Laman

Senin, 20 Februari 2017

TT2 d2d DIHIASI KESENANGAN DUNIAWI (Q.S. Ali Imron : 14-15)

VISI MISI MANUSIA
DIHIASI KESENANGAN DUNIAWI
(Q.S. Ali Imron : 14-15)


Ulin Nuha (2021115051)
Kelas : D

FAKULTAS TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, kesehatan,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Tafsir Tarbawi II ini dengan tepat waktu dan sesuai prosedur. Yang kedua sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir.
            Tidak lupa pula saya haturkan kepada kedua orang tua saya terutama Ibu yang telah sabar dan menginspirasi saya, terima kasih kepada keluarga yang te;ah mendukungku dan teman-teman seperjuangan.
            Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan saya mohon maaf apabila ada kekeliruan , karena kita semua masih dalam proses pendidikan maka perlunya saya menerima kritik dan saran dari para pembaca.




                                                                        Pekalongan, 17 Pebruari 2017

                                                                                    Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna daripada makhluk-makhluk lainnya. Manusia diberi akal untuk berfikir tentang sesuatu yang akan dilakukannya. Manusia hidup di dunia ini telah mendapatkan berbagai karunia rahmat dan nikmat yang berlimpah dari Allah yang mana tidak akan terhitung sampai kapanpun.
Bagaimana manusia itu dapat mensyukuri nikmat yang diberi oleh Allah, yaitu dengan mensyukurinya, menjaganya , memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tidak serakah dan lainnya. Dunia adalah kehidupan yang sangat singkat dimana dikehidupan ini janganlah terlena dengan kesenangan duniawi karena pada dasarnya hidup di dunia itu untuk mencari bekal hidup diakhirat kelak.
Setiap perbuatan manusia sekecil apapun itu pasti akan ada balasannya nanti di yaumul akhir. Perjalanan hidup di dunia ini hendaklah dihiasi dengan kehati-hatian, takut akan siksaan Allah. Jadikan kehidupan di dunia untuk mencari Ridho Allah dengan selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, bukan malah terlena dengan kesenangan duniawi yang sementara.
B.    Judul
Makalah ini berjudul “Dihiasi kesenangan Duniawi”, sesuai dengan Tugas yang penulis terima. Semoga dengan makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.
C.    Nash Al-Qur’an beserta Artinya (Ali-Imron ayat 14-15)
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
 قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

Artinya:
Dijadikan Indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (14). Katakanlah: “ Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Alah Maha Melihat akan hamba-hamba-NYA.(15)
D.    Pentingnya di Bahas
Pada pembahasan ini , saya mendapat tugas mengenai Visi Misi manusia dengan judul “dihiasi kesenangan duniawi”, yang mana tercantum dalam Q.S. Ali-Imron ayat 14-15. Pentingnya membahas masalah ini, agar kita dapat menyadari bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah di Akhirat kelak. Hidup di dunia adalah hidup sementara , hidup untuk mencari bekal ke Akhirat, agar hidup diakhirat dapat selamat dan mendapat kesenangan yang sesungguhnya.
Kekayaan , wanita, anak laki-laki, jumlah yang banyak emas dan perak, kuda kendaraan, hewan-hewan ternak dan sawah ladang itu pasti sangat di senangi oleh manusia dan itu memang karunia dari Allah yang sangat indah, tetapi kita juga harus menyeimbangan kesenangan itu dengan tidak berlebih-lebihan. Agar kita mendapat keridhoan Allah yang merupakan kesenengan yang sangat indah bagi orang-orang yang bertakwa.




BAB II
PEMBAHASAN
1.     Teori
Banyak bukti dapat ditunjukkan bahwa manusia diciptakan memiliki keistimewaan dan kemuliaan tersendiri dibandingkan dengan makhluk –makluk lain, mislanya :
a.      Manusia dapat menguasai dan memanfaatkan semu unsur alam ini untuk keperluan pribadinya.
b.     Manusia mampu mengatur perkembangan hidup makhluk lain dan menghindarkan kepunahan.
c.      Manusia dapat mengusahakan agar segala yang ada dialam ini tidak saling meniadakan.
d.     Manusia mampu mengubah alam yang secara alamiyah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat, baik bagi dirinya mauoun kehidupan pada umumnya.
e.      Manusia memiliki rasa indah sehingga mampu menciptakan benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
f.      Manusia memiliki alat komunikasi
g.     Manusia memiliki srana pengatur kehidupan bersama /sopan santun/ tata susila.
h.     Manusia mempunyai ilmu pengetahuan.
i.       Manusia memiliki pegangan hidup di dunia taupun diakhirat, yang dihubungkan dengan Allah SWT.
Manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan manusia sebagai ciptaan Allah adalah memiliki akal dan budi sehingga ia memiliki kemampuan seperti diatas. Adapun kekurangannya terletak pada eksistensi manusia itu sendiri, bahwa ia tetap sebagai makhluk Allah sehingga akal dan budinya jangan sampai dikendalikan nafsu-nafsunya. Kesadaran manusia sebagai makhluk Allah ini sangat penting agar kehidupannya tidak berlaku sombong karena jabatan, titel, pangkat, kekuasaan, kekayaan, kepandaian yang terletak pada dirinya.[1]
Salah satu petunjuk penting yang diajarkan Al-Quran ialah penerapan prinsip keseimbangan dan kewajaran dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya Al-qur’an melarang kita bertindak dan bersikap acuh tak acuh, berlebih-lebihan dan melanggar batas-batas Allah. Ajaran tersebut berkali-kali ditegaskan dalam Al-Qur’an, baik dalam bentuk kalimat berita, perintah , maupun larangan.[2]
2.     Tafsir
Tafsir Al-Azhar
“Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang di ingini.” Disini telah terdapat 3 kata. Pertama Zuyyina artinya diperhiaskan. Maksudnya, segala barang yang diingini itu ada baiknya dan ada buruknya, tetapi apabila keinginan telah timbul, yang kelihatan hanya eloknya saja dan lupa akan buruk atau susahnya. Kata kedua ialah Hubb, artinya kesukaan atau cinta. Kata ketiga adalah Syahwat, yaitu keinginan-keinginan yang menimbulkan selera yang menarik nafsu buat mempunyainya.
Maka disebutlah enam macam hal yang manusia sangat menyukainya karena ingin hendak mempunyai dan menguasainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanyalah keuntungannya saja, sehingga manusia tidak memperdulikan kepayahan buat mencintainya. “(yaitu) dari hal perempuan dan anak laki-laki dan berpikul-pikul emas dan perak dan kuda kendaraan yang diasuh dan binatang-binatang ternak dan sawa ladang.” Itulah macam yang sangat disukai dan di inginkan serta dengan berbagai macam usaha manusia ingin mempunyainya.
Penjelasannnya yaitu : Pertama Perempuan: sudah ditakdirkan oleh Tuhan bahwa tiap-tiap orang laki-laki apabila bertambah kedewasaanya bertambah pulalah keinginannya hendak mempunyai teman hidup orang perempuan. Apabila syahwat kepada perempuan itu sedang tumbuh dan mekar, maka seluruh tubuh orang perempuan itu laksana besi, berani buat menumbuhkan syahwat silaki-laki hendak mempunyainya. Zuyyina, diperhiaskan kepadanya, sehingga meskipun misalnya telah didapatnya perempuan itu, hanya kesusahan yang akan dihadapinya, tidaklah diperdulikanny. Adapun keinginan kepada perempuan itu adalah sayhwat yang mesti ada pada laki-laki. Allah menakdirkan bahwa laki-laki mengingini perempuan adalah mengundang nikmat yang lebih dalam, yaiu karena hendak menyambung keturunan. Hendak menjalin hidup berdua, sebab yang satu akan mencukupkan yang lain. Tetapi kalau sayhwat silaki-laki tidak terkendali niscaya dia tidak akan memperdulikan nikmatnya, hanyalah melepaskan syahwatnya, lalu zinalah yang terjadi dan kalau mereka beranak, kacaulah keturunan. Maka agama pun mengajarkan penyaluran syahwat itu, mecari jodoh, mencari isteri untuk teman hidup dengan jalan halal.
 Kedua Anak Laki-laki : diayat ini disebutkan  banin ditonjolkan kesukaan karena ingin mempunyai anak, terutama anak laki-laki, termasuk hal yang dihiaskan kepada manusia. Anak adalah hasil utama dan pertama dari hubungan dengan perempuan. Maka dalam ayat ini masih dibayangkan bahwa keinginan mendapat anak laki-laki itu lebih utama bagi mereka daripada anak perempuan. Ketiga dan berpikul-pikul Emas dan Perak : kekayaan. Manusia semuanya mempunyai keinginan kekayaan emas dan perak. Keinginan mempunyai kekayaan itu tak ada batasnya. Sehingga Nabi SAW bersabda, yang artinya “ Kalau adalah bagi anak Adam dua lembah daripada emas, masihlah dia menginginkan yang ketiga. Tapi tidaklah yang akan memenuhi perut anak Adam, selain tanah. Dan Allah akan memberi taubat kepada yang taubat.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Hadis Ibnu Abbas).
Keempat Dan Kuda Kendaraan Yang Diasuh : Dizaman sekarang ini mundurlah kuda kendaraan yang dipingit dan naiklah kepentingan kendaraan bermotor. Dia menjadi alat perlengkapan hidup dizaman modern, sehingga mobil tidak lagi mewah melainkan barang penting. Ke lima : Dan Binatang-binatang Ternak : pada kehidupan suku Badwi, hitungan kekayaan ialah pada binatang ternak. Ke enam Dan Sawah Ladang : kekayaan dari perkebunan dan pertanian. Didalam ayat ini iala menjelaskan kekayaan pertanian ini dihiaskan bagi manusia, sehingga kadang-kadang seluruh tenaga, seluruh kegiatan hidup mereka ditumpahkan untuk mencapainya.
            “Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia.” Tegasnya bahwasanya semuanya itu hanyalah perhiasan hidup di dunia, niscaya usianya akan habis itu, sedangkan perhiasan untuk diakhirat kelak dia tidak sedia. “ namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik-baik tempat kembali.” (ayat 14).
“Katakanlah: Sukakah kamu Aku ceritakan kepada kamu apa yang lebih baik daripada yang demikian? Ialah surga –surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, kekal mereka didalamnya, dan isteri-isteri yang suci.” Ini lebih baik daripada yang dihiaskan dari yang enam tadi. Orang yang tidak mengingat bahwa hari depan, yaitu akhirat akan habislah hidupnya dengan rasa tidak puas.
Maka sebagai kunci, atau intisari dari surga atau martabat yang atas sekali didalam surga itu diterangkan lagi oleh Allah, inilah sebenar puncak nikmat surga. Dalam surat at-Taubah ayat 72 : “dan keridhaan Allah itulah adalah lebih besar.”
Tuhan mengakui bahwa Dunia mempunyai perhiasan dan manusia ditakdirkan mengingini perhiasan itu, tetapi Tuhan memperingatkan janganlah lupa akan tujuan karena bimbanga melihat perhiasan. Jangan terpesona oleh perhiasan diluar karena yang disebelah dalam lebih hebat daripada perhiasan luar itu. “ Dan Allah adalah melihat akan hamba-hamba Nya.” Bahwa Allah melihat setiap gerak-gerik mu, bekerjalah, carilah, tetapi jangan kamu lupakan bahwa kamu tidak lepas dari penglihatan Tuhan. Kerja keras selalu dan ingat mati selalu.[3]
Tafsir Al-Maroghi
“Manusia dihiasi oleh cinta kepada kesenangan-kesenangan.” Maksudnya, cintanya kepada kesenangan ialah mereka menganggap bahwa semua kesenangan itu baik dan tidak melihat adanya kejelekan dan aib. Karena itu mereka hampir tidak meninggalkan kesenangannya. Dan inilah tingkat cinta kesenangan itu, dimana yang bersangkutan setiap kali memikirkan kejelekan dan bahaya-nya. Jika memang ada jelek dan dan bahayanya kesenangan itu, dia tetap tidak suka meninggalkan sekalipun menyakiti dirinya sendiri.
“Kepada wanita dan anak-anak dan jumlah yang sangat banyak dari emas dan perak dan kuda tunggangan dan ternak dan sawah ladang.” Wanita adalah sasaran kesenangan pandangan. Merekalah tempat ketenangan bagi laki-laki. Dan adanya bercinta yang secara berlebih-lebihan sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan umat dan dalam hal pemerkosaan hak-haknya.
Kedua anak-anak, yang dimaksud disini adalah anak kandung saja. Cinta ayah lebih besar kepada anak laki-laki daripada anak perempuan. Ketiga, emas dan perak yang berlimpah, besarnya kekayaan yang bisa menjadikan sumber fitnah dan membuat kesenangan yang mengasyikkan, sehingga dapat menghabiskan sebagian besar waktu untuk mengurus kekayaan itu, sampai tak ada waktu tersisa untuk memikirkan membela kebenaran dan mempersiapkan diri bagi kehidupan akhirat.
Keempat, kuda tunggangan yaitu kuda yang digembalakan dilembah-lembah. Setiap kuda yang digembalakan adalah jadi tunggangan untuk memuat barangdagangan atau untuk kepentingan dagang atau kuda yang dapat diajari untuk menjadi tunggangan orang-orang besar dan kaya. Kuda inilah yang jadi kebanggaan dan membuat orang berlebih-lebihan menyukai kuda.
Kelima, binatang ternak. Jenis kekayaan penduduk desa. Diantaranya menjadi sumber penghidupan dan kesibukan mereka, sehingga mereka saling berbangga dengan banyaknya ternak, dan Allah menguji hamba-hamba-Nya dengan harta kekayaan ternakini sebagaiman Allah firmankan dalam surat An-Nahl ayat 5.
Keenam, sawah ladang yang merupakan tulang-punggung kehidupan manusia dan hewan, baik bagi penduduk desa maupun kota. Kebutuhan manusia jauh lebih besar daripada yang lainnya. Sehingga dapat memalingkan orang dari menyiapkan diri melakukan amal akhirat atau tidak mau membela kebenaran.
“Demikian itu adalah kesenangan kehidupan dunia. Dan disisi Allah tempat kembali yang sebaik-baiknya.” Maksudnya, ke enam tadi adalah obyek kesenangan manusia yang sangat sedikit sekali dalam masa kehidupan dunia yang fana, yang mereka jadikan alat dalam kehidupandan obyek kesenangan. Dan kepada mereka dihiasi dengan rasa cinta kepada benda-benda itu dalam kehidupan kekinian dunianya. Sedangkan yang ada disisi Allah merupakan tempat kembali sebaik-baiknya di alam akhirat yang akan ada sesudah hari kebangkitan dari mati. (ayat 14)
Katakanlah : “Apakah aku akan mengabarkan kepadamu yang lebih baik dari itu ?” kalimat ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan adalah untuk mengarahkan jiwa dan membangkitkan rasa kerinduan kepada jawaban yang akan diberikan. Kata “lebih baik” memberikan gambaran bahwa berbagai macam kesenangan itu baik karena karunia dari Allah tetapi bisa jadi juga jelek untuk manusia.
“Bagi orang-orang yang bertakwa, disisi Tuhan mereka surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalam nya dan istri-istri yang suci serta keridhoan dari Allah.” Bahwa bagi manusia yang mau tunduk dan kembali kepada Allah akan memperoleh dua macam balasan. Salah satunya bersifat materiil yaitu surga beserta isinya yang sangat nikmat dan baik-baik serta istri-istri yang bersih dari segala macam cacat sebagaimana istri-istri didunia, baik cacat akhlak maupun fisik. Dan yang kedua adalah balasan moril yaitu memperoleh keridhoan Allah. Dan balasan inilah merupakan nikmat terbesar bagi orang-orang yang bertaqwa diakhirat kelak. Ayat ini memberikan isyarat bahwa surga itu bertingkat-tingkat, sebagaimana halnya yang kita lihat contoh di dunia ini.
“Dan Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya.” Bahwa sudah jelas Allah maha melihat secara seksama kepada hamba-hamba-Nya, maha mengamati isi hati dan keadaan mereka sedalam-dalamnya, maha mengetahui rahasia dan bisikan-bisikan meraka mereka, sehingga tidak satupun perkara nereka yang tertutup luput dari pengawasan-Nya. Dan Dialah pemberi balasan kepada setiap orang atas segala amalnya yang baik maupun buruk.[4]
3.     Implikasi / Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Pada hakikatnya setiap pembahasan itu dijadikan sebagai pemeblajaran , menambah ilmu dan yang terpenting aplikasi keseharian dari seorang tersebut. Maka dari pembahasan tentang “Dihiasi kesenangan Duniawi” dapat kita ambil pembelajaran untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.     Setiap perbuatan yang dilakukan hendaklah dimulai dengan membaca doa, akan mendapat Keridhoan Allah.
2.     Berhati-hati dalam setiap perbuatan.
3.     Selalu berAmar Ma’ruf Nahi Mungkar.
4.     Berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
5.     Menyeimbangan kehidupan antara duniawi dan akhirat.
6.     Tidak terlalu cinta duniawi  yang hanya bersifat sementara.
4.     Aspek Tarbawi
Aspek pembelajaran yang dapat diambil dari paparan diatas yaitu :
1.     Pentingnya belajar agar selamat hidup didunia dan akhirat.
2.     Sadarnya akan kehidupan yang akan ada setelah kehidupan akhirat, maka kehidupan duniawi harus di isi dengan perbuatan yang sesuai syariat Agama.
3.     Allah Maha Melihat semua perbuatan makhluk-Nya, maka manusia harus selalu berhati-hati dan menyadari bahwa Allah akan membalas setiap perbuatannya sekecil apapun itu.
4.     Menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah , sehingga tidak berlaku sombong.          
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Dari paparan diatas tentang visi misi manusia dengan judul “Dihiasi Kehidupan Duniawi”, maka dapat disimpulkan bahwasanya ayat ini diturunkan agar kita sadar akan bahanya menyukai kehidupan duniawi secara berlebih-lebihan dan tidak mengurusi kehidupan akhirat. Semua yang ada didunia ini karunia dari Allah yang harus kita syukuri dan kita jaga dengan tidak berlebih-lebihan dalam hal apapun itu , karena dapat memicu timbulnya rasa sombong dan kufur atas nikmat Allah.
            Dengan paparan ini kita juga menambah ilmu dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan , sehingga hidup kita adapat teratur sesuai syariat Agama Islam. Serta akan mendapat keridhoaan Allah bagi orang-orang yang selalu bertaqwa.
DAFTAR PUSTAKA
Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan, Rahman. 2014. Kaidah-kaidah Tafsir. Jakarta: Amzah.
Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar Juzu’ Ke 3. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1986. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi. Yogyakarta: Sumber Ilmu.




PROFIL
Nama                                                  : Ulin Nuha
Tempat, Tanggal Lahir                       : Pekalongan, 07 Maret 1997
Alamat                                                            : Desa Pucung RT 06 RW 02 Tirto Pekalongan
Riwayat Pendidikan                           :
1.     MIS Pucung                            (Lulus Tahun 2009)
2.     Mts-IN Banyuri Ageng           (Lulus Tahun 2012)
3.     SMK Ma’arif NU Tirto          (Lulus Tahun 2015)
4.     IAIN Pekalongan                    (Proses)
Hobi                                                    : Membaca





[1]  Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Hal. 24-25.
[2] Dahlan, Rahman. Kaidah-kaidah Tafsir. Jakarta: Amzah, 2014. Hal. 114.
[3]  Hamka. Tafsir Al-Azhar Juzu’ Ke 3. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983, hal. 117-125.
[4] Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi. Yogyakarta: Sumber Ilmu. 1986. Hal. 141-149.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar