Laman

Selasa, 14 Maret 2017

tt2 D5b KERJA DAN CARI KARUNIA ALLAH QS. Al Jumu’ah ayat 10

KERJA DAN CARI KARUNIA ALLAH
QS. Al Jumu’ah ayat 10

Ibnu Saidillah (2021115112)
Kelas D 

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Alkhamdulillahirrobbil’alamin. Yang  pertama dan yang paling utama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat iman, islam dan ikhsan sehingga kami bisa membuat makalah yang berjudul “ETOS KERJA DALAM MENCARI KARUNIA ALLAH SWT”  tidak pula juga sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Yang telah menghantarkan kami dari jalan yang gelap ke jalan yang terang benerang ini. Yang kami hormati Bapak Ghufron dimyati M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah TAFSIR TARBAWI 2 dan yang saya hormati pula teman teman seperjuangan . mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan, oleh karen itu kami selaku pemakalah Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun dari Dosen dan teman teman kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.






Pekalongan, Maret 2017




BAB I
PENDAHULUAN
·       Latar belakang
            Dalam berbagai peluang lapangan kerja, hampir kebanyakan perusahaan mencari tenaga kerja yang baru dengan persyaratan seperti : batas usia, pengalaman, ijazah, dan gaji yang diminta. Setiap bangsa sudah tentu memiliki etos kerja sendiri yang terbentuk oleh perkembangan budayanya sendiri dan senantiasa akan menjadi ciri khas bangsa tersebut.
Al-jumu’ah  di ambil dari kata jumu’ah yang berarti ( berkumpul ) karena pemeluk agama islam berkumpul pada hari itusekali dalam satu minggu di tempat-tempat peribadatan yang besar dialah dihari keenam dimana Allah menyempurnakan semua mahluk, dihari itu adam tercipta dan hari dimana seluruh alam semesta di hancurnakan. Dan di makalah ini penulis akan menjelaskan dari tafsir tafsir yang ada antara lain yaitu tafsir Jalalain, Tafsir ibnu Katsir dan Tafsir AL-Ahkam.
·     Rumusan masalah
1.     Apakah Urgensi mengkaji QS.Al jumu’ah ayat 10 ?
2.     Bagaimana Tafsir Surat QS. Al Jumuah ayat 10 ?
3.     Bagaimana Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari ?
4.     Bagaimana Aspek Tarbawi QS.Al-Jumu’ah ayat 10 ?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Nash dan Arti Q.S Al- Jumu’ah ayat 10

#sŒÎ*sùÏMuŠÅÒè%äo4qn=¢Á9$#(#rãÏ±tFR$$sùÎûÇÚöF{$#(#qäótGö/$#ur`ÏBÈ@ôÒsù«!$#(#rãä.øŒ$#ur©!$##ZŽÏWx.ö/ä3¯=yè©9tbqßsÎ=øÿè?ÇÊÉÈ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” ( QS. Al-jumu’ah : 10 )
B.    Urgensi mengkaji QS.Al-jumu’ah ayat 10
Pentingnya mengkaji ayat ini adalah agar kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dan tidak menjadi orang yang lebih mementingkan dunianya di banding agamanya, karena apabila kita mengambil dan memberi, hendaklah kita berdzikir kepada Allah dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kita dari segala sesuatu yang mandatangkan manfaat.

C.    Tafsir Surat Al- Jumu’ah ayat 10
1.     Tafsir Al ahkam
Firman Allah SWT yang artinya “ apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi” perintah ini merupakan perintah yang menunjukan hukum boleh (bukan wajib), seperti firman Allah SWT, “dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu ( QS Al Maidah ayat 2 ). Apabila kamu telah menyelesaikan/menunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk berniaga dan memenuhi kebutuhan kalian.
(#qäótGö/$#ur`ÏBÈ@ôÒsù«!$#“dan carilah karunia Allah”. Maksudnya adalah mencari Rizqi-NYA. Jika irak selesai menunaikan sholat jum’at, maka dia berpaling kemudian berdiri di pintu masjid, lalu berdoa, “ya Allah, sesunggunhnya aku telah memenuhi suara-MU, dan akupun telah bertebaran sebagaimana yang telah engkau perintahkan kepadaku. Maka karuniakanlah rezeki-MU kepadaku,dan engkau adalah sebaik-baik pemberi rizeki”.
      Diriwayatkan dari hasan bin sa’id bin Al muzayyib bahwa yang di maksud dari firman Allah tersebut adalah mencari ilmu .
Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud firman Allah tersebut adalah shalat sunnah.
      Diriwayatkan juga dari ibnu Abbas: “mereka tidak diperintahkan untuk mencari seuatu dari dunia. Sesungguhnya (yang di maksud dari firman Allah) adalah menjenguk orang yang sakit, menghadiri jenazah (pemakaman) dan mengunjungi saudara di (jalan) Allah.”
      Firman Allah SWT,(#rãä.øŒ$#ur©!$##ZŽÏWx.“dan ingatlah Allah banyak-banyak.” Maksudnya dengan melakukan ketaatan berdzikir dengan lisan, dan dengan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada mahluknya dan Allah telah mengaruniakan kepada kalian Taufik  (kemudahan) untuk menunaikan berbagai kewajiban. ö/ä3¯=yè©9tbqßsÎ=øÿè?“supaya kamu beruntung” maksudnya supaya kalian beruntung.[1]




2.     Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT berfirman ”yang demikian itu lebih baik jika kamu mengetahui.” Jika kamu meninggalkan jual beli dan mneghadapkan diri unuk berdzikir kepada Allah dan shalat adalah lebih baik bagi kamu, di dunia dan akhirat. Allah ta’ala berfirman, “apabila telah di tunaikan sholat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah.” Ketika Allah melarang mereka berjual beli ketika terrdengar kumandang adzan dan memerintahkan mereka untuk berkumpul, maka Allah mengizinkan kepada mereka, bila kewajioban jum’at telah selesai. Untuk bertebarankan kembali di mukia bimi dan mencari karunia Allah.
      Allah SWT berfirman “dan ingatlah Allah banyak banyak supaya kamu beruntung” yaitu dikala memberi dan menjual, dikala mengambil dan memberi, hendaklah kamu berdzikir dan kepada Allah sebanyak banyaknya dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kamu dari sesuatu yang mendatangkan kebaikan di hari akhir itulah sebabnya di terangkan dalam sebuah hadits,[2]
مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ
Barangsiapa masuk pasar lalu ia mengucapkan, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,” niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat”." ( HR. At-Tirmidzi no. 3350, Ibnu Majah no. 2226, Al-Hakim no. 1930. Syaikh Al-Albanimenyatakan, hadits tersebut hasan dalam Shahih wa Dhaif Sunan Ibnu Majah no. 2235,dan Shahih wa Dhaif Sunan At-Tirmidzi no. 3428, Shahih al-Jami no. 6231, Misykah al-Mashabih no. 2431, Shahih al-Targhib wa Tarhib no. 1694).
3.     Tafsir Jalalain
(Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi) perintah ini menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan. Pada hari Jumat, Nabi saw. berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datanglah rombongan kafilah membawa barang-barang dagangan, lalu dipukullah genderang menyambut kedatangannya sebagaimana biasanya. Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk menemui rombongan itu, kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap bersama Nabi saw. lalu turunlah ayat ini.[3]

4.     Tafsir Al-Misbah
Menurut kitab tafsir Al-Misbah yang di tulis oleh M Quraisy shihab yang terdapat dihalaman 233 Perintah bertebaran di bumi dan mencari sebagian karunianya pada ayat di atas bukanlah perintah wajib. Dalam kaidah ulama-ulama dinyatakan: “apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu disusul perintah yang sesudahnya, maka kedua itu hanya mengisyaratkan boleh hal tersebut dilaksanakan.  Ayat 9 memerintahkan orang orang yang beriman untuk menghadiri sholat jum’at dan perintah ini bersifat wajib bagi setiap muslim laki-laki yang sudah memenuhi syarat sholat,dengan demikian perintah bertebaran bukanlah perintah yang bersifat wajib.[4]
D.    Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Untuk mengaplikasikan ayat ini dalam kehidupan sehari hari tentunya kita harus selalu berusaha agar setelah menunaikan sholat agar mencari karunia Allah di muka bumi ini.
E.     Aspek Tarbawi
1.     Selalu ingat kepada Allah
2.     Tetap istiqomah dalam mencari karunianya
3.     Tidak berputus asa
4.     Semangat untuk mengerjakan sholat
5.     Sholat tepat waktu
6.     Dengan selalu mengingat Allah kita akan selaliu beruntung
















BAB III
PENUTUP

·       Kesimpulan
Jadi kesimpulanya adalah Pentingnya mengkaji ayat ini adalah agar kita selalu ingat kepada Allah SWT. Dan tidak menjadi orang yang lebih mementingkan dunianya di banding agamanya, karena apabila kita mengambil dan memberi, hendaklah kita berdzikir kepada Allah dan janganlah kesibukan dunia melalaikan kita dari segala sesuatu yang mandatangkan manfaat.
Perintah bertebaran di bumi dan mencari sebagian karunianya pada ayat di atas bukanlah perintah wajib. Dalam kaidah ulama-ulama dinyatakan: “apabila ada perintah yang bersifat wajib, lalu disusul perintah yang sesudahnya, maka kedua itu hanya mengisyaratkan boleh hal tersebut dilaksanakan.  Ayat 9 memerintahkan orang orang yang beriman untuk menghadiri sholat jum’at dan perintah ini bersifat wajib bagi setiap muslim laki-laki yang sudah memenuhi syarat sholat,dengan demikian perintah bertebaran bukanlah perintah yang bersifat wajib.
·       Saran
Mari kita sebagai sesama muslim terutama sebagai mahasiswa tentunya kita harus bisa mengambil manfaat dan menerapkan Ayat ini dalam kehidupan sehari hari agar kita termasauk orang yang beruntung karena mencari karunia-NYA.







DAFTAR PUSTAKA

Dudi royadi dkk, 2009 TAFSIR AL QURTHUBI. Jakarta ,PUSTAKA AZZAM

http://www.tafsirq.com/62-al-jumuah/ayat-10#tafsir-jalalayn

Muhammad nasib,2006 Tafsir Ibnu katsir jilid 4. Jakarta GEMA INSANI

M.quraisy shihab,2006 TAFSIR AL-MISBAH. Jakarta Lentera hati




















Biodata diri

Nama            :                   ibnu saidillah
Nim               :                   `2021115112
AlamaT        :         Desa pulogading Rt.05 Rw.02  BULAKAMBA BREBES
JURUSAN                        :         PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS                     :         TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN



[1] Dudi royadi dkk, TAFSIR AL QURTHUBI. Jakarta ,PUSTAKA AZZAM 2009 hlm 498-499
[2] Muhammad nasib, Tafsir Ibnu katsir jilid 4. Jakarta GEMA INSANI 2006 hlm 704-705
[3]http://www.tafsirq.com/62-al-jumuah/ayat-10#tafsir-jalalayn
[4]M.quraisy shihab,TAFSIR AL-MISBAH. Jakarta Lentera hati 2006 hlm 233

Tidak ada komentar:

Posting Komentar