Laman

Rabu, 20 Maret 2013

d6-3 fitri nur afina : makhluk Metafisik : Syetan...



KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
Hadits Perintah Shalat Sunnah di Malam Hari
dan Larangan Berprasangka Buruk

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas :
                                    Mata kuliah           : Hadits Tarbawi2
                                    Dosen pengampu  : Ghufron Dimyati,M.S.I




Disusun oleh:
Fitri Nur Afina (2021111197)

Kelas D


JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN

Hadits tarbawi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mendorong kita agar mampu berpikir lebih dalam mengenai hadits-hadits yang pada dasarnya berisi anjuran ataupun peringatan yang ditujukan kepada kita sebagai kaum muslim. Sehingga dengan demikian, kita mampu mengambil hikmahnya yang akan berdampak pada kehidupan kita yang lebih baik.
Pembahasan materi Hadits Tarbawi pada bab ini menekankan pada klasifikasi ilmu pengetahuan. Di mana di dalamnya akan dibahas lebih lanjut mengenai perintah mengerjakan shalat sunnah di malam hari, larangan berprasangka buruk, serta godaan syetan kepada manusia.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan bermanfaat.

















BAB II
PEMBAHASAN


  1. Materi Hadits Tentang Perintah Shalat Sunah di Malam Hari
 حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ} . (رواه مسلم(

  1. Terjemahan Hadits
Telah menceritakan kepada kami Amru An-Naqid dan Zuhair bin Harb, Amru, berkata: telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Abu Zainad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah sampai pada Nabi saw bahwa beliau bersabda:  “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan. Dengan setiap ikatan ia akan membisikkan kepadamu bahwa malam masih panjang. Jika ia berdzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu maka lepaslah dua ikatan. Dan jika ia melanjutkan dengan solat maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat. Namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan”.[1]




C.     Mufrodat

Terjemah
Ayat
Setan
الشَّيْطَانُ
Ikatan
عُقَدٍ
Membisikkan
يَضْرِبُ
Malam
لَيْلًا
Terbangun
اسْتَيْقَظَ
Lepas
انْحَلَّتْ
Malas
كَسْلَانَ
Pagi hari
فَأَصْبَحَ
Bersih
نَشِيطًا
Keji
خَبِيثَ


D.    Biografi Perowi
1.      Abu Hurairah
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Sakhr. Ia berasal dari Bani Daus bin Adnan. Abu Hurairah memeluk Islam tahun 7 Hijriyah, tahun terjadinya perang Khaibar, dan meninggal di Aqiq pada tahun 57 Hijriyah.
Ia adalah pemimpin para ahli shuffah, yang menggunakan seluruh waktunya untuk beribadah di masjid Nabi. Abu Hurairah dianugerahi kemampuan hafalan yang kuat.[2]


2.      Imam Muslim
Nama lengkap beliau adalah al-Imam Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim ibn Warad Ibn Kusyadz al-Qusyairi. Muslim dikenal salah satu punggawa hadits dari masa ke masa. Beliau dilahirkan pada tahun 206 H.
Kehidupan Muslim dipenuhi dengan aktifitas dan amalan yang baik, khususnya dalam menggali ilmu hadits dan periwayatan, kegiatan ini dimulai sejak tahun 218 H.
Muslim seringkali mengunjungi Baghdad untuk bertemu dengan ulama-ulama yang ada pada saat itu, terakhir kali Muslim pergi ke Baghdad pada tahun 259 H dan ketika al-Bukhari berada di Nisabur, Muslim sering menjumpai dan belajar kepadanya. Hal ini dilakukan sebab beliau mengetahui bahwa al-Bukhari merupakan ulama yang berkualitas.
Muslim wafat pada malam Ahad dan di makamkan di Nashrabad di daerah Nisabur pada hari Senin tanggal 15 bulan Rajab tahun 261 H pada usia 55 tahun yang telah dipenuhi dengan banyak meninggalkan karya tulis yang bermanfaat.[3]

E.     Keterangan Hadits
     Hadits di atas menjelaskan mengenai kemakruhan semalam tidur tanpa mendirikan shalat sunnah. Bagi seseorang, hendaklah setiap malam senantiasa mendirikan shalat sunnah, baik sebelum maupun setelah bangun tidur.[4]

F.      Aspek Tarbawi
1.      Anjuran untuk melaksanakan shalat sunnah di malam hari, baik sebelum ataupun setelah bangun tidur
2.      Peringatan bahwa ketika seorang muslim tidurpun tidak terlepas dari godaan syetan yang menyesatkan
3.      Perintah kepada umat Islam agar dapat mengalahkan bisikkan syetan tersebut dan melepaskan ikatannya
4.      Dengan melaksanakan shalat sunnah di malam hari, kita akan bangun dengan jiwa yang sehat dan penuh rasa semangat
5.      Sebaliknya, apabila kita tidak melaksanakan hal tersebut, kita akan terbangun dari tidur dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.

A.    Materi Hadits  Tentang Larangan Berburuk Sangka
حَدَّثَنِي مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَالَتْ : {كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا}. (رواه البخارى )
B.     Terjemahan Hadits
Mahmud bin Ghailan menyampaikan kepada kami dari Abdurrazaq yang mengabarkan dari Ma’mar dari Azzuhri dari Ali bin Husain dari Shafiyyah binti Huyay yang berkata:Saat Rasulullah sedang I’tikaf di masjid aku pernah menemui beliau di malam hari. Aku berbicara dengan beliau, kemudian aku berdiri dan hendak kembali, beliau berdiri bersamaku untuk mengantarku pulang. Shafiyyah tinggal dirumah Usamah bin Zaid. Saat itulah, ada dua orang laki-laki dari Anshar lewat melihat Rasulullah, merekapun mempercepat langkah. Maka nabi bersabda, pelan-pelan! Dia ini Shafiyyah binti Huyay. Mereka berdua berkata, Maha Suci Allah, Wahai Rosulullah; Beliau bersabda “ Sungguh, aku khawatir setan itu melesatkan keburukan ke dalam hati kalian berdua.[5]

C.     Mufrodat

Terjemah
Ayat
Sedang I’tikaf
مُعْتَكِفًا
Menemui
أَزُورُ
maka aku berbicara dengan beliau
فَحَدَّثْتُهُ
Berdiri
قُمْ
Hendak kembali
فَانْقَلَبْتُ
Aliran darah
مَجْرَى الدَّمِ
Takut
خَشِيتُ
Jelek
سُوءًا

D.    Biografi Perowi
1.      Shafiyyah binti Huyay (610 M-670 M)
Shafiyyah binti Huyay adalah istri ke-11 dari Nabi Muhammad yang berasal dari suku Bani Nadhir. Ayahnya ketua suku Bani Nadhir, salah satu Bani Israel yang bermukim di sekitar Madinah.
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin Al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhum. Ibunya bernama Barrah binti Samaual dari Bani Quraizhah.
Beliau wafat dalam usia sekitar 50 tahun, pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan dikuburkan di Baqi’.[6]
Shafiyyah merupakan pemimpin Khaibar, ketika kaum muslimin membuka tanah Khaibar, Shafiyyah termasuk diantara tawanan, lalu menjadi bagian Nabi saw. Maka beliau memerdekakannya dan langsung menikahinya.[7]
2.      Al-Bukhari
Nama lengkap Imam Al-Bukhari ialah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi Al-Bukhari. Al-Bukhari dilahirkan pda hari Jum’at malam tanggal 13 Syawal 194 H dalam sebuah keluarga yang diberkahi ilmu dan taqwa. Ayahnya bernama Ismail, beliau dikenal sebagai seorang alim dan seorang muhaddits.
Kitab shahih Al-Bukhari telah memperoleh penghargaan tinggi dari para ulama, mereka telah memberikan pernyataan bahwa Shahih Al-Bukhari adalah satu-satunya kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an. Kitab ini merupakan himpunan kitab-kitab shahih, yang sekaligus menjadi objek pembahasannya.
Al-Bukhari wafat bertepatan pada malam hari raya Idul Fitri tahun 256 H (31 Agustus 870 M) dalam usia 62 tahun. Sebelum kewafatannya Al-Bukhari berwasiat agar jasadnya dikafani dengan tiga lapis kain kafan tanpa qamis (baju panjang) dan surban, wasiat tersebut kemudian dilaksanakan. Al-Bukhari dimakamkan setelah shalat dhuhur setelah kehidupannya dipenuhi dengan amal kebaikan dan perjalanan yang panjang.[8]

E.     Keterangan Hadits
Hadits tersebut menjelaskan tentang larangan berprasangka buruk. Ketika Shafiyyah menemui Muhammad di malam hari, ketika Shafiyyah hendak pulang, Nabi ikut berdiri. Pada saat itu ada dua orang laki-laki dari Anshar yang melihatnya kemudian mempercepat langkahnya.
Hal yang demikian oleh Nabi dikhawatirkan dapat menimbulkan adanya suatu kebohongan/fitnah. Di mana hukum asal kebohongan adalah haram, sehingga Islam menyamakannya dengan perbuatan syetan.[9]

F.      Aspek Tarbawi
1.       Larangan berprasangka buruk
2.       Larangan melakukan suatu kebohongan
3.      Peringatan bahwa kebohongan perbuatan yang menyesatkan manusia
4.      Anjuran kepada umat Islam agar senantiasa berbaik sangka dan selalu mendekatkan diri kepada Allah agar terhindar dari hal yang tidak baik


BAB III
PENUTUP

Dari uraian di atas, pada hadits pertama dapat disimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk mengerjakan shalat sunnah di malam hari. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan kita terhadap bisikkan syetan yang menyesatkan.
Apabila kita mengerjakan shalat, kita akan bangun dengan jiwa yang sehat dan penuh semangat. Tetapi sebaliknya, apabila tidak, kita akan terjerumus ke dalam godaan syetan sehingga kita bangun dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.
Pada hadits kedua, kita dianjurkan agar tidak berburuk sangka terhadap sesuatu yang belum kita ketahui secara benar. Karena hal demikian dapat menimbulkan suatu kebohongan bahkan fitnah yang dapat merugikan orang lain. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan syetan.
Oleh karena itu, dengan melihat hadits pertama dan kedua, kita sebagai umat muslim sudah selayaknya selalu mengingat Allah dan mengingat segala perintah-Nya agar tidak terjerumus oleh godaan syetan.





















DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari,  Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. Shahih al Bukhari. Jakarta: Almahira.
Al-Maliki, Muhammad Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ash Shalih, Subhi. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Mahalli, Ahmad Mudjab. 2004. Hadis-hadis Muttafaq ‘Alaih. Jakarta: Kencana.
Nashif, Manshur Ali. 1994. Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Syuhbah, Muhammad Muhammad Abu. 2007. Dibawah Naungan al-Kutub al-Sittah. Yogyakarta: Gama Media Offset.
http://lidwa.com/app/ (diakses Kamis, 14 Februari 2013, pukul 10.00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/shafiyyah-binti-huyay (diakses Minggu, 17 Februari 2013, pukul 19.00 WIB)
http://muallim-dardiri.blogspot.com (diakses Senin, 18 Februari 2013, pukul 05.08 WIB)



[1] http://id.lidwa.com/app/
[2] Subhi Ash Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Hadist, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hlm.332-333.
[3]Muhammad Muhammad Abu Syuhbah, Di Bawah Naungan al-Kutub al-Sittah, (Yogyakarta: Gama Media Offset, 2007), hlm.72-73.
[4] Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Muttafaq ‘Alaih, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.381.
[5] Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Jakarta, Almahir), hlm.767-768.
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/shafiyyah-binti-huyay
[7] Syekh Manshur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hlm.1111.
[8] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.256-257.
[9] http://muallim-dardiri.blogspot.com

59 komentar:

  1. nama : mirza muhammad abda
    nim : 2021 111 153
    kelas: D

    1. apabila kita begadang, namun kita hanya menonton televisi atau bola? setelah itu kita sholat namun kita belum tidur? yang ditanyakan apakah sholat maalam kita diterima apa tidak?
    2. apabila kita irihati kepada orang yang pintar dikarenakan kita itu bodoh dengan itu kita iri kepada yang pintar untuk bisa menjadi pintar? yang saya tanyakan irihati serti itu boleh apa tidak? apa tanggapan pemakalah mbak fina yang muaaaannniiieeeesssss? dan apa solusi untuk masalahnya mbak fina yang imuuueeeetttttzzzz?

    arigatttooo........

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Shalat sunnah ada beberapa macam, diantaranya ada yang harus dikerjakan setelah kita tidur terlebih dahulu, seperti shalat sunnah tahajjud, dan ada pula yang boleh dilaksanakan walaupun sebelumnya kita tidak tidur, seperti shalat sunnah fajar dan shalat sunnah sebelum subuh. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Muslim yang artinya: “Dari Aisyah ra. Nabi saw bersabda: Dua raka’at fajar (shalat sunnah yang dikerjakan sebelum subuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).Di dalam makalah juga sudah disinggung bahwa kita dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunnah di malam hari baik sebelum maupun sesudah bangun tidur.
      Menurut saya, diterima atau tidaknya shalat yang kita kerjakan hanya Allah yang mengetahui, dengan mengerjakan shalat sunnah di malam hari juga merupakan suatu bentuk ibadah kita terhadap Allah SWT, jadi hal tersebut sangat dianjurkan dan merupakan perilaku terpuji.
      2. Menurut saya, apabila kita merasa bodoh kemudian kita iri hati terhadap seseorang yang pintar itu boleh-boleh saja. Karena pada kondisi tersebut kita iri hati dalam hal yang baik, dimana hal tersebut pasti akan memotivasi kita untuk menjadi manusia yang lebih pintar.
      Dan untuk solusinya, kita bisa lebih rajin belajar, berusaha untuk mencapai suatu prestasi, serta menjadikan orang-orang yang kita anggap pintar sebagai alat untuk memotivasi diri kita.
      Terimakasih...

      Hapus
  2. Nama : Imas Anggraeni Dewi
    NIM : 2021 111 203
    kelas D

    yang ingin saya tanyakan..
    1. apakah ada perbedaan antara syetan dengan jin ?
    2. apakah di perbolehkan berburuk sangka dengan alasan untuk selalu waspada ?

    suwuuuun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      1. Ada, dari kaum jin ada yang beriman dan ada yang kafir, sebagian ada yang beriman dan taat kepada Allah SWT dan sebagian ada yang ingkar atau menentang Allah. Kewajiban jin juga sama dengan kewajiban manusia, yaitu sama-sama wajib menyembah Allah SWT seperti yang telah dijelaskan dalam QS. Adz-Dzariyat:56, yang artinya: “dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusi melainkan supaya mereka menyembah-KU”. Hanya saja mereka tidak memiliki sifat dan tabiat seperti yang ada pada manusia atau selainnya. Sedangkan syetan adalah mereka yang berasal dari kalangan jin yang durhaka, di mana syetan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkan manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al-An’am: 112 yang artinya, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).”
      2. Berburuk sangka merupakan salah satu perbuatan yang dilarang dalam agama Islam, menurut saya untuk waspada kita tidak harus dengan berburuk sangka. Kita bisa lebih menjaga diri dan mengantisipasi terhadap sesuatu yang kita waspadai tersebut sehingga tidak akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan.

      Hapus
  3. Nama: Mushofakhah
    NIM: 2021 111 196
    Kelas: D

    Saat ini faktanya bahwa kaum tua lebih mempunyai kesadaran dan giat untuk shalat malam daripada kaum muda. Bagaimana tanggapan pemakalah mengenai fenomena tersebut dan bagaimana pula saran dari pemakalah agar kaum muda lebih mempunyai kesadaran untuk giat qiyamul lail?
    Trimakasih pinolll.. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih :p ...
      Menanggapi pertanyaan tersebut saya setuju bahwa saat ini memang banyak kaum muda memiliki tingkat kesadaran dalam beribadah lebih rendah dibanding kaum tua. Biasanya yang sering terjadi dalam kondisi seperti itu, banyak dari kita yang beranggapan bahwa kaum tua lebih dekat dengan kematian sehingga mereka lebih giat dalam melaksanakan ibadah baik yang wajib ataupun sunnah, sementara kaum muda rata-rata beranggapan masih memiliki banyak waktu. Dalam menyikapinya, kita harus memulai dari diri kita sendiri untuk selalu berusaha mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga kita akan termotivasi untuk selalu mengerjakan ibadah. Serta membuang jauh-jauh anggapan tersebut karena umur seseorang tidak ditentukan dari muda atau tua.

      Hapus
  4. Faroh Maulida
    2021 111 209
    D

    Tolong jelaskan beda antara bersikap hati-hati dengan berburuk sangka terhadap orang lain !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya bersikap hati-hati tidak jauh berbeda dengan waspada, hal tersebut merupakan bentuk sikap kita mawas diri, membatasi diri, agar sesuatu yang buruk atau yang kita takutkan tidak terjadi pada diri kita, sedangkan berburuk sangka adalah menduga-duga dan berfikiran tidak baik terhadap orang lain yang belum kita ketahui secara pasti dan kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan.
      Terimakasiiiiih....

      Hapus
  5. Suli Reviana
    2021 111 201
    D

    Melihat fenomena sekarang, kita kan banyak mendengar kata "berbohong demi kebaikan".bagaimana pendapat pemakalah mengenai hal tersebut? apakah di bolehkan atau tidak berdasarkan hadis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih,
      Di dalam makalah telah dijelaskan bahwa hukum asal berbohong adalah haram, menurut saya kita harus selalu dibiasakan dengan kejujuran. Apabila dalam situasi yang sangat terpaksa dan tidak ada pilihan lain, berbohong demi kebaikan masih bisa dimaafkan. Seperti dalam hal sebagai berikut:
      a. Untuk mendamaikan di antara manusia
      Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ummu Kultsum binti Uqbah:
      “Bukanlah termasuk pembohong orang yang mendamaikan di antara manusia, berniat baik atau berkata baik.” (HR. Bukhari No.26920)
      b. Antara suami istri
      Berdasarkan hadits:
      Berkata Ummu Kultsum: “Tidak pernah aku mendengar dari Nabi saw memberi keringanan untuk berbohong kecuali pada tiga perkara. Rasulullah saw bersabda: ‘Tidaklah aku anggap seorang itu berbohong apabila bertujuan mendamaikan di antara manusia, berkata perkataan tiada lain kecuali untuk perdamaian; orang yang bohong ketika dalam peperangan; dan suami yang berbohong kepada istrinya atau istri yang berbohong kepada suaminya.’ (HR. Abu Dawud No.4921)
      c. Berbohong dalam peperangan.
      Namun harus kita ketahui bahwa sesuatu yang didasari atas suatu kebohongan pasti akan berujung dengan sesuatu yang tidak baik.

      Hapus
  6. Kiki F. Mastriana
    2021 111 198
    D


    langsung saja,,, sebenarnya apa sih penyebab seseorang itu negative thinking? dan bagaimana caranya supaya kita selalu positif thinking terlebih kepada keluarga, saudara dan temen dekat.????????

    Thak's

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya penyebab negative thinking bisa muncul dari diri seseorang itu tergantung dari cara berfikir dan cara pandang orang itu sendiri terhadap sesuatu yang dicurigainya. Apabila seseorang dibiasakan tidak berburuk sangka, pasti orang tersebut secara otomatis akan terbiasa melihat sesuatu dari sisi positifnya.
      Agar selalu positive thinking kita dapat menerapkan hal-hal sebagaiberikut:
      a. Jangan berburuk sangka, menyangka-nyangka tanpa bukti dan hanya mengira-ngira saja tanpa diselidiki terlebih dahulu, dapat mengakibatkan permusuhan dan persaudaraan bisa pecah.
      b. Hindari suka mendengar-dengar dan rasa ingin mengetahui rahasia orang lain yang tidak baik karena dapat menimbulkan fitnah.
      c. Tidak mencari-cari kesalahan orang lain dan tidak membicarakan aib orang lain.


      Hapus
  7. awaliyah nailis saadah
    2021 111 339
    D

    Bagaimana caranya agar kita tidak berprasangka buruk terhadap orang lain?
    lalu bagaimana jika berburuk sangka tetapi dengan maksud bersikap waspada?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      a. Pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan dari Mbak Kiki yaa..? Cara agar kita tidak berprasangka buruk terhadap orang lain adalah dengan membiasakan diri tidak berburuk sangka atau berfikiran jelek, mengira-ngira, menyangka-nyangka kepada orang lain yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan, serta dibiasakan tidak mencari-cari kesalahan orang lain apa lagi sampai membicarakan kejelekan orang lain. Karena hal demikian dapat menimbulkan suatu fitnah yang bisa merugikan orang tersebut.
      b. Berburuk sangka adalah penilaian negatif terhadap orang lain, sedangkan waspada merupakan usaha tindakan yang kita lakukan agar sesuatu yang tidak baik tidak terjadi pada diri kita. Dalam Islam sendiri, waspada adalah sikap yang dianjurkan bagi setiap muslim untuk berhati-hati terhadap segala kejelekan. Menurut saya, waspada bisa dilakukan dengan membatasi diri dan berusaha mengantisipasinya tanpa harus dengan berburuk sangka.

      Hapus
  8. Ani Musiani
    2021 111 181
    D
    Yang ingin saya tanyakan adalah :
    1. Menurut pemakalah bagaimana ce?? cara agar kita terbiasa bangun malam dan membiasakan untuk shalat sunnah malam seperti shlat tahajut ???
    2. Bolehkah kita berprasangka buruk terhadap orang lain ??? tetapi kita berprasangka buruk ada alasanya dan ternyata prasangka kita benar adanya ??? menurut pemakalah apa itu boleh ???


    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      1. Menurut saya, agar kita terbiasa bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat sunnah itu yang pertama, kita harus memilki kemauan yang sungguh-sungguh untuk mengerjakan shalat sunnah tersebut, kita harus memiliki kemauan yang keras untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan berdo’a dan memohon ampun kepada-Nya, sehingga timbul niat yang ikhlas untuk mengerjakannya. Apabila hal tersebut sudah tertanam di dalam diri kita, pasti kita tidak akan merasa berat untuk bangun malam, sehingga kita akan terbiasa untuk mengerjakan shalat sunnah di malam hari.
      2. Apapun alasannya, berprasangka buruk itu tidak diperbolehkan. Jika kita dalam berprasangka buruk itu ada alasannya, sebaiknya dari diri kita sendiri berusaha menghilangkan prasangka buruk tersebut. Karena kita belum mengetahui secara pasti apakah yang kita curigai itu benar atau tidak, dan yang ditakutkan bisa menimbulkan fitnah. Dan apabila yang kita curigai itu benar adanya, sebagai seorang muslim, kita tetap harus berkeyakinan bahwa prasangka buruk tetap dilarang. Hal ini juga sekaligus agar tali silaturrahmi sesama muslim tetap terjaga.

      Hapus
  9. Nama : Susi Ernawati
    Nim : 2021 111 202
    kelas : D
    Assalamu'alaykum
    pertanyaannya singkat saja,
    1. apa sih keutamaan mengerjakan sholat sunnah dan mendirikan sholat pada malam hari
    2 apakah hukuman bagi orang yang sudah berburuk sangka
    trima kasih fina

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Mbak Susi... 
      1. Beberapa keutamaan mengerjakan dan mendirikn shalat sunnah malam hari adalah sebagai berikut:
      a. Hati seseorang yang terbiasa mengerjakan shalat sunnah di malam hari akan terjaga dari kerusakan dan penyakit hati
      b. Shalat sunnah malam hari merupakan shalat sunnah yang paling utama
      c. Seseorang yang mengerjakan shalat sunnah malam hari akan terlepas dari gangguan syetan
      d. Orang yang mengerjakannya secara berkesinambungan akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah
      e. Shalat malam merupakan sebab baiknya jiwa, lapangnya dada, dan semangatnya anggota tubuh
      f. Serta orang yang mengerjakannya memiliki kesempatan mendapatkan 1/3 malam terakhir yang merupakan waktu di mana doa akan dikabulkan. Dan sebaik-baiknya doa saat itu adalah permohonan ampun atas semua dosa-dosa.
      Keutamaan shalat sunnah malam hari juga bisa kita lihat pada firman Allah QS. As-Sajadah:16)

      تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا

      “Lambung-lambung mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut dan berharap kepada-Nya.”
      Serta dari sebuah hadits:

      أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

      “Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)




      2. Mengenai hukuman bagi orang yang sudah berburuk sangka, orang tersebut akan mendapat dosa, karena buruk sangka merupakan hal yang dilarang dalam agama
      Islam, hal ini berdasarkan firman Allah:

      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
      “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. Al-Hujurat:12)

      Hapus
  10. Assalamu'alaikum

    tema makalah anda adalah klasifikasi ilmu pengetahuan (ilmu metafisik: malaikat)
    yang saya tanyakan adalah kenapa ilmu tentang pengetahuan "syetan" itu tergolongan dalam salah satu ilmu pengetahuan???
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      Menurut saya, karena kita sebagai muslim wajib mengetahui keberadaan makhluk metafisik seperti halnya keberadaan syetan, di dalam al-Qur’an dan al-Hadits sendiri banyak yang memuat tentang godaan-godaan syetan yang bisa menyesatkan manusia, serta peringatan dan anjuran kepada manusia agar tidak terjerumus ke dalam godaan syetan tersebut. Di mana keberadaan syetan adalah untuk mengganggu manusia, sehingga dengan adanya ilmu pengetahuan yang membahas tentang syetan kita diharapkan mampu menjaga diri dari godaan-godaan syetan yang mengajak kita ke hal-hal yang tidak baik.

      Hapus
  11. 1.waspada dan berprasangka buruk bedanya sangat tipis,bahkan kita sering tidak bisa membedakannya.menurut anda seperti apa sih waspada dan seperti apa berprasangka buruk?
    sebab waspada itu diperbolehkan dan berprasangka buruk dilarang.
    2. kenapa kita di anjurkan untuk sholat sunnah dan sholat malam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      1. Menjawab pertanyaan yang pertama, memang sering kali kita kesulitan memahami perbedaan antara waspada dan berprasangka buruk, terlebih dalam menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Dan sebelumnya sudah disinggung pada jawaban di atas, bahwa waspada itu lebih mengarah pada tindakan kita dalam mengantisipasi atau berusaha menjaga dari sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi. Sedangkan berprasangka buruk adalah berfikir negatif atau berfikiran tidak baik terhadap orang lain, sementara yang kita fikirkan tersebut belum tentu benar. Dan dalam Islam dilarang karena dapat menimbulkan suatu kebohongan bahkan fitnah. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami, kita waspada dan berlaku hati-hati boleh, tetapi apabila berprasangka buruk yang umumnya mengarah pada orang lain tidak diperbolehkan.
      2. Pembahasan pada makalah ini lebih spesifik pada shalat sunnah malam hari. Kita dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunnah tersebut karena di dalam shalat sunnah malam hari banyak sekali terdapat keutamaan-keutamaannya dibanding shalat sunnah lainnya. Salah satunya kita dapat memperoleh 1/3 malam terakhir yang merupakan waktu di mana doa akan dikabulkan. Dan sebaik-baiknya doa saat itu adalah permohonan ampun atas semua dosa-dosa.

      Hapus
  12. NAMA: NAIS STANAUL ATHIYAH
    NIM: 2021 111 280
    Pertanyaan:
    saya pernah dengar bahwa berprasangka buruk terhadap orang lain itu ada kalanya perlu, menurut pemakalah bagaimana menanggapi soal tersebut? diperbolehkan atau dilarang jika dalam hal apa ya? mohon penjelasannya, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      Menurut saya, dalam menanggapi soal tersebut kita harus tetap berkeyakinan bahwa berprasangka buruk dalam hal apapun tidak diperbolehkan. Karena yang demikian itu dikhawatirkan bisa menimbulkan suatu kebohongan ataupun fitnah yang bisa merugikan orang tersebut. Nabi juga menyuruh kita untuk selalu berbaik sangka kepada siapapun, termasuk kepada musuh sendiri.
      Misalkan dalam suatu kondisi tertentu kita merasa berprasangka buruk itu perlu, sudah seharusnya kita tidak melakukan hal demikian. Karena kita juga sudah mengetahui bahwa berprasangka buruk itu dilarang. Mungkin kita dapat menggantinya dengan bersikap lebih hati-hati dan membiasakan berfikiran baik.

      Hapus
  13. WILDAN FAZA
    2021 111 206
    kelas D

    pertanyaan:
    apabila orang telah melakukan sholat sunnah dengan rutin, tetapi sholat wajibnya terkadang lupa...bagaimana tanggapan anda???????????????????????????????
    :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, menurut saya apabila ada seseorang yang berlaku demikian sebaiknya orang tersebut berusaha untuk lebih mengutamakan shalat wajibnya terlebih dahulu. Karena shalat wajib merupakan ibadah utama dalam Islam dan merupakan bagian dari rukun Islam itu sendiri. Dan sudah pasti jika kita meninggalkan shalat wajib, terlebih dengan alasan lupa yang kita peroleh adalah dosa. Kemudian, apabila orang tersebut sudah terbiasa mengerjakan shalat wajib lima waktu secara rutin, barulah kita mulai belajar membiasakan diri untuk melaksanakan shalat sunnah.

      Hapus
  14. SHOFATUL JANNAH
    2021 111 183
    D

    Apa saja keutamaan shalat Tahajjud??
    bagaimana agar kita bisa istiqomah dalam melaksanakan shalat tahajud?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih,
      1. Langsung saja untuk menjawab pertanyaan yang pertama, tentang keutamaan shalat tahajjud Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat tahajjud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan sembilan macam kemuliaan, lima macam di dunia dan empat macam di akhirat.”
      Adapun lima keutamaan di dunia adalah sebagai berikut:
      a. Akan dipelihara oleh Allah dari segala macam bencana
      b. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan di mukanya
      c. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua
      d. Lidahnya akan mampu memgucapkan kata-kata yang mengandung hikmah
      e. Akan dijadikan orang bijaksana, yaitu diberi pemahaman dalam agama
      Sedangkan empat keutamaan di akhirat yaitu:
      a. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti
      b. Akan mendapat keringanan ketika dihisab
      c. Ketika menyeberangi jembatan Shirotol Mustaqim bisa melakukannya dengan cepat
      d. Catatan amalannya akan diberikan pada tangan kanan.
      2. Hal paling penting dari sholat tahajud adalah kita merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah seraya beristighfar dengan penuh kekhusyukan. Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan berdoa kepada Allah agar di lapangkan rezeki. Diberi hasanah dunia dan akhirat serta dihindarkan dari azab kubur dan azab neraka. Kita juga harus selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, dengan demikian niat ikhlas mengerjakan shalat tahajjud akan tertanam dalam diri kita sehingga kita bisa melaksanakannya dengan istiqomah.

      Hapus
  15. NAMA :ARINUN ILMA
    NIM :2021 111 045
    Kelas:D

    Pertanyaannya,bagaimana menghilangkan rasa takut saat ingin melaksanakan shalat malam? dan bagaimana kita terhindar dari bisikkan syetan, karna susah sekali kita sebagai manusia terhindar dari godaan tersebut, Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, untuk menghilangkan rasa takut ketika bangun malam yang pertama harus ada niat yang kuat dari diri kita untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dan mengingat bahwa waktu tersebut adalah waktu yang paling baik bagi kita untuk dikabulkannya do’a kita, karena banyak sekali orang-orang yang tertidur pulas pada jam-jam tersebut, jadi alangkah baiknya kita bisa bangun dan mengerjakan shalat malam. Apabila rasa takut itu belum bisa hilang sepenuhnya, kita bisa mengajak keluarga kita, mungkin ibu, ayah, kakak, atau adik bersama-sama untuk mengerjakan shalat malam.
      Dan bagaimana agar kita bisa terhindar dari bisikkan syetan? Memang kita sebagai manusia sering kesulitan menghindari godaan syetan. Menurut saya hal yang paling utama yang harus kita lakukan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan selalu mengingat Allah kita akan terhindar dari godaan syetan tersebut. Terimakasih...

      Hapus
  16. Assalamu’alaikum,,
    Nama: Nahdiyah
    NIM: 2021 111 199
    Kelas: D
    Pada aspek tarbawi hadits pertama point k-3 diterangkan bahwa :
    “Perintah kepada umat islam agar dapat mengalahkan bisikkan syetan tersebut dan melepaskan ikatannya.”
    Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara mengalahkan bisikkan syetan tersebut?
    Dan apakah syetan akan tetap mengikat kita saat kita tidur walaupun sebelum tidur sudah berdoa, berwudhu dll..??
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam...
      Mengenai cara mengalahkan bisikkan syetan sudah dijelaskan dalam terjemahan hadits tersebut, bahwa kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah, karena ketika kita berdzikir, akan lepas satu ikatan, apabila kemudian kita berwudhu maka akan lepas dua ikatan, dan jika kita melanjutkannya dengan shalat, maka lepaslah seluruh ikatan itu. Dari terjemahan tersebut dapat kita pahami bahwa selama kita tidur kita dianjurkan untuk berdzikir kepada Allah, berwudhu, dan mengerjakan shalat malam. Dengan melakukannya, maka kita akan terlepas dari bisikkan syetan.
      Menanggapi pertanyaan yang kedua, menurut saya berdasarkan hadits tersebut, syetan mengikat kita dalam bentuk rasa malas untuk bangun malam dan mengerjakan shalat. Terlebih pada waktu 1/3 malam dimana waktu tersebut merupakan waktu yang utama untuk berdo’a dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Walaupun kita sebelum tidur sudah berdo’a dan berwudhu, namun apabila kita malas untuk bangun malam dan mengerjakan shalat sunnah malam hari, bisa dikatakan kita belum bisa mengalahkan bisikkan syetan itu dan otomatis kita juga belum bisa melepaskan ikatan tersebut.
      Terimakasiiihhh......

      Hapus
  17. Nama : Nur Ulis Sa'adah Shofa
    NIM : 2021 111 205

    menurut pemakalah bagaimana kalau seandainya mendirikan sholat-sholat sunnah dikarenakan ada hajat-hajat tertentu...? apakah diperbolehkan dalam hukum islam?

    terimakasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali...
      Menurut saya boleh-boleh saja, kita bisa melihat dari sisi positifnya, bahwa orang tersebut ketika mempunyai sebuah hajat mengutamakan meminta kepada Allah, dan hal itu jauh lebih baik daripada orang-orang yang ketika mempunyai hajat atau suatu keinginan justru memilih untuk datang ke orang pintar atau sejenisnya.
      Tetapi harus kita pahami secara baik, bahwa mengerjakan shalat sunnah sangat dianjurkan dikerjakan secara rutin, bukan hanya ketika memilki hajat saja.

      Hapus
  18. Soraya Nailatul Izzah
    2021 111 097
    Kelas D
    Pada aspek tarbawi disebutkan larangan melakukan suatu kebohongan,
    nah bagaimana jika melakukan suatu kebohongan demi suatu kebaikan? mohon jelaskan, terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa berbohong pada dasarnya dilarang, namun dalam agama Islam memang membolehkan berbohong dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
      a. Berbohong dalam suatu peperangan
      b. Berbohong untuk mendamaikan di antara manusia
      Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ummu Kultsum binti Uqbah:
      “Bukanlah termasuk pembohong orang yang mendamaikan di antara manusia, berniat baik atau berkata baik.” (HR. Bukhari No.26920)
      c. Berbohong antara suami istri
      Hal ini berdasarkan hadits:
      Berkata Ummu Kultsum: “Tidak pernah aku mendengar dari Nabi saw memberi keringanan untuk berbohong kecuali pada tiga perkara. Rasulullah saw bersabda: ‘Tidaklah aku anggap seorang itu berbohong apabila bertujuan mendamaikan di antara manusia, berkata perkataan tiada lain kecuali untuk perdamaian; orang yang bohong ketika dalam peperangan; dan suami yang berbohong kepada istrinya atau istri yang berbohong kepada suaminya.’ (HR. Abu Dawud No.4921)
      Selebihnya dari yang disebutkan di atas, sebaiknya kita harus dibiasakan dengan kejujuran. Karena walaupun kejujuran terkadang sulit diterima ataupun sulit untuk disampaikan, tetapi kejujuran lebih diutamakan daripada kita harus berkata dusta. Terimakasih...:)

      Hapus
  19. NAMA: KHOLIS ARIFAH
    NIM: 2021 111 293
    KELAS: D

    Assalamu'alaikum,
    yang ingin saya tanyakan, makhluk metafisika (jin) bisa masuk ke dalam jiwa manusia (kesurupan), menurut pemakalah faktor apa yang menyebabkan hal tersebut.
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam...
      Menurut saya, hal pertama yang bisa menyebabkan jin masuk ke dalam jiwa manusia (kesurupan) bisa terjadi karena karakter dan pembawaan manusia yang kurang berhati-hati dan imannya lemah, sehingga mudah tergoda atau dirasuki makhluk halus seperti halnya jin.
      Namun dari sisi lain, kesurupan juga bisa terjadi disebabkan jin marah, benci, atau mungkin dendam terhadap manusia karena adanya sebagian manusia yang menyakiti jin tersebut atau jin mengira bahwa manusia itu sengaja menyakiti mereka. Padahal, biasanya manusia mungkin tidak sengaja atau bahkan tidak menyadarinya, sebagai contoh ketika membuang air panas, buang air kecil disembarang tempat. Kesurupan juga bisa saja terjadi ketika jiwa manusia sedang guncang dan lemah, seperti sering melamun, menyendiri. Waallahu’alam...
      Dan agar kita terhindar dari hal tersebut, tentunya kita harus rajin-rajin beribadah dengan benar, banyak berdzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
      Terimakasih...

      Hapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Nama: Nur Asfiyani
    NIM: 2021 111 200
    Kelas: D

    Maksud dari "ikatan" yang ada pada hadits diatas, mohon dijelaskan kembali...??? Dan keutamaan qiyamul lail dibandingkan dengan sholat" biasa...???
    Matur Nuhun pinal pinoooolllll..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih YenniYennoll....
      Maksud dari “ikatan” pada hadits tersebut adalah godaan yang datang dari syetan di mana syetan tersebut akan menjadikan manusia malas untuk bangun mengerjakan shalat.
      Kemudian mengenai keutamaan Qiyamul lail adalah sebagai berikut:
      a. Hati seseorang yang terbiasa mengerjakan shalat sunnah di malam hari akan terjaga dari kerusakan dan penyakit hati
      b. Shalat sunnah malam hari merupakan shalat sunnah yang paling utama
      c. Seseorang yang mengerjakan shalat sunnah malam hari akan terlepas dari gangguan syetan
      d. Orang yang mengerjakannya secara berkesinambungan akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah
      e. Shalat malam merupakan sebab baiknya jiwa, lapangnya dada, dan semangatnya anggota tubuh
      f. Serta orang yang mengerjakannya memiliki kesempatan mendapatkan 1/3 malam terakhir yang merupakan waktu di mana doa akan dikabulkan. Dan sebaik-baiknya doa saat itu adalah permohonan ampun atas semua dosa-dosa.
      Keutamaan shalat sunnah malam hari juga bisa kita lihat pada firman Allah QS. As-Sajadah:16)

      تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا

      “Lambung-lambung mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut dan berharap kepada-Nya.”
      Serta dari sebuah hadits:

      أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

      “Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

      Hapus
  22. Nama : Heri Rubi Antoni
    NIM : 2021 111 161
    Kelas : D

    ketika shalat malam yang lebih baik dilaksanakan terlebih dahulu itu apa kan ada shalat witir, tahajud dll kenapa? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, shalat sunnah malam tidak ditentukan jenis shalat sunnah apa yang lebih penting. Shalat sunnah malam hari sangat dianjurkan dalam agama Islam. Karena shalat sunnah di malam hari memiliki banyak sekali keutamaan-keutamaan. Diantaranya adalah dikabulkannya doa kita, dan juga merupakan keutamaan waktu untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.
      TERIMAKASIHHH......

      Hapus
  23. Nama : Gilang Gintaka
    NIM: : 2021111207
    Kelas : D

    Apakah benar ketika kita tidur dan tidak mendengar adzan subuh itu telinga kita dikencingi syetan? Dan jika itu benar, bagaimana cara membersihkannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      Menurut saya itu hanya sebuah istilah saja yang mungkin sudah sering kita dengar. Di dalam hadits sendiri tidak ada yang menyebutkan apabila kita tidak mendengar adzan shalat subuh itu berarti telinga kita dikencingi oleh syetan. Syetan menggoda kita dan membuat kita malas untuk bangun mengerjakan shalat. Dan cara agar kita tidak malas lagi, sudah seharusnya kita selalu ingat bahwa shalat subuh merupakan shalat fardhu yang hukumnya wajib, jadi kita sebagai orang Islam wajib mengerjakannya.

      Hapus
  24. nama:nur hidayah
    nim:2021 111 145
    kelas:D
    apakah sholat sunnah dapat mempengaruhi sholat fardhu,dan mengapa kebanyakan orang lebih mengutamakan yang fardhu daripada yang sunnah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih...
      Menurut saya, shalat sunnah dikatakan mempengaruhi shalat fardhu apabila shalat sunnah tersebut dilaksanakan untuk melengkapi shalat fardhu, dan mengapa shalat fardhu banyak lebih diutamakan daripada shalat sunnah? karena hukum dari shalat fardhu sendiri adalah wajib, dan itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk mengerjakannya, dan apabila ditinggalkan orang tersebut sudah pasti akan mendapat dosa. Shalat fardhu juga merupakan amalan pertama yang akan dihisab kelak.

      Hapus
  25. assalamualaikum ,,

    menurut pemakalah bagaimana cara-cara/ adab dan etika dalam menjelang tidur supaya dalam tidur kita tida mendapat godaan dari syetan..?

    terimakasih..
    wassalam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam...
      Tidur adalah karunia Allah bagi manusia. Beberapa adab tidur yang baik dalam Islam dan yang telah diperintahkan oleh Rasulullah saw antara lain sebagai berikut:
      a. Qoylullah, yaitu tidur di pertengahan siang, dilakukan setelah shalat Dzuhur atau shalat Jum’at. Kebiasaan ini biasa dilakukan oleh para sahabat Nabi
      b. Tidur di awal malam setelah shalat Isya, kemudian bangun lagi di awal sepertiga malam, di sini sebagai umat Islam kita diperintahkan untuk mengerjakan shalat sunnah malam hari
      c. Dianjurkan untuk tidak tidur sebelum waktu Isya’, Rasul membenci hal ini karena dikhawatirkan kebablasan tidur hingga pagi hari.
      d. Berwudhu sebelum tidur. Hal ini dilakukan agar kita berada dalam keadaan suci bila sewaktu-waktu dipanggil oleh Allah dalam keadaan tidur. Selain itu juga dengan berwudhu kita bisa dijauhkan dari gangguan syetan dan rasa takut
      e. Menggebuti tempat tidur dengan ujun sarung/selimut sebanyak tiga kalisambil membaca basmalah. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya karena sesungguhnya ia tidak tahu apa yang akan menimpa kepadanya.”
      f. Membaca ayat Kursi, QS.Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan dua ayat terakhir QS.Al-Baqarah sebelum tidur, serta membaca do’a sebelum tidur.

      Hapus
  26. Nurul Hidayah


    assalamu'alaikum mba,,,

    apakah kekhawatiran terhadap sesuatu yang buruk yang mungkin saja terjadi di masa yang akan datang juga termasuk su'udzan??? misalnya trauma terhadap suatu peristiwa.

    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam Mbak....
      Menurut saya, hal tersebut bisa dikatakan su’udzan juga, karena kita sendiri belum mengetahui kebenarannya. Namun apabila dalam situasi tersebut dikarenakan kita trauma dan kita takut hal itu terulang kembali, kita bisa bersikap lebih berhati-hati lagi dan menyerahkan segala sesuatunya kembali kepada Allah SWT. Karena apapun yang Allah kehendaki adalah yang terbaik bagi kita. Terimakasih....

      Hapus
  27. nama ; aisyah
    nim ; 2021 111 158

    assalamualaikum....

    didalam aspek tarbawi dijelaskan, bahwa "Peringatan bahwa ketika seorang muslim tidurpun tidak terlepas dari godaan syetan yang menyesatkan' nahh,, bagaimana caranya ketika kita tidur itu tidak digoda syetan...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam...
      Agar kita dalam tidur tidak digoda oleh syetan, sebelum kita tidur kita bisa melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum beliau tidur, antara lain:
      a. Tidur di awal malam setelah shalat Isya, kemudian bangun lagi di awal sepertiga malam, di sini sebagai umat Islam kita diperintahkan untuk mengerjakan shalat sunnah malam hari
      b. Dianjurkan untuk tidak tidur sebelum waktu Isya’, Rasul membenci hal ini karena dikhawatirkan kebablasan tidur hingga pagi hari.
      c. Berwudhu sebelum tidur. Hal ini dilakukan agar kita berada dalam keadaan suci bila sewaktu-waktu dipanggil oleh Allah dalam keadaan tidur. Selain itu juga dengan berwudhu kita bisa dijauhkan dari gangguan syetan dan rasa takut
      d. Menggebuti tempat tidur dengan ujun sarung/selimut sebanyak tiga kalisambil membaca basmalah. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya karena sesungguhnya ia tidak tahu apa yang akan menimpa kepadanya.”
      e. Membaca ayat Kursi, QS.Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan dua ayat terakhir QS.Al-Baqarah sebelum tidur, serta membaca do’a sebelum tidur.
      Dengan melakukan hal-hal tersebut, Insya Allah selama kita tidur tidak akan digoda oleh syetan. Terimakasih....

      Hapus
  28. nama: Musiyami Ulfa
    nim: 2021 111 157

    assalamu'alaikum

    dalam aspek tarbawi disebutkan agar kita selalu berkata berkata jujur, bagaimana jika kita dalam keadaan terpaksa, dan akhirnya kita berbohong, menurut pemakalh bagaimana caranya agar kita berkata jujur dalam hal keadaan tersebut???

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam...
      Terimakasih, seperti yang sudah dijekaskan di atas, bahwa di dalam Islam diperbolehkan berbohong dalam tiga hal, yaitu berbohong dalam suatu peperangan, berbohong antara suami dan istri, dan berbohong untuk mendamaikan antara seseorang. Jadi dalam situasi terpaksapun kita dianjurkan untuk selalu berkata jujur. Dan apabila kita sudah terlanjur berbohong, sebaiknya kita segera mengakuinya dan berkata jujur serta meminta maaf.

      Hapus
  29. nama: nihlatul maziyah
    nim: 2021 111 130
    kelas D

    hadis ini diterangkan mengenai kemakruhan semalam tidur tanpa mendirikan shalat sunnah,,, jadi kita tidur selama ini dihukumi makruh karena kita sering tidak melakukan shalat malam???mohon dijelaskan..
    adakah firman Allah yang menjelaskan mengenai hal tersebut??

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. assalamualaikum wr wb...

    faisal fahmi
    2021 111 255
    D

    menurut pemakalah sendiri, bagaimana jika kita berprasangka buruk pada seseorang yang memang dalam kehidupan sehari hari sering melakukan kejahatan...

    trims...

    BalasHapus
  32. faidhotun nikmah
    2021 111 267
    D

    bagaimana jika dalam suatu kejadian, memang dilihat dari tingkah laku seseorang tersebut memang mencurigakan. apakah kita diperbolehkan berprasangka buruk pada orang tersebut?
    terima kasih

    BalasHapus