan nasib rakyat dan pandang bulu? Apakah sebagai warga negara yang baik kita melakukan demo anarkis atau terdiam saja mengikuti alur kehidupan, ataukah mungkin ada cara yang dapat kita contoh?
sebagai rakyat yang baik, menanggapi masalah ini seharusnya kita tidak melakukan tindakan2 yang anarkis, karena itu tidak akan bisa merubah apapun, tetapi malah akan memperkeruh masalah yang ada. tetapi kita juga tidak boleh hanya berdiaam diri saja. sedikit menyinggung juga jawaban dari saudara Farid, seharusnya sikap kita dalam menghadapi masalah ini yaitu dengan cara bijaksana dan inspiratif.
HapusAtina Mauila Safitri Binti Baidlowi Bin H.Abdul Wahid
BalasHapus2021110284
Dalam keterangan hadits disebutkan "tidak mau mengerjakan tugasnya sebagai pemimpin". Yang ingin saya tanyakan :
1.Apa saja si tugas pemimpin itu?, mohon sebutkan dan jelaskan!..
2.Maksud dari "tidak memberikan petunjuk" petunjuk di sini itu petunjuk yang seperti apa? Mohon jelaskan!..
3."Pemimpin masyarakat yang berkhianat baik dalam urusan dunia maupun urusan agama" itu maksudnya bagaimana?..
1. tugas seoarang pemimpin adalah memimpin, bertanggung jawab, mengayomi dan bisa menjud adi tauladan, juga bisa berlaku jujur dan adil.
Hapus2. maksud dari petunjuk disini adalah tidak bisa memberikan tauladan yang baik.
3. imam qodhiiyad menerangkan dalam hal memimpin diatas adalah seorang pemimpin masyarakat yang berkhianat baik dalam urusan dunia maupun urusan agama.ketika ia dipercaya ia berkhianat,menyianyiakan pengetahuan agamanya adakalanya menyianyiakan hak-haknya,tidak mau memerangi musuh-musuhnya ,tidak mau berbuat adil.
M.Farid 2021110306
BalasHapusbagaimana menurut anda sikap rakyat terhadap pemimpin yang tidak sesuai dengan "kriteria pemimpin yang baik"?
di dalam Al-qur'an sudah dijelasakan, bahwa kita harus patuh terhadap pemimpin, selagi pemimpin tersebut menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin dengan semaksimal mungkin, dan tidak melanggar syariat islam.
Hapusjadi menurut saya, seharusnya sikap kita dalam menghadapi pemimpin yang tidak sesuai dengan kriteria itu harus kita sikapi dengan bijaksana dan inspiratif. artinya kita tidak hanya bertindak anarkis saja, tetapi harus mampu memberikan solusi, supaya pemimpin tersebut bisa menjadi lebih baik...
labib ahmad
BalasHapus2021110307
bagaimana menurut pemakalah megenai seorang wanita yang jadi pemimpin..?
sekilas jawaban mengenai seorang wanita yang menjadi seorang pemimpin yaitu seperti yang kita ketahui di zaman sekarang ini banyak wanita yang memegang jabatan dan menjadi pemimpin dalam dunia politik dan pemerintahan.saya pernah mendengar bahwa "tidak akan beruntung suatu kaum yang mana urusan mereka dipimpin oleh seorang wanita ".
Hapusmengenai kepemimpinan terkadang memang kemampuan perempuan melebihi laki2 ,dalam masalah tertentu misal mengenai ketelitian dan disiplin.tetapi meski demikian wanita harus tetap ada dalam koridor yang benar yaitu tidak keluar dari agama,jadi alangkah baiknya seorang wanita itu tidak boleh menjadi seorang pemimpin dan tetap pada kodratnya.
Abdul Hadi (2021110300)
BalasHapusSeorang pemimpin ataupun wakil rakyat apakah harus mendahulukan kepentingan keluarganya sendiri ataukah kepentingan rakyatnya?
Kemudian kita sudah melihat di Indonesia wakil2 rakyat memiliki fasilitas yang sangat mewah, apakah itu berlebihan ataukah memang sudah seharusnya?
menurut saya kalau seorang pemimpin dalam masyarakat atau wakil rakyat,memang harus mendahulukan rakyatnya.Karena seseorang yang menjadi pemimpin ditugaskan dan bertanggung jawab memang untuk kesejahteraan rakyatnya.
Hapuskemudian mengenai wakil rakyat yang diberi fasilitas lebih itu mungkin sudah menjadi kebijakan dari pemerintah.tetapi menurut saya sangat dan tidak efektif dimana mereka hanya menghambur2kan keuangan negara kita yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kesejahteraan rakyatnya.
2021110312
BalasHapusMenurut anda pemimpin yang selalu ada ketika dibutuhkan oleh rakyat itu contohnya seperti apa?
contohnya adalah seorang pemimpin tersebut tidak menutup diri ketika rakyat mengadukan permasalahan2,dan mampu memberikan solusi tentang permasalahan yang sedang dihadapi. dan juga pemimpin tersebut mampu mengayomi rakyatnya..
HapusAnna irhamna
BalasHapus2021110303
Apakah pemimpin di negara kita sudah sesuai dengan judul makalah?kalau iya djelaskan kalau tidak juga jelaskan.maturnuwun
menurut saya pemimpin di negara kita ini belum sesuai, karena kebanyakan pemimpin di negeri ini hanya masih mementingkan dirinya sendiri, dan rasa tanggung jawab terhadap rakyatnya tidak terlalu dipikirkan. misal saja seperti penggunaan uang negara yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi mereka gunakan untuk kepentingan pribadi.
Hapus2021110297
BalasHapusm.Romadhon
bagaimana cara kita agar dapat disebut debagai pemimpin yang baik sedang kita tidak memiliki jabatan sebagai seorang prmimpin ?
pada hakikatnya Allah menciptakan manusia ke dunia ini untuk menjadi kholifah atau seoarang pemimpin.kita bisa disebut sebagai seorang pemimpin yang baik ketika kita sudah mampu memimpin diri kita dengan baik,dan kita bisa menjadi teladan bagi orang lain.jadi sebenarnya jabatan itu bukan merupakn syarat mutlak untuk kita menjadi seorang pemimpin, karena pada dasarnya kita sendiri sudah merupakan pemimpin bagi diri kita sendiri...
HapusLaelatul Murodah
BalasHapus2021110287
G
Bagaimana jika seorang pemimpin rela berbuat curang demi kepentingan dan kemakmuran rakyatnya..
terus apakah ia salah..jelaskan!
sebenarnya niat dari pemimpin tersebut baik, yaitu mau mikirkan kepentingan rakyatnya. hanya saja cara yang ia ambil salah, yaitu berbuat curang. sebenarnya pasti ada cara lain yang lebih baik.karena kecurangan hanya akan membawa dampak negativ. menurut saya lebih baik jujur, karena kejujuran merupakan modal awal untuk menjadi seoarang pemimpin..
Hapuskalau diibaratkan pemimpin yang berlaku curang untuk kepentingan rakyatnya itu seperti membeli kacamata tetapi dengan menjual sebelah mata. artinya lebih banyak madzorotnya daripada manfaatnya..
khoirul furqon
BalasHapus2021110327
apakah ada batasannya seorang pemimpin dalam bersikap bersungguh-sungguh dan berfikir???
kalau ada sebatas mana????
menurut saya selama pemimpin tersebut berfikirnya itu untuk kepentingan rakyatnya, dan tidak menyimpang dari syariat islam, maka tidak ada batasan untuk mengeluarakan inspirasinya. apalagi yang anda tanyakan itu seorang pemimpin yang berfikirnya itu secara sungguh2.
Hapusmohon jelaskan secara rinci mengenai seorang pemimpin yang harus qta hindari ?
BalasHapusjika anda mengetahi dalam al quran mohon bisa di jelaskan pemimpin yang masuk surga?
pemimpin yang harus kita hindari yaitu pemimpin yang tidak bertanggung jawab, tidak berlaku adil, berhianat, intinya pemimpin tersebut tidak menjalankan tugasnya dengan baik yang sesuai dengan syariat islam..
Hapussebenarnya untuk masalah masuk surga atau tidaknya seorang pemimpin itu merupakan urusan Allah. dan mungkin pemimpin yang bisa masuk surga yaitu pemimpin yang sesuai dengan syariat islam....
mohon maaf untuk ayat Al-qur'annya saya belum menemukan...yang pasti ada.....
terimakasih........
muhammad sukron
BalasHapus2021110328
G
apakah pemerintahan SBY sudah termasuk dlm hadist tersebut??
berikan analisis anda??
saiful fahad
BalasHapus2021110310
mengenai aspek tarbawi butir ke-3...adil yang anda maksud itu adil yang bagimana??mohon jelaskan...dan juga berikan solusi untuuk mengatasi carut marut sistem kepemimpinan yang ada di nagara ini....???
adil yang dimaksud disini adalah adil yang mencakup semuanya. salah satu contohnya yaitu adil dalam memberikan keputusan. dimana seorang pemimpin dalam mengambil keputusan tidak pandang bulu. tidak perduli itu miskin atau kaya.
Hapuskalau ditanya bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada di negeri ini, cukup sulit. mungkin ini merupakan PR kita bersama, dimana kita harus bisa bekerja sama untuk menjadikan sistem pemerintahan di negeri ini menjadi lebih baik.......
saya setuju kalau memang itu merupakan PR kita bersama....tp bisa tolong berikan contohnya....
HapusKhoirul fatikhin 2021110291
BalasHapusApakah dengan keaneragaman agama dalam suatu negara seperti di Indonesia ini, pemimpin negara tetap harus memperjuangkan nasib atau hak-hak setiap rakyatnya ?????????
menurut saya ia. karena semua warga negara itu mempunyai hak yang sama. jadi pemimpin tersebut harus tetap memperjuangkan nasib dan hak2 rakyatnya. tanpa membedakan kepercayaan yang mereka anut.
Hapusapakah pemimpin itu harus punya hak kuasa,,,
BalasHapusjelaskan ,,,,,,,
wonk_bodho.co000mmbiiiiiii
menurut saya, seorang pemimpin memang harus mempunyai hak berkuasa. karena sebagai seorang pemimpin harus bisa mengambil sikap tegas untuk bisa memimpin rakyatnya. bagaimana mungkin seseorang akan memimpin, jika ia sendiri tidak mempunyai hak berkuasa. tetapi perlu ditegaskan jangan sampai pemimpin tersebut menyalahgunakan hak kuasanya..
Hapuskhafidzin
BalasHapus2021110311
bagaimana mengenai pemimpin yang tidak mempunyai moral yamng hanya mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan umum?
mengingat saat ini banyak sekali pemimpin yang seperti itu.
menanggapi pertanyaan dari saudara, bahwa seorang pemimpin yang tidak mempunyai moral dan hanya mendahulukan kepentingan pribadi itu bukan mencerminkan sikap seorang pemimpin yang baik, dimana seharusnya seorang pemimpin itu harus bisa menjadi tauladan bagi rakyatnya.bagaimana mungkin suatu masyarakat akan menjadi masyarakat yang baik, jika pemimpinya sendiri mempunyai akhlak yang tidak baik...
HapusRizqoh umamah
BalasHapus202109025
bgaimana ciri2 pemimpin yang baik, menurut dari hadits anda, byak sekarang para khalifah hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri, tanpa memperhatikan rakyat.. sebenarnya fungsi dan tugas seorang pemimpin itu, sperti apa?
ciri2 pemimpin yang baik
Hapus1. pemimpin harus mempunyai niat yang baik.
2. pemimpin harus berpegang teguh pada hukum Allah SWT dan tidak boleh meninggalkanya.
3. pemimpin hendaknya jika memutuskan permasalahan harus dengan adil.
4. pemimpin harus selalu siap jika diperlukan oleh rakyatnya.
5. pemimpin menasehati dengan kebaikan yang dia ketahui dalam urusan agama dan dunia.
6.jujur dalam menangani urusan kaum muslimin.
7.pemimpin harus tahu bahwa segala urusan yang ia kerjakan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
sedangkan fungsi dan tugas seorang pemimpin yaitu memimpin, bertanggung jawab, mengayomi dan bisa menjadi tauladan, juga bisa berlaku jujur dan adil.
trima kasih atas jawabannya.
HapusRif'atul Zami Izzati
BalasHapus202109002
Bagaimana membentuk sikap kepemimpinan kepada setiap anak didik kita agar tidak memiliki karakter 'SOK MEMIMPIN DAN SOK KUASA ???????
sikap yang harus kita ambil yaitu dengan menanamkan nilai2 moral, sehingga mencetak generasi yang tidak hanya pandai dalam intelektual saja, tetapi juga mempunyai akhlaqul karimah. sehingga jika kelak ia menjadi seorang pemimpin, tidak menjadi pemimpin yang sok berkuasa dan sok memimpin......
HapusMUTHOHAROH
BalasHapus2021110329
G
Bagaimana dara menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang dianjurkan oleh agama sejak dini???
naelul izah
BalasHapus2021110324
G
bagaimana jika ada seorang pemimpin yang sebenarnya tidak menginginkan jabatan sebagai pemimpin dan pada akhirnya ia tidak menjalankan kepemimpinannyaitu dengan baik dan benar??mohon jelaskan!!
futukhatul maftukhah
BalasHapusG
2021110325
Pada zaman rosulullah pemimpin yang melayani rakyat,namun pada realita sekarang justru rakyat yang melayani pemimpin. bagaimana pendapat anda mengenai hal terrsebut??
Tri Nurul Aeni:
BalasHapusSungguh sangat menarik makalah ini, sangkin begitu menariknya di benak saya terlintas sedikit pertanyaan yang menggelitik.
Di Negara kita ini sepertinya kita sebagai rakyat dihadapkan dengan pemimpin-pemimpin yang seolah-olah seperti pemain sinetron yang padai mengolah kata-kata dan berakting. Sebagai bukti riilnya hampir semua pemimpin di Negara kita ini baik itu Menteri, DPR maupun petinggi parpol sangat mahir untuk mengumbar janji, dan ketika mendekati masa-masa pemilihan umum pasti berbondong-bondong mendekati rakyat, tetapi ketika sudah selesai, mereka menghilang.
Bagaimana pendapat anda tentang fenomena seperti ini?
wido murny 2021110302 G
BalasHapus1. Tolong sebutkan sifat" pemimpin yang baik itu seperti apa........?
2. Bagaimana mencari pemimpin yang baik dan benar. Terkadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih Golput. Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Padahal dalam Islam, kepemimpinan itu penting, sehingga Nabi pernah berkata, jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin. Jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin. Sholat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam).