Laman

Minggu, 22 Maret 2015

G-6-c: Difah Ichda S.

METAFISIK II:
SYAITON
Mata Kuliah    : Hadis Tarbawi II

 
Disusun oleh:
Difah Ichda Shalehat
2021113193
Kelas: G

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015




KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
 
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah yang berjudul “Metafisik II- Setan” dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawi II dimana sangat penting untuk dipelajari dan diharapkan dapat memperluas wawasan tentang materi Hadis Tarbawi II.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas penulis sudah berusaha dan mencoba mengorganisasikan dari beberapa buku yang berkaitan dengan mata kuliah Hadis Tarbawi. Dan apabila dalam makalah ini dijumpai banyak kesalahan baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca.
Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin Ya Robbal Alamin.

Pekalongan, 21 Maret 2015
                       
                         Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

    Dunia metafisik adalah dunia yang berkaitan dengan kehidupan non fisik atau kehidupan di alam gaib. Di samping manusia yang hidup di dunia ini, hidup pula penduduk dari kalangan di luar manusia yaitu adanya makhluk gaib seperti malaikat, jin dan syaitan. Makhluk-makhluk tersebut memiliki kehidupan sendiri walaupun kita tidak dapat melihatnya.
    Namun, dalam makalah ini hanya akan dibahas salah satu dari makhluk gaib yaitu syetan. Syetan adalah semua golongan / jenis Makhluk Ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah durhaka terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala.  Untuk pembahasan lebih lanjut akan dibahas dalam halaman selanjutnya.


















BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian
Jin adalah suatu makhluk yang tak dapat dipandang oleh mata manusia, karena mereka memiliki unsur-unsur kejadian yang berbeda dengan manusia. Jin diciptakan dari bahan api. Meskipun jin itu berwujud, tetapi tidak tampak tubuh dan bayangannya. Kehidupannya benar-benar ada dan berlaku, sekalipun kita tidak dapat menyaksikannya.
Syaiton adalah musuh manusia yang paling nyata yang mengajak berbuat keji dan mungkar. Toto Tasmara menafsirkan setan sebagai ideologi dajjal yang akan membongkar dan memalingkan wajah batin keberpihakan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Ideologi Dajjal atau biasa disebut zionisme yang dimaksud adalah gerakan rahasia atau konspirasi global zionis dengan melakukan gerakan kafirisasi umat beragama melalui penciptaan tatanan dunia global yang sekuler-materialistis dan terlepas sama sekali dari ajaran agama, sehingga melahirkan suatu masyarakat sekuler-materialistis.
Nama setan (syaithan, dalam bahasa arab al-qur’an) berasal dari kata syatata, syata, syawata dan syatana, yang berarti jauh, sesat, berkobar,  terbakar dan ekstrem. Disebutkan oleh M.Quraish Shihab salah satu pendapat ensiklopedia Ahmad bin Muhammad Ali al-Fayyumi dalam kamusnya al-Misbah al-Munir, bahwa syaytan dalam al-Qur’an boleh jadi berasal dari kata syatana yang berarti jauh, karena setan menjauh dari kebenaran atau menjauh dari rahmat Allah.


Teori Pendukung
Setan itu tidak terhalang tubuhnya sama sekali untuk memasuki tubuh manusia dan berjalan di dalamnya sebagaimana mengalirnya darah. Sekalipun dia tidak menimbulkan perasaan apapun dalam tubuh seseorang,  namun kehidupan makhluk jin ini memang ada dan tidak bisa dipungkiri lagi. Tidak ada yang ingkar terhadap masalah ini, kecuali orang-prang yang tidak berakal dan tidak beragama.
Godaan setan yang dilambangkan dalam kata hamz adalah godaan berupa  pengaruh spiritual yang disusupkan setan ke dalam hati manusia dengan suara yang sangat halus berupa sebuah rencana jahat yang mengantarkan manusia kepada kedurhakaan. Setan menempuh berbagai macam cara untuk mempengaruhi manusia agar melakukan perbuatan yang menyimpang dari jalan yang benar atau agar manusia menjadi rekan sesatnya dan akan bersama-sama menanggung kutukan atau hukuman Tuhan. Dari sudut manusia, yang harus diperhatikan, bukan saja bentuk-bentuk godaan setan, tetapi segala tindak tanduk atau perilaku setan.
Jika semua jin dan manusia beribadah kepada Allah SWT, maka siapakah yang akan menemani iblis di neraka? Oleh karena itu, setan bertugas menjauhkan dan menyesatkan manusia dan jin dari keberserahan diri kepada Allah SWT untuk menemani iblis di neraka. Al-Qur’an telah banyak berbicara mengenai tugas setan serta langkah-langkahnya. Berikut penuturan Abdul Hamid Al-Bilali mengenai langkah-langkah setan yang merupakan bujuk rayu setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka:
Mengikuti hawa nafsu
Mengikuti jalan perusak
Mengikuti nafsu syahwat
Mengikuti jalan-jalan lain
Mengikuti prasangka/ dugaan
Mengikuti jejak nenek moyang
Mengikuti ayat mutasyabih  

Materi Hadis
Hadis 1
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَ إِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ } .
(رواه مسلم فى الصحيح, باب ما روى فيمن نام : 1295)
     

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama. Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan dengan salat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas.




Hadis 2
حَدَّثَنِي مَحْمُوْدُ بْنُ غَيْلاَ نَ حَدَّ ثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيٌ عَنْ عَلِيٌ بْنُ حُسَيْنٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَالَتْ :{ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُوْرُهُ لَيْلاً فَحَدَّ ثْتَهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنُ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجْلاَنِ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَافَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللهِ يَا رَسُوْلُ اللهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيْتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوْبِكُمَا سُوْءًا أَوْ قاَلَ شَيْئًا }
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب بدء الخلق, باب صفة إبليس وجنوده, 3039)
Mahmud bin Ghailan menyampaikan kepada kami dari Abdurrazzaq yang mengabarkan dari Ma’mar, dari Az-zuhri, dari Ali bin Husain, dari Shafiyyah binti Huyay yang berkata, “ saat Rasulullah sedang i’tikaf di masjid aku pernah menemui beliau di malam hari. Aku berbicara dengan beliau, kemudian aku berdiri dan hendak kembali. Beliau berdiri bersamaku dan mengantarku pulang- Shafiyyah tinggal di rumah Usamah bin Zaid. Saat itulah, ada orang laki-laki dari Anshor lewat melihat Rasulullah, mereka pun mempercepat langkah, maka nabi bersabda, “pelan-pelan! Dia ini Shafiyyah binti Huyay! Mereka berdua berkata, “ maha suci Allah, wahai Rasulullah: beliau bersabda,” sesungguhnya setan itu mengalir pada diri manusia melalui aliran darah, sungguh, aku khawatir setan itu melesatkan keburukan ke dalam hati kalian berdua.”

Refleksi hadis dalam kehidupan sehari-hari
Allah SWT menjelaskan bahwa tujuan diciptakan jin dan manusia tiada lain adalah agar mereka memperhambakan diri dan berbakti kepadanya. Namun, kehadiran setan dalam kehidupan manusia terutama adalah sebagai ujian bagi kehendak bebas terbatas terutama manusia. Peran manusia di alam semesta ini akan sangat tergantung kepada bagaimana manusia mengembangkan spiritualitasnya sesuai dengan petunjuk Allah. Peran manusia tidak akan bermakna jika tidak ada faktor tantangan dan tantangan itu diciptakan untuk mengujinya.
Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa setan berjanji akan terus mengganggu manusia, sebagaimana telah disebutkan bahwa setan akan mengikat tengkuk manusia saat tengah tidur hingga tiga ikatan supaya manusia tidur semalaman. Namun apabila bangun dari tidur dan menyebut nama Allah, kemudian berwudhu lalu dilanjutkan shalat maka ketiga ikatan tersebut akan lepas. Dari peristiwa tersebut kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun.
Upaya manusia sangatlah terbatas, tidak saja terbatas dalam jangkauan panca indera. Tetapi manusia juga mempunyai batas yang lain (yang lebih luas), yang bisa melebihi batas-batas jangkauan panca indera, yakni, kekuatan iman dan cahaya pandangan (Nurul Bashirah). Manakala manusia telah mencapai peringkat “keruhanian yang sempurna” maka ia dapat melihat dan mengenali sesuatu yang berada di belakang alam benda.
Ketika melawan syaitan itu butuh perjuangan, perjuangan tingkat tinggi, mau tidak mau kita akan selalu menghadapinya setiap waktu, di siang dan malam hari, bahkan saat tidur sekalipun.  Jadi syaitan itu akan selalu bersama kita, menyatakan perang melawan kita dimanapun berada. Hal ini menjadi mustahil bagi kita untuk bisa selamat darinya kecuali dengan meminta perlindungan kepada Allah. Itulah sebabnya Allah memerintahkan kepada kita untuk memohon bantuan dan mencari perlindungan kepada-Nya.

Aspek Tarbawi
Adanya setan merupakan salah satu bukti kekuasaan dan kesempurnaan kodrat Ilahi                                                                                                                                                                          
Hendaknya manusia lebih mendekatkan diri  kepada Allah agar terhindar dari godaan setan
Adanya setan merupakan bahan ujian bagi manusia supaya manusia berjuang menghadapi musuh Allah dan musuh manusia sehingga ia dapat meraih kedudukan tinggi di hadapan Allah
Hendaknya kita senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun.
Hendaknya kita harus menahan amarah


















BAB III
PENUTUP
   
Simpulan
Syaiton adalah musuh manusia yang paling nyata yang mengajak berbuat keji dan mungkar. Syetan dapat berubah dalam berbagai bentuk bahkan dapat menyerupai manusia. Syetan akan melakukan berbagai cara untuk menyesatkan manusia ke jalan yang salah dan nantinya manusia akan menanggung adzab yang pedih baik di dunia maupun akhirat. Adanya syetan juga merupakan ujian keimanan bagi manusia.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan memohon petunjuk kepada Allah agar dihindarkan dari godaan syetan. Di samping itu juga kita harus terus berjuang melawan godaan syetan agar kita tidak terkena bujuk rayu syetan.












DAFTAR PUSTAKA

Hady, Samsul. 2007. Islam Spiritual: Cetak- biru Keserasian Eksistensi. Malang: UIN-Malang Press.
Husain, Sayyid Abdullah. 1985. Menyingkap Kehidupan Malaikat, Jin, Syetan dan Manusia. Bandung: Husaini.
Ismail al-Bukhari bin Abu Abdullah Muhammad. 2011.  Shahih Bukhari alih bahasa Masyhar dan Muhammad Suhadi. Jakarta: Penerbit al-Mahira.
Prihadhi, Endra K. 2004.  Makhluk Halus dalam Fenomena Kemusyrikan. Jakarta: Salemba Diniyah.
http://www.quranterjemah.com/?mod=hadits.pencarian.show&page_cari=83 (diakses tanggal 19 Maret 2013)















TENTANG PENULIS

Nama                : Difah Ichda Shalehat
Tempat, Tanggal, Lahir    : Tegal, 5 Mei 1995
Alamat                                    : Jalan Widara 1, Desa Jenggawur Rt 04/02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal
Jurusan/ Prodi    : Tarbiyah/ PAI
Motto     : Kesuksesan membutuhkan perjuangan dan kerja keras.
        Never give up !!!!!!!!!



2 komentar:

  1. apakah syaitan hanya diciptakan hanya untuk menggangu manusia ??
    dan bagaimana cara kita menyikapi, kalau ada seorang ulama yang memiliki sifat2 syaiton ??

    BalasHapus
  2. tapi lebih tepatnya menggoda manusia karena syaitan tidak bisa mengganggu manusia dan Allah memang menciptakan syaitan untuk menggoda manusia
    cara menyikapi
    bersabar dan tetap mendengar dan taat terhadap ulama itu dalam perkara yang baik, serta menasehati para ulama mendoakan mereka kepada Allah Ta`ala dengan baik dan berupaya untuk mempersedikit kejelekan serta memperbanyak kebaikan.

    BalasHapus