Laman

Minggu, 12 Februari 2017

TT2 B 1a "Asal-usul Manusia" (Q.S. AL-Hijr 26-34)

JARI DIRI MANUSIA
"Asal-usulManusia"  (Q.S. AL-Hijr 26-34)


Khoirul Muttakin  (2021114004)

Kelas :B
TARBIYAH/PENDIDKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

                  Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat dan Ridho-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugasnya dalam pembuatan makalah tentang “asal-usul manusia”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,kepada keluarganya, para sahabatnya, beserta para pengikutnya yang tetap setia dalam keimanan hingga akhir zaman yang telah membawa manusia dari  zaman jahiliyah menuju alam yang berilmu sekarang ini.
                  Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak, antara lain:
1.     Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik sejak kecil sampai sekarang.
2.     Bapak Muhammad ghufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah tafsir tarbawi II
3.     Serta teman-teman yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi.
                 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekuranagan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulus harapkan., agar dalam penulisan yang akan datang penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.  Untuk itu, diharapkan dengan adanya kritik dan saran dapat menjadi bahan evaluasi bagi kebaikan penulis kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat, baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.




Pekalongan, 11 Februari 2017



                                                                                                            penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latarbelakang
Di zaman yang modern ini banyak orang yang masih percaya dengan teori evolusi dimana teori menjelaskan bahwa manusia masihmempunyai keturunan dengan monyet. Padahal teori ini salah besar, beberapa ayat di dalam al-qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusia mengandung makna spiritual mendalam. Juga menyiaratkan adanya transformasi-transformasi yang tampaknya menunjukan perubahan-perubahan di dalam morfologi manusia.yan kemudian ini menguraikan fenomena yang sepenuhnya bersifat material, yang terjadi di dalam berbagai fase tapi selalu dalam susunan yang tepat. Campur tangan kehendak Allah, yang mengatasi segalany, disebutkan bebrapa kali dalam ayat al-qur’an.
Meski demikian, jelas terdapat satu jurang yang sangat senjang di antara konsep-konsep tentang manusia yang berasal dari kera dengan gagasan transformasi-transformasi  bentuk manusia di sepanjang waktu. Amat penting untuk memahami dengan gamblang perbedaan diantara keduanya; kalau tidak, ada resiko timbulnya kesalah pahaman tentang makna yang dikaitkan kepada beberapa ayat Al-qur’an.[1]     
Al-Qur’an juga membicarakan perkembangan kehidupan manusia secara ilmiah. Allah SWT dengan kekuasaa-Nya bisa menciptakan makhluk cukup dengan cara “kun fayakun”. Namun sebagai pembelajaraan kepada manusia, Allah SWT menciptakan sesuatu juga dijelaskan proses-prosesnya. Di sini pula, manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ada proses-proses perkembangannya, tidak asal jadi.
B.    Tema/judul : Asal-usul manusia
C.    Nash
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٦) وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ (٢٧) وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣٢) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٣٣) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (٣٤)
Artinya:
26. Dan sesungguhnya telah kami jadikan manusia dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau.
27. dan akan jin itu, kami jadikan dia lebih dahulu, dari api beracun.
28. Dan (ingatlah) tatkala berkata Tuhan engkau kepada malaikat: sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau.
29.maka apabila telah Aku sempurnakan dia, dan aku lupakan padanya Rohku, hendaklah kamu tunduk kepada nya sujud.
30. maka sujudlah malaikat itu sama sekali, bersama-sama.
31. kecuali iblis, enggan dia akan ada bersama sekalian yang bersujud itu.
32. Dia bertanya: Hai iblis! Mengapa engkau tidak turut bersama mereka yang bersujud itu?
33. Dia (iblis) menjawab :tidaklah aku hendak bersujud kepada manusia yang telah engkau ciptakan dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau.
34.Diabersabda:keluarah engkau dari dalamnya, karena sesungguhnya engkau adalah terkutuk.
D.    Mengapa penting untuk dibahas
-        Karena didalam surat al-hijrayat 26-34 menjelaskan kepada kita tentang bagaimana asal usul atau rentetan terjadinya manusia. Sehingga kita mengetahui asal-usul manusia, karena tidak sedikit dari kita yang belum mengetahui asal-usul manusia. Atau masih saja mempercayai dan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Darwin yang menganggap bahwa manusia adalah keturunan dari kera atau monyet.


BAB II
   PEMBAHASAN
1.      Teori
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahsa arab, yang berasal dari kata”nasiya” yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar “al-uns” yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyambut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia dilihat dari keberadaannya sekaligus membedakannya secara nyata dengan makhluk yang lain. Seperti dalam kenyataan makhluk yang berjalan diatas dua kaki, adalah kemampuan berpikir dan hal tersebut yang menentukan hakikat manusia.[2]
Ada juga yang menilai bahwa manusia adalah sebagai homo faber di mana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja dan menggunakan alat-alat serta menciptakannya. Manusia memang sebagai makhluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “makhluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Di pihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Tafsir
a.      Tafsir al-maraghi
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Sesungguhnya kami telah menciptakan individu pertama dari jenis manusia dari tanah kering yang apabila dilubangi akan berbunyi, berwarna hitam dan dibentuk dalam pola agar menjadi kering, seperti batu-batu permata cair yang dicurahkan kedalam cetakan.
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Kami menciptakan jenis jin ini sebelum penciptaan adam dari api angin yang sangat panas, membakar dan membunuh siapapun yang dikenainya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, api yang sangat panas ini adalah satu diantara tujuh puluh bagian api yang sangat panas yang dari situ jin diciptakan.



وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (٣٢) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Hai rasul, ingatkanlah kepada kaummu, ketika Tuhan kalian menyebut-nyebut bapak kalian, Adam kepada para malaikat sebelum menciptakannya, memuliakannya, dengan menyuruh para malaikat supaya bersujud kepadanya, dan keenggangan iblis musuhnya, diantara para malaikat karena dengki, membangkang, menyombongkan dirinya dengan batil seraya berkata, “aku sekali-kali tidak akan sujud……”
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
Allah ta’ala memerintahkan kepada iblis perintah kauni (pasti terlaksana) yang tidak bias dibantah untuk keluar dari kedudukannya, kedudukan makhluk tertinggi, kemudian melemparkan dan mengusirnya, lalu mengutuknya.[3]
b.     Tafsir ibnu katsier
Menurut ibnu abbas, mujahid dan qatadah, bahwa yang dimaksud dengan kata “shalshal” ialah tanahkering, sedang kata “masnun” berarti yang licin dan bersih, maka demikianlah Allah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur yang hitam, berbentuk dan licin.
Allah SWT, dalam firman-Nya ini menceritakan, bahwa Dia berfirman kepada para malaikat memerintahkan mereka bersujud sebagai tanda hormat kepada manusia yang diciptakan oleh-Nya dari tanah liat yang berasal dari lumpur kering yang berbentuk. Maka bersujudlah mereka setelah disempurnakan penciptaan dan tiupkan kedalamnya ruh dari sisi Allah. Hanya iblislah yang enggan bersujud memenuhi perintah Allah. Ia beriri hati dan sombong merasa dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dari pada manusia yang diciptakan oleh Allah dari tanah, sedangkan dia sendiri dari api. Ia berkata : “aku tidak akan besujud bagi manusia yang engkau ciptakan dari tanah. Aku adalah lebih baik dari padanya, karena engkau telah menciptakan aku dari api”.
Allah berfirman kepada iblis yang tidak mematuhi perintah-Nya bersujud kepada Adam,” keluarlah engkau dari surga…”[4]
c.      Tafsir Al Azhar
Yang sudah terang ialah bahwa asal usul kita ialah dari tanah. Dan tanah itulah akhirnya yang diberi nyawa oleh tuhan.
Disini diterangkan bahwa kejadiannya adalah dari api yaitu api beracun. Dengan ayat-ayat ini dipertemukanlah diantara tiga makhluk Allah. Makhluk insane  yang terjadi dari tanah, mahkluk iblis, yang seasal dengan jin, terjadi dari api beracun dan makhluk malaikat. Dalam hal keghaiban, samalah di antara iblis dengan malaikat, tetapi asal kejadiannya tidak sama. Iblis dari api beracun, malaikat dari nur atau cahaya. Sedang diri manusia tadi mempunyai gabungan di antaranya ghaib, zahir dan batin.
Maka timbullah sifat-sifat buruk, ketakabburan,  keenggangan menjalankan perintah dan kedengkian pada diri yang berasal dari api beracun itu dan timbullahmurka Allah.[5]
3.     Aplikasi dalam kehidupan
Selalu melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Serta selalu Berlaku syukur dengan menjalankan sholat dan beribadah lainnya guna membersihkan jiwa dan memperbolehkan dirinya hal-hal yang banyak dari kebaikan, Agar terhindar dari api neraka.
4.     Aspektarbawi
a.      Nilai dan keutamaan manusia bukan dilihat dari sisi jasmaninya, namun terletak pada ruhnya. Karena jasmani manusia berasal dari tanah.
b.     Seorang mukmin, selain meyakini adanya makhluk yang kasat mata juga meyakini keberadaan alam gaib seperti jin dan malaikat.
c.      Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi material dan spiritual atau dimensi jasmani dan ruhani. Dengan demikian, selain memiliki naluriah manusia juga memiliki sisi spiritual.
d.     Orang yang enggan berada dalam barisan orang-orang yang menunaikan shalat dan sujud bersama mereka, memiliki karakter setan.
e.       Seorang mukmin tidak mencari-cari alasan dan dalih ketika mendapat perintah ilahi,sehingga tidak membangkang jika tidak mengetahui alasan perintah itu.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Didalam surat al-hijr:26-34 menjelaskan asal-usul manusia yang berasal dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau. Dan akan jin itu, kami jadikan dia lebih dahulu, dari api beracun.
Beberapa ayat di dalam al-qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusia mengandung makna spiritual mendalam. Juga menyiaratkan adanya transformasi-transformasi yang tampaknya menunjukan perubahan-perubahan di dalam morfologi manusia.yan kemudian ini menguraikan fenomena yang sepenuhnya bersifat material, yang terjadi di dalam berbagai fase tapi selalu dalam susunan yang tepat. Campur tangan kehendak Allah, yang mengatasi segalany, disebutkan bebrapa kali dalam ayat al-qur’an.
Al-Qur’an juga membicarakan perkembangan kehidupan manusia secara ilmiah. Allah SWT dengan kekuasaa-Nya bisa menciptakan makhluk cukup dengan cara “kun fayakun”. Namun sebagai pembelajaraan kepada manusia, Allah SWT menciptakan sesuatu juga dijelaskan proses-prosesnya. Di sini pula, manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ada proses-proses perkembangannya, tidak asal jadi.









PROFIL

Nama                          : KhoirulMuttakin
Tempat,TanggalLahir : Pekalongan, 12 November 1996
Alamat                         : Ds. Gejlig Dk. Gumiwang RT 12/RW 06
kec. Kajenkab.pekalongan
No. Hp                         : 0823-0006-1158
RiwayatPendidikan     : SD N 01 GEJLIG
                      MTs MUHAMMADIYAH KAJEN
                                      SMA PGRI 2 KAJEN
                                      IAIN Pekalongan
PengalamanOrganisasi :  1. OSIS                  2. PRAMUKA
                                         3. PKS                    4. PMR
                                             5. PK. IMM BUYA HAMKA
Status                             : Mahasiswa IAIN Pekalongan







DAFTAR PUSTAKA
Ahmad ta’rifin, 2011, ilmu alamiah dasar,pekalongan:stainpress
Musfirotun yusuf, 2015, manusia & kebudayaan perspektif islam, pekalongan: duta media utama
Mushtafa, Ahmad Al-Maraghiy.1992.Terjemahan TafsirAl-Maraghi.Semarang:Tohaputra
Salimbahraeisy said bahreisy, 1988,tafsiribnukatsier. surabaya: binailmu
Hamka,2004, tafsir al-azhar. Jakarta: citraserumunpadi
                                         


[1] Ahmad ta’rifin, ilmu alamiah dasar,(pekalongan:stainpress,2011) hlm.95-97
[2] Musfirotun yusuf, manusia & kebudayaan perspektif islam, (pekalongan: duta media utama, 2015)hlm.1
[3]ahmad Mustafa Al-maragi, tafsir al-maraghi(Semarang:CVtohaputra, 1992)hlm. 28-36
[4]salimbahraeisy said bahreisy,tafsiribnukatsier(surabaya: PT binailmu, 1988)hlm. 516-518
[5]hamka,tafsir al-azhar(Jakarta:PTcitraserumunpadi, 2004)hlm. 185-187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar