Laman

Kamis, 03 November 2016

tt1 B 9b "ISTRI DAN KETURUNAN SEBAGAI PENYEJUK HATI" Q.S.Furqan Ayat 74

 OBJEK PENDIDIKAN LANGSUNG
"ISTRI DAN KETURUNAN SEBAGAI PENYEJUK HATI"
Q.S.Furqan Ayat 74

 NUR FATIHAH (2021115309)
Kelas B

FAKULTAS TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016



 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Ibnu katsir berkata “ mereka(hamba yang beriman) berdoa kepada Allah agar mendapatkan keturunan yang taat kepada Allah dan menyembuh Allah semata tidak berbuat syirik kepada-Nya. Dan  meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat. Yaitu mereka orang yang beriman tidaklah menginginkan keturunan yang memikiri paras cantik, akan tetapi yang mereka inginkan adalah keturunan yang taat.
Yang ingin dilihat Allah pada hamba muslim  dari istri, saudara, dan sahabat karibnya adalah mereka semua taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan pandangan mata seorang muslim melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat pada anak, cucu,saudara dan sahabat karibnya. Ibnu Juraid berkata mengenai ayat tersebut,”Hamba beriamn meminta pada Allah agar keurunanya dapat beribadah dan Allah, tidak berbuat maksiat dan tindak kejahatan. Orang beriman meminta kepada Allah agar istri-istrinya dan keturunanya mendapat hidayah islam.[1]

B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa teori yang dibahas dalam Q.S Al- Furqan?
2.     Bagaimana penjelasanya?
3.     Apa yang kita dapat pelajari dalam Q.S Al- Furqan ayat 74 dalam kehidupan sehari-hari”

C.    Tujuan penulis
1 . mengetahui pembahasan yang terdapat dalam Q.S. Al-Furqan ayat 74
2. mengetahui tafsir Q.S Al-Furqan ayat 74.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori
Dalam dunia pendidikan seseorang pendidik (orang tua, guru, kyai,tokoh) sementara anak didik tidak dapat dianggap sebagai objek, meskipun terhadap mereka inilah proses pendidikan ditunjukan. Sementara lingkungan merupakan kesatuan yang berpautan secara utuh dan erat antara subyek dan obyek pendidikan.
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang akan diangkat yaitu nilai-nilai pendidikan akhlak menurut M. Quraish Shihab yang akan dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 63 sampai ayat 74. Dengan tujuan untuk mengetahui materi pendidikan ahklak , yang nantinya dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Furqan dan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan umumnya dan masyarakat pada khususnya.

B.    Penjelasan Q.S A-l Furqan ayat 74
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)
Atinya : “ Dan orang-orang yang berkata, “ ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami) dan jadikanlah iman bagi orang-orang yang bertaqwa.[2]
Sebagian yang telah dijelaskan sebelumnya dan kata dzuriyyah (keturunan) bisa digunakan untuk bentuk tunggal dan jamak. Adapun pemakaianya untuk satu orang (tunggal), sebagai mana dalam firman Allah SWT. Dan ini telah dijelaskan sebelumnya dalam surat Ali imran dan surat Maryam hal itu, karena apabila seseorang diberkati dalam harta dan anaknya, dia merasa tenang hatinya dengan anak dan keluarganya, hingga apabila dia memiliki seorang istri, ketenangan itu menyatu kepadanya seperi kecantikan, menjaga diri dan rasa kepemilikannya, atau dia memiliki anak (keturunan) yang selalu menjaga ketaatan kepada Allah dan senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya untuk melaksanakan tugas-tugas agama dan duniawi. Istriny tidak melirik istri orang lain dan tidak pula anak orang lain. Hatinya tenang karena tidak lagi melirik-lirik dan matanya tidak jelalatan untuk melihat apa saja itu dapat dilakukan apabila dia telah merasa tenang dengan anak dan istrinya.[3]

C.    1. Tafsir ibnu katsir
Orang-orang mukmin itu doa mereka memohon kepada Allah agar istri-istri mereka dan keturunan- keturunan mereka dijadikan orang-orang bertaat kepada Allah, tekun beribadah, menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang dan diharamkan, sehingga dengan demikian mereka akan merupakan keturunan dan istri-istri yang menyenangkan hati. Di samping itu juga mereka memohon kepada Allah agar mereka dijadikan imam dan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa, menjadi juru dakwah dan penduduk serta penuntun ke jalan Allah. Diriwayatnya oleh muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda.[4]
2.  Tafsir Al-maraghi
Mereka itu berdiri dari pada orang yang memohon kepada Allah SWT supaya diberikan keturunan yang taat dan beribadat semata-mata kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Sebenarnya bagi orang yang beriman, apabila melihat keluarganya taat seperti dirinya, tentulah dia akan merasa senang dan gembira. Dia mengharapkan mereka boleh memberikan kebahagiaan dunia di sepanjang hidupnya dan akan bertemu mereka di akhirat kelak. Mereka memohon agar Allah menjadikan mereka sebagai imam yang diteladani ketika menegakan panji-panji agama dengan menganugrahkan ilmu yang luas serta memberinya taufik bagi mengerjakan amal saleh.[5]



D.    Aplikasi dalam kehidupan
Ayat ini mengisyaratkan karakteristik unggul hamba Allah dan berkata, mereka hamba Allah bukan orang yang suka menyendiri dan menjauh dari masyarakat, mereka aktif berkecimpung di tengah masyarakat dan membimbingnya ke arah kesempurnaan. Mereka tidak hanya memikirkan kebahagiaan seluruh masyarakat serta memohon kepada tuhan untuk membantu dirinya dalam memimpin orang-orang mukmin serta menyertainya dalam jalan lurus ilahi. Mereka berusaha keras membentuk dan memperbaiki diri, sehingga menjadi teladan mukmin lainya serta mata air kehidupan mereka.
Untuk menjadi hamba Allah dibutuhkan kesabaran dan kerja keras, tanpa tekad saja, seseorang tidak mungkin mampu mendekatkan diri kepada Tuhan. Diantara karakteristik penghuni surga adalah kedamaian dan keakraban di antara sesama.

E.     Aspek tarbawi
1.     Dalam mendidik anak, selain diperlukan pengetahuan dan upaya yang cukup, kita juga harus memohon bantuan Allah Swt.
2.     Anak saleh adalah penenang seorang ayah dan ibu serta menjadi kebanggaan mereka.
3.     Suami istri harus mempersiapkan kondisi yang dapat membuat mereka gembira. Pandangan mereka penuh dengan kecintaan dan kasih sayang.
4.     Mereka yang bertanggung jawab memimpin masyarakat islam adalah hamba-hamba-hamba Allah  yang ikhlas dan succi. Dan bukanya orang-orang yang tamak harta dan kedudukan.





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kesimpulan dari ayat Q.S Al-Furqan ayat 74 menyimpulkan tentang seseorang meminta anugerah kepada Allah untuk meminta istri-istri dan keturunan sebagai penenang hati dan di jadikan imam bagi orang-orang yang bertakwa. Dan dijadikan orang-orang taat kepada Allah dan menjalankan perintah kepada Allah dan Rasul-Nya.





                                                                            


[1] Muassasah Qurthubah, Tafsir Al-Quran Al-azmhim Tafsir Ibnu katsir.1421
[2] Salim Bahreiy,Said Bahreisy, Terjemah singkat tafsir ibnu katsir. Surabaya:Bina Ilmu,60275.hal 35
[3] Ibid hlm 1
[4] Muhammad Rana Mengala, Al jami’li Ahkaam Al Quran. Jakarta Selatan 12840.hal 200


[5] http/www.utusan.com.my/utusan/bicara_agama/20130628/ba_03/doa-untuk-keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar