Laman

Rabu, 05 November 2014

ilmu akhlak - D - 9 : Problem Moralitas dan pemecahanya dengan Etika Normatif


ILMU AKHLAK
" Problem Moralitas dan pemecahanya dengan Etika Normatif ”

Makalah


Oleh :
 
AWAL SEPTA .R.                 2021114188
ANI  NUR AINI                    2021114189
MIFTA FAUZIAH                2021114190
LILIS CAHYANINGSIH     2021114191


 kelas D
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014




KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt,atas segala nikmat dan karunia-nya,makalah yang berjudul “Problem Moralitas dan Pemecahannya dengan Etika Normatif”ini dapat diselesaikan.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia,nabi dan junjungan kita,Muhamad saw.,keluarganya dan sahabatnya.
            Kemampuan manusia memahami problem moralitas dan etika sebagai landasan hidup bagi setiap manusia. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian problem moralitas dan pemecahannya dengan etika normatif,dan menjelaskan macam-macam dari etika,hubungan  antara etika dengan moral,faedah etika berdasarkan pemikiran-pemikiran dari penulis.
            Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya,meskipun tidak komperhensif.Di samping itu,apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan,baik dalam pengetika maupun isinya,maka penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya.Akhirnya,semoga makalah yang sederhana ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat untuk membantu pembaca mengetahui problem moralitas dan pemecahannya dengan etika normatif .Amin ya robbal alamin.


Pekalongan, 08 November 2014

Penulis


DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
A.    Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C.     Metode Pemacahan Masalah ................................................................................ 4
D.    Sistematika Penulisan Makalah ............................................................................ 5
E.     Metode Pemacahan Masalah ................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
A.    Pengertian Moral .................................................................................................. 5
B.     Teori Etika Normatif  ........................................................................................... 7
C.     Contoh Problem Moralitas .................................................................................... 8
D.    Pemecahan Masalah pada Problem Moralitas ....................................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Etika yaitu ilmu pengetahuan mengenai ilmu kesusilaan,ini berarti bahwa etika membicarakan tentang kesusilaan secara ilmiah, gejala kesusilaan moral atau etos dapat di tinjau secara luas setiap orang menghadapi masah-masalah kesusilaan, yang di renungkan. Umpama seseorang mendengarkan peristiwa bunuh diri yang mengharukan ia merenungkanya dan mempertanyakannya dalam hati,apakah bunuh diri itu sebenarnya diperbolehkan?. Jika ia melakukan hal senacam itu,maka ia telah berurusan dengan etika meskipun hanya secara kebutulan,secara sepotong-potong atau secara tidak sistematik,dengan demikian secara prailmiah yang membedakan etika dari segenap cara pendekatan mengenai masalah kesusilaan ialah,etika membahas kesusilaan secara ilmiah. Ungkapan ini nanti akan menjadi jelas pernyataannya yang menyabutkan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan membawa akibat bahwa hendaknya dipilihkan antara etika dengan kesusilaan,yaitu sebgai objek ilmu pengetahuaan tersebut. Kiranya ada baiknya kita berpegang teguh pada pemilahan ini. Secara demikian kita menggalakan pemakaian bahasa yang murni dan menghindari terjadinya kerancauan pengertian.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1.      Apa Pengertian  moral ?
2.      Apa pengertian dari Teori etika normatif ?
3.      Apa saja macam dari problem moralitas?
4.      Bagaimana pemecahan problem moralitas ?


C.     Metode Pemacahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah – langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah – langkah pengkajian masalah, penetuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

D.     Sistematika Penulisan makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, metode pemecahan masalah dan sistematika penulisan masalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran – saran.

E.     Metode Pemacahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah – langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah – langkah pengkajian masalah, penetuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.







Bab II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Moral
Moral merupakan perbuatan atau tingkahlaku atau ucapan sesorang dalam berinteraksidengan manusia.
Tidak satupun diantara kita dapat mengingat  ketika kita pertama kali mulai untuk melakukan pertimbangan berkaitan dengan persetujuan atau penolakan moral. Dari masa kanak-kanak, kita mendapati pertimbangan seperti itu sampai melalui  orangtua kita, anak yang “Baik”, anak yang “Buruk” dan dari masa kanak-kanak ini kita mengenakan pertimbang tersebut tanpa melakukan pembedaan pada orang, hewan, benda kawan bermain yan baik atau kawan bermain yang buruk, anjing yang baik atau anjing yang buruk , dan bahkan tmbol pintu yang jahat jika kepala kita terbentur padanya. Hanya secara berangsur-angsur kita muali membedakan persetujuan dan penolakn atas dasar moral dengan persetujuan dan penolakn yang membedakan atas dasar yang lain.1
Sebuah cerita sangat kuno dikisahkan sebagai cerita kuno oleh “Bentham” yaitu tentang dokter mata dan pemabok. Seorang yang sakit matanya karena minum pergi ke ahli mata untuk mendapatkan nasihat. Orang yang sakit mata itu mendapati ahli mata duduk dibangku, yang dihadapannya ada segelas anggur. “Anda harus berhenti minum”, kata ahli mata. “Mengapa begitu?” kata orang yang sakit mata. “Anda sendiri tidak berhenti minum, dan saya rasa mata anda sendiri bukan mata yang terbaik. “Benar sekali, kawan” jawab ahli mata, namun anda harus tahu  saya mencintai botol ini lebih dari pada saya mencintai mata saya sendiri. “2
Lantas bagaimana kita bergerak dari dasar keinginan menuju teori etika?  Kita menemukan solusi ketika kita menggunakan pandangan yang lebih panjang dan lebih luas. Semua keinginan kita mungkin dirampatkan sebagai keinginan untuk mengganti suasana yang lebih memuaskan bagi keadaan yang kurang memuaskan. Benar bahwa individu, dibawah pengaruh langsung dorongan hasrat atau nafsu, saat kemarahan atau kegusaran, kebencian, motiv balas dendam, keinginan untuk balas dendam, kerakusan, atau keinginan yang meluap untuk melepaskan ketegangan seksual, untuk merokok atau minum-minuman keras atau narkoba, dalam jangka panjang mungkin hanya mereduksi keadaan kepuasan  yang lebih besar dengan keadaan kepuasan yang lebih kecil, mungkin membuat dirinya kurang bahagia dari pada lebih bahagia.
Namun keadaan yang kurang puas ini bukan merupakan intense kesadarannya yang real, bahkan pada saat melakukan tindakan. Dia menyadari, dalam retrospeksi, bahwa tindakannya merupakan tindakan yang bodoh, dia tidak memperbaiki kondisinya, tetapi membuatnya lebih buruk, dia tidak berbuat sesuai dengan kepentingan jangka panjang, melainkan bertentangan, dengan kepentingan tersebut. Dia senantiasa ingin menyadari, dalam saat yang lebih tenang, bahwa dia seharusnya  memilih tindakan yang terbaik yang mendukung kepentingannya sendiri dan memaksimumkan kebahagiaannya (atau meminimumkan ketidak bahagiaannya) dalam jangka panjang. Orang yang bijaksana dan berdisiplin menolak untuk terlibat dalam kenikmatan langsung ketika keterlibatan itu dalam jangka panjang hanyalah akan menimbulkan penderitaan dan rasa sakit.
Singkatnya tidaklah benar bahwa “sejumlah yang ada tidak dapat menciptakan yang seharusnya”. Pada hakikatnya, yang seharusnya itu bersandar, dan harus bersandar, baik pada yang ada maupun yang akan ada. Urutannya sederhana, setiap orang, didalam momennya yang dingin dan rasional, mencari kebahagiaan jangka panjangnya sendiri inilah kenyataanya (faktanya) inilah keadaanya. Umat manusia menemukan, selama berabad- abad bahwa aturan tindakan tertenntu itu meningkatkan kebahagian jangka panjang, baik bagi individu maupun masyarakat. Aturan tindakan ini harus disebut aturan moral, oleh karena itu dengan mengasumsikan bahwa orang mencari kebahagiaan jangka panjang, inilah aturan yang seharusnya diikuti.

B.     Teori Etika Normatif
Teori etika adalah gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar perbuatan dan keputusan yang benar, serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang. Oleh karena itu penelitian etika selalu menempatkan tekanan khusus terhadap definisi konsep-konsep etika, justifikasi atau penelitian terhadap keputusan moral, sekaligus membedakan antara perbuatan atau keputusan yang baik dan buruk. Untuk lengkapnya, sistem etika harus berkaitan secara memadai dengan aspek-aspek penelitian moral dengan cara yang bermakna.
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Disini etika normatif tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika deskriptif, tetapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Ia tidak lagi melukiskan adat mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan diimasa lampau, tapi ia menolak adat tersebut, karena bertentangan dengan martabat manusia. Martabat manusia harus dihormati dapat dianggap sebagai norma. Tentu saja etika deskriptif dapat juga berbicara tentang norma-norma, misalnya bila ia membahas tabu-tabu yang terdapat dalam suatu masyarakat primitif.

C.    Problem Moralitas
Salah satu contoh problem moralitas adalah kenakalan remaja,kenakalan remaja yang sering terjadi di dalam sekkolah atau masyarakat bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri.kenakalan remaja timbul karena beberapa sebab diantaranya .
1.      Lingkungan keluarga
Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan remaja dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat mempengaruhi perkembangangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi, konflik-konflik psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.
Keadaan keluarga merupakan salah satu penyebaba kenakalan remaja juga dapat ditimbulkan oleh kebiasaan perilaku orang
tua.
2.      Lingkungan pendidikan formal                                                                Sekarang ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu ketat, disharmonis hubungan siswa dan guru, kurangnya kesibukan belajar di rumah. Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerapkali memberikan pengaruh kepada siswa untuk berbuat nakal, sering disebut kenakalan remaja.Di dalam sekolah terjadi interaksi antara remaja (siswa) dengan sesamanya, juga interaksi antara siswa dengan pendidik, interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif. Seperti pendapat Sri Jayantini (2004:3) yang mengatakan sifat anak yang selalu ingin mengungguli temannya dengan cara menekan atau mengancam bila dibiarkan saja, memberikan peluang bagi anak untuk menyelesaikan setiap masalah dengan cara kekerasan.
3.      Lingkungan masyarakat
Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi, pengangguran, masmedia, dan fasilitas rekreasi.
Pada dasarnya kondisi ekonomi memiliki hubungan erat dengan timbulnya kejahatan. Adanya kekayaan dan kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa manusia, sebab kedua hal tersebut mempengaruhi jiwa manusia dalam hidupnya termasuk anak-anak remaja. Anak dari keluarga miskin ada yang memiliki perasaan rendah diri sehingga anak tersebut dapat melakukan perbuatan melawan hukum terhadap orang lain. Seperti pencurian, penupian dan penggelapan. Biasanya hasil yang diperoleh hanya untuk berfoya-foya.
Timbulnya pengangguran yang semakin meningkat di dalam masyarakat terutama anak-anak remaja akan menimbulkan peningkatan kejahatan bahkan timbilnya niat di kalangan remaja untuk berbuat kejahatan. Keadaan ini tentunya dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sehingga kadang jadi tidak bersemangat untuk belajar.

D.    Pemecahan Masalah pada Problem Moralitas
Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada. Si remaja di beri pengertian yang jelas sekaligus diberikan teladan. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu ’ kluyuran ” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari, mereka dididik mandiri.
Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan masa depan si remaja, mereka diarahkan agar dapat memilih sekolah yang diharapkan serta mengembangkan bakat yang ada, untuk pemilihan study lanjut tidak semata-mata karena keinginan orang tua dan pilihan orang tua. Pemaksaan ini justru akan berakhir dengan kekecewaan, sebab meski ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tuanya, tetapi tidak sedikit yang frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan dapat di simpulkan bahwa moralitas ialah sarana untuk mencapai tujuan di luar dirinya sendiri,semua tindakan manusia dilakukan dalam rangka mensubstitusikan realitas objektif yang lebih memuaskan,dan yang disebut perilaku yang bermoral adalah perilaku yang kita pandang mungkin untuk membawa kearah situasi yang paling memuaskan dalam jangka panjang sedangkan  etika ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang kesusilaan secara ilmiah.



Daftar Pustaka

Madjid Fakhry, Etika dalam Islam
K. Bertens, Etika
De Vos, Pengantar Etika
http://pemudamuslim-indonesia.blogspot.com/2012/11/problem-moralitas-dan-pemecahannya.html
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar