Laman

Minggu, 12 Februari 2017

TT2 A 1c “Siklus Hidup Manusia” “QS. Al Mukmin [040]ayat 67”

JATI DIRI MANUSIA
“Siklus Hidup Manusia” (QS. Al Mukmin [040] ayat 67)


Alivan Najmi (2021115055)
Kelas A

TARBIYAH & ILMU KEGURUAN / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allāh SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasūlullāh SAW beserta keluarga, shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para pengikutnya yang selalu setia kepada Al Qur’ān dan As Sunnah sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan makalah ini bukan hanya karena usaha keras dari penulis sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1.   Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.   Bpk. Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan
3.   Bpk. Dr. H. Salafudin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.   Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Tarbawi I
5.   Orang tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan di IAIN Pekalongan
6.   Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang membahas tentang Jati Diri Manusia Khusus “Siklus Hidup Manusia” ini masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis.
Pekalongan, 11 Februari 2017

Alivan Najmi
2021115055
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku–liku dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh sampai pada alam akhirat yang berujun pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia.
Al Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berfungsi untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang diciptakan Allah SWT dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah SWT.

B.  Judul Makalah
Sesuai dengan yang ditugaskan oleh Bapak Muhammad Hufron, MSI selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II memberikan judul “Jati Diri Manusia”. Adapun kajian yang dibahas dalam makalah tersebut adalah mengenai “Siklus Hidup Manusia”, sebagaimana yang tercantum di dalam QS.al Mu’min (040) ayat 67.

C.  Nash dan Terjemahan
هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًاۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ﴿٦٧﴾
“Dia–lah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, dan diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu, dan (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).”

D.  Arti Penting untuk dikaji
QS. Al Mu’min (040) ayat 67 ini penting dikaji sebab membahas mengenai siklus hidup manusia yang mana kita sebagai umat Islam sangat perlu mempelajari pola perkembangan yang islami karena adanya perbedaan cara pandang dengan Barat, Barat dengan prinsip sekulernya tentu tidak mampu menjelaskan perkembangan mansuia dengan komprehensi (lengkap), pengabaian aspek spiritualitas tentu tidak sejalan dengan kita seorang muslim, dimana kita merupakan ciptaan Allah SWT, yang memiliki fitrah ketuhanan. Pembahasan aspek perkembangan spiritualitas juga penting dalam pembahasan perkembangan manusia. Faktor perkembangan manusia menurut Barat dan Islam memiliki perbedaan yaitu jika di Barat, faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang adalah faktor keturunan dan lingkungan, dalam perkembangan Islami ditambahkan yaitu adanya faktor ketentuan allah dalam menentukan perkembangan seseorang. Dalam perkembangan Islami faktor ketentuan Allah adalah inti dan paling penting dalam perkembangan manusia. Salah satu contoh adalah kemampuan Nabi Isa a.s. berbicara ketika masih bayi. Hal tersebut tidak bisa dijelaskan oleh psikologi perkembangan Barat karena pada tahap tersebut tidak mungkin seorang bayi dapat berbicara jika kita melihat dari faktor penyebab kemampuan berbicara pada bayi yaitu faktor hereditasdan lingkungan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Teori
Siklus adalah putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang–ulang secara tetap dan teratur. Hidup adalahmasih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Manusia adalah makhluk yang berakal budi.[1]
Menurut Islam, manusia adalah ciptaan Allah SWT, tidaklah ia muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Dalam QS. al ‘Alaq (096) ayat 2 dijelaskan bahwa manusia itu diciptakan dari segumpal darah. Dalam QS. ar Rahman (055) ayat 3 dijelaskan bahwa Allah SWT adalah yang menciptakan manusia.
Manusia adalah makhluk yang berkembang karena pengaruh yang terjadi, baik aspek jasmani, akal maupun aspek rohani. Aspek jasmani dipengaruhi oleh alam fisik. Aspek akal banyak dipengaruhi oleh lingkungan budaya (selain pembawaan). Tingkat dan kadar pengaruh tersebut berbeda antara seseorang dan lainnya, sesuai dengan segi pertumbuhan masing–masing. Kadar pengaruh tersebut juga berbeda menurut perbedaan umur dan fase perkembanganmasing–masing.[2]

B.  Tafsir surat Al Mukmin ayat 67
1.   Tafsir Ibnu Katsir
هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًاۚ
“Dia–lah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua.”
Yaitu Dia–lah yang membolak–balikkan kalian dalam semua perputaran tersebut, Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi–Nya berdasarkan perintah, aturan dan ketentuan–Nya.
وَمِنْكُمْ مَّنْ يُتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ ۖ
“Dan diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu”
Yaitu, sebelum ada dan keluar ke alam dunia ini, bahkan ibunya telah menggugurkannya. Ada pula di antara mereka yang diwafatkan di waktu kecil, di waktu muda dan di waktu tua.
وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Dan (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya)”
Ibnu Juraij berkata: “Supaya kalian mengingat hari kebangkitan[3]

2.   Tafsir Jalalain
هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ         (Dia–lah yang menciptakanmu dari tanah)
Yang telah menciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi Adam as dari tanah lihat
ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ                              (kemudian setetes nuthfah)
Yakni air mani
ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ                              (sesudah itu dari segumpal darah)
Yakni dari kental
ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا                     (kemudian dikeluarkan–Nya kalian sebagai seorang anak)
Lafal Thiflan sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal, atau bermakna jamak
ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ                    (kemudian supaya kalian sampai kepada masa dewasa)
Dibiarkan–Nya kalian hidup masa sempurnanya kekuatan kalian, yaitu diantara umur tiga puluh sampai dengan empat puluh tahun
ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًا                       (kemudian dibiarkan–Nya kalian hidup sampai tua)
Dapat dibaca syusyuukhan atau syisyuukhan
وَمِنْكُمْ مَّنْ يُتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ           (dan diantara kalian ada yang diwafatkan sebelum itu)
Sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia tua. Dia melakukan hal tersebut kepada kalian supaya kalian hidup
وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُّسَمًّى                   (dan supaya kalian sampai pada ajal yang ditentukan)
Yakni waktu yang telah dibataskan bagi hidup kalian
وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ                       (dan supaya kalian memahami)
Bukti–bukti yang menunjukkan keesaan-Nya, kemudian kalian beriman kepada-Nya.[4]

3.   Tafsir al Lubab
QS. al Mukmin ayat 67 merupakan salah satu bukti kuasaNya. Disini dinyatakan : “Dia Yang Maha Esa itu menciptakan kamu, Wahai putra-putri Nabi Adam as dari tanah, kemudian dari setetes air mani yakni yang bertemu dengan indum telur dan menyatu dalam rahim, sesudah itu dari ‘alaqah, kemudian setelah 6 bulan atau lebih dikeluarkannya kamu dari perut ibu kamu masing-masing sebagai seorang anak kecil kemudian kamu dipelihara dengan memberimu kekuatan lahir dan batin supaya kamu mencapai masa dewasa, kemudian sebagian kamu dibiarkan hidup lagi sehingga kamu menjadi orangtua yang lemah fisik dan daya fikir. Namun demikian, ada diantara kamu yang diwafatkan sebelum mencapai masa dewasa atau tua yakni wafat sejak bayi atau sebelum dewasa. Allah SWT melakukan hal yang demikian itu agar berbeda-beda usia kamu dan supaya masing-masing orang diantara kamu sampai kepada ajal yang ditentukan baginya dan supaya kamu berakal (berfikir) karena Dia lah yang Maha Kuasayang dapat mengghidupkan dan mematikan makhluk”.[5]

C.  Aplikasi dalam Kehidupan
Hendaknya setiap manusia itu memperhatikan dari apa mereka diciptakan. Karena dalam setiap proses penciptaannya yaitu dari sari pati tanah menjadi nutfah (mani). Setelah itu menjadi segumpal darah yang dari itu manusia tidak ada apa-apanya atau hanya bergantung kepada Allah SWT. Dalam siklus kehidupannya pun manusia seharusnya bergantung kepada Allah, karena pada akhirnya ajal akan menjemputnya. Untuk hal itu setiap aktivitas hidup manusia diperuntukkan kepada Allah.

D.  Aspek Tarbawi
1.     Muhasabah diri
2.     Manusia pasti mengalami sebuah siklus kehidupan
3.     Kematian tidak memandang siapa dan terjadi kapan pun sesuai kehendak Allah
4.     Semua ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah
5.     Dengan asal muasal manusia tersebut maka tidak patutnya memiliki sifat sombong
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Siklus hidup manusia adalah proses terbentuknya manusia yang dalam pembentukan manusia itu terdapat kejadian–kejadian yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai Khaliq. Namun bukan berarti manusia itu dapat hidup selamanya, karena akan ada Malaikat Maut yang mencabut nyawanya, entah ketika masih di dalam rahim seorang Ibu ataupun diluar itu dan datangnya secara tiba–tiba, semua itu terjadi atas kehendak Allah SWT.
Namun dalam proses terbentuknya manusia, manusia dituntut untuk memperhatikan dari apa mereka diciptakan, supaya mereka paham bagaimana lemahnya mereka tanpa Allah SWT. Apabila manusia itu paham bagaimana mereka diciptakan tentunya kehidupan mereka akan dihiasi dengan ibadah kepada Allah SWT sesuai dengan QS. adz Dzaariyaat (051) ayat 56 yaitu : “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah–Ku”
Ayat ini menerangkan betapa hebatnya Allah SWT dalam menciptakan manusia sehingga Allah SWT lah yang menguasai seluruh alam. Wallahu ‘alam




DAFTAR PUSTAKA

Asy–Syuyuthi, Jalaluddin & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al–Mahalliy. 2009. Tafsir Jalalain berikut Asbābun Nuzūl. Diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar. Bandung: Sinar Baru Algensido
Ishaq al–Sheikh, Abdullah bin Muhamad bin Abdurrahman. 1994. Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir. Mesir: Mu’assasah Daar al Hilaal Kairo
Shihab, M. Quraish. 2012. Al Lubab (Makna, tujuan, dan pelajaran surah-surah Al Qur’an). Tanggerang: Lentera Hati
Yusuf, Musfirotun. 2015. Manusia & Kebudayaan Perspektif Islam. Pekalongan: CV Duta Media Utama



PROFIL PENULIS


A.  Biodata Pribadi
Nama Lengkap                  :    Alivan Najmi
Tempat, Tanggal Lahir     :    Pekalongan, 11 Oktober 1997
Jenis Kelamin                   :    Laki – Laki
Agama                               :    Islām
Kebangsaan                       :    Indonesia
Status                                :    Belum Menikah
Alamat                              :    Jl. Raya Tirto, Rt. 06 Rw. 02 No. 4
Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan
No Hp                                :    0856-0080-3862
Email / Facebook              :    alivannajmi12@gmail.com

B.  Riwayat Pendidikan
SD/MI                               :    SD Negeri Tirto 2                               2003 – 2009
SMP/MTs                          :    SMP Negeri 8 Pekalongan                 2009 – 2012
SMA/SMK/MA                :    SMK Negeri 3 Pekalongan                 2012 – 2015
Perguruan Tinggi              :    STAIN/IAIN Pekalongan             2015 – sekarang




[1]     Kbbi.web.id
[2]     Musfirotun Yusuf, Manusia & Kebudayaan Perspektif Islam, (Pekalongan: CV. Duta Media Utama, 2015) hlm. 14–15
[3]     DR. Abdulah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al–Sheikh,  Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir, (Mesir: Mu’assasah Daar al Hilaal Kairo, 1994) hlm. 184
[4]     Jalaluddin Asy Syuyuthi & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al–Mahalliy. Tafsir Jalalain berikut Asbābun Nuzūl. Diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar. (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2009) hlm. 726
[5]     M. Quraish Shihab, Al Lubbab (Makna, tujuan, dan ppelajaan dari surah-surah Al-Qur’an), Tanggerang: Lentera Hati,  2012, hlm 356

Tidak ada komentar:

Posting Komentar