sbm H5 : evaluasi - feed back - word
sbm H5 : evaluasi - feed back - ppt
sbm H5 : evaluasi - feed back - ppt
M
A K A L A H
EVALUASI DAN UMPAN BALIK
DALAM BELAJAR MENGAJAR
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun
Oleh:
1.
Risnatul
Khikmah (2021110374)
2.
Fajarwati
Yulia Rahman (2021110375)
3.
Anis
Akhifatul Khasanah (2021110378)
Kelas : H
JURUSAN
TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Pembelajaran
merupakan program dimana melibatkan seorang guru yang biasanya dituntut untuk
membuat program pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, agar program
pembelajaran berhasil sehingga bisa terus dilanjutkan pada pembelajaran
berikutnya diperlukan evaluasi. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, seorang
pendidik perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat
dimengerti oleh siswa, karena dari sinilah diketahui apakah ia dapat
melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya atau tidak, karena jika siswa
belum paham maka guru wajib mengulangi lagi penjelasannya. Pemahaman siswa dapat
diketahui dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama atau pada akhir
jam pelajaran. Dengan cara itu pendidik akan menemukan apa saja yang belum
tersampaiakn secara jelas, disamping itu keberhasilan siswa juga bisa diperoleh
melalui evaluasi.
Dari evaluasi inilah
kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian
materi yang telah dipelajarinya. Dimana umpan balik ini bertujuan untuk memberi
informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah dipelajari. Selain itu,
murid juga diberi kesempatan untuk memeriksakan diri sampai sejauh mana mereka mengerti
bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang
belum lengkap. Oleh karena itu, menjadi tugas pendidik untuk memberikan umpan
balik setiap selesai memberikan tes atau tugas lainnya pada siswa.
Dalam
makalah ini akan disajikan segala tentang evaluasi dan teknik-teknik dalam
mendapatkan umpan balik dalam belajar mengajar.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian, Makna,
Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Teknik Evaluasi
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu program.[1]
Dalam buku lain disebutkan bahwa evaluasi diartikan sebagai proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan dan menyajikan
informasi tentang implementasi rancangan program pembelajaran yang telah
disusun oleh guru untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun
kebijakan maupun menyusun program pembelajaran selanjutnya.[2]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana menentukan nilai sesuatu,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.[3]
Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program
tertentu, melainkan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.[4]
2. Makna
Evaluasi
Evaluasi
mempunyai makna bagi berbagai pihak, yaitu bagi semua komponen dalam proses
pengajaran, terutama siswa, guru, pembimbing/penyuluh sekolah dan orang tua
siswa.
a.
Makna bagi Siswa
Hasil evaluasi
memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran
yang disajikan guru. Dengan informasi ini siswa dapat mengambil langkah-langkah
yang sesuai. Ada 2 kemungkinan bagi siswa untuk mengambil sikap dan langkah
yang sesuai diantaranya:
·
Hasil Evaluasi Tidak
Memuaskan
Apabila
ternyata hasil evaluasi belum mencapai tujuan bagi siswa maka siswa dapat dimotivasi
untuk belajar lebih giat lagi dan mencari upaya untuk menutup kekurangannya.
·
Hasil Evaluasi
Memuaskan
Apabila hasil evaluasi
memuaskan siswa, maka siswa terdorong untuk mengulangi atau bahkan memperbaiki
hasilnya supaya dapat memperoleh kepuasan yang serupa di waktu yang akan
datang.
b.
Makna bagi Pendidik
Hasil
evaluasi memberikan petunjuk bagi pendidik mengenai keadaan siswa, materi
pengajaran, dan metode mengajarnya.
·
Keadaan Siswa
Karena hasil yang diperoleh
dari evaluasi adalah hasil yang ingin dicapai oleh tiap siswa, maka dengan
hasil tersebut memberikan informasi kepada pendidik tentang belajar tiap siswa
berikut letak kesulitan belajar yang dialami mereka.
·
Keadaan Materi
Pengajaran
Hasil evaluasi dapat
memberikan gambaran kepada pendidik tentang daya serap siswa atas materi
pengajaran yang disajikannya.
·
Keadaan Metode
Pengajaran
Hasil evaluasi dapat
menunjukan tepat tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh pendidik dalam
menyajikan suatu materi tertentu.
c.
Makna bagi Pembimbing/Penyuluh
Bimbingan dan
penyuluhan umumnya diarahkan kepada usaha peningkatan daya serap siswa serta
penyesuaian siswa dengan lingkungannya. Upaya bimbingan dan penyuluhan akan
lebih terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat
tentang keadaan siswa, baik dari segi intelektualnya maupun dari segi
emosionalnya. Untuk memperoleh informasi akurat yang diinginkan itu, evaluasi
memegang peranan penting.
d.
Makna bagi Sekolah
Dari hasil evaluasi
dapat dipakai untuk introspeksi diri untuk melihat sejauh mana kondisi belajar
yang diciptakannya membantu terselenggarakannya pengajarannya dengan baik.
e.
Makna bagi Orang tua
Siswa
Semua orang tua ingin
melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai anaknya di sekolah,
kendatipun pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari mereka untuk
peningkatan kemajuan anaknya. Oleh karena itu, setiap caturwulan atau semester,
sekolah memberikan laporan kemajuan siswa kepada orangtuanya dalam bentuk buku
rapor. Yang ada dalam buku rapor itu adalah hasil dari evaluasi yang dibuat oleh
pendidik dan semua petugas sekolah terhadap siswa.[5]
3. Tujuan
Evaluasi
Evaluasi telah memegang peranan penting dalam
pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
v Membuat
kebijaksanaan dan keputusan
v Menilai
hasil yang dicapai para pelajar
v Menilai
kurikulum
v Memberi
kepercayaan kepada sekolah
v Memonitor
dana yang telah diberikan
v Memperbaiki
materi dan program pendidikan.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam
proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak
lanjutnya.[6]
4. Fungsi
Evaluasi
Dalam proses pembelajaran, terdapat tiga
fungsi bervariasi. Tiga fungsi itu adalah fungsi Proknostik, fungsi Diagnostik,
dan fungsi Sertifikasi.
§
Fungsi Proknostik
Yaitu tes awal proses
pembelajaran untuk mengetahui kondisi obyektif dari pembelajaran. Hasil yang diperoleh
untuk menentukan dimana posisi pembelajaran misalnya apakah dia termasuk pemula
dalam sebuah materi tersebut dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fungsi
ini juga berguna untuk memprediksikan kompetensi lanjutan yang mungkin dapat
dicapai oleh pembelajaran.
§ Fungsi
Diagnostik
Yaitu evaluasi yang
menganalisis kemampuan pembelajar pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Fokusnya adalah membantu mereka bagaimana supaya mampu memiliki kompetensi
sesuai yang diharapkan. Evaluasi ini bertujuan untuk membantu pencapaian tujuan
pembelajaran itu sendiri.
§
Fungsi Sertifikasi
Evaluasi saat ini untuk
kedududkan atau peringkat seseorang dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi
dilaksanakan di akhir sebuah periode pembelajaran, seumpama di akhir semester,
program, paket, atau tingkat. Fungsi sertifikasi dalam evaluasi pembelajaran
sama sekali tidak menggiring pembelajar untuk meningkatkan kemampuan
akademisnya, karena evaluasi tersebut dilaksanakan terakhir. Tujuannya hanya
menyatakan status dan mendapatkan laporan hasil belajar dan sertifikat.[7]
- Prinsip-prinsip Evaluasi
a)
Keterpaduan
Evaluasi merupakan
komponen integral dalam program pengajaran. Tujuan instruksional, materi dan
metode pengajar, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak
boleh dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada
waktu menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis
dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
b)
Keterlibatan Siswa
Prinsip ini berkaitan
erat deangn keaktifan siswa di kelas karena siswa akan merasakan evaluasi
terhadap kegiatannya untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan
belajar mengajar yang di jalaninya secara aktif.
c)
Koherensi
Evaluasi harus
berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah di sajikan dan sesuai dengan ranah
kemampuan yang hendak diukur.
d)
Pedagogis
Evaluasi juga perlu diterapkan
sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis.
Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa
dalam kegiatan belajarnya.
e)
Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan
program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban. Pihak-pihak yang dimaksud
antara lain orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan
lembaga pendidikan itu sendiri. Pihak-pihak ini perlu mengetahui keadaan
kemajuan belajar siswa agar dapat dipertimbangkan pemanfaatannya.[8]
- Teknik-teknik dalam Evaluasi
Pada umumnya ada dua teknik dalam
evaluasi yaitu tes dan non-tes.
1.
Tes
Tes
adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, petunjuk yang ditujukan
kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.
·
Jenis Tes
Jika
ditinjau dari fungsinya, maka tes ini dibagi menjadi 4 jenis tes, yaitu:
1)
Tes Penempatan (Placement
Tes)
Tes
sejenis ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa
dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan
pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada
kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki itu.
2)
Tes Formatif (Formative
Test)
Tes
jenis ini disajikan di tengah program pengajaran untuk memantau (memonitor)
kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun
kepada guru.
3)
Tes Sumatif (Sumative
Test)
Tes jenis ini biasanya
diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir jenjang pendidikan, meskipun
maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir caturwulan atau semester,
dan bahkan pada tes akhir pokok bahasan, dimana tes ini dimaksudkan untuk
memberikan nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan dan atau pemberian
sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan hasil yang baik.
4)
Tes Diagnostik (Diagnostic
Test)
Tes jenis ini bertujuan
mendiagnosa kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya.
·
Bentuk Tes
Ditinjau
dari bentuknya, tes terbagi atas tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
a) Tes
Tertulis (Written Test), terbagi lagi menjadi dua, yaitu tes essai dan
tes obyektif.
·
Tes Essai; dapat
digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh tes
obyektif. Tes essai disebut juga tes uraian. Tes essai dapat dibedakan menjadi
2 yaitu tes uraian bentuk bebas dan tes uraian terbatas.
·
Tes Obyektif; merupakan
tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah
tersedia. Ada 2 macam tes objektif ini[9],
yaitu:
Ø Free-respon
items
Bentuk
tes ini ada 2; (1) short answer objektive items yaitu butir soal
berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, frasa, angaka atau
satu formula; (2) completion tes yaitu suatu butir soal yang memerintahkan
kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu frasa, angka, atau satu
formula.[10]
Ø Fixed-respon
items
Yang
termasuk bentuk tes ini adalah: pilihan benar-salah (true-false), multiple
choice/pilihan ganda, matching/menjodohkan, rearrangement
exercise/latihan penyusunan.
b) Tes
Lisan (oral test) yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa
lisan.
c) Tes
Perbuatan atau Tindakan (performance test) yaitu tes dimana jawaban yang
dituntut dari peserta didik berupa tindakan dan tingkah laku konkret.
2. Non
Tes
Yang
termasuk non-tes adalah observasi, wawancara, skala sikap, angket, checklist,
dan rating scale.[11]
B.
Makna,Tujuan, Fungsi dan Teknik Umpan Balik
1.
Makna Umpan Balik
Yang dimaksud umpan balik adalah
pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa
untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapian/hasil belajarnya.
Kondisi atau keadaan siswa maupun
situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap
belajar siswa. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila:
ü Mengkonfirmasi
jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa
jauh dia mengerti materi belajr yang disajikan.
ü Mengidentifikasikan
kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.
Umpan
balik mempunyai peranan bagi guru maupun bagi siswa. Umpan balik dalam kajian
ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas
soal/pertanyaan yang di beriakn, disertai dengan informasi tambahan berupa
penjelasan letak kesalahan/pemberian motivasi verbal/tertulis. Melalui umpan
balik seorang siswa denagn mengetahui sejauhmana bahan yang telah diajarkan
dapat dikuasainya, denagn umpan balik siswa dapat mengoreksi kemampuan diri
sendiri, atau denagn kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar
siswa itu sendiri.
2.
Tujuan Umpan Balik
Pengajar
perlu mengetahui sejauhman bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh
murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan
bahan berikutnya. Bilaman murid belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar
harus mengulang lagi penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauhmana
bahan yang diterangkan dapat mereka pahami. Hali ini kiranya dapat dimaklumi,
karena mereka tidak mempunyai waktu untuk memikirkan pengetahuan yang baru saja
mereka peroleh. Maka dari itu pengajar harus sedikit memaksa sehingga murid
dapat mengerti betul-betul bahan yang diterangkan.
Umpan
balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari
informasi sampai bahan yang telah dibahas. Selain itu murid juga diberikan
kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut,
sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.[12]
3. Fungsi
Umpan Balik
o
Fungsi Informasional
Hasil tes memberikan
informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam
proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini, maka dapat
diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
o Fungsi
Motivasional
Dengan pemberian umpan
balik itu maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa
untuk belajar.[13]
o
Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik
merupakan upaya komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil
evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakankan upaya peningkatan atau
perbaikan. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak
kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru beraksi terhadap hasil tersebut.
Siswa yang sudah memperoleh nilai baik dalam evaluasi diharapkan dapat
berusaha (sendiri atau bersama guru) meningkatkan pengetahuannya mengenai
materi yang dievaluasi. Upaya termaksud dikenal dengan istilah pengayaan (enrichment).
Sebaliknya, siswa yang mempoleh nilai kurang/tidak baik diharapkan dapat berusaha (sendiri atau bersama guru)
memperbaiki belajarnya untuk dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai materi
yang dievaluasi. Upaya termaksud dikenal dengan istilah perbaikan (remidial
atau improvement).
C.
Hubungan Evaluasi dan
Umpan Balik
Dalam
kegiatan belajar mengajar seoramg guru harus melakukan evaluasi dan umpan
balik. Karena untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
Dimana umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar yang
dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi
mengenai sejauh mana penguasaan materi yang disajikan dalam proses/kegiatan
belajar mengajar.[14]
PENUTUP
Evaluasi diperlukan untuk mengadakan
pemantauan sejauh mana keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kehadiran
evaluasi dalam dunia pendidikan dan pengajaran tidak dapat diabaikan. Ada
hubungan erat antara tujuan pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi
belajar. Makalah ini mengajak pembaca untuk mengenal tentang evaluasi, makna
evaluasi bagi komponen-komponen pendidikan, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip dan
teknik-teknik dalam evaluasi. Pada bahasan berikutnya, kami membahas tentang
pengertian umpan balik, tujuan dan fungsi umpan balik. Lalu pada bagian akhir,
kami menghubungkan antara evaluasi dan umpan balik. Berikut adalah
ringkasannya.
A. Pengertian,
Makna, Tujuan, Fungsi, Prinsip dan Teknik Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi; evaluasi adalah suatu tindakan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana menentukan nilai
sesuatu, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
2. Makna
Evaluasi
3. Tujuan
Evaluasi; yaitu Membuat kebijaksanaan dan keputusan;
Menilai hasil yang dicapai para pelajar; Menilai kurikulum, dll.
4. Fungsi
Evaluasi terdiri dari fungsi proknostik,
diagnostik dan sertifikasi.
5. Prinsip-prinsip
Evaluasi terdiri dari keterpaduan, keterlibatan
siswa, koherensi, pedagogis dan akuntabilitas.
6. Teknik
Evaluasi
B. Makna,
Tujuan dan Fungsi Umpan Balik
1.
Makna Umpan Balik; umpan
balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya
kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapian/hasil belajarnya.
2. Tujuan
Umpan Balik
3. Fungsi
Umpan Balik; terdiri dari tiga yaitu fungsi
informasional, motivasional dan komunikasional.
C. Hubungan
Evaluasi dan Umpan Balik
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fathurrohman,
Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami.
Bandung: Refika Aditama.
Mustakim,
Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2. Pekalongan: STAIN
Press Pekalongan.
Purwanto,
Ngalim. 1997. Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Silverus, Suke.
1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
Widoyoko, S. Eko
Putro. 2011. Evaluasi Program
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[1] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 299.
[2] S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi
Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 10.
[3] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran Buku 2 (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009),
hlm. 2.
[4] Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), hlm.
3-4.
[5] Suke Silverus, Evaluasi
Hasil Belajar dan Umpan Balik (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm. 7-9.
[6] Zaenal Mustakim, Op.
Cit., hlm. 6-7.
[7] Ibid., hlm.
9-10.
[8] Suke Silverus, Op.
Cit., hlm. 11-12.
[9] Pupuh Fathurrohman dan
M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep & Konsep Islami (Bandung;
Refika Aditama, 2009), hlm. 79-80.
[10] S. Eko Putro Widoyoko,
hlm. 81-82.
[11] Pupuh Fathurrohman dan
M. Sobri Sutikno, Op. Cit., hlm. 82-86.
[12] Zaenal Mustakim, Op.
Cit., hlm. 14-17.
[13] Suke Silverus, Op.
Cit., hlm. 150-151.
[14] Zaenal Mustakim, Op.
Cit., hlm. 23-24.
2021110343
BalasHapusbisa atw g guru mengalami kegagalan dalam evaluasi setiap ahir pmbelajaran??
Bisa saja guru mengalami kegagalan dalam evaluasi. Sebagai contoh, suatu sekolah di SMP, guru mapel matematika mengadakan UH, setelah dinilai ternyata banyak anak didiknya yang nilainya dibawah standar, ini menandakan bahwa si guru tersebut bisa dibilang gagal dalam evaluasi yang diadakannya. Dan penyebabnyapun menurut saya bermacam-macam, misalnya saja guru tersebut kurang memahami materi yang disampaikan (karena kurang memahami, maka dalam penyampaikan kalimatnya guru tersebut terbata-bata atau kalimatnya terputus-putus. Akhirnya anak didik kurang memahami apa yang disampaikannya). Atau guru kurang bisa menguasai kelas, guru enggan menggunakan alat peraga, dsb.
Hapus(2021110370)
1. dalam makalah diatas disebutkan beberapa teknik evaluasi. menurut anda teknik manakah yang paling efektif digunakan dalam evaluasi pembelajaran anak yang super aktif?
dimana disitu dalam proses pembelajaran sehari-hari anak super aktif tersebut g' pernah diam atau memperhatikan keterangan guru.
Menurut saya, anak yang super aktif lebih efektif menggunakan tes perbuatan. Alasan saya karena dengan tes perbuatan, anak dituntut untuk bertindak berupa tindakan yang konkrit. Selain itu tes perbuatan ini cocok untuk mengukur aspek psikomotorik.
HapusNama ; Istighotsah
BalasHapusNIM : 2021110372
dalam evaluasi terkadang hasil evaluasi bagi siswa tidak membuat mereka termotivasi akan belajarnya, sebaliknya membuat down atau putus asa dalam belajar karena hasil yang tidak memuaskan. bagaimana pemakalah menanggapi hal seperti ini???
Ya saya setuju dengan anda. Memang kadang kala anak akan down (tidak termotivasi lagi) dalam belajar jika mengetahui nilainya jelek. Ini merupakan tantangan bagi seorang guru, dan seorang guru itu harus mendekati anak yang down tadi, jangan sampai minat belajarnya hilang. Seorang guru harus menjadi motivator bagi siswanya yang down dan guru tersebut menjelaskan kepada siswa tersebut bahwa nilai jelek bukan berarti dia bodoh, sebenarnya pintar tapi kurang belajar ya... Menjelaskan bahwa nilai yang kurang akan tetap diusahakan perbaikan agar nilainya mencapai target. Intinya guru harus selalu perhatian pada anak tersebut dan berusaha memotivasi dia agar tetap semangat.
HapusNama: mei andriyanti
BalasHapusNim : 202 111 0384
menurut pemakalah bagaimana seorang pendidik menerapkan umpak balik, sedangkan dalam penyampaiannya seorang guru belum dapat memberikan salh satu dari fungsi umpan balik itu sendiri, contohnya motivasi
Ok mbak mei, saya menjawab pertanyaan anda,
HapusBegini,,dalam umpan balik guru harus menyampaikan hasil belajar siswa.Berangkat dari sini jika hasilnya kurang memuaskan maka biasanya siswa akan merasa termotivasi dengan "kegagalan" itu,
kemudian guru memberikan masukan/motivasi secara perlahan, apalagi saat ini denagn perkembangan ilmu banyak cara melalui pendekatan2 untuk mengatahui keadaaan siswa, begitu ya mbak......
Nurul Hidayah
BalasHapus2021110339
Apa perbedaan yang konkret antara evaluasi belajar dan feed back?
allowww nak nurul, makatieh pertanyaannya
Hapusevaluasi adalah proses penilaian, sedangkan feed back (umpan balik)adalah pemberian informasi tentang hasil pembelajaran, jika hasilnya tidak sesuai maka akan di perbaiki lagi,,,begitu secara intinya mbak...
M. Rizqon
BalasHapus202 111 0369
Menurut pemakalah bagaimana cara kita setelah melakukan evaluasi pembelajaran dimana para siswa tidak secara penuh tuntas mencapai standar kmpetensi yang harus di standar kmpetensi yang harus dicapai?
Class H
Setelah evaluasi ternyata diketahui banyak siswa yang tidak tuntas dalam mencapai standar kompetensi, lalu yang harus dilakukan adalah
Hapus- mengevaluasi kekurangan-kekurangan cara mengajar kita, bisa saja kita kurang memahami materi, bisa saja karena penggunaan media pembelajaran kurang.
- mengulang kembali materi-materi yang belum dikuasai siswa (setelah mengetahui hasil evaluasi siswa)
- Mengupayakan pengayaan kembali kepada siswa yang belum tuntas mencapai SK
M. Nurul Amin
BalasHapus202 111 0383
Biasanya dalam proses umpan balik membutuhkan keaktifan siswa agar guru mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman yang dimiliki siswa.
Bagaimana kalau ada siswa yang tidak aktif (pasif), seperti apakah cara guru mengetahui tingkat pengusaan materi yang sudah diberikan?
Class h
OK.. trimakasih atas pertanyaannya,
Hapusmari kita lihat kembali fungsi dari umpan balik itu sendiri, dimana fungsi nya untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang di sampaikan, NAMUN terkadang siswa yang pasif kesulitan melontarkan keluh-kesahnya, Lha kita sebagi guru harus mempunyai cara alternatif diantaranya memberikan soal-soal yang nantinya harus di jawab(lisan/tulis),menanyai siswa "pasif" tentang materi,mengadakan diskusi kelompok dll
dari makalah di atas dikatakan bahwa apabila hasil evaluasi belum mencapai tujuan bagi siswa maka siswa dapat dimotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan mencari upaya untuk menutup kekurangannya. pertanyaan saya, apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menutupi kekurangan yang ada pada siswaitu????
BalasHapustrimakasih mbak ida atas pertanyaan nya,
HapusKetika siswa menyadari bahwa hasil evaluasi belum mencapai tujuan maka dari "kegagalan" itu dia bisa termotivasi untuk "bangkit", kemudian siswa tersebut bisa berusaha menambah intensitas belajarnya, mengikuti bimbel untuk dapat meningkatkan kualitas prestasi,lebih akit di kelas.
irfaqiyah
BalasHapus2021110354
menurut pemakalah apa sebenarnya maksud tujuan perubahan sistem evaluasi belajar mengajar yang dahulunya menggunakan caturwulan kemudian menjadi semester??