Laman

Rabu, 01 Mei 2013

c12-2 hasan bisri REBOISASI DAN PENGHIJAUAN



MAKALAH
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata kuliah     : Hadits tarbawi II
Dosen pengampu        : Muhammad Ghufron Dimyati, M.SI

Disusun oleh :
HASAN BASRI
(2021 111 241)
KELAS: C



PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN

Di abad ke-6 Masehi, seiring dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW yang diikuti dengan turunnya ayat-ayat al-Quran. Dari beberapa ayat al-Quran menunjukkan bahwa agama islam mengandung prinsip-prinsip etika lingkungan yang merupakan wujud nyata kekuatan moral untuk pelestarian daya dukung lingkungan hidup.[1] Sebagaimana antara lain terdapat dalam surah al-A’raaf:
Ayat 56: “Dan janganlah kamu merusak dimuka bumi setelah Tuhan membangunkannya….”
Ayat 85: “… Dan janganlah kurangi hak-hak manusia, dan jangan pula merusak di muka bumi, sesudah Tuhan membangunkannya…”[2]
Allah Swt menciptakan alam dan kita sebagai umat manusia harus menjaga kelestariannya dengan cara menanam pohon untuk memelihara kehidupan penghuninya sampai kepada penghuni yang lain.
Alam beserta isinya telah diciptakan allah dengan segala keteraturannya. Bumi dan gunung-gunung yang diciptakan allah merupakan suatu sistem keseimbangan dengan ditumbuhi tanaman-tanaman menurut ukurannya masing-masing Hutan, lembah, gunung, tumbuh-tumbuhan, dataran rendah, laut, semuanya merupakan suatu keseimbangan yang saling berkaitan.
Tumbuhan hidup menyimpan air dan menahan tanah dari kelongsoran, dan keseimbangan untuk tidak terjadi kerusakan baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Gunung yang dipenuhi dengan hutan-hutan yang lebat memiliki kekokohan. Tetapi, gunung yang gersang pun, yang hanya memiliki batu-batuan kering juga memiliki kekokohan. Dan mengubahnya tanpa mengetahui hakikat penciptaannya dapat menimbulkan kerusakan dan ketidak teraturan.
Terkati dengan tugas manusia tersebut, realita yang terjadi saat ini adalah berbanding terbalik dengan apa yang seharusnya. Manusia dan alam yang seharusnya hidup rukun berdampingan dan bersahabat dengan lingkungan yang ditinggalinya malah menyalahgunakan kekuasaan yang diamanatkan kepadanya.

A.            Materi Hadits Reboisasi dan Penghijauan 

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكِ قَالَ رَسُولُ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (اِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِ كُمْ القِيَامَةُ وَفِي يَدِهِ فَسْلَة فَلْيَغْرِسْهَا)
(رواه أحمد فى المسند, باقى مسند المكشرين مسند أنس ين مالك)

B.       Terjemah Hadits
 Dari Anas bin Malik r.a berkata: Rasulullah Saw bersabda: Jika datang hari kiamat atas kamu semua dan ditangannya ada pohon kecil maka tanamkanlah.

C.      Mufrodat

Dari Anas bin Malik r.a berkata              : عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكِ قَالَ
Rasulullah Saw bersabda                        : رَسُولُ الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Jika datang                                              : اِنْ قَامَتْ
hari kiamat                                              : أَحَدِ كُمْ القِيَامَةُ
dan di dalam tangannya                         : وَفِي يَدِهِ
pohon kecil                                             : فَسْلَة
tanamkanlah.                                           : فَلْيَغْرِسْهَا
D.    Keterangan hadits
Hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik tersebut memberikan anjuran pada kita untuk menghijaukan bumi atau menanam sebagai penanggulangan atas kerusakan yang terjadi di bumi.
Hadits diatas agaknya senada dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang berbunyi:
إِنْ قَامَتْ السَّاعَةُ وَبِيَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا يَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَفْعَلْ
Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah”.
Ahli Hadits Abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata saat memetik faedah dari hadits di atas, “di dalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia. Maka pahalanya terus mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai hari kiamat”.

Agama islam sangat menganjurkan untuk bercocok tanam hingga akhir zaman walaupun sebentar lagi orang yang menanam tersebut meninggal termasuk ketika hari kiamat hendak terjadi. Meskipun penanam tanaman tersebut tidak sempat menikmatinya. Kita tentu masih ingat pepohonan yang sudah besar dan berbuah, sebagiannya adalah ditanam oleh orang-orang yang telah meninggal. Meskipun orang-orang tersebut sudah meninggalkan dunia yang fana ini, tetapi manfaat dari pohon yang mereka tanam masih dapat kita nikmati.

E.      Biografi Perowi
Anas bin malik bin nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin HHarom bin jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji. Dia termasuk kerabat Rosulullah dari jalur istri. Ia juga muridnya, pengikutnya dan sahabat yang terakhir meninggal duniaAnas Ibnu Malik ialah Abu Tsummah (Abu Hamzah) Anas Ibn Malik Ibn Nadler Ibn Dlamdlam Al-Anshary, seorang sahabat yang tetap selalu meladeni Rasulullah selama 10 tahun.[3]
Anas dilahirkan di Madinah pada tahun 103 H (612 M), setelah Rasulullah tiba di Madinah. Beliau meriwayatkan sejumlah 2276 atau 2237 hadits.[4]
Anas bin malik bin nadzor bin Dhomdom bin Zaid bin Harom bin jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar, Abu Hamzah Al Ansori Al Khazraji. Dia termasuk kerabat Rosulullah dari jalur istri. Ia juga muridnya, pengikutnya dan sahabat yang terakhir meninggal dunia.
            Ia adalah pembantu Rosulullah. Dan ia juga termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadits darinya. Ibunya adalah Ummu sulaim Malikah binti Milhan bin Kholid bin Zaid bin Harom, istri Abi Tholhah Zaid bin Sahl Al Ansori. Ketika Nabi SAW datang ke Madinah, Anas berumur 10 tahun. Dan ketika itu juga, ibunya datang kepada Nabi SAW dan berkata kepadanya : “ini adalah Anas anak yang pandai yang akan menjadi pembantumu”. Maka Nabi pun menerimanya.
Ia lahir ketika Rosul datang ke Madinah.  Anas berumur 10 tahun, dan ketika beliau wafat Anas berumur 20 tahun. Jadi Anas lahir 10 tahun sebelum tahun hijriyah atau bertepatan dengan tahun 612 Masehi. Ibunya juga seorang yang pandai dan telah masuk Islam, sehingga Anas pun masih kecil telah memeluk agama islam.
            Rosulullah SAW memberikan gelar kepadanya dengan Abu Hamzah (singa). Dan ia adalah seorang Mufti, Qori, Muhaddits, Perowi islam.
F.    Aspek Tarbawi
Reboisasi merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa dimakan buah dan daunnya, batangnya bisa dimanfaatkan menjadi keerajinan/perabot rumah tangga, akar bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, pohon juga bisa menyejukkan pandangan, pelindung dari angin, dan mengurangi polusi udara.[5]
Kecenderungan manusia adalah tidak mau tahu dengan apa yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Apakah fasilitas yang disediakan oleh alam yang dikurasnya habis-habisan nantinya berimbas buruk pada keseimbangan alam ataupun kemungkinan-kemungkinan terburuk yang lain.
Oleh karenanya, keseimbangan alam haruslah dijaga. Eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumberdaya alam haruslah dihentikan. Salah satunya adalah dengan melakukan reboisasi atau penghijauan kembali terhadap hutan-hutan yang telah dibabat habis oleh sekalangan oknum tak bertanggung jawab.
Islam adalah agama rahmatan lilalamin. Agama yang menebar kasih sayang tidak hanya kepada manusia yang berakal, tetapi kepada seluruh isi semesta raya ini seperti bebatuan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang tak memiliki akal.
Ahli Hadits Abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy-rahimahullah- berkata saat memetik faedah dari hadits di atas, “Tak ada sesuatu (yakni, dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam sebagaimana dalam hadits-hadits yang mulia ini, terlebih lagi hadits yang terakhir diantaranya, karena di dalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia. Maka pahalanya terus mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai hari kiamat”.

PENUTUP

Reboisasi merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat. Sebagaimana jika orang lain menanamkan sesuatu untukmu lalu kamu mengambil manfaatnya, kemudian kamu menanam untuk orang yang akan datang sesudahmu supaya dia mengambil manfaatnya.
Posisi tanaman hijau begitu penting dalam proses komplek kehidupan di bumi. Lantas manusia sebagai makhluk (yang katanya) superior, punya peranan lain yang juga menentukan kelangsungan kehidupan. Superior manusia sebagai predator puncak dan konsumen teratas bisa menjadi penghancur atau pelindung utama alam. Tanggung jawab besar pada komunitas manusia bahkan individu. Ia adalah manajemen top alam raya. Di sinilah kunci penyelamatan alam dari kehancuran.
Menyadari perannya, spesies manusia harus berbuat untuk menjamin seluruh siklus dan proses ini agar berlangsung sesuai dengan asas alaminya. Kita bisa merestorasi hutan (reboisasi dan penanaman hutan) bisa secara berkelompok atau dimulai dari pekarangan rumah sendiri.


                                                            DAFTAR PUSTAKA


Al-Bugha. Musthafa Dieb. Dkk. 2008. Syarah Arba’in Imam Nawawi. Jakarta :Alkautsar.


Ash-Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Prof. Dr. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.

Erwin, Muhammad, 2009.Hukum Lingkungan, PT. Refika Aditama, Bandung.



Khattat Al Ustaz Rohmatullah, 2000.Al Quran dan Terjemahannya, CV Asy Syifa, Semarang,


[1] ] Muhammad Erwin,SH., M.Hum, Hukum Lingkungan,  (Bandung: PT Refika Aditama, 2009)hal, 1
[2] Khattat Al Ustaz Rohmatullah, Al Quran dan Terjemahannya, ( Semarang: CV Asy Syifa, 2000) hal. 331

[3] Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syaikh Muhyiddin, Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi (Jakarta : al kautsar,2008) hlm.125
[4] ]  Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 257

12 komentar:

  1. Dewi Suryani 2021 111 093

    Assalamu'alaikum wr.wb

    Saya mau tanya, Bagaimana jika ada orang yang menebang pohon sembarangan dihutan/merusak dan memanfaatkan kayunya untuk bahan bakar. Jelaskan menurut pemakalah bagaimana jika hutan itu rusak dan Apakah orang tsbt wajib dikenai sanksi, thx

    BalasHapus
  2. terima kasih atas pertanyaannya

    menebang pohon dan merusak hutan sangat dilarang oleh pemerintah karena akan menimbulkan erosi dan penggundulan hutan. penyebab yang timbul akan merusak ekositem dan kelangsungan cagar alam yang ada disekitarnya.

    memanfaatkan kayu untuk bahan bakar menurut saya kayu yang berserakan dan mengotori hutan,sehingga bisa kita ambil sebagai kayu bakar untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga kita ikt juga melestarikan dan menjaga kebersihan hutan tersebut.

    sanksi dari negara adalah akan menindak pelaku penebang hutan kota dan orang yang melakukan perusakan akan ditangkap."Mereka yang menebang pohon di hutan sama saja dengan orang yang merusak,"orang yang merusak hutan bisa dikenakan sanksi hukuman pidana.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Ana Lailya 2021 111 121
    Assalamu'alaikum...
    mau tanya mz bagaimana kita dapat menanam pohon pada hari kiamat,sedangkan pada waktu itu semua orang memikirkan dirinya masing-masing..... dan apakah ada manfaat menanam pohon itu, bukannya kalau kiamat semuanya akan hancur? tolong jelaskan ya dan tolong kaitkan dengan hadits njenengan...terima kasih...
    wassalam...

    BalasHapus
  5. wa'alaikum salam
    terima kasih atas pertantaanya mba ana

    dalam hal kiamat menanam pohon disini diartikan sebagai menabung kebaikan jariyah dan amaliah,seperti infaq dan sodaqoh,karena ssemua harta yang kita punyai sekarang ini, tidak akan dibawa mati,hanya amal dan perbuatanya yang dipertanggung jawabkan dihadapana allah.menanam kebaikan atau keburukan.

    menanam pohon disini adalah manfaatnya sangat banyak,salah satunya untuk penghijau dan untuk menjaga kelestarian hutan sekarang dan untuk masa depan.

    BalasHapus
  6. Mus'aliyah 2021 111 087

    Jika datang hari kiamat atas kamu semua dan ditangannya ada pohon kecil maka tanamkanlah.
    Bisakah pemakah menjelaskan kembali maksud penggalan terjemah hadits diatas. Karena saya sendiri sangat penasaran dengan maksud terjemahan diatas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya adalah memberi semangat secara berlebih agar menanam pohon-pohon dan menggali sungai-sungai untuk memelihara kehidupan penghuninya sampai kepada penghuni yang lain.

      diibarkan dengan cara kita beramal jariyah didunia berupa uang ataupun harta benda kita, kita berikan kepada orang yang tidak mampu agar bisa memberi manfaat baginya dan orang banyak.

      Hapus
  7. Assalamu'alaikum,,

    SILFINA HAYATI
    2021111268
    C

    saya mau bertanya, apakah kebijakan pengalihan bahan bakar ke gas termasuk salah satu upaya penghijauan bumi? mohon jelaskan..

    terima kasih

    BalasHapus
  8. nama : ida zahidah
    nim : 2021 111 108

    assalamu'alaikum..

    orang kaya mau bertanya, bagaimana solusi menjaga kelestarian lingkungan hidup terutama yang berkaitan dengan masalah reboisasi, mengingat di zaman sekarang banyak didirikan gedung yang banyak melakukan penebangan pohon-pohon tanpa ada upaya reboisasi , bagaimana tanggapan anda.

    wass...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wassalamu'alaikum
      terima kasih

      solusinya adalah
      1.Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
      2.Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
      3.Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.

      jika kita baik pada lingkungan dan alam sekitar ,maka timbal baliknya kita akan aman didunia ini.

      Hapus
  9. muhammad muslihul umam
    2021 111 131
    tentang hadis di atas mengenai kita di suruh menenem pohon
    itu disebabkan karena apa,,
    alasan kenapa kita disuruh untuk menenam pohon,,
    mohon penjelasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebab kita disuruh menanam pohon disini adalah kita harus cinta alam dan lingkungan,dengan cara menanam pohon,bunga dll,dikakarena sebagai upaya kita melestarikannya dan menjaganya biar nanti bisa bermanfaat bagi anak cucu kita kelak,sehingga bisa menikmatinya.

      alasan kita disuruh menanam pohon adalah untuk kepentingan orang banyak,seperti bisa mengurangi polusi dan bisa mengurangi banjir,sehingga bumi kita bisa selamat dan terlindungi dari berbagai ancaman bahaya.

      Hapus