Laman

Rabu, 01 Maret 2017

tt2 a4c “Bersyukurlah Pada Ibu Bapak” “Q.S Luqman 31: 13-15”

KEDUDUKAN ORANG TUA
“Bersyukurlah Pada Ibu Bapak” “Q.S Luqman 31: 13-15”

Muhammad Arroyan (2021115108)
Kelas A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2017


KATA PENGANTAR

            Segala puji hanya milik Allah SWT. Dzat yang Maha Berkuasa atas alam semesta ini,  dimana tidak ada seorang makhluk pun di dunia ini yang mampu menandinginya dan kepada-Nyalah kita wajib beribadah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia mengamalkan sunnah-sunnahnya hingga hari kiamat.
            Pertama, penulis bersyukur kepada Allah SWT. alhamdulillah penulisan makalah yang berjudul “ Bersyukur Kepada Ibu Bapak” telah terselesaikan. Dimana makalah tersebut merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Tafsir Tarbawi II.
            Kedua, penulis mengucapkan Jazakumullahu khoiron jaza kepada dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II, bapak Muhammad Hufron. M.S.I yang telah membimbing dengan baik sampai saat ini, kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini baik moril maupun materil, serta kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dikala siang maupun malam.
            Ketiga, penulis menyadari betul dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan baik itu saran maupun kritik yang sifatnya membangun guna kebaikan penulis secara khusus dan kepada semuanya secara umum.
            Terakhir, penulis berharap semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam menambah khazanah pengetahuan kita bersama dalam rangka ibadah kepada-Nya. Amin.
Pekalongan, Maret  2017

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
     Islam adalah agama satu-satunya yang diridhai Allah SWT. Di dalam Islam terdapat berbagai macam bentuk perintah maupun larangan yang itu semua bertujuan untuk kebaikan pemeluknya.
     Salah satu bentuk dari perintah Islam kepada pemeluknya ialah berbakti kepada kedua orang tua. Orang tua merupakan salah satu kunci kesuksesan seseorang hamba baik di dunia maupun di akhirat. Sebab Rasulullah SAW. telah mengisyaratkan bahwa ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka-Nya pula tergantung pada murka orang tua. Oleh sebab itu, wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, selama tidak bertentangan dengan syari’at Allah SWT.
     Diantara bentuk berbakti itu adalah bersyukur kepada keduanya, sebab manifestasi dari bersyukur kepada mereka tidak lain ialah bersyukur pula kepada Allah SWT. berkat jasa orang tua kita ada di dunia ini dan kepada Allah kita wajib untuk mensyukuri hal tersebut.

B.      Judul Makalah
     Dalam penulisan makalah ini, penulis memberi judul “Bersyukurlah pada Ibu Bapak” sesuai dengan materi yang diterima.

C.      Nash dan Arti Al-Qur’an Surat Luqman ayat 13-15
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ(13) وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ((15
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(Q.S Luqman: 13-15)

D.      Urgensi Pembahasan
     Dalam surat Luqman ayat 13-15 di atas membahas tentang model pendidikan Islam. Dimana pada ayat yang pertama sebelum manusia bermuamalah di dunia, ia harus terlebih dahulu beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebenarnya, yakni menjuhi syirik. Ayat kedua dan selanjutnya, membahas mengenai muamalah, yakni perintah untuk berbakti kepada ibu bapak dan bersyukur kepada keduanya, serta memerintahkan kepada manusia agar senantiasa meletakkan hak Allah di atas hak orang tua. Maksudnya ialah ketika orang tua menyuruh untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari’at, maka Allah melarang untuk melaksanakan perintah itu, akan tetapi kita  harus tetap menghormati keduanya.
     Dengan intisari di atas, Surat Luqman ayat 13-15 sangat layak untuk dibahas, dipahami dan dilaksanakan oleh seorang muslim.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teori
     Dalam buku 17 Cara Mudah Rezeki Berlimpah karya Majdi asy-Syahawi menjelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Secara tidak langsung juga bukti ketaatan kita kepada Allah SWT.[1]
     Mengenai keutamaan bersyukur, Allah SWT. berfirman :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S Al-Baqarah :152)
Syukur termasuk tempat persinggahan yang paling tinggi dan lebih tinggi daripada ridha. Ridha sendiri adalah tahapan dalam syukur. Allah memerintahkan bersyukur dan melarang kebalikannya, memujinya dan memberikan tambahan karunia-Nya.[2]
Hakikat syukur memiliki tiga tahapan, yaitu pertama tahapan pikiran,berawal dari siapa pemberi semua karunia ini? (perenungan, pengenalan, dan iman). Kedua, tahapan ucapan, bagaimana kita mampu mengucapkan syukur melalui lisan. Ketiga, tahapan perbuatan, ialah berfikir dengan benar mengenai tujuan kita diberi karunia ini untuk apa?. Oleh karena itu, sebagian ulama berkata: Syukur ialah pemanfaatan hamba atas segala karunia yang Allah berikan kepadanya.[3]
     Adapun hakikat bersyukur kepada orang tua ialah kita mampu mempergauli mereka dengan baik. Sebab menurut Abdullah bin Abbas, ada keterkaitan antara bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada orang tua, yakni keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika kita hanya bersyukur kepada Allah, tetapi melupakan jasa-jasa orang tua, maka syukur yang kita lakukan tidak akan diterima di sisi Allah, begitu pula sebaliknya.[4]

B.      Tafsir Surat Luqman ayat 13-15
1)  Tafsir Al-Misbah
     Ayat ke-13 menekankan bahwa perlunya menghindari syirik. Larangan ini sekaligus mengandung pelajaran tentang wujud dan keesaan Allah. Ayat berikutnya mengandung pesan yang bahwa tanggungjawab orang tua, khususnya ibu sangat besar kepada anaknya, dia bersusah payah mengandung, kemudian menyapih selama dua tahun. Ini juga menekankan seorang anak untuk bersyukur kepada Allah, karena berkat perantara orang tua ia bisa berada di dunia. Ayat terakhir dari pembahasan ini menekankan juga pentingnya berbakti kepada ibu bapak. Pengecualian dapat terjadi, ketika kedua orang tua menyuruh atau memaksa kita untuk mempersekutukan Allah, maka tidak ada kewajiban untuk mentaatinya, akan tetapi jangan memutuskan hubungan atau tidak menghormatinya.[5]
2)  Tafsir Al-Qurthubi
     Ketika turun Q.S Al-An’am :82 para sahabat Rasulullah SAW merasa berat dan sedih, “Siapa diantara kami yang tidak pernah menzhalimi dirinya? Maka Rasulullah SAW bersabda, mengenai maksud Q.S Al-An’am :82 adalah sebagaimana Q.S Luqman : 13. Akhirnya kesedihan mereka pun reda disebabkan berita dari Allah lewat seorang hamba yang diberi karunia Allah.
     Rangkaian ayat 14 dan 15 ini menjelaskan bahwa jangan kamu menyekutukan Allah dan janganlah kamu taat kepada orangtuamu dalam hal berbuat syirik. Sebab Allah, telah mewasiatkan untuk taat kepada mereka selama hal-hal tersebut tidak ada kaitannya dengan kesyirikan dan kemaksiatan. Kedua, keistimewaan seorang ibu melebihi seorang ayah. Rasulullah SAW menjadikan untuk ayah seperempat dari kebaktian seorang anak. Terakhir, perintah untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan kepada kedua orangtua atas nikmat pendidikan.[6]
3)     Tafsir Al-Azhar
     “Wahai anakku! Jnaganlah engkau persekutukan dengan Allah.” Artinya janganlah engkau mempersekutukan Tuhan yang lain dengan Allah. Karena tidak ada Tuhan selain Allah. ”Sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang amat besar.” (ujung ayat 13). Yaitu menganiaya diri sendiri, memperbodoh diri sendiri.
     “Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua ibu-bapaknya”. (pangkal ayat 14). Wasiat kalau datangnya dari Allah sifatnya ialah perintah. Tegasnya ialah bahwa Tuhan memerintahkan manusia agar menghormati dan memuliakan ibu-bapaknya. “Ibunya telah mengandung dalam keadaan payah bertambah payah”. Dalam ayat ini digambarkan bagaimana susah payah ibu ketika mengandung. ”Dan memliharanya dalam masa dua tahun.” Yaitu sejak melahirkan lalu mengasuh, menyusukan, serta memelihara dikala sakit dan senang. “Bahwa bersyukurlah kamu kepada Allah dan kepada orang tuamu.” Syukur pertama ialah kepada Allah. Sejak dalam kandungan sampai dalam pengasuhan Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya. Setelah itu bersyukurlah kepada kedua orang tua. Ibu yang mengasuh serta ayah yang membela dan melindungi ibu dan anak-anaknya.
     “Dan jika keduanya mendesak engkau bahwa hendak mempersekutukan Daku dalam hal yang tidak ada ilmu engkau padanya.” (pangkal ayat 15). Allah adalah puncak dari segala ilmu dan hikmah. Wajib menghormati orang tua selama tidak tidak menukarkan tauhid dengan syirik. “Dan pergaulihah keduanya di dunia ini dengan sepatutnya.” Artinya bahwa keduanya selalu dihormati, disayangi dengan yang ma’ruf. Duilarang untuk mencaci dan menghina keduanya jika berlainan dengan akidah. “Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada Aku.” Yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang berfirman. ”Kemudian itu kepada Akulah kamu sekalian akan pulang.” Datang dan pulangnya kita adalah dari Allah, dan kepadaNya-lah kita semua akan dikumpulkan. “Maka akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (ujung ayat 15). Allahlah yang kelak akan menilai baik buruknya apa yang kamu amalkan selama di dunia.[7]
C.      Aplikasi Dalam Kehidupan
1.     Hendaklah menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk senantiasa taat kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya
2.     Wajib Bersyukur kepada Allah atas karunia yang diberikan-Nya.
3.     Senantiasa pula bersyukur kepada kedua orang tua atas jasa-jasa mereka kepada kita.
4.     Wajib mentaati orang tua selama tidak bertentangan dengan syari’at.
5.     Tetap berbuat baik orang tua walaupun dalam hal akidah mungkin terdapat perbedaan.
D.      Aspek Tarbawi
1.     Pendidikan sejak dini yang harus ditanamkan kepada anak adalah mengenai aspek tauhid.
2.     Dalam metode pendidikan hendaknya menggunakan bahasa lemah lembut kepada anak, sebagaimana yang dilakukan Luqman.
3.     Lingkungan keluarga merupakan faktor penting dari terbentuknya sebuah akhlak manusia.
4.     Kewajiban anak kepada orang tua selain berbakti ialah bersyukur kepadanya.
5.     Perintah dari orang tua wajib dilaksanakan selama tidak melanggar syari’at agama.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
     Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.     Tauhid merupakan aspek tertinggi yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
2.     Adanya hak dan kewajiban merupakan bentuk keadilan Allah kepada hambanya.
3.     Berbakti kepada kedua orang tua merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT .
4.     Hakikat bersyukur kepada orang tua sendiri ialah kita mampu mempergauli mereka dengan baik.
5.     Terdapat hubungan erat yang tidak bisa dipisahkan antara bersyukur kepada orang tua dengan bersyukur kepada Allah, yang mana bersyukur kepada orang tua merupakan cerminan dari taat dan bersyukur kepada Allah.
6.     Hukum asal dari perintah adalah wajib, selama tidak ada dalil yang mengecualikannya, sebagaimana perintah Allah kepada manusia agar berbakti kepada orang tua selama tidak melanggar syari’at agama.

7.      
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qurthubi. 2009.Tafsir Al-Qurthubi terj. Fathurrahman A.H, Dudi Rosyadi, Marwan A. Jakarta: Pustaka Azzam
Asy-Syahawi,Majdi. 2010. 17 Cara Mudah Rezeki Berlimpah, terj. Musthofa Sukawi. Surakarta: Al-Jadid
Gunawan, Heri. 2014. Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamka. 2002. Tafsir Al-Azhar juz XXI. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Husain Husaini, Said. 2013. Bertuhan dalam Pusaran Zaman: 100 pelajaran Penting Akhlak dan Moralitas terj. Yusuf Anas. Jakarta: Citra
Qayyim Al-Jauziyah, Ibnu. 1998. Madarijus Salikin terj. Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Shihab, Quraish. 2006. Tafsir Al-Misbah cet. Ke-5. Jakarta: Lentera Hati



PROFIL PENULIS
Nama                          : Muhammad Arroyan
TTL                            : Pekalongan, 12 Juni 1995
Alamat                       : Desa Pesanggrahan RT/RW 11/04 Kec. Wonokerto Kab.  Pekalongan 51153
Riwayat Pendidikan   : SDN Pesanggrahan (2002-2008)
                                     MTs Al-Fatah Kota Sukabumi (2008-2011)
                                     MA Ponpes Al-Fatah Maos, Cilacap (2011-2014)
                                     IAIN Pekalongan (2015 - sekarang)
E-mail                         : muh.12royan@gmail.com
Sosial Media               : -Arroyan Al-Fatih (Facebook)
-        Muhammad Arroyan Al-Fatih (Instagram)
-        Muh Arroyan Al-fatih (Twitter)
Pengalaman Kerja      : -     Indonesia 100 Publishing Kudus (Agustus 2014)
-      Staff Ponpes Al-Fatah Maos Cilacap (Sept.-Des. 2014)
-          Adam Network, Depok (Jan.-April. 2015)
-          Pengajar di TPQ Al-Fatah Pesanggrahan (Agust.2015-                            sekarang)
-          Pengajar di Ponpes Tahfidz Al-Qur’an Al-Fatah                                                                      Pekalongan (Agust.2016-sekarang)




[1] Majdi asy-Syahawi, 17 Cara Mudah Rezeki Berlimpah, terj. Musthofa Sukawi (Surakarta: Al-Jadid, 2010) hlm. 117-118
[2] Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Madarijus Salikin terj. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998) hlm. 235-236
[3] Said Husain Husaini, Bertuhan dalam Pusaran Zaman: 100 pelajaran Penting Akhlak dan Moralitas terj. Yusuf Anas (Jakarta: Citra, 2013) hlm. 495-496
[4] Heri Gunawan, Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 4
[5] Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah cet. Ke-5 (Jakarta: Lentera Hati, 2006) hlm. 125-131
[6] Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi terj. Fathurrahman A.H, Dudi Rosyadi, Marwan A. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) hlm. 150-156
[7] Hamka, Tafsir Al-Azhar juz XXI (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002) hlm. 127-131



Tidak ada komentar:

Posting Komentar