KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
("Tentang Pencipta")
Tugas ini
disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
DISUSUN OLEH :
DEWI YULIANA (2021111081)
Kelas A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TA: 2012 – 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Zikir
dan doa merupakan dua aktivitas orang Islam yang tergolong ibadah. Kedua hal
itu merupakan sarana untuk ketenangan hati.
Kata
zikir berasal dari bahasa arab yang berarti ingat. Menurut istilah zikir adalah
suatu usaha seseorang untuk mengingat Allah dengan menyaksikan tanda-tanda
kebesaran Allah yang diwujudkan dengan mengucapkan lafal-lafal tertentu.
Setiap
mukmin dianjurkan untuk selalu mengingat Allah.
Berzikir
pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja,dengan suara keras atau cukup di dalam
hati. Namun demikian, zikir umumnya dilakukan sehabis salat fardu.
Di
dalam makalah ini saya akan coba membahas mengenai doa di waktu sore hari yang
dilakukan Nabi.
BAB II
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
1.
Ilmu tentang Pencipta
a.
Hadits 28 : Ilmu tentang Pencipta
28- عن عبد الله قال : كان نبى الله ص م إذا أمسى قال أمسينا وأمسى
الملك لله و الحمد لله لا إله إلا الله وحده لا شريك له قال أراه قال فيهن له الملك و له الحمد و هو على كل شيء قدير
رب أسألك خيرما في هذه الليلة و خيرما بعدها و أعوذ بك من شر ما في هذه الليلة
وشرما بعدها رب أعوذ بك من الكسل وسواءا الكبر رب أعوذ بك من عذاب في النار و عذاب
في القبر و إذا أصبح قال ذلك أيضا أصبحنا و أصبح الملك لله ) ( رواه مسلم فى الصحيح , كتاب الذكر و الدعاء
و يعمل ) التوبة و الإستغفار, باب التعوذ من شرما عمل و من شرما لم يعمل )
Artinya
: Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas’ud. Nabi saw. Apabila berada di sore hari
sering mengucapkan doa berikut, yaitu : “Kami telah memasuki sore hari dan di
sore hari ini semua kerajaan milik Allah. Segala puji bagi Allah; tiada Tuhan
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan,
bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Rabbku, aku
memohon kepada-Mu kebaikan dari apa yang terkandung di malam ini dan kebaikan dari apa yang terjadi
sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang terkandung di mala
mini dan kejahatan yang akan terjadi sesudahnya. Ya Rabbku, aku berlindung
kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di usia tua. Ya Rabbku, aku berlindung
kepada-Mu dari azab neraka dan azab kubur.” Apabila beliau saw. Berada di pagi
hari mengucapkan pula doa yang sama dengan mengatakan, “ Kami telah memasuki
pagi hari dan semua kerajaan di pagi hari ini milik Allah.” (Riwayat Khamsah
kecuali Bukhari)[1]
MUFRODAT
Sore
|
أمسى
|
Milik Allah
|
الملك لله
|
Usia yang sangat tua
|
وسواءا
الكبر
|
Azab neraka
|
عذاب في
النار
|
Kejahatan
|
شر ما
|
Kemalasan
|
الكسل
|
Azab neraka
|
عذاب في النار
|
Azab kubur
|
عذاب في القبر
|
BIOGRAFI
Abdullah ibn
Mas’ud
Nama
lengkap Abdullah ibn Mas’ud adalah ‘Abdullah ibn Mas’ud ibn Ghafil ibn Habib Al
Hudzaly, beliau adalah salah satu sahabat Nabi yang dahulu pernah bersumpah
setia kepada Bani Zuhra.
Ibu
beliau bernama Ummu ‘Abdillah bint Abu Daud ibn Sau-ah yang juga memeluk agama
Islam di permulaan Islam, berhijrah dua hijrah, turut dalam perang Badar dan
peperangan-peperangan selanjutnya dan beliau selalu menyertai Nabi dan menjadi
penjaga sepatu Nabi.
Beliau
meriwayatkan sejumlah 848 hadits. Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 64
hadits, 21 di antaranya diriwayatkan oleh Bukhary dan sendiri dan 35 di
antaranya oleh Muslim.
Beliau
menerima hadits dari Nabi sendiri, dari ‘Umar dan dari Sa’ad ibn Mu’adz.
Hadits-hadits
beliau diriwayatkan oleh 2 orang putranya yaitu ‘Abdur Rahman dan Abu ‘Ubaidah,
putra saudaranya ‘Abdullah ibn Utabah dan istrinya Zaenab ats Tsaqatsiyah.
Di
antara para sahabat yang menerima hadits dari beliau ialah ‘Abdillah, Abu Musa,
Abu Rafi’, Abu Syuraih, Abu Sa’id, Jabir, Anas, Abu Ju’hafah, Abu Umamah dan
Abu Thufail.
Di
antara para tabi’in ialah, Alqamah, Masruq, Syuraih Al Qadli, Abu Wa-il ‘Abdur
Rahman ibn Abi Laila, Abu ‘Utsman an Nabdy dan lain-lain.[2]
Rasulullah
mempersaudarakan beliau dengan Az Zubair dan sesudah hijrah beliau
dipersaudarakan dengan Sa’ad ibn Mu’adz.
Abu
Nu’aim berkata, Ibnu Mas’ud adalah anggota yang keenam dari anggota-anggota
masyarakat Islam.
Beliau
menerima langsung dari Rasul sejumlah 70 surat-surat Al-Qur’an. Beliaulah orang
yang mula-mula berani membaca Al-Qur’an dengan suara yang nyaring di hadapan
orang Quraisy di Makkah.
Abu
Musa berkata, “Saya dan saudara saya datang dari Yaman, kami menyangka Ibnu
Mas’ud salah seorang keluarga Nabi SAW. Karena kami melihat beliau selalu
keluar masuk rumah Nabi.”
Di
waktu ‘Utsman memerintahkan supaya Ibnu Mas’ud dating ke Madinah, penduduk
Kufah berkata kepadanya, “ janganlah anda pergi, kami akan melindungi anda dari
segala sesuatu yang anda tidak sukai”. Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya mempunyai
kewajiban mentaati ‘Utsman dan saya tidak suka menjadi orang yang pertama
mmbuka pintu kekacauan.”
Beliau
wafat di Madinah pada tahun 32H dan dikebumikan di Al Baqi’. Jenazah beliau
disembahyangkan oleh ‘Utsman.
KETERANGAN
HADITS
Hadits di atas diriwayatkan oleh
Abdullah ibn Mas’ud,yang menceritakan bahwa setiap sore dan pagi Nabi selalu
berdoa. Doa itu di ucapkan untuk mengingatkan bahwa di dunia ini semua milik
Allah. Allah yang menciptakan ini semuanya.
Kita sebagai umatnya, juga harus
meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah, di antaranya berdoa di waktu pagi
hari dan sore,agar kita juga ingat,semua ini hanya Allah yang miliki. Allah
mahakuasa atas segalanya.
Doa itu di harapkan.agar kita
terhindar dari kejahatan yang akan terjadi nanti,kemalasan dan keburukan di
usia tua, dan juga berlindung dari azab neraka dan azab kubur.
Suu-il
kibari, usia yang sangat tua, pada usia tersebut seseorang kembali kepada masa
kekanak-kanakan. Karena itu, ia memerlukan seseorang yang merawat dan
mengasuhnya dalam segala hal.[3]
Di usia yang sudah tua ini, bukan
jadi halangan untuk kita tidak mengingat Allah, memohon kepada Allah, di usia
yang tua ini justru kita juga harus dan lebih mengingat Allah dengan
menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah yang diwujudkan dengan mengucapkan
lafal-lafal tertentu. Kenapa di usia yang tua ini kita malah harus dan lebih
mengingat Allah, karena pada usia tua ini,orang-orang sering berpikiran tentang
kematian, dan sering merasakan keresahan.[4]
Di manapun kita berada,dalam keadaan
apapun, kita harus berdoa kepada Allah,mengingat Allah sebagai pencipta, agar
kita juga terhindar dari sifat kemalasan,lemah, dan penakut.
ASPEK TARBAWI
Dalam hadits di atas dapat kita ambil pelajaran, bahwa
dalam keadaan apapun,umur berapapun kita harus selalu berdoa, mengingat
Allah,berdzikir kepada Allah.
Dzikir itu maksudnya bacaan, piji-pujian dll, sebutan
yang tidak mengandung permintaan.
Doa mempunyai beberapa makna :
Pertama : bermakna ibadah
Kedua : bermakna memohon bantuan dan pertolongan
Ketiga : bermakna permintaan atau permohonan
Keempat : bermakna percakapan
Kelima : bermakna memanggil
Keenam : bermakna memuji
Doa adalah melahirkan kerendahan diri serta menyatakan
keinginan dan ketundukan kepada Allah swt.
Didalam doa itu kita juga mengharapkan agar terhindar
dari sifat lemah,lemas, dan penakut.
BAB III
KESIMPULAN
Hadits
ini menceritakan tentang Nabi yang setiap sore dan pagi selalu berdoa dan
mengingat Allah sebagai pencipta. Allah yang menciptakan alam semesta ini.
Karena tak mungkin alam ini terbentuk
dengan sendirinya. Semua ini Allah yang menciptakan, seperti yang telah di
jelaskan, Allah menciptakan semua ini selama 8 masa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nashif,
Syekh Mansur.1996. Mahkota Pokok-pokok
Hadis Rasulullah SAW. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Wahid,
Achmadi. 1997. Pendidikan Agama Islam.
Semarang : CV. Aneka Ilmu
Hasbi Ash Shidieqy,
Teungku Muhammad. 1999. Ilmu Hadits.
Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra
nama : milzamah
BalasHapusnim : 2021111126
assalamualaikum wr wb.
tolong dijelaskan mengenai faedah dzikir itu?
faedah dzikir itu banyak sekali, di antaranya adalah:
BalasHapus[1] Mendatangkan pertolongan Allah
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku pun akan mengingat kalian.” (QS. al-Baqarah: 152)
[2] Mendatangkan ampunan dan pahala yang besar
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, lelaki maupun perempuan, maka Allah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Ahzab: 35)
[3] Sebab hidupnya hati
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya (Allah) dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya, seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari)
[4] Mendatangkan ketentraman jiwa
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28)
[5] Jauh dari perangkap setan
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat ar-Rahman maka akan Kami jadikan setan sebagai pendamping yang selalu menemaninya.” (QS. az-Zukhruf: 36)
[6] Jalan menuju keikhlasan
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang munafik itu berusaha mengelabui Allah, sedangkan Allah justru mengelabui mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat maka mereka berdiri dengan penuh kemalasan, mereka mencari-cari pujian manusia, dan mereka sama sekali tidak mengingat Allah kecuali sedikit.” (QS. an-Nisaa’: 142)
[7] Perlindungan Allah pada hari kiamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat… di antaranya adalah seorang lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan sepi, kemudian meneteslah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan yang perlu diingat bahwasanya dzikir yang benar adalah yang dilandasi keikhlasan niat dan dikerjakan dengan mengikuti Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allahul muwaffiq.
anisa nur idatul fitri
BalasHapus2021 111 372
assalamu'alaikum..!!
mengenai berdo'a kepada Allah,, mungkin banyak diantara kita ketika berdoA menggunakan kalimat perintah seperti Ya Allah berilah aku, ..., sadarkanlah aku, dll.
sedangkan kita hanyalah makhluk ciptaanNYA yang tidak punya kuasa untuk memerintah Allah..
yang ingin saya tanyakan bagaimana tanggapan pemakalah dengan hal tersebut?? dan sebenarnya bagaimana do'a yang sopan itu??? terimakasih
WA'ALAIKUM SALAM
Hapusmengenai doa dengan menggunakan kata perintah itu, tidak salah,namun kurang beradab.di antara adab berdoa sendiri, Adab Doa
1. Ikhlas semata-mata kerana Allah SWT
2. Memulakan doa dgn tahmid dan syukur memuji Allah kemudian berselawat kepada Rasulullah SAW
3. Khusuk ketika berdoa
4. Mengakui dosa- dosa (sekiranya ada) dan memohon keampunan daripada Allah SAW
5. Mengadap kiblat
6. Mengulang doa sebanyak 3 kali.
7. Berdoa bersungguh-sunguh dan yakin Allah akan menunaikan permintaannya (doanya)
8. Menadah tangan ketika berdoa
9. Menjauhkan diri dari segala maksiat
10. Menjaga makanan, minuman dan pakaian drp hasil yang haram
11. Tidak berdoa utk perkara maksiat dan memutuskan hubungan silaturrahim
12. Berdoa dgn tertib dan tidak gopoh
13. Berdoa dgn menyebut nama-nama Allah yang indah (Asma' Allah al-Husna) dan sifat-sifat Allah yang mulia.
14. Berwudhuk sebelum berdoa.
Naila Chusniyyati
BalasHapus2021 111 264
assalamu'alaikum
Menurut pemakalah bagaimana cara menumbuhkan keinginan untuk berdzikir kepada Allah SWT mulai usia dini? dan bagaimana tanggapan pemakalah mengapa orang-orang pada usia tua yang biasanya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT?
Terimakasih
wa'alaikum salam
Hapuskalau dari usia dini,berarti dari pihak keluarga yang harus mebumbuhkan keinginan pada anak trsebut untuk selalu berdoa,orang tua selalu memberi motivasi kepada anak tersebut.karena keluarga adalah pendidikan yang paling utama.terus,setelah ada motivasi,biasanya anak itu mulai sadar akan pentingnya berdoa.
mengenai usia tua lebih mendekatkan diri pada Allah.menurut psikologis,ciri" usia tua itu : untuk gairah seks menurun,dan lebih memikirkan akhirat.jadi dapat dipahami, bahwa pada usia tersebut memang bersikap begitu.
kurang lebihnya seperti itu,mohon maaf jika jawaban saya kurang tepat
Nama: Anita Kumala
BalasHapusNim: 2021 111 364
Ass.. .
Menurut pemakalah apabila kita sebagai seorang pendidik, ketika kita ingin memotivasi anak agar mereka rajin sholat dan berdoa (beribadah kepada Allah) kita membuat jadwal sholat dan do'a (nderes) dan kita berikan kepada anak didik, kemudian bagi yg rajin sholat dan berdoa, mereka akan mendapat hadiah, nah cara yg seperti ini menurut pemakalah efektif atau tdk ? Karena terkadang apabila jdwal itu dihilangkan, maka walaupun mereka tdk diiming2i hadiah lagi, mereka sudah terbiasa melakukan sholat dan berdoa, bagaimana menurut pemakalah.. .berikan alasannya ?
Terima kasih.
wa'alaikum salam
Hapustugaspendidik adalah mengembangkan dan membantu tumbuh kembangnya fitrahtersebut pada manusia (anak). Peran sekolah baiknya menanamkan kebiasaanberdisiplin dalam beribadah contohnya sholat wajib lima waktu di manapunsiswa berada dan membaca al-qur‟an. Program ini sebagai cara mengajarkankedisiplinan beribadah siswa. Banyak manfaat yang diperoleh sepertimenjauhkan diri dari perilaku yang keji dan munkar dan juga mendekatkandiri pada sang pencipta. Kondisi perilaku siswa saat ini memang masih jauh dari yangdiharapkan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga yangmnyelenggarakan proses pendidikan perlu menerapkan strategi langkahkonkret untuk meningkatkan iman dan taqwa di kalangan pelajarberdasarkan pertimbangan efektifitas, efisiensi dan kebijakan lainnya.Sebagaimana pepatah mengatakan: “Tegak rumah karena budi, runtuh sendirumah binasa. Tegak bangsa karena budi, rusak budi, rusak budi bangsabinasa.” Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebaga,untuk masalah hadiah,sebaiknya jangan dilakukan setiap hari.takutnya nanti anak melakukan itu hanya karena ingin mendapatkan hadiah,bukan karena Allah,hadiah itu dijadikan sebagai motivasi saja,
nama: nur amiroh
BalasHapusnim:2021 111 345
bagaimana menurut pemakalah apabila ada seseorang yang ingat pada Allah ketika susah saja,sedangkan klw dalam keadaan senang dia malah lalai?
Kalau kita merasa kuat, merasa tidak perlu bantuan, merasa sok jago; tidak akan bisa berdoa, kalaupun berdoa maka akan berbeda. Misalnya, ketika kita sedang banyak uang, bagaimana doa kita? Hambar, bahkan sering malas untuk berdoa. Kalau kita merasa lemah, merasa butuh pertolongan, merasa butuh bimbingan dan bantuan; maka kita akan terus berdoa supaya yang tadinya lemah menjadi kuat, tadinya banyak masalah menjadi dibantu, tadinya miskin menjadi dicukupkan oleh Allah SWT. Sedangkan kalau merasa tidak butuh kepada Allah, jarang berdoa. Dengan demikian kalau, misalnya, sekarang doa kita tidak dikabulkan, bisa jadi karena berdoanya hanya pada waktu susah saja; tetapi kalau kita merasa cukup, merasa kuat, merasa hebat; berdoanya hanya sekedarnya saja. Akhirnya ketika kita butuh, Allah mengatakan, ”Engkau pada saat merasa cukup tidak mau minta, sekarang giliran tidak punya merengek-rengek!”. Oleh karena itu apapun kondisi kita, kita harus yakini bahwa kita ini lemah, sangat bergantung. Doa itu tidak boleh berhenti, hanya sewaktu butuh saja. Allah berfirman dalam surat Faathir : 15:
HapusHai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
Kata Allah bahwa manusia itu butuh kepada Allah. Butuh apa saja? Butuh pertolongan, butuh bimbingan, butuh rejeki, butuh sehat, dan sebagainya. Orang yang emrasa butuh pasti doanya akan serius, tetapi kalau merasa tidak butuh, maka doanya tidak serius, bahkan malas berdoa.
dalam berdhikir atau berdoa seharusnya kita kan ikhlas tapi tidak jarang orang melakukan semua itu semata-mata hanya ingin dibilang alim oleh orang lain, menurut pemakalah bagaimana cara kita menumbuhkan rasa ikhlas ddalam diri kita?
BalasHapusIkhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.
Hapuscara menumbuhkan rasa ikhlas:
1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan.
2. menjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka.
Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.
3. menyadari kelemahan dan kekurangannya.
”
Eka Supriyatin
BalasHapus2021 111 357
Assalamualaikum...........
bagaimana solusinya jika ada orangtua dalam melaksanakan ibadah kurang bener dikarenakan faktor usia?????
misalnya dalam berwudhu dalam melaksanakan rukun-rukunya tidak urut.
jelaskan dan berikan solusinya!!!!!!!!!!!!!
trims.....
WA'ALAIKUM SALAM
Hapuskalau ada mani' (halangan) ya di ma'fu, tapi jangan di buat gampang juga, kalau bisa jangan sampai lupa, kalau pingin hati-hati, sebaiknya di ulang atau di qodho.
kalau memang sudah parah dan tidak bisa di ingat-ingat kembali, maka bagi dirinya sudah mendapatkan ke rukhshohan dalam sholat.
jika orang yang sudah tua tersebut sampai hilang akalnya maka dia tidak wajib shalat, karena orang yanghilang akalnya tidak dibebani dengan kewajiban, apapun bentuknya, berdasarkan sabda Nabi SAW, Yng artinya:
pena catatan aml diangkat (amalnya tidak dicatat) untuk 3 orang:
orang yang tidur sampai dia bangun, anak kecil sampai dia baligh, dan orang gila sampai dia sembuh atau berakal. (H.R. An-Nasa'i dan Abu Daud : dinilai sahih oleh Al-Albani)
namun jika ada orang yang sudah tua dan dia masih sadr, belum hillang ingatannya, maka dia wajib shalat semampunya. bisa dengan duduk atau berbaring. jika tidak mampu bediri.
khusnia zj
BalasHapus2021 111 010
bagaimana caranya kita agar ikhlas dan tenang pada saat berdzikir
ketika kita niat untu berdzkir,haruslah tulus karena Allah SWT, adapun motivasinya :
BalasHapus1. kita harus selalu ingat, bahwa kita itu pasti butuh Allah.
2. dalam berdzikir yanh kita harapkan hanya mendapat pahala dari Allah.
itu semua tergantung pada niat masing-masing orangnya, jika dia sudah punya niat untuk berdzikir sedara ikhlas dan tenang, insya Allah akan terlaksana niat tersebut.