Laman

Kamis, 11 April 2013

c9-3 nurul hidayah SUAP KUALITAS KERJA RENDAH



MAKALAH
PENYELEWENGAN TUGAS MERUSAK TATANAN SERTA SUAP DAN KUALITAS KERJA RENDAH
Di susun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah: Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu: M.Ghufron Dimyati, M.S.I







Di susun oleh
Nurul Hidayah (2021111118)
Kelas C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013


BAB I
PENDAHULUAN
Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan manusia menuju tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam Islam pemimpin adalah imam. Pemimpin mempunyai kedudukan yang tinggi dan terhormat, sehingga wajib dihormati dan ditaati, karena tugas utama seorang pemimpin adalah menyejahterakan rakyat yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin haruslah bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya, karena seorang pemimpin telah diberi amanah dan tanggungjawab oleh Allah SWT. Apabila disia-siakan itu termasuk dosa besar, lebih-lebih apabila seorang pemimpin menipu/mengkhianati rakyatnya, maka itu termasuk dosa besar dan bisa di jauhkan dari surga.
 Kepemimpinan yang jujur, bersih dan adil harus ada dalam kehidupan, sehingga tidak ada kesewenang-wenangan pihak yang kuat terhadap yang lemah. Pemimpin memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan yang sejahtera bagi rakyatnya, sehingga harus mempunyai karakter sebagai pemimpin yang baik, tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak yang menyeleweng, dan menghindari suap, korupsi, kolusi, nepotisme.dalam makalah ini akan dibahas hadits tentang penyelewengan tugas merusak tatanan  serta suap dan kualitas kerja rendah.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Materi Hadits ke 45
Hadits 45 : Penyelewengan Tugas Merusak Tatanan
عاد عـبـيـد الله بن زياد معـقـل بن يـسار المزني في مرضه الـذي مات فـيه قال معـقـل اني محـدثـك حد يـثا سـمعـته من رسول الله صلى الله عـليه وسلم لوعـلمت أن لي حياة ما حدثـتـك إني سمعـت رسول الله صلى الله عـليه وسلم : يـقول ما من عـبـد يـسـتـرعـيه الله رعـية يـموت يـوم يـموت وهـو غاش لرعـيـته إلا حرم الله عـليه الجنة  ( رواه مسلم فى الصحـيـح, كتاب الإيمان, باب استحقاق الوال العاش لرعـيـة الناس )

B.     Terjemah

  Ubaidullah bin Ziyad menjenguk Ma’qil bin Yasar Al-Muzani. Di dalam sakitnya Ma’qil yang menyebabkan kematiannya. Ma’qil berkata sesungguhnya aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah SAW. Seumpama saya tahu bahwa saya akan hidup maka saya tidak akan menceritakan kepadamu, sesungguhnya aku mendengar  Rasulullah SAW bersabda “tidak ada seorang hamba pun yang diberi oleh Allah kepercayaan mengurus rakyat yang mati di hari matinya dia menipu rakyatnya kecuali Allah mengharamkannya masuk surga”.[1]



C.     Mufrodat

مرضه  : sakit
يسترعيه:      diberi amanat  
رعيّة    :memimpin rakyat
يموت   :mati
غاش    :menipu



D. Biografi Perawi
Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu Al Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi. Dia adalah salah seorang di antara panji-panji ahli hadits yang berkedudukan sebagai imam, hafidz, dan kuat posisinya. Menurut Al Hafidz Ibnu Al Ba’i di dalam kitabnya ‘ulamau Al Anshari, bahwa Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H & dibesarkan lingkungan keluarga berpendidikan yang haus akan ilmu hadits. Dia telah  menyusun kitab shahihnya yang populer & karya-karyanya yang lain. Mas ahidupnya dicurahkan sepenuhnya untuk mencari ilmu, mengajar, menemui, guru-guru & menyusun kitab sampai meninggal dunia pada tahun 261 H di Naisabur dalam usia 55 tahun.
Shahih muslim merupakan kitabnya yang populer di seluruh dunia & namanya terkenal dimana-mana. Dalam menyusun kitabnya itu, dia menghabiskan waktu 15 tahun, dan di dalam kitabnya itu ia menghimpun sebanyak 12.000 hadits yang diseleksinya dari 30.000 hadits.[2]

E.     Keterangan Hadits
Hadits di atas menjelaskan tentang penyelewengan tugas oleh seorang pemimpin yang mengakibatkan rusaknya tatanan dalam masyarakat/rakyatnya, yaitu pemimpin yang tidak amanah dan tidak jujur terhadap tugasnya.
Dalam pemerintahan Islam, seorang pemimpin adalah pemegang kekuasaan yang dimaksudkan agar ia dapat mengatur umat dengan hukum Allah SWT dan syariatnya serta membimbing kepada kemaslahatan & kebaikan. Selain itu, ia juga harus mampu mengurus kepentingan dengan jujur dan adil, serta memimpinnya ke arah kehidupan mulia  terhormat. Dengan demikian, ia tidak dapat berkehendak sewenang-wenang.[3]
        Kejujuran sebenarnya menjadi modal dasar bagi seorang pemimpin, agar tidak mudah untuk menipu rakyat. Dalam hadits di atas, yang dimaksud haram adalah pemimpin yang menipu rakyatnya akan diharamkan untuk masuk ke dalam surga.


F.      Asek Tarbawi
Pemimpin seharusnya mempunyai iman yang sangat kuat di hatinya agar dalam menjalankan tugasnya tidak terjadi penyelewengan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemimpin agar tidak terjadi penyelewengan dalam tugas:
·         Benar-benar memberikan perhatian kepada kebutuhhan-kebutuhan pengikut.
·         Kemauan yang keras untuk memperbaiki keadaan mereka.
·         Mendengar usulan dan koreksi-koreksi mereka.
·         Memberikan bantuan, dukungan, ketenangan, dan menjelaskan ketika terjadi problem/musibah.
·         Berinteraksi dengan baik, adil.
·         Mengikutsertakan mereka dalam mengambil keputusan.
·         Menentukan hal-hal yang diwajibkan, dibolehkan, dan yang dilahirkan (prosedur dan kebijakan-kebijakan).
·         Membagikan peran kepada orang yang melaksanakannya dengan jelas.[4]

A.    Materi Hadits ke 46
Hadits 46 : Suap dan Kualitas Kerja Rendah
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : الرَّاشِيَ وَ الْمُرْتَشِيَ وَ الرَّائِشَ يَعْنِي الَّذِي يَمْشِي بَيَنَهُمَا . (رواه أحمد فى المسند, با قي مسند الأنصار,باب و من حد يث ثوبان)

B.     Terjemah Hadits
Rosululullah Saw  melaknat orang-orang yang melakukan perbuatan suap, penyuap, dan yang disuap dan perantara suap, yakni orang yang menjalankan di antara keduanya.
C.     Mufrodat

Orang yang menyuap                                         الرَّ اشِي
Orang yang menerima suap                                          وَالْمُرْ تَشِيَ
      Dan orang – orang yang menjadi perantara                                         وَالرَّ ائِشَ
Yaitu orang-orang yang pergi diantara keduanya         يَعْنِي الَّذِي يَمْشِي بَيَنَهُمَا



D.    Biografi Perawi
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Hambal Al Syaibani. Seorang imam besar yang menjadi madzhab, yang sabar menghadapi cobaan, penolong sunnah, guru dari segolongan ulama dan penguat dari satu aliran (Ahli Sunnah Wal Jamaah).
Dia berasal dari Marwazi dan ayahnya dari Sirjis, dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awwal tahun 164 H. Belajar di Baghdad sampai tahun 183 H (usia 21 tahun). Sesudah itu, dia menuntut ilmu melanglang buana ke berbagai negeri, yaitu Kuffah, Basrah, Makkah, Madinah, Yaman & Jazirah. Dia meninggal dunia di Baghdad pada hari Jum’at pagi tanggal 12 Rabiul Awal tahun 241 H.[5]




E.     Keterangan Hadits
Suap adalah harta yang diperoleh karena terselesaikannya suatu kepentingan manusia (baik untuk memperoleh keuntungan maupun menghindari kerugian atau bahaya) yang semestinya harus diselesaikan tanpa imbalan.Atau bisa juga kita katakan, risywah (suap-menyuap) ialah pemberian apa saja berupa uang atau yang lain kepada penguasa, hakim atau pengurus suatu urusan agar memutuskan perkara atau menangguhkannya dengan cara yang bathil.
Praktik suap menyuap di dalam agama Islam hukumnya haram berdasarkan dalil-dalil syar’i berupa Al-Qur’an, Al-Hadits, dan ijma’ para ulama. Pelakunya dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya.
Terdapat banyak dalil syar’i yang menjelaskan keharaman suap menyuap, Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (188)
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).[6]

Maka hadits di atas bagi orang-orang beriman akan membuat mereka akan menjauhi perbuatan ini, dan ditambah lagi para ulama mengatakan bahwa hadits-hadits yang semisal seperti ini, yaitu lafadz “Allah melaknat” menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah termasuk kategori dosa besar yang tak akan diampuni kecuali dia bertaubat, adapun ketika dia mati dlm keadaan belum bertaubat maka di bawah kehendak Allah apakah akan mengadzabnya atau tidak.
Akan tetapi manusia pengejar dunia akan selalu mendengar bisikan setan & hawa nafsunya, mereka akan mencari seribu satu cara pembenaran agar seakan-akan perbuatan mereka itu dapat dibenarkan. Begitu juga dgn riswah ini, mereka mempunyai seribu satu alasan utk membenarkan pemberian kepada mereka, diantara alasan mereka yang paling sering dinukil adalah :
Ini adalah uang lelah, uang tips atau hadiahTidak ada pihak yang dirugikan, semua pekerjaan telah diselesaikan sesuai aturan .Kami hanya diberi, kami tak pernah meminta.Maka pemberian inilah yang sekarang dikenal dengan istilah Gratifikasi , yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, & fasilitas lainnya.[7]
F.      Aspek Tarbawi
Dalam Islam perbuatan suap termasuk dalam perbuatan yang haram, dan yang terlibat dalam kegiatan suap juga akan terkena dosa besar dan di laknat okeh Allah SWT, baik itu orang yang menyuap, orang yang menerima suap, dan orang yang menjadi perantara di antara keduanya.
Perbuatan suap mempunyai dampak yang negatif, karena uang/barang yang di peroleh/diberikan untuk suap hukumnya haram dan orang yang terlibat di dalamnya akan di laknat oleh Allah SWT dan masuk ke dalam neraka.










BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan hadits di atas dapat di simpulkan bahwa pemimpin adalah mereka yang mempunyai tugas menyejahterakan rakyatnya, menjalankan tugasnya dengan maksimal agar terjauh dari penyelewengan. Apabila  hak-hak  rakyat sudah tidak lagi terpenuhi maka dia telah melakukan penipuan terhadap rakyatdan melakukan penyelewengan. Hal ini tentu saja merusak segala bentuk tatanan yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu, dalam hadits di atas, pemimpin yang melakukan penyelewengandiharamkan oleh Allah SWT untuk masuk ke surga.
            Seorang pemimpin juga harus mempunyai akhlak dan moral yang baik, karena akhlak dan moral memiliki peran penting dalam kualitas kerja seseorang. Apabila seorang pemimpin mempunyai akhlak dan moral yang menjerumus ke dalam perbuatan suap, tentunya akan mengakibatkan kinerja seseorang tersebut menjadi rendah.












DAFTAR PUSTAKA

Al Maliki, Muhammad Alawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
As Suwaidi, Thariq Muhammad dan Faishal Umar Basyarahil. 2005. Melahirkan Pemimpin Masa Depan. Jakarta:Gema Insani Press.
Muhibin. 1996. Hadits-hadits Politik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Razak, A dan Ais Latief. 1978. Terjemah Hadits Shahih Muslim. Jakarta:Pustaka al Husna.




[1] . H. A. Razak dan H. Ais Latief, Terjemah hadits shahih muslim, cet III (Jakarta:Pustaka al Husna, 1987) hal: 92-93
[2] . Muhammad Alawi al Maliki, Ilmu ushul hadits, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009)hal:263-264
[3] . Muhibudin, Hadits-hadits politik (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 1996) hal:30
[4] . Dr. Thariq Muhammad as-Suwaidan dan Ir. Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan pemimpin masa depan (Jakarta:Gema Insani Press, 2005) hal:105-106
[5] . op cit, hal:253-255

30 komentar:

  1. Dewi Suryani 2021 111 093

    Assalamu'alaikum wr.wb

    Dalam pemerintahan Islam, seorang pemimpin adalah pemegang kekuasaan yang dimaksudkan agar ia dapat mengatur umat dengan hukum Allah SWT dan syariatnya serta membimbing kepada kemaslahatan & kebaikan. Selain itu, ia juga harus mampu mengurus kepentingan dengan jujur dan adil, serta memimpinnya ke arah kehidupan mulia terhormat. Dengan demikian, ia tidak dapat berkehendak sewenang-wenang

    Bagaimana caranya mencari sorang pemerintah yang jujur dan adil agar semuanya bisa diurus dengan baik...? trimsss

    Wassalamu'alaikum wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikum salam dew...
      Makasih ya buat pertanyaannya, ,
      Menurut saya, dalam mencari pemimpin yang jujur dan adil itu lumayan susah ya, karena kita sendiri kan tidak tau bagaimana sifat asli sang pemimpin itu..
      Namun, pemimpin yang jujur itu dapat di lihat dari kejujuran dalam kekuatan yang dimiliki, sadar akan kelemahannya, serta berusaha untuk memperbaikinya. Transparasi dalam kepemimipinannya juga sangat di perlukan y mb’ , karena itu dapat menimbulkan rasa percaya rakyat terhadap pemimpin tersebut.
      Pemimpin yang adil sangatlah sulit untuk di cari, apa lagi di zaman sekarang, namun masyarakat yang bijak insya allah bisa membuat keputusan siapa yang pantas dipilih menjadi pemimpin. Jangan mudah termakan tipu daya, mulut manis, janji” palsu calon pemimpin dan yang paling pentinggggg pilihlah pemimpin yang sesuai dengan hati nurani kita...
      :-)

      Hapus
  2. Nur Faizatul Khaeriyah
    2021 111 111
    C

    Assalamualaikum....
    pembahasan kali ini menarik karena itu yang kerap terjadi di negara kita tercinta ini... yang saya tanyakan bagaimana cara memberi efek jera di dunia bagi para tukang suap atau pemimpin yang menyeleweng dari tugasnya agar tidak mengulangi perbuatannya lagi? makasih y jenk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikum salam jenk. . . . . . . . .
      Makasih yaa buat pertanyaannya. .
      Ya,, memang sulit ya memberi efek jera bagi para tukang suap dan pemimpin yang menyeleweng dari tugasnya, apalagi dalam penjara saja fasilitasnya WOW pake bgt ya, gimana gax betah tuh... hehe
      Namun kalau di terapkan hukum yang benar-benar tegas, mungkin saja itu dapat memberi efek jera, misalnya dengan menyita semua harta hasi suap, dijatuhi vonis yang berat, dalam penjara tidak di berlakukan fasilitas yang mewah, dan yang terpenting jangan libatkan kembali dalam struktur kepemimpinan.mungkin itu saja menurut saya jenk..
      :-)

      Hapus
  3. Hasan basri (2021 111 241) C

    assalamu'alaikum mba nurul

    bagaiamana cara kita meminimalisir etos kerja yang buruk dinegara kita ini?

    mohon wejanggannya!

    makasih
    wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikum salam ....
      Terima kasih buat pertanyaannya. . .
      Etos kerja sendiri erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakter yang dimiliki pekerja itu sendiri,,
      Menurut saya, untuk meminimalisir etos kerja yang buruk harus dimulai dari diri individu masing-masing, misalnya dengan cara:
      • Disiplin dan menghargai waktu
      Kelihatannya sich mudah ya mas,, namun kenyataannya sulit untuk dilakukan, mulailah dari hal-hal yang kecil, nantinya akan terbiasa dan menjalar pada hal-hal yang besar, (perlahan tapi pastii).
      • Fokus dan konsentrasi
      Fokus di usahakan pada satu tujuan saja dan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat selesainya suatu pekerjaan.
      • Bersikap optimis
      Harus yakin bahwa kita dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
      • Jadi diri sendiri
      Dengan segala kemampuan dan persiapan yang kita miliki akan menjadikan kita lebih baik dalam menjalankan suatu pekerjaan.
      • Bekerja sebagai ibadah
      Anggaplah pekerjaan kita sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT.
      • Mulai hari ini
      Tanamkan semuanya itu dalam diri agar etos kerja kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagii..
      :-)

      Hapus
  4. Ana Lailya 2021 111 121
    Assalamu'alaikum....
    Bagaimana kita sebagai rakyat mengharapkan agar pemimpin kita itu bersih dari Suap menyuap, karena pada kenyatannya sewaktu memilih pemimpin itu sendiri, rakyat ikut membantu memilihnya karena tergiur dengan hadiah yang diberikan, lalu bagaimana anda menanggapi permasalahan ini mbak,,, mohon solusinya yach...he.
    terima kasih...
    wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikum salam mb’ ..

      Menurut saya, kita itu jangan mudah tergiur dengan hal-hal yang seperti itu, karena belum tentu nantinya para pemimpin akan menjalankan tugasnya dengan baik, nah..sewaktu memilih seoranng pemimpin, usahakan memiliih pemimpin yang jujur, memiliki karismatik kepemimpinan, berwibawa, cerdas dan tentunya pilihlah yang sesuai hati nurani kita.
      Kejujuran dan transparasi kepemimpinan itu perlu agar tidak ada kasus suap menyuap dalam kepemimpinannya..

      Hapus
  5. marlihatin 2021 111 123

    assalamu'alaikum...wr.wb

    mb maw bertanya...

    bagaimana cara memperbaharui sistem tatanan dalam negara kita ini setidaknya sebagai bentuk meminimalisir dari adanya kasus suap yang marak terjadi belakaangan ini....
    seperti apa upaya tersebut,,, monnggo jelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam mb' ......

      menurut saya, meminimalisir kasus suap itu ya di mulai dari masing-masing individu, karena jika setiap orang itu jujur maka tentunya hidup ini menjadi sangat baik, terlebih lagi bagi para jajaran pemerintahan dalam negara ini yang bersifat jujur dan terbuka dalam pemerintahannya maka tatanan dalam negara ini menjadi lebih baik lagi..
      hal ini bisa di mulai dari kita sebagai generasi penerus bangsa, karena terkadang secara tidak sadar kita juga terlibat kasus suap menyuap..
      :-)

      Hapus
  6. Anamil choir 2021 111 122

    assalamualaikum bu press

    bagaimanakah mengatasi praktik suap yang di negara kita ini semakin semrawut,,?

    wassalamualaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam
      menurut saya.sebagai pemimpin itu seharusnya mempunyai iman yang sangat kuat di hatinya agar dalam menjalankan tugasnya tidak terjadi penyelewengan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemimpin agar tidak terjadi penyelewengan dalam tugas:
      ·Benar-benar memberikan perhatian kepada kebutuhhan-kebutuhan pengikut.
      ·Kemauan yang keras untuk memperbaiki keadaan mereka.
      ·Mendengar usulan dan koreksi-koreksi mereka.
      ·Memberikan bantuan, dukungan, ketenangan, dan menjelaskan ketika terjadi problem/musibah.
      .Berinteraksi dengan baik, adil.
      ·Mengikutsertakan mereka dalam mengambil keputusan.
      ·Menentukan hal-hal yang diwajibkan, dibolehkan, dan yang dilahirkan (prosedur dan kebijakan-kebijakan).
      ·Membagikan peran kepada orang yang melaksanakannya dengan jelas
      mungkin dengan pemimpinnya seperti itu,akan meminimalisir praktek suap dinegara kita.

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Aji triyono (2021 111 104)

    assalamualaikum................

    pertanyaan:
    terkait dengan masalah suap menyuap yang terjdai di negara kita , menurut anda apa sih yang menyebabkan praktik suap menyuap itu semakin meraja lela? apa solusinya dan bagaimana cara mencegah terjadinya suap menyuap/
    sekian terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam.......
      terima kasih untuk pertanyaannya...
      menurut saya, praktik suap menyuap semakin marak terjadi karena kurangnya kejujuran dan keimanan para pemimpin kita, rendahnya kualitas kerja mereka, hukuman yang ringan bagi para orang yang terlibat suap, serta adanya kesempatan/peluang bagi mereka untuk melakukan praktik suap,,,
      solusinya,, sita semua harta hasil suap, beri hukuman yang berat jika perlu hukuman mati, hukuman itu di harapkan menimbulkan efek jera bagi para penyuap agar mereka berfikir seribu kali untuk melakukan hal tersebut,,
      cara mencegahnya, di mulai dari individu masing-masing...jika semua orang jujur maka hal itu tidak akan terjadii...
      :-)

      Hapus
  10. Qurrotul Aini (2021 111 098)

    Assalamualaikum Wr.Wb.
    yang ingin saya tanyakan singkat saja, bagaimana sih pemerintah itu dikatakan baik untuk negaranya?? dan sebenarnya apa sih hukuman yang pantas bagi koruptor kelas kakap di negara Indonesia tercinta kita?? hehe
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam...
      terima kasih untuk pertanyaannya..
      menurut saya pemerintah di katakan baik untuk rakyatnya jika pemerintah itu :
      1. AKUNTABILITAS : Akuntabilitas merupakan suatu konsepsi pertanggung jawaban atas suatu tugas dan juga sebagai parameter dalam mengukur kinerja. Akuntabilitas menyandang kewajiban untuk menyajikan segala tindak tanduk dan kegiatannya, terutama di bidang Administaratif (Keuangan) kepada pihak yang lebih tinggi / atasan.
      2. PARTISIPASI : Dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan seyogyanya setiap warga negara berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui institusi yang mewakili kepentingannya.
      3.DEMOKRASI : Pada dasarnya makna demokrasi adalah pemerintahan yang berdasarkan kehendak rakyat dan kedaulatan rakyat. Untuk mewujudkan kehendak rakyat tersebut, terlebih dahulu harus dijamin adanya hak persamaan dan hak kebebasan. Tidak mungkin menumbuhkan demokrasi jika tidak menghilangkan diskriminasi, sebab kalau diskriminasi dalam pemerintahan masih ada, berarti masih ada orang atau golongan masyarakat yang diperlakukan tidak adil. Kalau demikian halnya, berarti kebebasan tidak terjamin yang berarti demokrasi mengalami “Pemasungan”. Olehnya itu, kedua hak dasar diatas, tidak boleh dibatasi secara semena-mena, atau dengan kata lain hak-hak dasar itu harus dijamin sama, sebab kedua dasar ini saling bergantung (interdependensi).
      4. PENEGAKAN HUKUM (RULE OF LAW) : Penegakan Hukum merupakan usaha menegakkan norma-norma dan nilai-nilai yang ada dibelakang Hukum. Dengan demikian para penegak Hukum harus benar-benar memahami spirit Hukum itu sendiri.
      Penegakan Hukum yang ideal harus disertai dengan kesadaran bahwa hukum merupakan sub sistem sosial, sehingga memberi pengaruh terhadap implementasi hukum pada seluruh sektor kehidupan manusia, baik Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Hankam, Iptek dan Pendidikan.
      5. TRANSPARANSI : merupakan konsep atau pendekatan pemerintahan yang terbuka dari seluruh proses perubahan, baik internal organisasi, maupun yang bersumber dari eksternal organisasi.
      6. RESPONSIBILITY :Para aparat harus lebih responsif terhadap seluruh aspirasi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, sehingga dapat menangkap berbagai keinginan yang berbeda dalam rangka mendapatkan pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, khusunya dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur implementasi kebijakan.
      Hukuman yang pantas bagi koruptor kelas kakap menurut saya yaitu hukuman mati,,mungkin saja itu bisa menimbulkan efek jera bagi para koruptor, dan menurut saya ini tidak malanggar HAM, karena mereka juga telah melanggar HAM dahulu yaitu dengan mengambil hak-hak rakyat...
      :-)

      Hapus
  11. Mirza Fajrian
    2021 111 110

    Assalamu'alaikum...
    Tolong Jelaskan,,Penyelewengan Tugas Merusak Tatanan Serta Suap Dan Kualitas Kerja rendah...
    Disini juga belom dijelaskan tentang merusak tatannan,,mksd tatanan disini bagaimana???

    Trmksh

    Wassalamu'alaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam...
      terima kasih untuk pertanyaannya...
      tatanan di sini maksudnya dalam bidang pekerjaan maupun pemerintahan,, ini dapat dilihat dari maksud hadits-hadits di atas..
      para pemimpin yang melakukan penyelewengan tugas, terlibat kasus suap menyuap, dan kualitas kerjanya rendah tentu saja tatanan pemerintahan yang dijalaninya menjadi sangat buruk,, bayangkan saja, negara yang di pimpin oleh jajaran pemerintahan yang seperti itu,, tentunya tatanan kehidpan dalam negaranya menjadi kacau..
      :-)

      Hapus
  12. Mus'aliyah 2021 111 087

    Zaman sekarang para pegawai pemerintah dilengkapi dengan segala fasilitas, mulai dr kendaraan sampai tempat tinggal.
    Pertanyaan saya apakah fasilitas yang di berikan untuk kelancaran kerja di salah gunakan untuk kepentingan pribadi apakah itu termasuk dosa atau tidak. Karena melihat kenyataan sekarang perbuatan seperti ini sepertinya sudah menjadi hal biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih untuk pertanyaanya...
      masalah dosa atau tidak itu wallahua'lam y mb' dan disini juga tidak membahas masalah hukum dosa atau tidak, haram ataupun halal..
      dan pak ghufron sendiri juga sudah menjelaskan tidak boleh menanyakan soal hukum..
      dan untuk para pegawai sebaiknya diri mereka menyadari bagaimana fungsi yang sebenarnya dari fasilitas-fasilitas tersebut..
      :-)

      Hapus
  13. Jati Diri
    2021 111 109

    Assalamualaikum

    Pembahasan yang menarik nih tentang suap menyuap, bisa bikin perut lapeerrr,,,

    Seorang oknum polisi yang menagkap pelanggar lalu lintas, kemudian perkara tsbt diselesaikan lngsung di TKP dgn oknum itu memberikan patokan denda sesuai pasal yang dilanggarnya, tp anehya denda yang dikenakan kpd si pelanggar tsbt masih bisa ditawar lagi (aneh yaa hukum koq bisa ditawaaaarrr, kaya' di pasar tiban ajja). Berarti oknum tsbt tdk berpedoman pada UUD dlm menegakkan hukum, atau UUD yang saat ini bukan lagi Undang Undang Dasar melainkan Ujung Ujungnya Duuiiitt??? hehee

    Bagaimana pndpt anda tentang adanya oknum yang sprti ini, ini sudah menjadi tradisi bagi sebagian besar oknum di negeri kita ini loooh.
    Mksh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih untuk pertanyaannya...,
      saya sependapat dengan Anda, memang ha tersebut sangat di sayangkan. kasus pungli (masih saudara dekat dengan korupsi) sangat merajalela dan hal ini menjadi tradisi. hal ini terjadi sebenarnya tidak bisa di salahkan pada oknum polisi semata, tapi juga dari pengendara sendiri, artinya, kejadian tersebut terjadi karena kesalahan dari pengendaranya. jika di tanya solusi, maka jawabanya kita merujuk pada pendapat dari al alim ulama syekh hamid Al ghozali, beliau menulis dalam kitab ihya' ulumuddin, bahwa setiap obat dari penyakit adalah perlawananya. jadi jelas, bahwa solusi yang paling tepat adalah kewajiban untuk mematuhi peraturan lalu lintas harus di patuhi, sehingga tidak ada dalih bagi polisi untuk melakukan pungli.

      Hapus
  14. Nama
    Agus Triyono
    Nim
    2021 111 135

    Salam hanggat sahabati, semoga tambah manchung aja.

    Suap dalam negri ini tidak bisa di jumlahkan lagi berapa jumlahnya karena jumlahnya yang begitu banyak. Ada yang menyuap masuk .P.T, ada yang menyuap saat masuk pekerjaan, ada yang suap untuk melancarkan iligalitas, sampai suap-suapan makanan semua tersaji dinegri ini. Namun masalah yang kompleks ini belum bisa diatasi dengan baik dan benar...
    Menangapi kasus tersebut tangapan dari pemakalah bagaimana......., mohon agar tidak mencarikan solusi, karena mencari solusi itu butuh pemikiran yang panjang dan evaluasi yang menyeluruh. Tangapi saja peryataan diatas.

    Semoga bermanfaat dan Tq......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam hangat juga sahabat....
      semoga Anda di beri pencerahan agar terlihat wujudnya..
      tanggapan saya sangat sedih dan jelas sekali ibu pertiwi menangis melihat kondisi negeri ini, banyak hak-hak rakyat yang tidak terpenuhi karena tragedi suap menyuap tersebut... semoga hal ini bisa hilang di negeri ini. . . .
      :-)

      Hapus
  15. restu noviani
    2021111091
    Assalamualaikum mb nurul...saya cuma mau tanya bagaimana cara mangatasi suap di negeri kita ini.
    n perbedaan korupsi dan suap itu apa ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam mb' .....
      terima kasih untuk pertanyaannya..
      cara mengatasi suap sepertinya sangat sulit ya melihat realita sekarang banyak peluang untuk melakukan suap menyuap..
      nah,, untuk meminimalisir terjadinya suap , hendaknya setiap orang memiliki iman yang kuat dan berpedoman pada hadits di atas bahwa Allha SWT melaknat siapa saja yang terlibat dalam kasus suap..
      korupsi dan suap sebenarnya beda-beda tipis y mb' ...
      menurut saya, kalau korupsi itu mengambil sesuatu yang bukan hak-nya, sedangkan suap itu terkadang di beri ataupun memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan hak orang yang menerima sesuatu tersebut untuk mendapatkan hal yang diinginkan..

      Hapus
  16. ULFATUL MAULA ( 2021 111 089 )

    Assalamu'alaikum..
    mba nurul :) saya mau tanya nih, berkaitan dengan hadits diatas, kita berbicara tentang suap. Kemudian yang saya tanyakan balasan apa yang diberikan oleh Allah terhadap para penyuap, penerima suap dan perantara suap. Apakah ada perbedaan ganjaran dari ketiga golongan tersebut ??

    terimakasih

    Wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam

      terimakasih atas pertanyaannya:
      Menurut saya, Allah mempunyai sifat rokhmah dan rokhimNya yang akan di berikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki, sekecil apapun perbuatan yang manusia kerjakan pasti Allah SWT akan membalasnya dengan seadil-adilnya karena Allah SWT adalah dzat yang Maha Adil, jka kita kaitkan dengan hadist maka balasannya tidak lain akan dilaknat di neraka kelak.
      perbedaan ganjarannya wallahua'lam y mb' , yang jelas Allah SWT melaknat 3 golongan tersebut.

      Hapus