Laman

Rabu, 01 Maret 2017

spi b4 “PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI ABBASIYAH”

PERADABAN ISLAM
MASA DINASTI ABBASIYAH (750-1258)


1. IFADZIL KHAQ     ( 2014116004)
2. AHMAD ZARKONI ( 2014116007)
3. LAILA SAFITRI      ( 2014116010)

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017



PRAKATA
 Puji syukur kehadirat Allah SWT  karena tanpa rahmat dan hidayah nya tak mungkin makalah dengan judul “Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah” ini dapat di selesaikan, hingga akhirnya kami berhasil menyusun tugas ini tanpa halangan suatu apapun.Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan sahabatanya. Kami telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencapai hasil yang sebaik- baiknya, namun kami menyadari bahwa dalam cara penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan tidak kesempurnaan, mengingat akan pengetahuan dan kemampuan yang kami memiliki masih terbatas untuk itu kritik dan saran yang membangun  sangat kami harapkan demi kebikan yang akan datang. Kami mengharapkanmudah-mudahanmakalah inidapatmemberikanmanfaat, khususnyabagipenulisdanparapembacapadaumumnya.






Pekalongan,Maret 2017

                                                                                   
                        Tim penulis
DAFTAR ISI
Prakata............................................................................................................ ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I .. PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang........................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................... 1
1.3TujuanPenulisan........................................................................................ 2
1.4MetodePengumpulan Data ........................................................................ 2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Sejarah berdirinya Dinasti abbasiyah ...................................................... 3       
2.2 Para khalifah Dinasti abbasiyah .............................................................. 4
2.3 Masa kemajuan Dinasti abbasiyah .......................................................... 6
2.4 Dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad ..................................... 10
2.5  Faktor penyebab kemunduran Dinasti abbasiyah................................... 11
2.6 Akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyah.........................................................12
BAB  III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 13
3.2 Saran......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................. 15


BAB I
 PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti yang menggantikan dinasti umayyah pada masanya.abbasiyah berhasil mengalahkan Dinasti Umyyah dan berhasil menggantikan kekuasanya. Dinasti ini memerintah selama lima abad dengan berbagai masa. Pada dinasti ini berbagai perkembangan di capai mulai dari bidang agama sampai bidang umum dan lainya. Pada masa ini pula lahir cendekiawan cendekiawan islam,ahli ilmu pengetahuan,ahli filsafat,ahli astronomi serta para ilmuwan yang lainya. Namun, dinasti ini berakhir dengan adanya serbuan tentara Mongol yang ingin merebut kekuasaan dinasti abbasiyah.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Dinasti Abbasiyah. Mulai dari awal mula berdirinya sampai berakhirnya dinasti ini.
1.2       Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah sejarah awal munculnya Dinasti Abbasiyah?
1.2.2 siapa saja para kholifah Dinasti Abbasiyah?
1.2.3 Bagaimanakah kemajuan Dinasti Abbasiyah?
1.2.4 Siapa sajakah dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad?
1.2.5 Apa saja yang menjadi faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah?
1.2.6 Bagaimanakah akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyah?
1.3       Tujuan Penulisan
1.3.1 Bagaimanakah sejarah awal munculnya Dinasti Abbasiyah
1.3.2 siapa saja para kholifah Dinasti Abbasiyah
1.3.3 Bagaimanakah kemajuan Dinasti Abbasiyah
1.3.4 Siapa sajakah dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad
1.3.5 Apa saja yang menjadi faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah
1.3.6 Bagaimanakah akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyah
1.4       Metode Pengumpulan Data
            1.4.1    MetodeStudiPustaka
StudiPustakaadalahmengadakanpenelitiandenganmempelajaridanmembacabuku-bukusertasumberdari internet (online) yang adahubungannyadenganpermasalahan yang menjadiobjekpenelitian.
Penulismencari data dibukureferensidan internet yang berkaitandenganPeradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Sejarah awal munculnya Dinasti Abbasiyah
            Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun132 H/750 M, didirikan oleh Abul Abbas As Shaffah, nama lengkapnya ialah Abdullah Ash Shaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul mutholib, dan sekaligus sebagai kholifah pertama. Berdirinya pemerintahan ini dianggap sebagai kemenangan pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim ( Alawiyyun ) setelah meninggalnya rasulullah saw dengan mengatakan bahwa yang berhak berkuasa adalah keturunan Rasulullah saw dan anak-anaknya.
            Sebelum berdirinya dinasti abbasiyah terdapat tiga poros utama yang merupakan pusat kegiatan ,antara satu dengan yang lainya memiliki kedudukan tersendiri dalam memainkan perananya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman rasulullah saw, Abbas bin Abdul Muthalib. Dari nama al abbas paman rasulullah inilah nama ini disandarkan pada tiga pusat kegiatan,yaitu humaimah,kuffah, dan khurasan. Humaimah merupakan tempat yang tentram,bermukim dikota itu keluarga bani hasyim, baik dai kalangan pendukung ali maupun pendukung keluarga abbas,kuffah merupakan wilayah yang penduduknya menganut aliran syi’ah, pendukung ali bin abi tholib yang selalu bergolak dan ditindas oleh bani umayyah.khurasan memilik warga yang pemberani tangguh,tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung terhadap kebingungan terhadap kepercayaan yang menyimpang, di sanalah diharapkan dakwah kaum abbasiyah mendapat dukungan.
            Propaganda abbasiyah dilaksanakan dengan strtegi yang cukup matang sebagai gerakan rahasia. Akan tetapi imam ibrahim ( pemimpin abbasiyah yang ingin mendirikan abbasiyah.gerakanya diketahui oleh kholifah umayyah terakhir, Marwan bin Hakam. Ibrahim akhirnya tertangkap oleh pasukan Dinasti Umayyahdan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya dieksekusi. Ia mewariskan kepada adiknya abul abbas untuk menggaantikan kedudukanya ketika tahu bahwa ia akan terbunuh, dan memerintahkan untuk pindah ke kuffah. Sedangkan pemimpin propaganda dipimpin abu salamah. Segeralah abul abbas pindah dari humamah ke kuffah dan diiringi oleh para pembesar abbasiyah yang lain seperti abu ja’far,isa bin musa, dan abdullah bin ali.
            Penguasa umayyah di Kuffah,Yazid bin Umar bin Hubairah, ditaklukan oleh abbasiyah dan diusir ke wasit. Abu Salamah selanjutnya berkemah di Kuffah yang telah ditaklukan pada132 H. Abdullah bin Ali, diperintahkan untuk mengejar kholifah Marwan bin Muhammad bersama pasukanya yang melarikan diri,dimana dapat dipukuli di sungai zab. Pengejaran ini dilanjutkan ke Maushul,Harran,dan menyebrangi sungai euferat sampai ke Damaskus. Kholifah itu melarikan diri hingga Fustat,dan akhirnya dibunuh di Busir wilayah Al Fayyum pada tahun 750 M dibawah pemimpin Salih bin Ali ( paman al abbas ) yang lain. Dengan demikian maka tumbanglah kekuasan Dinasti Umayyah dan berdirilah dinasti abbasiyah yang berpusat di kuffah.[1]
2.2       Para kholifah Dinasti Abbasiyah
Masa kekhalifahan dinasti ini dibagi menjadi empat periode.
                        2.2.1 masa abbasiyah I (132 H/750 M – 232 H/847 M)
                        2.2.2 Masa abbasiyah II (232 H/847 M – 334 H/946 M)
2.2.3 Masa abbasiyah III (334 H/946 M – 447 H/1055 M) dimulai  Berdirinya Dinasti Buwaihiyyah sampai masuknya kaum Saljuk.
2.2.4 Masa Abbasiyah IV (447 H/1055 M – 656 H/1258 M)
Adapun kholifah pada dinasti ini alah
1. Abul Abbas As-Shaffah                                         (749-754 M)
2. Abu Ja’far Al-Mansyur                                          (754-775 M)
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi                    (775-785 M
4. Abu Muhammad Musa Al-Hadi                            (785-786 M)
5. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyidi                                 (786-809 M)
6. Abu Musa Muhammad Al-Amin                           (809-813 M)
7. Abu Ja’far Abdullah Al-Ma’mun                          (813-833 M)
8. Abu ishaq Muhammad Al-Mu’tashim                   (833-842 M
9. Abu Ja’far Harun Al-Watsiq                                  (842-847 M)
10.Abu Fadl Ja’far Al Mutawakkil                            (847-861 M)
11. Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir                 (861-862 M)
12. Abdul Abbas Ahmad Al-Musta’in                       (862-866 M)
13. Abu Abdullah Muhammad Al-Mu’taz                (866-869 M)
14. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi                     (869-870 M)
15. Abul Abbas Ahmad Almu’tamid                         (870-892 M)
16. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tadid                        (892-902 M)
17. Abul Muhammad Ali Al-Muktafi                                    (902-905 M)
18. Abdul Fadl Ja’far Al-Muqtadid                           (905-932 M)
19. Abu Mansur Muhammad Al-Qohir                     (932-934 M)
20. Abul Abbas Ahmad Ar-Radi                                (934-940 M)
21. Abu Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi                            (940-944 M)
22. Abul Qasim Abdullah Al-Mustaqfi                     (944-946 M)
23. Abul Qasim Al-Fadl Al-Mu’ti                             (946-974 M)
24. Abul Fadl Abdul Karim At-Thai                          (974-991 M)
25. Abul Abbas Ahmad Al-Qadir                              (991-1031 M)
26. Abu Ja’far Abdullah Al-Qaim                             (1031-1075 M)
27. Abul Qasim Abdullah Al-Muqtadi                      (1075-1094 M)
28. Abul Abbas Ahmad Al-Muhtadzir                       (1094-1118 M)
29. Abu Mansur Alfadl Al-Mustarsyid                      (1118-1135 M)
30. Abu Ja’far Al-Mansyur Ar-Rasyid                      (1135-1136 M)
31. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi               (1136-1160 M)
32. Abul Mudzafar Al-Mustanjid                              (1160-1170 M)
33. Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadi              (1170-1180 M)
34. Abu Al-AbbasAahmad An-Nasir                         (1180-1225 M)
35. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir                          (1125-1226 M)
36. Abu Ja’far Al-Mansur al-Muntasir                      (1126-1242 M)
37. Abu Ahmad Abdullah Al-Mu’tashim Billah       (1242-1258 M)
            Pada masa bangsa mongol dapat menaklukan baghdad tahun 656 H/ 1258 M,ada seorang pangeran keturunan abbasiyah yang lolos dari pembunuhan dan meneruskan kekhalifahan yang hanya berkuasa dibidang keagamaan dibawah kekuasaan kaum mamluk di Kairo Mesir tanpa kekuasaan duniawi yang bergelar sultan. Jabatan kholifah yang disandang oleh keturunan abbasiyah di Mesir. Berakhir dengan diambilnya jabatan itu oleh Sultan Salim I Turki Usmani ketika menguasai Mesir pada tahun 1517 M.
            Adapun para khalifah di Mesir ialah
1. Al-Muntashir                                  (1261-1261 M)
2. Al-Hakim I                                     (1261-1302 M)
3. Al-Mustakfi                                                (1302-1340 M)
4. Al-Wasiq                                        (1340-1341 M)
5. Al-Hakim II                                                (1341-1352 M)
6. Al-Mutadid I                                   (1352-1362 M)
7. Al Mutawakkil I                             (1362-1377 M)
8. Al-Mu’tashim                                 (1377-1377 M)
9. Al-Mutawakkil I                             (1377-1383 M)
10. Al-Watsiq II                                  (1383-1386 M)
11. Al-Mu’tashim                               (1386-1389 M)
12. Al-Mutawakkil I                           (1389-1406 M)
13. Al-Musta’in                                  (1406-1414 M)
14. Al-Mu’tadid                                 (1414-1441 M)
15. Al-Mustakfi II                              (1441-1451 M)
16. Al-Qaim                                        (1451-1455 M)
17. Al-Mustanjid                                (1455-1479 M)
18. Al-Mutawakkil II                          (1479-1497 M)
19. Al-Mustamsik                              (1497-1508 M)
20. Al-Mutawakkil III                        (1508-1516 M)
21. Al-Mustamsil                               (1516-1517 M)
22. Al-Mutawakkil                             (1517-1517 M)[2]

2.3       Kemajuan Dinasti Abbasiyah
             Puncak kemajuan dinasti ini terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Ma’mun (813-833 M). Ketika Harun Ar-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah,keamanan terjamin, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga ke India.
            Adapun penyebab kemajuan pada dinasti ini ialah
1.        Terjadinya asimilasi antara bahasa arab dengan bangsa bangsa yang lebih dahulu mengalami peerkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa bangsa abbasiyah banyak bangsa non-arab yang masuk islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna.
2.        Gerakan penerjemah berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama pada masa khalifah Al-Mansur hingga Harun Ar-Rasyid ,pada masa ini penerjemahan dalam bidang astronomi dan mantiq. Fase kedua terjadi dari khalifah al ma’mun hingga 300 H. Buku buku  yang diterjemahkan ialah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H terutama setelah penemuan kertas.
Kholifah harun ar rasyid berada pada tingkat yang lebih tinggi peradabanya dan lebih besar kekuasanya dibandingkan karel agung di Erpa yang menjalin persahabatan. Harun bersahabat dengan karel untuk menghadap Dinasti Umayyah di Andalusia, sementara karel berkepentingan untuk menghadap bizantium.
            Pada masa ini Baghdad menjadi pusat peradaban islam setelah dinobatkan sebagai ibu kota pada khalifah al mansyur. Baghdad terletak di pinggir kota Trigis. Al-Manshur sangat cermat dan teliti dalam memilih lokasi yang dijadikan ibu kota dipilihnya ibu kota ini pada tahun 762 M.
            Adapun beberapa kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut.
a.      Bidang agama
1.     Fiqih
1)     Imam Abu Hanifah (700-767 M)
2)     Imam Malik (713-795 M)
3)     Imam Syafi’i (767-820 M)
4)     Imam Hanbali (780-855 M)
2.     Ilmu tafsir
1)     Ibnu Jarir At-Thabari
2)     Ibnu Athiyah Al Andalusi
3)     Abu Muslim Muhammad bin Bahar Isfahani
3.     Ilmu hadits
1)     Imam Bukhori (194-256 H) karyanya Shahih Al Bukhori
2)     Imam Muslim (w 261 H) karyanya Shahih Al Muslim
3)     Ibnu Majah ,karyanya Sunan Ibnu Majah
4)     Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud
5)     Imam An Nasa’i, karyanya Sunan An Nasa’i
6)     Imam Baihaqi
4.     Ilmu kalam
1)     Imam Abul Hasan Al-Asyari dan imam Mansur Al-Maturidi tokoh Asyariyah
2)     Washil bin Atha, Abul Huzail Al-Allaf (w 849 M) tokoh Mu’tazilah
3)     Al-Juba’i
5.     Ilmu Bahasa ( nahwu,shorof, ilmu bayan dan ilmu badi’)
1)     Imam Sibawaih (w. 183 H), karyanya 2 jilid 1.000 halaman
2)     Al-Kiasi
3)     Abu Zakaria Al-Farra (w. 208 H) kitab nahwunya terdiri dari 6000 halaman lebih
b.     Bidang umum
1.     Filsafat
1)     Abu Ishaq Al-Kindi ( 809-873 M) 231 judul
2)     Abu Nasr Al-Farabi (961 M) karyanya 12 buku
3)     Ibnu Sina (980-1037 M) buku karyanya adalah Asy-Syifa dan Al-Qanun fi At-Thib
4)     Ibnu bajah (w. 581 H)
5)     Ibnu Tufail (w. 581 H) penulis novel filsafat Hayy bin Yaqdzan
6)     Al-Ghazali (1058-1111 M) karya yang terkenal ialah Ihya’ Ulumuddin
7)     Ibnu Bajah (1126-1198 M) karya yang terkenal ialah Bidayatul Mujtahid
2.     Ilmu kedokteran
1)     Abu Zakariya Yahya Al-musawaih ( w. 242 H) ahli farmasi rumah sakit Jundhisapur Iran
2)     Abu Bakar Ar-Razi (864 -932 M)
3)     Ibnu Sina
4)     Ar-Razi Penulis buku mengenai kedokteran anak
3.     Matematika
1)     Al-Khawarizmi,pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah(ilmu hitung) dan penemu angka nol
2)     Abu Al-Wafa  ahli ilmu matematika
4.     Farmasi
1)     Ibnu Baithar, karyanya Al-Mughni (obat obatan) dan Jami Al-Mufrodat Al-Adawiyah ( obat obatan dan makanan bergizi)
5.     Ilmu astronomi
1)     Abu Mansur Al-Falaki (w. 272 H) karyanya Isbat Al-Ulum dan Hayat Al-Falak
2)     Jabir Al-Batani (w. 319 H) pencipta teropong bintang pertama karyanya kitab Ma’rifat Mathil Buruj Baina Arbai Al-Falak
3)     Raihan Al-Biruni (w. 440 H) karyanya At Tafhim Li Awal As Sina At-Tanjim
6.     Geografi
pada masa ini bidang geografi bisa menempuh jarak cina dan indonesia.
1)     Abu Hasan Al-Mas’udi(w. 345 H / 956 M)  perjalanan ke Persia, India Srilanka dan Cina. Karyanya adalah Muruj Az-Zahab wa Ma’adin Al-Jawahir
2)     Ibnu Khurdazabah (820-913 M) karyanya ialah Masalik wal Mamluk (sistem pemerintahan dan keuangan)
3)     Ahmad El-Yakubi, melakukan perjalanan sampai Armenia Iran,India Mesir,Maghribi. Karyanya Sifatu Jazirah Al-Arab
7.     Sejarah
1)     Ahmad bin Al-Ya’kubi (w. 895) karyanya adalah Al-budan(negeri negeri) dan At-Tarikh ( sejarah)
2)     Ibnu Ishaq
3)     Abdullah bin Muslim (w. 889 M) penulis Al-imamah wa As Siyasah, Al-Ma’arif, ’Uyunul Ahbar dan lainya
4)     Ibnu Hisyam
5)     Ath thabari (w. 923 M) penulis Al-umam wa Al-Mulk
6)     Al Maqrizi
7)     Al Baladzuri ( w. 892 M)
8.     Sastra
1)     Abu Nuwas (penyair cerita humor)
2)     An Nasyasi,penulis buku Alfu Lailah wa Lailah (1001 malam).[3]
2.4            Dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad
Alasan beberapa provinsi lepas dari genggaman
a.      Para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk kepadanya
b.     Penguasa Abbasiyah lebih menitik beratkan pada pembunaa kebudayaan dan peradaban diandingkan politik dan ekspansi[4]
Adapun para kholifah atau dinasti yang memerdekakan diri ialah
1.     Thahiriyah di Khurasan                            (820-872 M)
2.     Safaruyah di Fars, Persia                         (868-901 M)
3.     Samaniyah di Transoxania                       (873-998 M)
4.     Sajiyah di azerbaijan                                (878-930 M)
5.     Buwaihiyyah di Persia                             (932- 1055 M)
6.     Thuluniyah di Mesir                                 (837-903 M)
7.     Ikhsidiyah di Turkistan                            (932-1163 M)
8.     Ghazwaniyah di Afganistan                     (962-1189 M)
9.     Dinasti Saljuk                                           (1055-1157 M)
10.   Al barzuqani,Kurdi                                  (959-1015 M)
11.  Abu ali,Kurdi                                            (990-1095 M)
12.  Ayyubiyah,Kurdi                                      (1167-1250 M)
13.  Idrisiyah di Maroko                                  (788-985 M)
14.  Aghlabiyah di Tunisia                              (800-900 M)
15.  Dulafiyah di Kurdistan                             (825-890 M)
16.  Alawiyah di Tabiristan                             (864-928 M)
17.  Hamdaniyah di Aleppo dan Musil           (929-1002 M)
18.  Mazyadiyah di Hillah                               (1011-1150 M)
19.  Ukailiyah di Mausil                                 (996-1095 M)
20.  Mirdasiyah di Aleppo                              (1023-1079 M)
21.  Dinasti Umayyah di Spanyol
22.  Dinasti Fatimiyyah di Mesir[5]     
Dari latar belakang dinasti tersebut tampak jelas adanya persaingan antar bangsa terutama natara arab,persia dan turki. Disamping itu juga dilatar belakangi paham keagamaan ada yang syiah dan ada yang sunni
2.5            Faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah
Penyebab kemunduran dinasti ini ialah
1.     Persaingan antar bangsa
Persaingan bangsa ini sebelumnya telah dimulai pada saat awal pendirian dinasti ini yakni persekutuan dengan persia. Dan persaingan ini menjadi pemicu untuk saling berkuasa.
2.     Kemrosotan ekonomi
Kemrosotan ini diawali dengan adanya penurunan pendapatan negara dan semenjak itu berpengaruh terhadap bidang bidang yang lainya.
3.     Konflik keagamaan.
Fanatisme terhadap keagamaan menjadi pemicu untuk terjadinya konflik antar agama dan kesulitan bagi khalifah untuk mempersatukan faham mereka.
4.     Perang salib
Perang ini mengakibatkan pemerintah abbasiyah tidak kosentrasidan perhatian sehingga memunculkan kelemahan kelemahan.
5.     Serangan bangsa Mongol
Serangan hulagu khan dengan pasukan mongol membuat kekuatan Abbasiyah menjadi lemah dan menyerah kepada Mongol.[6]
2.6            Akhir kekuasaan dinasti abbasiyah
Akhir dinasti abbasiyah ialah ketika dihancurkan oloeh tentara mongol pada tahun 657 H/1258 M. Hulagu khan sang panglima merupakan seorang saudara kubilay yang berkuasa di cina hingga asia tenggara. Baghdad di bumi hanguskan dn diratakan oleh tanah. Khalifah bani abbasiyah yang terakhir al mu’tashim billah dibunuh, buku buku yang terkumpul dibaitul hikmah dibakar dan di buang ke sungai Trigis sehingga berubahlah warna air sungai menjadi hitam kelam karena kelunturan tinta yang ada pada buku.
Dengan demikian lenyaplah dinasti abbasiyah yang telah memainkan peran penting dalam percaturan kebudayaan dan peradaban islam dengan gemilang.[7]
           








BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Dari pembahasan  diatas dapat disimpulkan bahwa dinasti abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/ 750 M dengan pendiri Abdullah Ash-Shaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbas bin Abdul Mutholib. Dinasti ini memimpin selama lima abad dan berpusat di kuffah. Baghdad menjadi pusat peradaban pada dinasti abbasiyah.
                        Puncak kemajuan dinasti ini muncul pada masa harun ar rasyid dan al ma’mun. Pada masa ini segala bidang mengalami perkembangan mulai dari bidang fikih hingga sastra.namun pada tahun 1258 dinasti ini dikalahkan oleh tentara mongol dan menuyerah kepadanya dan buku buku yang ada di baitul hikmah juga ikut di lenyapkan oleh tentara mongol.
3.2       Saran
            Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para pembaca, karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.










DAFTAR PUSTAKA
Syalabi A ,SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM III, Jakarta:PT.pustaka alhusna,1992
Amin samsul munir, SEJARAH PERADABAN ISLAM, Jakarta:amzah,2002.
Yatim Badri, SEJARAH PERADABAN ISLAM, Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,1998
























LAMPIRAN
Profil Anggota
1.      Nama                 : Ifadzil Khaq
         Nim                   : 2014116017
         Prodi                  : Hukum Ekonomi Syariah
         TTL                   : Pekalongan, 04 september 1998
         Hobi                   : Mendesign
         Contact Person  : 085602729698
Alamat               : Kampil 06/02 No. 5 kec.Wiradesa kab. Pekalongan
        
2.      Nama                 : Ahmad Zarkoni
         Nim                   : 2014116018
         Prodi                  : Hukum Ekonomi Syariah
         TTL                   : Batang, 24 September 1997
         Hobi                   : olahraga
         Contact Person  : 085642616497
                                      Alamat               :Ds. kedungmalang kec. Wonotunggal kab. Batang
                                     
3.      Nama                 : Laila Safitri
         Nim                   : 2014116019
         Prodi                  : Hukum Ekonomi Syariah
         TTL                   : Pekalongan, 30 Agustus 1998
         Hobi                   : Membaca
         Contact Person  : 081568497517
                                      Alamat               :Ds. Brokoh kec. Wonotunggal kab. Batang
                                     



[1]A.syalabi sejarah dan kebudayaan islam III ,Jakarta: pustaka alhusna,1992 hlm 7
[2]Samsul munir amin,sejarah peradaban islam.Jakarta:amzah,2010 hlm 140-144
[3]Ibid hlm 144-152
[4]Badri yatim,sejarah peradaban islam hlm. 63
[5]Ibid hlm 65-66
[6].ibid hlm.80-85
[7]Samsul munir amin,sejarah peradaban islam hlm. 156-157

Tidak ada komentar:

Posting Komentar