Laman

Rabu, 13 Maret 2013

e5-3 zahrul fitriyah: KEONTETIKAN AL-QUR’AN SUNNAH

MENGGUGAT KEONTETIKAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH SERTA PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN YANG KELIRU

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : hadits tarbawi II
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati M.S.I



Disusun Oleh:
Zahrul Fitriyah ( 2021111156 )
Kelas E

TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013

BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua sumber hukum Islam yang harus dipahami secara mendalam dan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. Akhir-akhir ini banyak pihak yang meragukan keontentikan Al-Qur’an dengan berbagai alasan. Diantaranya karena mereka menganggap penjelasan dalam Al-Qur’an kurang dapat dipahami. Ada pula yang tidak percaya terhadap Sunnah Rasul juga dengan berbagai alasan. Mengesampingkan, apalagi menafikan Al-Qur’an dan Sunnah berarti melanggar pilar utama yang menyangga tegaknya ajaran Islam itu sendiri sekaligus menolak fungsi kenabian dan kerasulan Muhammad SAW.
Dalam makalah ini dijelaskan beberapa hadits yang membicarakan tentang orang-orang yang menggugat keontentikan kedua sumber hukum tersebut, juga tentang penafsiran yang salah mengenai keduanya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.Menggugat Keontetikan Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits ke-26)
A.    Hadits
عنأبيسعيدرضياللهعنهانالنبيصلىاللهعليهوسلمقال : لتتبعنسننمنقبلكمشبرابشبروذراعابذراع . حتىلوسلكواجحرضبلسلكتموه . قلنا : يارسولاللهاليهودوالنصارى؟قال : فمن؟ ( رواهالبخاريفيالصحيح . , كتابحاديثالانبياء
( بابماذكرعننبيإسرائل
Dari Abu Sa’id Al Khudri, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalau mereka masuk lubang dhabb (kadal) niscaya kamu tetap mengikuti mereka.” Kami berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani?” beliau bersabda, “Siapa lagi?”
B.     Mufrodat
لتتبعن                 : Sungguh kamu akan mengikuti
سنن                   : Perilaku
شبرابشبر            : Sejengkal dami sejengkal
ذراعابذراع          : Sehasta demi sehasta
حجرضب           : Lubang kadal
C.     Biografi
·         Abu sa’id  al Khudry
Abu Sa'id al-Khudry  adalah sahabat Nabi Muhammad dari golongan Ansar. Ia mengajukan diri untuk berperang dalam pertempuran Uhud pada 625 M dimana ayahnya Malik ibn Sinan tewas, ia ikut dalam berbagai pertempuran selanjutnya. Walaupun ia pernah pergi ke Suriah untuk menemui Muawiyah bin Abu Sufyan, ia tetap penduduk Madinah. Pada pertempuran Harrah tahun 64 H/683 M, ia ikut berperang untuk mempertahankan Madinah dari serbuan tentara Bani Umayyah. Ia disebutkan meninggal pada tahun 74 H/693 M. Abu Sa'id salah satu perawi hadis yang paling banyak digunakan oleh umat Muslim. Jumlah hadis yang diriwatkan melaluinya berjumlah 1170 hadis, hal ini membuatnya termasuk dalam tujuh orang paling produktif dalam meriwayatkan hadis.[1]
·         Imam Bukhari
            Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn al-Mughirah ibn Bardizbah. Lahir pada hari Jumat tanggal 13 Syawal 194 H (810) di kota Bukhara (Turkistan Barat). Ayah beliau adalah seorang ahli hadits yang meninggal di waktu beliau masih kecil. Imam Bukhari menuliskan riwayat hidup ayahnya sendiri dalam kitab At Tarikh al Kabir.
Pada usia sepuluh tahun beliau sudah mulai menghafal hadits, bertukar pikiran dan berdiskusi tentangnya. Beliau pergi ke beberapa kota untuk menuntut ilmu, diantaranya Baghdad, Basrah, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, Damaskus dan Asqalan. Beliau adalah seorang pembelajar yang ulet, beliau pernah mengatakan, “Saya menulis hadits dari 1.080 guru yang semuanya adalah ahli hadits.” Diantara guru-guru beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Ali bin al Madini, Yahya bin Ma’in, Maki bin Ibrahimal Balkhi dan lain-lain.
Al Bukhari dikenal mempunyai hafalan yang menakjubkan khususnya dalam bidang hadits. Saat masih anak-anak beliau telah menghafal 70.000 hadits, lengkap dengan sanadnya. Beliau juga mengetahui hari lahir, hari wafat dan tempat-tempat para perawi hadits. Beliau pernah berkata, “Saya hafal hadits diluar diluar kepala sebanyak 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.”
Al Bukhari adalah orang pertama yang menyusun kitab shahih yang kemudian jejaknya diikuti oleh ulama-ulama lain sesudahnya. Diantara kitab karangannya adalah Shahih Bukhari, Tarikh ash-Shagir, Tarikh al Ausath, Tarikh al Kabir, Al-Adab al-Mufrad, Al-Musnad al Kabir dan lain-lain.
Setelah sekian lama melanglang buana ke berbagai negeri untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits Nabi serta mengukir prestasi luar biasa menyusun kitab hadits shahih yang paling valid, Imam Bukhari kemudian wafat di Khartand pada malam Idul Fitri tanggal 1 Syawal 256 H (31 Agustus 870 M) pada usia 62 tahun kurang 13 hari, dan tanpa meninggalkan seorang anak.[2]
D.    Keterangan Hadits
لتتبعن سنن (Sungguh kamu akan mengikuti perilaku). Kata Sunan dibaca dengan harakat fathah pada huruf sin (sanana) menurut mayoritas. Ibnu At-Tin berkata, “Kami membacanya dengan harakat dhammah. Namun menurut Al Muhallab dengan harakat fathah lebih tepat. Karena inilah yang digunakan padanya jengkel dan hasta.”
شبرا بشبر وذراعا بذراع (Sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta). Iyadh berkata, “Kata jengkal, hasta, jalan dan masuk lubang, semuanya adalah perumpamaan tentang mengikutibmereka dalam segala sesuatu yang dilarang dan dicela syari’at.”[3]
حجر ضب (Lubang dhabb). Adh dhabb adalah salah satu jenis binatang ,elata yang cukup dikenal (sejenis biawak). Menurut sebagian ulama penyebutan adh dhabb secara spesifik, karena ia dikatakan sebagai hakim binatang-binatang. Tapi menurut pendapat lain, pengkhususan ini berkaitan dengan lubang adh dhabb karena kondisinya yang sangat sempit dan kotor. Meski demikian, karena sikap kaum muslimin yang senantiasa meniru dan mengikuti umat lain, maka sekiranya umat lain masuk ke tempat seperti itu niscaya kaum muslimin akan mengikuti mereka.
قال : فمن؟ (Nabi SAW bersabda : “lalu siapa?”). Ini adalah pernyataan yang berkonotasi pengingkaran. Dengan demikian maknanya adalah “siapa lagi kalau bukan mereka”. [4]
E.     Aspek Tarbawi
ü  Selalu berpegang teguh pada dua sumber hukum Islam yang utama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah dalam segala aspek kehidupan.
ü  Percaya bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang benar dan tidak mengikuti hasutan hasutan orang yang tak mengerti Al-Qur’an.
ü  Jeli membedakan antara yang benar dan yang salah menurut Al-Qur’an dan Sunnah agar tidak tersesat.


2.Penafsiran dan Pemahaman Keliru (Hadits ke-27)
A.        Hadits
عَنْعَبْدِالرَّحْمَنِالْعَذَرِيقَالَقَالَرَسَوْلُاللهِصَلَّىاللهعَلَيْهِوَسَلَّمَ: يَرِثُهَذَاالْعِلْمَمِنْكُلِّخَلَفٍعُدُوْلُهُيَنْفَوْنَعَنْهُتَأْوِيْلَالْجَاهِلِيْنَوَانْتِحَالَالْمُبْطِلِيْنَوَتَحْرِيْفَالْغَالِيْنَ
(رواهالبيهقىفىالسننالكبرى)
Dari Abdirrahman al – aszari berkata, Rasulullah saw bersabda : akan mewarisi ilmu ini dari setiap generasi, orang – orang yang terpercaya dari padanya. Mereka itu melakukan upaya membantah segala penafsiran orang – orang bodoh, dan kebohongan orang – orang sesat, serta mambantah penyimpangan orang – orang yang melampaui batas. ( HR.. Baihaqi )
B.        Mufrodat
خلف             : Generasi
الجاهلين         : Orang-orang bodoh
انتحال            : Kebodohan
المبطلين         : Orang-orang sesat
تحريف الغالين  : Orang-orang yang melampaui batas
C.        Biografi
·         Abdirrahman al-Adzari
Abdirrahman al-Adzari adalah ayah dari ibrahim yang termasuk golongan dari tabi’in yang menyendiri ( terakhir ) saya ( mualik ) tidak melihat beliau seorang yang lemah. Beliau memursalkan hadits yang berbunyi :
يجملهذاالعلممنكلخلقعدوله
Akan membawa ilmu ini dari setiap orang akhir zaman “ tidak hanya satu orang yang meriwayatkan hadits tersebut diantaranya mu’an ibn Rifa’ah. Dan tidaklah tergolong utama, apalagi saya tidak melihat atau mengetahui sebagian dari mereka.[5]
·         Abu Bakar al-Baihaqi
Nama lengkapnya Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa al-Khazraujirdi al-Khurasani al-Baihaqi. Baihaq sebenarnya adalah sekumpulan desa yang berada dikawasan provinsi Naisabur. Lahir pada bulan Sya’ban tahun 384 H.
Ibnu as Subki menceritakan proses pencarian ilmu yang dilakukan Baihaqi sebagai berikut:
Al Baihaqi melakukan haji, lalu is menuju Baghdad. Disana ia berguru kepadaHilal al Haffar, Abu Husain bin Busyran dan segolongan ulama lain. Selain belajar kepada ulama-ulama di Baghdad, ia juga belajar kepada ulama di Makkah seperti Abu Abdillah bin Nazhif, dan ulama-ulama di Irak dan Hijaz. Jika dihitung, guru-gurunya lebih dari 100 orang.
Ia menyusun karya-karyanya setelah menjadi ulama yang paling alim di zamannya, paling cerdas, palinh cepat paham dan paling banyak akalnya. Kitab-kitab karyanya mencapai 1000 juz. Diantara kitabnya adalah Sunan al Kabir, Sunan wa al atsar, Al Asma’ wa Ash shifat, Al Mu’taqad, Al Khilafiyat dan lain sebagainya.
Adz-Dzahabi mengatakan, “Setelah orang-orang mendengarkan pemaparan ilminya yang terakhir, ia kemudian sakit dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 10 Jumadal Ula tahun 458 H pada umur 74 tahun.[6]
D.        Keterangan
مَنْيُرِدِاللهبِهِخَيْرًايُفَقِّهْهُفِىالدِّيْنِوَإِنَّمَاأَنَاقَاسِمٌوَاللهيُعْطِيْوَلَنْتَزَالَهَذِهِاْلأُمَّةُقَائِمَةًعَلَىأَمْرِاللهِلاَيَضُرُّهُمْمَنْفَالَفَهُمْحَتَّىيَأْتِيَأَمْرُاللهِ (رواهاْلاَرْبَعَةُ
Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya Dia memberikannya pengertian dalam masalah agama. Sesungguhnya aku hanyalah orang yang membagi dan Allah-lah yang memberi. Umat ini masih tetap akan menegakkan perintah Alah, tiada yang dapat menimpakan kemudaratan (bahaya) kepada mereka, ornag-orang yang menentang-Nya hingga perintah Allah datang. (HR. Arba’ah)
Sesungguhnya aku hanyalah orang yang membagikan syariat diantara kalian, dan aku menjelaskan syariat itu kepada kalian tanpa pengecualian. Dan Allahlah yang memberikan pemahaman kepada setiap orang dari kalian sebagaimana yang dikehendakinya. Perbedaan pemahaman berasal dari pemberian Allah Swt. Disebutkan bahwa sebagian sahabat mendengar hadits langsung dari nabi Saw, tetapi ia tidak dapat memahaminya kecuali hanya makna lahiriahnya saja, sedangkan sebagian yang lain mendengarkan hadits dari mereka (para sahabat), atau dari orang-orang yang sesudah mereka, sekalipun demikian ia dapat menyimpulkan banyak hukum dari hadits tersebut.[7]
Imam Ath-Thabrani pernah meriwayatkan dalam kitabnya yang mengemukakan bahwa Rasulullah bersabda yang artinya:
“Yang paling aku takutkan terhadap umatku kelak ialah danya seorang laki-laki yang mengartikan Al-Qur’an yang dikemukakannya diluar yang semestinya”
Imam Bukhari dalam kitabnya at-Tarikh dari Ibnu Abbas berkata, “Tidak akan datang kepada umat manusia suatu masa, kecuali disana mereka membuat bid’ah dan mematikan Sunnah, sehingga hiduplah berbagai bid’ah itu dan Sunnahpun menjadi mati.”[8]
Menghadapi problematika memahami hadits Nabi, khususnya dikaitkan dengan konteks kekinian, maka sangatlah penting untuk melakukan kritik hadits khususnya kritik matan. Dalam artian mengungkap pemahaman, interprestasi, tafsiran yang benar mengenai matan hadits.
Meski upaya pemahaman terhadap hadits terus dilakukan oleh ahli, tampaknya masih banyak hal yang perlu dikaji lebih dalam lagi. Thaha Jabir al-Alwani memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi perbedaan pemahaman terhadap hadits diantaranya karena perbedaan metode pemahaman hadits, perbedaan latar syarikh hadits, dan pemahaman terhadap hadits yang terkait dengan Al-Qur’an.[9]

E.     Aspek Tarbawi
ü  Dalam memahami Al-Qur’an dan Sunnah harus secara keseluruhan agar tidak terjadi kesalahan pahaman dalam menafsirkannya.
ü  Perbedaan penafsiran yang terjadi antara kedua sumber hukum tersebut harus disikapi dengan bijak agar tidak terjadi perselisihan.


BAB III
PENUTUP

Problem pemahaman dan penggugatan Al-Qur’an serta Sunnah sudah menjadi hal yang umum saat ini. Hal ini merupakan tantangan bagi umat Islam, sejauh mana dapat mempertahankan kedua sumber tersebut agar terjaga keontetikannya dan bagaimana melawan argumen-argumen yang menentang keduanya. Pandangan yang sesat terhadap dua sumber hukum Islam haruslah dibendung dengan argumen-argumen serta bukti-bukti yang kuat.
Realita sekarang memang banyak yang meragukan Qur’an, banyak yang berpendapat bahwa Al-Qur’an tidak memberikan penjelasan yang terperinci mengenai suatu hukum, alasan ini dijadikan oleh para kaum sesat untuk menguatkan pandangan mereka bahwa Al-Qur’an itu tidak sempurna. Makin banyak orang yang mengikuti jejak-jejak sesat tersebut. Hal ini sama saja dengan meragukan Islam dan juga meragukan Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah suci.


DAFTAR PUSTAKA

Alimi, Ibnu Ahmad. 2008. Tokoh dan Ulama Hadis. Sidoarjo : Mashun.
Al Asqalani, Ibnu Hajar. 2009. Fathul Baari 36. Jakarta : Pustaka Azzam.
Al Asqalani, Ibnu Hajar. 2009. Fathul Baari 17. Jakarta : Pustaka Azzam.
Ali Nashif, Syekh Manshur.1993. Mahkota Pokok-pokok Hadits Rasulullah. Bandung : CV. Sinar Baru.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1997. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang : Pustaka Rizki Putra.
As-Suyuthi, Jalaluddin. 1996. Argumentasi As Sunnah. Surabaya : Risalah Gusti.
http://en.wikipedia.org/wiki/Abu_Said_al-Khudri. Di akses tanggal 19 Februari 2013.
Suryadi. 2008. Metode Kontemporer Memahami Hadits Nabi. Yogyakarta : Teras.
Syamsuddin, Al Imam Hafidz. 1995. Mizanul I’tidal. Bairut Lebanon : Dai al-Kotob Ilmiyah.


[1]http://en.wikipedia.org/wiki/Abu_Said_al-Khudri
[2] Ibnu Ahmad ‘Alimi. “Tokoh dan Ulama Hadis” (Sidoarjo : Mashun, 2008), hlm. 170-172.
[3] Ibnu Hajar Al Asqalani. “Fathul Baari 36”, Cet. Ke-1 (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), hlm. 194-195.
[4] Ibnu Hajar Al Asqalani. “Fathul Baari 17” (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), hlm. 669.
[5] Al Imam Hafidz Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Adh-Dhihahi. “Mizanul I’tidal”, Jld.1 (Bairut Lebanon : Dai al-Kotob al-Ilmiyah, 1995), hlm. 166-167.
[6]Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. “Sejarah dan Pengantar Ilmu Haits” (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 309-310.
[7] Syekh Manshur Ali Nashif. “Mahkota Pokok-pokok Hadits Rasulullah”, jld.1 (Bandung : CV. Sinar Baru, 1993), hlm. 140.
[8]Jalaluddin As-Suyuthi. “Argumentasi As Sunnah” (Surabaya : Risalah Gusti, 1996), hlm. 112-113.
[9] Suryadi. “Metode Kontemporer Memahami Hadits Nabi” (Yogyakarta : Teras, 2008), hlm. 5-6.

43 komentar:

  1. Firda Amalia 2021 111 138

    Assalamu'alaikum...
    saya ingin bertanya
    1. apakah boleh menggugat keotentikan Al-Qur'an?
    setahu saya keotentikan Al-Quran itu sangatlah terjaga.
    2. menurut pemakalah apa penyebab manusia yang menggugat keotentikan Al Qur,an?
    3. bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui keotentikan Al qur'an?
    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam..
      tentu saja menggugat keontentikan alQur'an itu tidak boleh. karena sbgai seorang muslim kita tidak boleh meragukan alQur'an sdikit pun krna memang alQur'an itu sangat terjaga dan tidak mungkin ada kesalahan.seperti sudah dijelaskan dalam surat alBaqarah ayat 2:
      ذلك الكتاب لا ريب فيه
      (kitab (alQur'an) ini tidak ada keraguan padanya)
      jadi tidak ada alasan bagi kita orang muslim untuk meragukannya..
      adapun orang2 yg meragukan alQur'an, mereka mempunyai banyak alasan yg sebenarnya tidak masuk akal. diantaranya mereka mengungkapkan kalau pemaparan tema dalam alQur'an itu tidak lengkap dan ayat nya sering di ulang2,serta tidak adanya keterkaitan antara ayat satu dengan ayat lainnya. sebenarnya kasus tentang orang2 yg tidak percaya alQur'an ini sudah sejak dulu terjadi dan bahkan ada yg di abadikan dalam surat alMudatsir ayat 24 yg artinya "(alQur'an) ini hanyalah sihir yg dipelajari (dari orang2 dahulu)"
      tentang bagaimana untuk mengetahui keontentikan alQur'an, ada banyak sekali bukti yg menunjukkan bahwa alQur'an ini adalah mukjizat yg selalu terjaga keontentikannya.akan sangat panjang untuk menjelaskannya. mungkin hal yg bisa meyakinkan kita adalah tentang janji Allah yg memang menjamin keaslian alQur'an serta bukti2 penelitian ilmiah yg telah benar2 membuktikan kbenaran alQur'an diantaranya tentang teori big bang, tentang sidik jari manusia dan tentang bulan yg pernah terbelah. itu semua telah tercantum di kitab luar biasa 14 abad yg lalu,dan bru bs dibuktikan di zman yg modern ini. kalau ada yg kurang jelas, mungkin anda bs membaca bku tentang hal ini n sya siap untuk meminjami.. ok..

      Hapus
  2. 2021 111 167
    sekarang ini banyak aliran-aliran dalam Islam yang berbeda pandangan, menganggap aliranya lebih baik dari aliran orang lain,menganggap aliran orang lain banyak mengandung bid'ah,
    bagaimana sebaiknya sikap kita jika kita menganut aliran tertentu? apakah fanatik seperti hal di atas? atau bagaimana?
    kemudian jika kita sebagai orang awam?bagaimana sikap yang harus kita ambil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa laa tushrifu,, janganlah berlebihan..
      sepertinya sudah menjadi rahasia umum kalau yg berlebihan itu tidak baik. apalagi fanatik suku,aliran,atau sebagainya. menganggap rendah golongan lain adalah sifat yg kekanak-kanakan dan justru malah menunjukkan kerendahan diri sendiri.sejarah mencatat kasus kefanatikan ini begitu banyak terjadi sejak zman dulu. padahal fanatik ini bisa menyebabkan kemandekan pemikiran suatu golongan karena glongan tersebut hanya memegang 1 argumen dan menutup mata terhadap argumen lain. selain itu juga sangat rentan menyulut api perselisihan bahkan bisa pada tahap mempermainkan dalil hanya untuk membela glongannya.
      bersikap sewajarnya, terbuka, kritis dan toleransi adalah sikap yg perlu kita punya untuk menghadapi perbedaan yg ada.

      Hapus
  3. panji hardiko 2021 111 352
    bagaimana memahami Al-Qur’an dan Sunnah secara keseluruhan agar tidak terjadi kesalahan pahaman dalam menafsirkannya.? mengapa demikian, berikan contohnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kesalah pahaman dalam menafsirkan alQur'an terjadi karena kurang dalamnya ilmu yg dimiliki oleg seseorang. untuk itu dalam mempelajari keduanya harus benar2 secara menyeluruh dan bila terjadi keraguan segera diskusikan dengan orang yg dianggap ahli dalam bidangnya.
      sekian terima kasih.

      Hapus
  4. 2021 111 142

    di zaman sekarang banyak aliran yang menafsirkan al-qur'an dan hadits dalam revisi yang beda-beda dalam penafsirannya, menurut pemakalah bagaimana caranya menjaga keontetikan al-qur'an dan as-sunah itu sendiri agar kita tidak terjebak pada penafsiran yang salah? adakah cara-cara tersendiri dalam mempelajari dan memahami keontetikan tersebut??
    mohon penjelasannya ...
    terima kasih,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyaknya penafsiran tentang alQur'an dan hadits saat ini tidak bisa disikapi dengan sebelah pihak. karena perbedaan itu adalah anugrah yg bisa menambah perbendaharaan ilmu kita. namun kita juga harus hati-hati memilih dan mamilah penafsiran mana yg masih dalam koridor yg benar. untuk mempelajari keontentikan alQur'an dan hadits sendiri, ada banyak ilmu yg bisa kita perdalam seperti ulumul hadits, ulumul Qur'an,dan tafsir2, itu semua bisa menyakinkan kita kalau kedua sumber hukum Islam itu masih terjaga keasliannya. contohnya saja pada ulumul hadits kita bisa mempelajari tentang mana hadits yg shohih,mana yg dhoif, mana yg maudhu' dan lain sebagainya.

      Hapus
  5. inayah 2021 111 165
    assalamu'alaikum. wr.wb
    mau tanya, bagaimana sih cara untuk kita bisa dapat memahami ciri- ciri al-qur'an yang masih bersifat otentik?
    itu saja terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. belakangan ini sedang marak beredar alQur'an palsu di amerika, tepatnya di daerah Ground Zero (WTC). namun saya kurang tau apakah di Indonesia sendiri sudah beredar atau belum. sampul dari alQur'an itu bertuliskan "alQur'an al haq" atau "the true furqon". di dalamnya ada 12 surat palsu yaitu al iman,al wasaya, al tasajud, al muslimin, al hayat, al afdal, araja, al mukata, al kitab, al usfoor, an nabi, dan ad du'a. mungkin itu bisa jadi sedikit referensi untuk kita agar lebih bisa berhati-hati.

      Hapus
  6. yulia rizqi mar'ati
    2021 111 299

    assalamualaikum wr.wb..
    saya mau tanya ni mbak..
    bagaimana menurut anda, ketika ada orang yang non muslim yang ingin menggugat keotentikan alquran? kemudian masihkah ada orang yang igin menggugat keotentikan alquran dizaman sekarang ini, jika ada seperti apa??

    mohon penjelasannya ya mbak.. terimakasihh.. :) :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam
      iya mbak yulia,,,
      ya menurut saya kita harus melarang orang yang mau menggugat keotentikan al-qoran tersebut/kita lawan orang tersebut, di Indonesia ada lembaga MUI yang mana selain tugas MUI mempersatu ormas yang ada di indonesia dan memberi lebel halal pada beberapa produk makanan, nah,
      MUI juga punya tugas untuk memfilter,meneliti tafsir al-qur'an,dan menggugat hal yang syubhat karena fatwa MUI termasuk ijma.dari situ kita bisa menggugat orang-orang yang mau merusak keotentikan al-quran

      sekarang masih ada mba,, contohnya alQur'an palsu di amerika, tepatnya di daerah Ground Zero (WTC). yang mana ada 12 surat palsu yaitu al iman,al wasaya, al tasajud, al muslimin, al hayat, al afdal, araja, al mukata, al kitab, al usfoor, an nabi, dan ad du'a.sebagaimana yang telah saya jelaskan diatas.

      Hapus
  7. Nur Fitriyani 2021 111 143
    menurut anda apakah al quran yang kita jaga selama ini, yang berasal dari rasulullah itu masih sesuai atau masih bisa menghadapi tantangan jaman sekarang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu saja kitab kebanggaan kita ini masih sesuai dengan tuntutan zaman. malah setau saya, sekarang ini orang2 sudah mulai banyak yg menyadari akan kemu'jizatan alQur'an. hal ini bisa dibuktikan dengan penemuan2 luar biasa yg bersifat ilmiah. fakta2 ilmiah banyak ditemukan di alQur'an yg notabene turun 14 abad yg lalu.mengenai hal ini sudah sedikit saya singgung di atas. fakta2 tersebut baru ditemukan oleh menusia generasi sekarang, padahal alQur'an sudah menyiratkannya 14 abad yg lalu. hal ini menunjukkan betapa hebatnya alQur'an, bahkan teknologi masa sekarang pun bisa dikalahkan. yg penah saya baca, banyak ilmuan non-muslim yg akhirnya masuk Islam setelah mereka meniliti tentang alQur'an. sudah jelas bahwa alQur'an bukannya semakin kuno, tapi malah semakin terlihat sangat modern dengan fakta2 ilmiah yg telah terungkap darinya.

      Hapus
  8. Assalamu,alaikum... mbak pipit saya mau bertanya... apa sih arti dari menggugat sendirii... hehee..


    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam..
      menggugat,dari kata dasar gugat. menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti mencela, menyanggah, atau kritikan. dalam hal ini adalah orang yg mencela alQur'an, mengkritiknya dan menyanggah apa2 yg ada didalamnya.

      Hapus
    2. oh begitu.. terimakasih atas jawabannya,, kemudian maksud kalimat ini itu apa ya mbak pipit , “Tidak akan datang kepada umat manusia suatu masa, kecuali disana mereka membuat bid’ah dan mematikan Sunnah, sehingga hiduplah berbagai bid’ah itu dan Sunnahpun menjadi mati.”
      Terimakasih.. soalnya saya masih bertanya-tanya maksudnya apa hehe... kurang paham sedikit

      Hapus
    3. maksud dari hadits tersebut adalah semacam ramalan dari Nabi bahwa suatu saat akan ada umat yang tidak menyetujui hadits atau sunnah sehingga mereka membuat pernyataan yang tidak-tidak tentang sunnah. pernyataan-pernyataan bohong inilah yang membuat sunnah semakin memudar.

      Hapus
  9. assalamu'alaikum wr wr..
    nim 2021 111 137

    yang ingin saya tanyakan adalah apa maksud dari adh dhab itu sendiri. diatas disebutkan bahwa adh dhab adalah hakim binatang-binatang dan lubang.
    maksudnya gimana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. adh dhabb dalam hadits tersebut di tafsirkan ulama sebagai lubang biawak. kenapa lubang biawak?karena lubang ini kondisinya sangat sempit dan kotor. dalam hadits disebutkan:
      "Sungguh kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalau mereka masuk lubang dhabb (kadal) niscaya kamu tetap mengikuti mereka"
      kamu (orang Islam) akan mengikuti perilaku (tercela) orang2 yahudi dan nasrani, hingga kalau orang yahudi dan nasrani itu masuk kedalam ludang dhabb yg sempit dan kotor sekalipun maka akan tetap mengikutinya. jadi adh dhabb ini hanya sekedar perumpamaan bahwa orang2 suatu saat akan mengikuti tingkah buruk dan bahkan paling buruk dari kaum yahudi dan nasrani.

      Hapus
  10. ULUL ILMA WS
    2021 111 127

    assalmu'alaikum.......
    menurut pemakalah apa saja aspek pendukung yg menguatkan keotentikan al-qur'an??
    mohon dijelaskan,
    terimakasih
    wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. aspek pendukung keotentikan alQur'an ada 4:
      1.aspek catatan sejarah.
      2.aspek logika (aqli)
      3.aspek ayat2 alQur'an (naqli)
      4.aspek manuskrip
      untuk penjelasan lebih lanjut akan saya terangkan dikelas,karena akan sangat panjang lebar kalau dijelaskan disini.. jadi,ditunggu aja ya..

      Hapus
  11. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139


    jika ada orang yang menggugat keotentikan al-qur'an, bagaimana anda menyikapai hal tersebut? dan bagaimana agar al-qur'an itu tetap terjaga keasliannya?mohon penjelasannya!!
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau masih ada orang yang tidak mengakui keotentikan alQur'an, cukup saya katakan bahwa orang itu masih terjerembab dalam lubang jahiliyah. karena yang saya ketahui, sekarang ini sudah byk sekali bukti2 dan bahkan tak terhitung jumlah nya yang menguatkan bahwa alQur'an itu adalah 100% benar. bukan cuma orang Islam yang mengakuinya, tapi orang non-muslim pun banyak yang mangakuinya dan bahkan banyak yang telah menyatakan diri masuk Islam. saya akan berikan salah satu contoh pernyataan dari tokoh non-Islam, Prof Alfred Kroener :
      "Dengan mempertimbangkan pertanyaan itu dan dengan mempertimbangkan bahwa Muhammad adalah seorang beddouin (suku baduy padang pasir) menurut saya adalah tidak mungkin bahwa dia mengetahui asal mula alam semesta.karena para ilmuwan hanya beberapa tahun ini saja mengetahui hal ini dengan semua peralatan canggih dan metode yang rumit.dalam hal ini.seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Fisika Nuklir 1400 tahun yang lalu,tidak mungkin hanya dengan kemampuan pikirannya,menyatakan bahwa langit dan bumi memiliki asal mula yang sama.
      kemudian kisah lain dari Prof Tejataj Tejasen dari Thailand setelah mengikuti pertemuan yang membahas tentang alqur'an,ia menyatakan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat,setelah mempelajari ayat ayat Al Quran dan bagaimana ayat ayat itu berkesesuaian dengan sains.
      mengenai caramenjaga keaslian alQur'an,ini telah dilakukan sejak awal alQur'an itu turun,yaitu lewat hafalan para sahabat,dan masih berlanjut sampai sekarang.
      Kedudukan para penghapal alQur'an ini sangat penting dalam mengontrol dan memantau kebenaran teknis penulisan mushaf Al-qur'an.itulah salah satu cara Allah menjaga keaslian Al-qur'an. Hingga kini jutaan penghapal alQur'an masih ada di seluruh dunia. Dan tidak ada satu katapun yang berubah (bertambah/berkurang) dari ucapan/mulut mereka bahkan satu hurufpun tidak ada yang berubah, semua seragam. beda dengan alkitab yang tiap tahun mendapat revisi dari pendetanya,sehingga ayat2 yang ada didalamnya 80% palsu.

      Hapus
  12. Moh. Nasoikhul Ibad (2021 111 178)

    Banyak penafsiran yang berbeda-beda, jadi akan mengakibatkan orang yang mempelajarinya sangat bingung, apa yang harus kita lakukan supaya tidak kebingungan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang ada banyak macam tafsir alQur'an saat ini seperti tafsir jalalain,tafsir al maraghi,dan lain2. tapi walaupun dengan versi yang berbeda, inti dari tafsir tersebut tetap sama, tidak melenceng dari kaidah2 yang ada.

      Hapus
  13. Assalamu’alaikum wr.wb.
    Siti Halimah Sobariyah
    2021 111 304
    Saya ingin pendapat dari pemakalah tentang bagaimana sikap kita yang seharusnya sebagai mahasiswa muslim menanggapi problem pemahaman dan penafsiran yang keliru, serta penggugatan keotentikan Al-Qur’an dan Sunnah? Kemudian bagaimana cara meluruskan atau memberi pemahaman kepada orang yang keliru dalam menafsirkan Al-quran dan Sunnah? mohon penjelasannya.
    Terimakasih:)
    Wassalamu’alaikum wr.wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menanggapi para penggugat alQur'an dan Sunnah, seharusnya kita sebagai muslim gencar untuk menolak dan memberikan bukti2 yang akurat tentang keaslian kedua sumber hukum Islam tersebut. lebih2 kita juga mengadakan penelitian tentang tafsir2, bukan hanya bersandar pada kitab2 atau buku2 tafsir yang telah ada.
      jalan yang paling efektif untuk meluruskan argumen sesat para penggugat alQur'an dan Sunnah adalah dengan menyodorkan bukti2 kemukjizatan alQur'an. banyak sekali bukti yang telah ada terutama tentang keselarasan alQur'an dengan ilmu pengetahuan yang ditemukan akhir2 ini. contohnya saja tentang proses pembentukan alam, tentang penciptaan manusia, dan banyak hal lagi.

      Hapus
  14. assalamu'alaikum,,,,
    mengenai hadits yang pertama itu kn ttg "mengikuti perilaku orang2 sebelummu" lantas apa hubungannya dg tema "menggugat keontetikan al-Qur'an dan sunnah"

    BalasHapus
    Balasan
    1. "mengikuti orang2 sebelummu" maksudnya adalah orang2 yang terlebih dahulu menggugat keaslian alQur'an. dikisahkan bahwa sejak zaman Nabipun telah ada kaum yang menggugat alQur'an, yaitu kaum kafir quraisy. mereka mati-matian mengolok-ngolok alQur'an dan bahkan bekerja sama untuk membuat syair yang serupa dengan alQur'an. mereka mengatakan bahwa alqur'an itu hanyalah sihir yang dipelajari. jadi yang di maksud adlah kita tidak boleh mengikuti perilaku umat2 terdahulu yang juga meremehkan keaslian alQur'an.

      Hapus
  15. Nurul Inayatissaniyyah
    2021 111 141

    pada poin aspek tarbawi makalah di atas disebutkan "Perbedaan penafsiran yang terjadi antara kedua sumber hukum tersebut harus disikapi dengan bijak agar tidak terjadi perselisihan." Nah, bagaimana cara menyikapi hal tersebut??

    BalasHapus
    Balasan
    1. perbedaan2 dalam penafsiran kedua sumber hukum Islam tersebut harus disikapi dengan bijak, tidak boleh saling menjatuhkan atau menganggap pendapat yang di anut adalah pendapat yang paling benar. karena bisa saja penafsiran dari golongan lainlah yang lebih mendekati kebenaran. perbedaan yang ada baiknya dianggap anugrah karena dengan adanya perbedaan maka lebih banyak perbendaharaan ilmu yang diketahui.

      Hapus
  16. Assalamu'alaikum...
    Ika Nur Fitriana 2021

    Pada keterangan diatas dijelaskan bahwa ada seorang sahabat yang mendengar hadits langsung dari Nabi, namun ia hanya dapat memahami makna lahiriyah saja, sedang ada sahabat yang mendengar dari sahabat yang lain yang tidak langsung dari Nabi, namun ia dapat memahami dan dapat mengambil hukum. Bisa dijelaskan mengapa demikian? apakah ada alasan khusus yang melatarbelakangi peristiwa tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tingkat pemahaman seseorang itu berbeda-beda karena kecerdasan seseorang juga berbeda-beda. jadi orang yang mendengar langsung dari Nabi tidak serta merta bisa memahaminya dengan sempurna. sedangkan orang yang tidak langsung mendengarnya dari Nabi bisa saja lebih paham karena tingkat kecerdasannya lebih tinggi.
      peristiwa tersebutlah yang mendasari perbedaan pendapat dalam penafsiran. perbedaan penafsiran dilatarbelakangi oleh perbedaan tingkat kepahaman dan tingkat kecerdasan.

      Hapus
  17. Nanik dwi astutik
    2021111062

    asalamualaikum ..
    bagaimana dgan orang yg menafsirkan Al-Qur'an dg seenaknya sendiri ? kiat apa saja agar terhindar dari kesalahan dlm menafsirkan Al'Qur'an ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang yang menafsirkan alQur'an dengan sembarangan tanpa mempunyai dasar pengetahuan yang jelas tentu tidak bisa diterima.
      agar kita tidak tersesat dalam mempelajari alQur'an, sebaiknya dalam belajar harus di tuntun orang yang ahli dalam penafsiran,agar mendapat penjelasan yang baik dan menimbulkan pemahaman yang tidak keliru.

      Hapus
  18. assalamu'alaikum..
    saya mau tanya bagaimana upaya memelihara keotentikan Al-Qur"an agar tetap terjaga ?
    trimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan alqur'an dan sesungguhnya Kami benar2 benar2 memeliharanya" (Q.S. alHijr : 9)
      itulan komitmen yang diberikan Allah, dan salah satu bukti komitmennya adalah dengan menciptakan jutaan penghafal alQur'an tersebar di seluruh dunia. dengan cara ini alQur'an tetap terjaga karena alQur'an tersimpan dalam hafalan sebagian umat Islam. seandainya seluruh mushaf yang ada dibumi hilang atau dibakar, maka itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap alQur'an.

      Hapus
  19. miftahudin
    2021 111 154
    tolong jelaskan pemahaman yang keliru itu yang bagaimana,.,

    BalasHapus
    Balasan
    1. pemahaman yang keliru adalah pemahaman yang menyimpang dari kaidah2 yang benar. pemahaman yang keliru ini didasari dari tingkat kemampuan mencerna materi yang memang berbeda-beda tiap orangnya.

      Hapus
  20. sopi yudin
    2021 111 134

    assalamu'alaikum ?

    saya mau tanya di dalam pembahasan makalah kan ada yang tidak percaya Al-Qur'an dan Sunnah (Hadis) yang merupkan sumber hukum. faktor-faktor apa yang menyebabkan ketidak percayaan terhadap Al-Qur'an dan Sunnah (Hadis)tersebut ! ?? mohon penjelasanya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada banyak faktor yang menjadi argumen mereka dalam menentang alQur'an dan hadits. diantara mereka yang menentang alQur'an ada yang menyatakan bahwa alQur'an itu bukanlah kitabullah, melainkan buatan Nabi sendiri. ada pula yang mencari-cari kesalahan alQur'an diantaranya mengemukakan bahwa susunan alQur'an tidak sistematis, temanya bercampur aduk, banyak ayat2 yang di ulang2,tidak utuhnya suatu pembicaraan dalam alQur'an, dan lain sebagainya.
      dan mereka yang menentang sunnah berargumen bahwa sunnah tidak pantas menjadi sumber hukum karena sunnah hanyalah perbuatan Nabi yang tidak berarti, ada juga yang berasumsi sunnah itu tidak diperlukan karena alQur'an sendiri sudah sempurna dan tidak butuh penjelasan dari sumber lain lagi, dan banyak hal lagi yang mereka kemukakan, yang tentunya semua itu tidak benar dan hanya sebuah keirian yang mereka tebarkan sendiri.

      Hapus
  21. saya mau tanya mengenia al quran , apakah alquraan yang diturunkan pada nabi itu berupa lafadz yang kita baca seperti sekarang ini atau berupa bisikan

    BalasHapus