BAB I
PENDAHULUAN
As-sunah adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan nabi Muhammad SAW baik itu perbuatan, perkataan, ketetapan. As-sunah
ini adalah sebagai landasan atau ketetapan hukum yang kedua setalah firman
Allah yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an itu sendiri sifatnya masih umum dan nabi SAW
menjelaskan lagi dengan lebih spesifik Dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang As-sunah mengenai makhluk metafisika.sebelum kita mengetahui makhluk
metafisika kita kenali terlebih dahulu tentang alam metafisik. Alam metafisika
adalah suatu alam yang tidak bisa dilihat dengan mata terlanjang oleh manusia caranya
dengan mata batin sedangkan makhluk metafisika itu sendiri adalah suatu mahkluk
hidup yang tinggal di alam ghaib contohnya setan,jin, iblis, dll
BAB II
PEMBAHASAN
HADITS TENTANG MAKHLUK METAFISIKA
A.
Hadits 1
1.
Materi Hadits
30- حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ
بْنُ حَرْبٍ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا
نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ
فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ
عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ
النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ} (رواه مسلم فى الصحيح, باب ما روى فيمن نام :
1295)
Terjemah
Telah menceritakan kepada kami amru an
Naqid dan Zubair bin Harb, Amru berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan
bin Uyainah dari Abu Zinad dari Abu Hurairah sampai kepada nabi SAW (bahwa
beliau bersabda) : “setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat
ia tidur dengan 3 ikatan dengan setiap ikatan ia akan membisikan padamu bahwa malam masih
panjang. Jika ia terbangun lalu berdzikir kepada Allah lepaslah satu ikatan,
jika ia berwudhu maka lepaslah 2 ikatan, dan jika ia melanjutkan dengan sholat
maka lepaslah seluruh ikatan itu sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan
penuh semangat dan jiwanya pun sehat, namun jika tidak maka dia akan memasuki
waktu pagi dengnan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.(HR. Muslim)[1]
2. Mufrodat
Hadist
الشَّيْطَان : setan
لَيْلًا : malam
طَوِيلًا ُ : masih panjang
فَذَكَرَ : berzikir
تَوَضَّأَ :
wudhu
صَلَّى : sholat
أَصْبَحَ : waktu pagi
نَشِيطًا : bersih/sehat
النَّفْسِ : jiwa
كَسْلَانَ :
malas
3. Keterangan
Hadits
Nabi SAW bersabdah: bahwa setan mengikat
kalian dengan ikatan pada waktu kita
tidur, dan setan berkata عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا didalam
kitab shohih dan pemerintah mengutip dari banyak riwayat. Setan seakan-akan
menghembuskan buhul-buhul dari ucapan yang ada didalam hati diri kita
seakan-akan bercerita sendiri bahwa malam masih panjang maka seakan-akan kita
mengakhiri dari sholat.
Nabi pun bersabdah: apabila kita(manusia)
terbangun dalam tidurnya dan mengucapkan dzikir kepada Allah maka ikatannya
akan lepas satu. Apabila melanjutkan dengan wudhu maka ikatanya akan lepas dua
dan apabila melanjutkan dengan sholat maka akan lepas semua. فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ pada lafat ini
kita disuruh untuk bangun pada waktu tengah malam. Dan Allah sudah berjanji
akan memberi pahala dan dijalankan secara rutin maka akan hilang ikatan dari
setan.
وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ pada lafat ini menjelaskan bahwa
apabila kita tidak menjalankan 3 perkara ini pada waktu pagi hari maka hatinya
akan keji dan penuh kemalasan.tidak mempunyai semangat dengan sepenuh hati.[2]
4. Boigrafi
Perawi Imam Muslim
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Husain
Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi al Naisaburi. Dia adalah salah seorang
diantara panji-panji ahli hadis yang berkedudukan sebagai iman, hafidz, dan
kuat posisinya. Menurut Al Hafidz Ibnu Al Ba’i di dalam kitabnya ‘Ulamau
Al-Anshari’, bahwa Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H dan
dibesarkan dalam lingkungan keluarga berpendidikan yang haus akan ilmu hadis.
Akibat karakternya yang terbentuk dalam lingkungan keluarga yang demikian,
telah mendorongnya menuntut ilmu kepada guru-guru yang memiliki nama besar di
negara-negara islam. Imam Muslim menyusun kitab sampai meninggal dunianya pada
tahun 261 H, di Naisabur dalam usia 55 tahun.
Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap
ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi
mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika
usianya kurang dari lima
belas tahun. Beruntung, beliau dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir
dan ingatan hafalan. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang
dan berguru pada seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian,
beliau mulai menghafal hadits Nabi SAW, dan mulai berani mengoreksi kesalahan
dari gurunya yang salah menyebutkan periwayatan hadits.
Bagi Imam Muslim, Baghdad memiliki arti
tersendiri. Di kota
inilah beliau berkali-kali berkunjung untuk belajar kepada ulama-ulama ahli
hadits. Kunjungannya yang terakhir beliau lakukan pada tahun 259 H. Ketika Imam
Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim sering mendatanginya untuk bertukar
pikiran sekaligus berguru padanya. Saat itu, Imam Bukhari yang memang lebih
senior, lebih menguasai ilmu hadits ketimbang dirinya.
Imam Muslim yang dikenal sangat tawadhu'
dan wara' dalam ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut
Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pada Universitas Damaskus, Syria,
hadits yang tercantum dalam karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah
3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangan, katanya,
berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al Khuli, ulama besar
asal Mesir, hadits yang terdapat dalam karya Muslim tersebut berjumlah 4.000
hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dengan pengulangan. Jumlah hadits yang
beliau tulis dalam Shahih Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000
hadits yang beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim
membutuhkan waktu 15 tahun.
Mengenai metode penyusunan hadits, Imam
Muslim menerapkan prinsip-prinsip ilmu jarh, dan ta'dil, yakni suatu ilmu yang
digunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadits. Beliau juga menggunakan
sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat), seperti haddasani
(menyampaikan kepada saya), haddasana (menyampaikan kepada kami), akhbarana
(mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), dan qaalaa (ia
berkata).[3]
5. Aspek
Tarbawi
Bahwa ketika tidur kita harus ingat akan
godaan setan yang sampai akhir zaman akan menggoda manusia.Hati ibarat sebuah
benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan
senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng
tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat.[4]
Kita hidup didunia ini diciptakan untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan dan disunahkan oleh Allah kepada kita
apabila kita menjalankanya, Allah sudah janji kepada makhluknya bahwa akan
memberikan pahala.
Pada hadits diatas mengajarkan kita
supaya kita tidak menjadi orang yang malas dan menjadi orang yang penuh
semangat dalam hal apapun. Diawali dengan bangun tidur awal sebelum adzan subuh
berkumandang dan pada waktu menunggu adzan subuh berkumandang kita bisa
melakukan sholat pada tengah malam seperti shalat tahajut, shalat hajat dan
shalat witir.
B.
Hadits 2
1.
Materi Hadits
31 - حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ
عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَالَتْ : {كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ
لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي
وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنْ
الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى
رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى
الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ
شَيْئًا}. (رواه البخارى فى الصحيح, كتاب بدء الخلق, باب صفة إبليس وجنوده, 3039)
Terjemah
Mahmud bin Ghailan menyampaikan kepada
kami dari Abdur razaq yang mengabarkan dari ma’mar dari Azzuhri dari Ali bin
husain dari shofiyah binti huyain yang berkata “saat rasulullah SAW sedang
i’tikaf dimasjid aku pernah menemui beliau dimalam hari aku berbicara dengan
beliau kemudian dia berdiri dan hendak kembali, beliau berdiri bersamaku untuk
mengantarku pulang shofiyyah tinggal dirumahsaat itulah, ad dua orang laki-laki
dari anshar lewat. Melihat rasulullah SAW mereka pun mempercepat langkah. Maka
nabi SAW bersabda,: pelan-pelan! Dia ini shafiyyah binti huyay. Mereka berdua
berkata , maha suci Allah, wahai rasulullah. Sesungguhnya setan itu mengalir
pada diri manusia melalui aliran darah. Sungguh, aku khawatir setan itu
melesatkan keburukan ke dalam hati kalian berdua.”[5]
2. Mufrodat Hadist
رَجُلَانِ : kedua orang
سُبْحَانَ
اللَّهِ : maha suci allah
إِنَّ : sesungguhnya
الشَّيْطَان : setan
يَجْرِي : berjalan
مَجْرَى : aliran
الدَّمِ : darah
خَشِيتُ :
takut
قُلُوبِكُمَا : hati kedua orang
سُوءًا : jelek
3. Keterangan Hadist
Pada waktu itu sahabat nabi yang bertemu
nabi yang sedang i’tikaf di masjid. I’tikaf yaitu berdiam diri di dalam masjid,
setelah nabi selesai i’tikaf nabi dan para sahabat pulang. Nabi mengantarkan
sahabat tersebut pulang dan saat itulah shofiyah tinggal di rumah saat itu.
Pada waktu itu ada 2 orang kaum anshor
yang melihatnya dan berprasangka buruk kepadanya, lalu nabi bersabda bahwa
setan itu menggoda manusia sampai pada hati, seperti aliran darah pada tubuh
manusia. Nabi khawatir dan cemas kalau setan menyesatkan prasangka buruk
didalam hati 2 orang anshor tersebut
4. Biografi
Perawi Imam Al Bukhari
Nama lengkap imam Bukhari ialah muhammad
bin Ismail bin Ibrahim bin Munghirah bin Bardizbah al Jufi Al Bukhari. Ju’fi
adalah nama suatu daerah di negeri Yaman, dimana kakek Imam Al Bukhari,
Mughirah, adalah seorang tokoh Islam yang disegani didaerah itu. Dan oleh
karena itu seluruh keturunannya berbagga dengan itu, dan dipakai sebagai
pelengkap nama-namanya, termasuk imam Al Bukhari.
Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh
dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat
karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut).
Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah,
dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara
total.
Imam Al Bukhari dilahirkan pada hari
Jum’at malam tanggal 13 Syawal 194 H dalam sebuah keluarga diberkahi dan
dihiasi ilmu dan taqwa. Ayahnya bernama Ismail. Imam Al Bukhari telah menuntut
ilmu kepada ahli-ahli hadis yang populer pada masa itu di berbagai negara,
yaitu Hijaz, Syam, Mesir, dan Irak. Beliau meninggal dunia pada malam selasa
tahun 255 H. Dalam usia tahun kurang 13 hari.
5. Aspek
Tarbawi.
Dari hadits diatas dapat ditarik
intisari yaitu bahwa kita tidak boleh ikut sifat setan ini yaitu buruk sangka
kepada orang. Berbagai prasangka buruk terhadap orang lain sering kali bersemayam
di hatii kita. Sebagian besarnya, tuduhan itu tidak dibangun di atas tanda atau
bukti yang cukup. Sehingga yang terjadi adalah asal tuduh kepada saudaranya. Buruk sangka kepada orang lain atau yang dalam bahasa
Arabnya disebut su`u zhan mungkin biasa atau bahkan sering hinggap di hati
kita. Berbagai prasangka terlintas di pikiran kita.
Kata ulama kita, adalah tuhmah
(tuduhan). Zhan (prasangka buruk) yang diperingatkan dan dilarang adalah tuhmah
tanpa ada sebabnya. Seperti seseorang yang dituduh berbuat fahisyah (zina) atau
dituduh minum khamr padahal tidak tampak darinya tanda-tanda yang mengharuskan
dilemparkannya tuduhan tersebut kepada dirinya. Dengan demikian, bila tidak ada
tanda-tanda yang benar dan sebab yang zahir (tampak), maka haram berzhan yang
jelek.
Berburuk sangka terhadap muslim lainnya.
Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti
dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda
dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.
[1] Id. Lidwa.com/app/
[2] Al Imam Abi Husain
Muslim bin Hujjad Kosyiri Al Nasabul . tahun 261 H. Shahih Muslim. Kitab
Bisyarhin Nawawi karya Imam Yahya bin Syarfi Nawawi. (Damaskus) tahun 677 H
[3] Prof
Dr Muhammad Alawi Al Maliki, 2009. Imam Muslim; Ilmu Ushul Hadits. Cet
II. (Jakarta: Pustaka Pelajar). Hal 263
[4] http://asysyariah.com, Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah, Judul:
Jauhi Buruk Sangka, tanggal 17 Pebruari 2013
[5] Abu Abdullah Muhammad
bin Ismail Al Bukhori, Penerjemah Masyhar, dkk. 2011. Shahih Al-Bukhori.
Cet1. (Jakarta: Almahira), hal.767
Assalamu'alaikum. . .
BalasHapusDewi Nurlita Kurniawati (2021 111 036)
Bagaimana cara kita menghilangkan sifat syetan yang ada dalam diri kita yaitu malas?? Karena pada kenyataanya malas itu susah untuk dihilangkan.
Bagaimana cara kita memerangi suudzan baik yang dilakukan diri kita sendiri maupun orang lain??
jazakumullah...
wa'alaikum salam
Hapusterima kasih
berikut ini beberapa tips yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
1) Perbanyak Doa
Doa adalah senjata orang mukmin, begitulah Nabi menegaskan, bahwa obat mujarab untuk menyembuhkan jiwa orang mukmin yang sudah terjangkiti berbagai penyakit adalah berdoa dan bersungguh-sungguh dalam doa.
2) Lawanlah Setan dan Nafsu
Malas sebenarnya berasal dari setan. Setan akan terus berusaha mengusik dan membujuk nafsu manusia untuk malas, baik dalam menunaikan ibadah maupun dalam aktivitas yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
“Setan mengikatkan tiga ikatan di belakang kepala salah seorang dari kalian ketika tidur. Pada setiap ikatan setan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah.” Apabila salah seorang dari kalian terjaga dari tidur, lalu menyebut nama Allah, maka akan terlerai satu ikatan. Jika ia mengambil wudu, maka terlerai satu ikatan lagi. Dan jika ia salat, maka terlerailah semua ikatan. Jika demikian, maka ia akan bangun di waktu pagi dalam keadaan rajin serta lapang hatinya. Jika ia tidak (melakukannya), maka ia bangun pagi dalam keadaan buruk jiwanya dan diliputi rasa malas.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibn Hibban, dan lainnya)
Hadis ini menunjukkan bahwa malas berasal dari setan dan kita harus berusaha terus melawannya dengan tidak menuruti apapun yang dibisikkan olehnya. Jika setan sudah bisa dikalahkan, maka malaspun akan hilang.
3) Menimba Ilmu
Timbalah ilmu sebanyak mungkin. Dengan ilmulah seseorang akan menjadi orang yang rajin dan cekatan dalam hidupnya. Ketika seseorang tahu bahwa malas berasal dari setan dan merupakan sifat orang munafik, dia akan memiliki dorongan untuk mengusirnya.Ilmu menyebabkan semangat dan sikap seseorang terhadap sebuah amal berubah 180 derajat. Ilmu akan menuntun seseorang untuk rajin dan cekatan dalam mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
http://cintaallah.org/cara-menghilangkan-malas/Posted on Mar 16 2012
Cara Menghindari atau Sifat Su'udzon
a. Meneliti apa yang sebenarnya terjadi, jangan hanya kata dia dan kata dia. Karena hal yang semacam itu adalah menggunjing.
b. Diam, jika kita belum tahu kebenaran yang belum pasti, karena jika kita nyerocos terhadap orang lain dengan cerita yang tidak ada bukti, itu bukan menyelesaikan masalah, akan tetap menambah dan mempersulit keadaan.
c. Banyak belajar menilai seseorang, karena banyak yang kita liat tidak sama dengan kenyataannya.
d. Jangan mendengarkan perkataan seseorang hanya dari satu mulut, karena bisa saja mulut orang itu carpak ( bohong ), disamping itu mulut yang lain juga sama-sama mempunyai hujjah untuk diperdengarkan. Setelah kita mendengar pernyataan mulut yang satu dan yang satunnya barulah kita memutuskan perkara itu.
e. Jangan berbuat sesuatu yang menyakitkan teman atau saudara kita, atau melakukan hal yang dilarang syariat atau dilarang negara dan perbuatan yang dimata masyarakat itu adalah perbuatan yang tidak baik. Karena hal yang semacam itu bisa menimbulkan suudzon dan bisa membuat orang lain menggunjing karena perbuatan itu.
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/04/13/bodohnya-orang-yang-bersikap-suudzon/
jazakumullah........
Ila Ariska (2021 111 023)
BalasHapusdi atas di jelaskan bahwa Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng (hati). Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat. yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana menjaga hati kita agar hati kita itu bagaikan benteng yang kokoh?
terima kasih pertanyaannya
Hapusuntuk menjaga hati kita agar hati kita itu bagaikan benteng yang kokoh yaitu dengan cara beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yaitu kita selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya,dengan iman dan takwa itu dapat membentengi setan yang senantiasa ingin memiliki dan menguasai hati kita.
Anisa Nur Idatul Fitri
BalasHapus2021 111 372
Assalamu'alaikum
Dari aspek tarbawi hadits yang kedua disebutkan bahwa kita tidak boleh ikut sifat setan ini yaitu buruk sangka kepada orang.
itu berarti kita tidak boleh su'udzn kepada orang lain. kemudian yang ingin saya tanyakan bagaimana jika kita bersu'udzn kepada orang lain dengan niatan untuk menjaga diri...apakah itu juga dilarang ??? tlong jelaskan
terima kasih
Wa'alaikum salam
Hapusterima kasih atas pertanyaannya.
tetapi pertanyaan ini sudah dijawab. dan bisa dilihat jawabannya pada Ianaturrizqia.
sekian
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusNaila Chusniyyati
BalasHapus2021 111 264
Assalamu'alakum
Menurut pemakalah apa bedanya antara waspada, curiga dan su'udzan? lalu bagaimana cara menghindari sifat su'udzan pada orang yang sudah kita kenal seperti teman, tetangga ataupun keluarga?
terimakasih
wa'alaikumsalam wr wb
Hapusterima ksih atas pertanyaannya. tanggapan dari saya.....
waspada adalah berjaga jaga, bersiap siaga, berawas diri dengan siapa saja.
curiga adalah berwas-was, merasa kurang percaya pada seseorang
su'udzon adalah selalu berfikir negatif.
cara menghindari sifat su'udzon adalah:
a. Meneliti apa yang sebenarnya terjadi, jangan hanya kata dia dan kata dia. Karena hal yang semacam itu adalah menggunjing.
b. Diam, jika kita belum tahu kebenaran yang belum pasti, karena jika kita nyerocos terhadap orang lain dengan cerita yang tidak ada bukti, itu bukan menyelesaikan masalah, akan tetap menambah dan mempersulit keadaan.
c. Banyak belajar menilai seseorang, karena banyak yang kita liat tidak sama dengan kenyataannya.
d. Jangan mendengarkan perkataan seseorang hanya dari satu mulut, karena bisa saja mulut orang itu carpak ( bohong ), disamping itu mulut yang lain juga sama-sama mempunyai hujjah untuk diperdengarkan. Setelah kita mendengar pernyataan mulut yang satu dan yang satunnya barulah kita memutuskan perkara itu.
e. Jangan berbuat sesuatu yang menyakitkan teman atau saudara kita, atau melakukan hal yang dilarang syariat atau dilarang negara dan perbuatan yang dimata masyarakat itu adalah perbuatan yang tidak baik. Karena hal yang semacam itu bisa menimbulkan suudzon dan bisa membuat orang lain menggunjing karena perbuatan itu.
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/04/13/bodohnya-orang-yang-bersikap-suudzon/
kadang kala dalam hidup kita tidak dipungkiri bahwa sering kali kita bersu udhon kepeda orang lain,,, padahal bersuudhon terus dengan muslim lainnya maka akan membuat seseorang merasa bahwa dirinya paling tinggi diantara yang lain. terus yang saya tanyakan apakah boleh kita bersuudhan dengan maksud menjaga diri kita?
BalasHapusmenurut saya,yang namanya su'udzon itu tetap berpikir negatif pada orang lain, yang seharusnya kita lakukan bukannya su'udzon pada orang lain tapi waspada pada orang lain.
Hapuseka supriyatin
BalasHapus2021 111 357
bagaimana pendapat makalah tentang suatu pernyataan ini" bahwa wanita iti dilingkupi oleh 70 syetan" itu saya dapat ketika mengikuti kajian studi islam??????
terima kasih atas pertanyaan yang diajukan yang berkwalitas
Hapusdi dalam kontest permasalahan makalah saya, saya tidak mengupas tentang 70 syetan yang mengelilingi wanita. maka pemakalah tidak berhak untuk menjawab
terima kasih.......
Siti Nur Fitriana 2021 111 257
BalasHapusmakhluk metafisika yaitu setan adalah makhluk yang diciptakan Allah untuk mengganggu manusia. nah di Zaman sekarang ini banyak setan yang sudah mengganggu manusia contoh nya saja banyak orang yang berbuat tidak baik dan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. nah yang mau saya tanyakan adalah kiat-kiat apa yang harus orang lakukan agar terhindar dari godaan setan???? kemudian bolehkah kita bersu'udzon kepada semua orang, lebih khususnya kepada orang yang tidak kita kenal???dan apa kelebihan dan kekurangan dari kita berbuat su'udzon kepada orang yang belum kita kenal????? terima kasih...:)
terima kasih pertanyaannya.
HapusA. KIAT-KIAT AGAR TERHINDAR DARI SETAN
Posted on August 10, 2011 by Situs islam: www.almanhaj.or.id , www.alsofwah.or.id , www.muslim.or.id
1. Kiat Pertama: Hendaklah seorang hamba mengetahui bahwa maksiat itu adalah perbuatan tercela, buruk dan hina.
2. Kiat kedua: Memiliki rasa malu terhadap Allah Azza Wa Jalla.
3. Kiat ketiga: Memelihara nikmat-nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan semua kebaikan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepadamu.
4. Kiat keempat: Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan adzabNya.
5. Kiat kelima: Mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
6. Kiat keenam: Menjaga kehormatan diri, kesuciannya, keutamaannya, semangatnya, dan wibawanya, dari melakukan kemaksiatan.
7. Kiat ketujuh: Mengetahui dengan benar akan dampak buruk kemaksiatan, dan bahaya yang ditimbulkan olehnya.
8. Kiat kedelapan: Pendek angan-angan dan mengetahui betapa cepatnya perpindahannya.
9. Kiat kesembilan: Menjauhi (sikap) berlebihan dalam makan, minum, berpakaian, tidur dan berinteraksi dengan manusia.
10. Kiat kesepuluh: Inti dari kiat-kiat ini semua adalah tertancapnya pohon iman di dalam hati.
http://alsofwah.or.id/?pilih=lihatannur&id=603
Dzikrotul khasanah (2021 111 262)
BalasHapusDalam aspek tarbawi dijelaskan mengenai kita tidak boleh menjadi orang yang malas. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana caranya agar kita selalu bersemangat dalam beribadah (menuntut ilmu), selain yang sudah ada dalam makalah. mohon dijelaskan....
terimakasih.....
terima kasih atas pertanyaanya
Hapuscara untuk membantu semangat Anda dalam beribadah :
1. Menjaga panca indera dari godaan buruk
2. Menjauhi lingkungan yang buruk
3. Membaca buku-buku Islam
4. Mengikuti pengajian
5. Menambah ibadah sunnah.
http://pacaranituharam.wordpress.com/2011/08/10/bagaimana-kiat-kiat-untuk-membangkitkan-semangat-beribadah-2/
Anita Kumala
BalasHapus(2021 111 364)
Ass.. .
Klasifikasi hati manusia itu ada 3 yang pernah saya ketahui, yakni Qalbun shahih/salim, Qalbun Mayyit dan Qalbun Maridl.. .Yang ingin saya tanyakan kepada pemakalah, bagaimana caranya agar kita termasuk dalam Klasifikasi Qalbun shahih/salim (sehat dan selamat) dalam artian lolos dari godaan Syaithon yg trkutuk agar senantiasa bertakwa kepada Allah, karena dlm klasifikasi ketiga hati trsebut dapat memberikan keterangan dasar bagi pemakalah.. .semoga bermanfaat..
Terima kasih.
wassalamualaikum wr wb
BalasHapusterima kasih atas pertanyaaannya
maaf pertanyaan anda tidak menjurus pada permasalahan di makalah saya, maka saya tidak berhak menjawab.
terima kasih.