Laman

Senin, 20 Februari 2017

TT2 b2a TUGAS POKOK MANUSIA “Q.S. ADZ-DZAARIYAAT AYAT 56”

( Visi-Visi Manusia )
TUGAS POKOK MANUSIA 
Q.S. ADZ-DZAARIYAAT AYAT 56”

 LUTFA NUR ATIKOH
(2021114231)
Kelas B

FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi II tentang Tugas Pokok Manusia Dalam Qur’an Surah Adz-Dzaariyaat Ayat 51:56 ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi II yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Tugas Pokok Manusia Dalam Qur’an Surah Adz-Dzaariyaat Ayat 51:56. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan .

Pekalongan, 16 Februari 2017


Penulis










BAB 1
PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
Allah SWT menciptakan alam semesta dan menentukan fungsi-fungsi dari setiap elemen alam ini. Matahari mempunyai fungsi, bumi mempunyai fungsi, udara mempunyai fungsi, bintang-bintang mempunyai fungsi, awan mempunyai fungsi, api dan air mempuanyai fungsi, tumbuh-tumbuhan juga memiliki fungsi dalam kehidupan. Begitu juga dengan penciptaan jin dan manusia, Allah menciptakan jin dan manusia bukan untuk menyekutukan-Nya tetapi semata-mata untuk menyembah dan mengabdi hanya kepada Allah swt. karena allah tidak menginginkan apapun dari manusia melainkan allah hanya ingin manusia bertaqwa kepada allah swt.
2.   Judul Makalah
Makalah ini berjudul pokok-pokok tugas manusia
3.   Arti Penting
Dalam Q.S Adz-Dzaariyaat 51:56 menjelaskan tentang , bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah sehingga diharapkan manusia di dunia ini sadar akan hal itu, maka manusia di dunia seharusnya selalu dijalan yang diridhoi oleh Allah. Karena  Allah tidak menginginkan apapun dari manusia melainkan Allah hanya ingin manusia bertaqwa kepada-Nya.

4.   Nash dan Terjemahan
a.     Nash
وَ ماَ خَلَقتُ اُ لجِنَّ والا نسَ اُلاَّ لِيَعبُدُ و نِ
b.     Terjemahan
“Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk mengabdi kepadaku. (Q.s Adz-Dzaariyat:56).


                                                                                            









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
1.     Pengertian Jin dan Manusia
a.      Pengertian Jin
Jin adalah suatu makhluk yang tak dapat dipandang oleh mata manusia, karena mereka memiliki unsur-unsur kejadian yang berbeda dengan manusia.[1]
b.     Pengertian Manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab, yang berasal dari kata  “nasiya” yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar “al-uns” yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.[2]
2.     Terciptanya Jin dan Manusia
a.      Terciptanya Jin
Sesungguhnya jin diciptakan lebih awal daripada penciptaan manusia. Mereka ada sebelum Adam, berdasarkan kenyataan, bahwa Allah telah memakmurkan bumi pada mulanya dengan golongan jin sebagai penghuninya. Tetapi mereka telah melakukan berbagai kejahatan dan kerusakan. Kemudian, Allah mengutus malaikat untuk mengusir mereka berdasarkan perintah-Nya.[3]
b.     Terciptanya Manusia
Dalam QS Al-Mu’minun: 12-14 memberikan teori tentang proses terjadinya manusia dalam kandungan ibu secara rinci, yang dibuktikan dengan ilmu kedokteran dan kandungan, yang sama persis memerinci proses embriologi (kehamilan) dari mulai setetes air sperma berubah menjadi segumpal darah, lalu segumpal daging, diciptakan tulang, kemudian dibungkus daging, dan pada usia 9 bulan lebih dilahirkan dalam bentuk lain yaitu bayi manusia.
QS Al-Mu’minun: 12-14
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang PalingBaik”. (QS. al-Mu’minun) : 12-14.[4]
3.     Tugas hidup manusia
a.      Beribadah kepada Allah dan menjalankan tugas-tugas kekhalifahan bukan semata tujuan hidup manusia, melainkan tujuan Allah menciptakan manusia, sebagai tujuan dikehendaki Allah. Sehingga manusia pada hakikatnya tidak mempunyai kehendak selain mengikui kehendak Allah. Memang Allah telah menciptakan pada diri manusia satu kebebasan dasar, yaitu kebebasan memilih. Kebebasan inilah yang akan membuatnya memilih apakah mengikuti kehendak Allah atau mendurhakai-Nya.
b.     Jadi kesimpulannya tugas setiap manusia didalam hidup ini ialah menjalankan peranan sebagai khalifah dibumi ini dengan sempurna, dan senatiasa menambah kesempurnaannya sampai akhir hayatnya, hingga menjadi orang muslim yang paling mulia dan juga yang paling bertaqwa.[5]

B.    Tafsir
1.     Tafsir Al-Azhar
“Dan tidakkah aku menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk mengabdi kepadaku.” ( ayat 56). Inilah peringatan lanjutan dari ayat sebelumnya, yaitu supaya rasulullah s.a.w. meneruskan memberi peringatan. sebab peringatan akan besar manfaatnya bagi orang yang beriman. maka datanglah tambahan ayat 56 ini bahwasannya allah menciptakan jin dan manusia tidak ada gunaa yang lain, melainkan buat mengabdikan diri kepada allah. jika seorang telah mengakui beriman kepada tuhan , tidaklah dia akan mau jika hidupnya di dunia ini kosong saja . dia tidak bolah menganggur selama nyawa di kandung badan, manusia harus ingat bahwa tempohnya tidak boleh kosong dari pengabdian. seluruh hidup hendaklah di jadikan ibadat.
Menurut riwayat ali bin abu thalhah, yang di terimanya dari ibnu abbas arti untuk beribadat, ialah mengakui diri adalah budak atau hamba dari allah, tunduk menurut kemauan allah, baik secara sukarela atau secara terpaksa, namun kehendak allah berlaku juga ( thau’an aw karhan ). mau tidak mau diri pun hidup. mau tidak mau kalau umur panjang mesti tua. mau tidak mau jika datang ajal mesti mati. ada manusia yang hendak melakukan di dalam hidup ini menurut kemauannya, namun yang berlaku ialah kemauan allah jua. Oleh sebab itu ayat ini memberi ingat kepada manusia bahwa sadar atau tidak sadar dia akan mematuhi kehendak tuhan . Maka jalan yang lebih baik bagi manusia ialah menginsafi kegunaan hidupnya, sehingga dia pun tidak merasa keberatan lagi mengerjakan berbagai ibadat kepada Tuhan. Apabila manusia mengenal kepada budi yang luhur, niscaya dia mengenal apa yang di namai berterimakasih. ada orang yang menolong kita melepaskan dari malapetaka, kita pun segera mengucapkan terimakasih! kita mengembara di satu padang pasir. dari sangat jauh perjalannya, kita kehausan, air sangat sukar. tiba-tiba di suatu tempat yang sunyi sepi kita bertemu satu orang yang menyuruh kita berhenti jalan sejenak. Kita pun berhenti. lalu dia bawakan seteguk air. kita pun mengucapkan banyak-banyak terima kasih. kita ucapkan terimakasih dengan merendahkan diri. sebab kita merasa berhutang budi kepadanya. dan tidaklah ada manusia beradab di dunia yang membantah keluhuran budi orang berterima kasih itu. Maka bandingkanlah semua dengan anugerah ilahi bagi menjamin hidup kita. sejak mulai lahir dari perut ibu sampai kepada masa habis tempoh di dunia ini kita menutup mata, tidaklah dapat di hitung dan di nilai betapa besar nikmat dan karunia allah kepada kita. maka timbullah pertanyaan. apakah tidak patut kita berterimakasih kepadanya atas seluruh karunia itu ? Disinihlah tuhan menjuruskan hidup kita, memberi kita pengarahan. allah menciptakan kita, jin dan manusia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu macam tugas saja, yaitu mengabdi, beribadat. Ibadat itu di awali dengan IMAN. percaya akan adanya allah itu saja, sudah jadi dasar pertama hidup itu sendiri. maka iman yang telah tumbuh itu wajib dibuktikan dengan amal shalih. Iman dan amal shalih inilah pokok. bila kita telah mengaku beriman kepada allah niscaya kitapun percaya kepada rasullnya. maka pesan allah yang di sampaikan rasul itu di perhatikan. perintahnya kita kerjakan, larangannya kita hentikan. Maka dapatlah kita jadikan sluruh hidup kita ini dengan ibadat kepada allah. sembahyang lima waktu, puasa bulan ramadhan, berzakat kapada fakir miskin, adalah bagian kecil, sebagai pematri dari seluruh ibadat yang umum itu. semuannya itu kita kerjakan, karena kita iman kepadanya, dan kita pun beramal shalih, untuk faedah sesama kita manusia. kalau tidak ini di kerjakan tidaklah ada artinya hidup kita yang terbatas di dunia ini. [6]

2.     Tafsir Al-Maragi

( وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُ وْنَ )  “padahan aku tidaklah menciptakan mereka kecuali supaya kenal kepada ku kerena sekirannya aku tidak menciptakan mereka niscaya mereka takkan kenal keberadaanku dan keesaanku penafsiran seperti ini di tunjukan oleh apa yang di nyatakan dalam sebuah hadis qudsi :
كُنْتَ كَنْزً امُخْفِيَّا فَاَ رَدْ تَ اَنْ اُ عْرَفَ فَخَلَقْتَ ا لْخَلْقَ فَبِى عَرَفَوْنِىْ        “ aku adalah simpanan yang tersembunyi. lalu aku menghendaki supaya di kenal. maka aku pun menciptakan makhluk. maka oleh karena akulah mereka mengenal aku.”
demikan kata mujahid dan begitupula di riwayatkan dari mujahid bahwa ayat ini adalah ; kecuali supaya aku memerintahkan mereka dan melarang mereka. tafsiran seperti ini di tunjukan oleh firman allah ta’ala:
وَمَا اُمِرُوْااِلاَّ لِيَعْبُدُ وْا لهًا وَّ حِدً الاَ الهَ الاَّ هُوَ سُبْحَنَهُ عَمَّا يَشْرِكُوْنَ “padahal mereka hanya di suruh menyembah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan selain dia. maha suci allah dari apa yang mereka persekutukan.” (at-taubah, 9 : 31 ).[7]

3.     Tafsir Al-Mishbah
QS Adz-Dzariyat ayat 56 menggunakan bentuk persona pertama (Aku) setelah sebelumnya menggunakan persona ketiga (Allah) hal ini bertujuan untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan Allah melibatkan malaikat atau sebab-sebab lainnya. Penciptaan, pengutusan Rosul, turunnya siksa, rezeki yang dibagikan-Nya melibatkan malaikat dan sebab-sebab lainnya, sedang disini karena penekanannya adalah beribadah kepada-Nya semata-mata, maka redaksi yang digunakan berbentuk tunggal dan tertuju kepada-Nya semata-mata tanpa memberi kesan adanya keterlibatan selain Allah SWT.
Ibadah adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah terdiri dari ibadah murni dan ibadah tidak murni. Ibadah murni adalah ibadah yang telah ditentukan oleh Allah, bentuk, kadar, atau waktunya, seperti sholat, zakat, puasa dan haji. Ibadah tidak murni adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.[8]

C.    Aplikasi Dalam Kehidupan

“Dari Qs Adz-Dzariyat ayat 56 banyak pelajaran yang dapat di ambil dan di terapkan dalam kehidupan yakni kita harus selalu mengabdi kepada allah swt dan tidak menyekutukan allah dengan melaksanakan perintah-perintah allah seperti sholat, zakat, puasa, saling tolong menolong dan lain sebagainya. dan menjauhi larangan-larangan dari allah swt.”

D.    Aspek Tarbawi
1.     kita harus beriman kepada allah swt dan mematuhi segala perintahnya dan menjahui segala larangan-larangan dari allah swt.
2.     Jika kita murka kepada Allah swt , maka Allah akan memberi azab yang pedih kepada kita semua dan tidak ada seorangpun yang mampu menolak azab, dan juga tidak seorangpun yang dapat menolong kita untuk menghindari azab itu sendiri.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam Q.s Adz-Dzariyat ayat 56 ini menjelaskan tentang tujuan diciptakannya jin dan manusia. Yang dimaksud jin ialah suatu makhluk yang tak dapat dipandang oleh mata manusia, karena mereka memiliki unsur-unsur kejadian yang berbeda dengan manusia, sedangkan manusia  secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab, yang berasal dari kata  “nasiya” yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar “al-uns” yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. tugas keduanya (manusia dan jin) didalam alam ini ialah menjalankan peranan sebagai khalifah dibumi ini dengan sempurna, dan senantiasa menambah kesempurnaannya sampai akhir hayatnya, hingga menjadi orang muslim yang paling mulia dan juga yang paling bertaqwa.

















DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hery, Noer.1999.  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Husain, Sayyid, Abdullah.1985.  Menyingkap Rahasia Jin, Syetan dan Malaikat.  Bandung: Husaini.
Hamka. 1981. Tafsir Al-Ahzar Juz’u XXVII . Jakarta: Pustaka Panjimas.
Mustafa Ahamad Al-Maragi. Tafsir Al-Maragi . Semarang: Pt Karya Toha Putra.

Shihab, M. Quraish. 2005. Tafsir Al-Mishbah. Tangerang: Lentera Hati.
Ta’rifin, Ta’arifin. 2013.  IAD Ilmu Alamiah Dasar. Pekalongan: Duta Media Utama.
Yusuf, Musfirotun. 2015. Manusia & Kebudayaan Perspektif Islam Pekalongan: CV Duta Media Ulama.

















PROFIL PENULIS
Nama                             :  Lutfa Nur Atikoh                                         
TTL                                :  Tegal, 18 November 1996
Alamat                                       :  Ds. Kesamiran RT.05/ RW 01 kec.Tarub kab. Tegal
Riwayat Pendidikan      :
-        SDN 01 Kesamiran
-        MTs N Model Babakan Lebaksiu Tegal
-        SMA N 1 Kramat
-        IAIN Pekalongan
Motto                             :   Smile is a simple way of enjoying life




[1] Sayyid Abdullah Husain, menyingkap Rahasia Jin, Syetan dan Malaikat (Bandung: Husain, 1985), hlm. 1
[2]  Musfirotun Yusuf, Manusia & Kebudayaan Perspektif Islam  (Pekalongan: CV Duta Media Utama, 2015)  hlm. 1
[3] Sayyid Abdullah Husain, Op Cit., hlm. 13
[4]Ahmad Ta’rifin, IAD Ilmu Alamiah Dasar (Pekalongan: Duta Utama, 2013) hlm. 5-6
[5] Drs. Hery Noer Aly, MA, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) hlm. 64-65
[6] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVII, (Jakarta: Pustaka Panjimas)., hlm, 37-38.
[7] Ahamad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Pt Karya Toha Putra)., hlm, 24.
[8] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Tangerang: Lentera Hati, 2005), hlm. 355-356

Tidak ada komentar:

Posting Komentar