Laman

Sabtu, 02 September 2017

SBM A A-2 "Fungsi Guru"

MAKNA DAN HAKIKAT GURU
"Fungsi Guru"

Nafidzatul Ilmi         (2023116009)

KELAS A 
PRODI PGMI  TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kepada Allah swt yang mana atas berkat dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini, tidak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada Guru besar kita yakni Nabi Muhammad saw, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan.
 Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang ingin meningkatkan atas pengetahuanya walaupun dengan segala keterbatasanya makalah ini dalam memberikan informasi, apabila ada kesalahan dalam makalah ini saya mohon maaf  yang sebesar -besarnya, karena kealpaan, kehilafan itu adalah sifat manusia yang nyata didunia, maka segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan, sangat kami harapkan.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Wasalamua’laikum Wr.Wb.



BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai tugas dalam mata kuliah Srategi Belajar Mengajar dengan Tema Makna dan Hakikat guru dengan  sub tema Fungsi Guru perlu dibahas karena sosok guru merupakan penentu  maju atau mundurnya suatu pendidikan.selain itu fungsi guru dalam pembelajaran sangatlah berperan bagi peserta didik. Didalam pendidikan guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, namun juga harus membimbing dan memotivasi peserta didik untuk giat belajar .  












BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI GURU
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral, sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat.
Berkenaan dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri, terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu serta tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.
Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin, guru harus memulai dari dirinya sendiri dalam berbagai tindakan dan perilakunya.


2. Guru Sebagai Pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Berkembangnya teknologi khususnya teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya, belum mampu menggantikan peran dan fungsi guru, hanya sedikit menggeser atau merubah fungsinya, itupun terjadi di kota-kota besar saja, ketika para peserta didik memiliki berbagai sumber belajar di rumahnya.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Hal ini karena peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber seperti radio, televisi, berbagai macam film pembelajarn dan internet.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor diatas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Sehubungan dengan itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut :
a. Membuat ilustrasi : pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.
b. Mendefinisikan : meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.
c. Menganalisis :  membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian.
d. Mensintesis : mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas kedalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas, dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar.
e. Bertanya : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas.
f. Merespon : mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik.
g. Mendengarkan : memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.
h. Menciptakan kepercayaan : peserta didik akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.
i. Memberikan pandangan yang bervariasi : melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
j. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar : memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar.
k. Menyesuaikan metode pembelajaran : menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.
l. Memberikan nada perasaan : membantu pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hidup melalui antusias dan semangat.

3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing,  guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupu luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. guru sebagai pembimbing perjalanan memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran yang tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar hanya secara jasmaniyah melainkan juga terlibat secara psikologis.
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan. Oleh karena itu guru harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing.
Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar juga harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu, guru harus banyak tahu meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna.
Pelaksanaan fungsi ini tidak harus mengalahkan fungsi lain, ia tetap sadar bahwa walaupun tahu tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya. Secara dikdatis guru menciptakan  situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang seharusnya diketahui. Guru harus bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, sehingga kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreatifitas peserta didik.

5. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi orang kepercayaan.
 Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari pada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan mungkin menyalahkan apa yang ditemukannya, serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaannya. Makin efektif guru menanggani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

6. Guru Sebagai Pembaharu (innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain. Seorang peserta didik yang belajar sekarang secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik dengan memahami bagaimana keadaan jurang pemisah ini, dan bagaimana menjembataninya secara efektif. Jadi yang memberi dasar adalah pemikiran-pemikiran tersebut dan cara yang dipergunakan untuk mengekspresikan dibentuk oleh corak waktu ketika cara-cara tadi dipergunakan.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Sebagai teladan, pribadi dan apa yang dilakukan guru akan menjadi sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu, beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian oleh guru :
a. Sikap dasar : postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.
b. Bicara dan gaya bicara :  penggunaan bahasa sebagai alat berfikir.
c. Kebiasaan bekerja : gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.
d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan : hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinya mengelak dari kesalahan.
e. Pakaian : merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadian.
f. Hubungan kemanusiaan : diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan terutama berprilaku.
g. Proses berpikir : cara yang digunakan pikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
h. Perilaku neurotis ; suatu pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
i. Selera :pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.
j. Keputusan : keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap situasi.
k. Kesehatan : kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
l. Gaya hidup secara umum : apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan ini.

8. Guru Sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding profesi lainnya.ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru” digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.
Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Secara nasional nilai-nilai tersebut sudah dirumuskan, tetapi barangkali masih ada nilai tertentu yang belum terwadahi dan harus dikenal oleh guru agar dapat melestarikannya dan berniat untuk tidak berprilaku yang bertentangan dengan nilai tersebut. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat dia menyikapi hal tersebut, sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik.
Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan. Untuk itu upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna. Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti pembelajaran serta rendahnya konsentrasi karena ketakutan menimbulkan kekuatiran untuk dimarahi, Dalam hal ini membelokkan konsenrasi peserta didik.
Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dengan kesadaran bahwa dia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut. Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator yang berada dipusat proses pendidikan.
Dalam pasal 35 ayat 1 UU RI No. 14/2005, yaitu guru dituntut untuk merencanakan, melaksanakan, menilai pembelajaran, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan tugas tambahan, saat ini guru juga dituntut untuk kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang inovatif. Hal ini karena guru diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan melalui sistem persekolahan sehingga menghasilkan individu warga masyarakat masa depan memiliki dasar-dasar karakter yang kuat, kecakapan hidup, dan dasar-dasar penguasaan IPTEK.

11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya.

12. Guru Sebagai Pekerjaan Rutin
Seringkali guru diberatkan dengan kebiasaan dan kegiatan rutin yang amat diperlukan, jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua perannya.  Selain itu jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah sikap umumnya terhadap pembelajaran.
Kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajaran disetiap tingkat yaitu :
a. Bekerja tepat waktu baik di awal maupun akhir pembelajaran.
b. Membuat catatan dan laporan sesuai dengan standar kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
c. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
d. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
e. Mengatur jadwal kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahunan.
f. Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok termasuk diskusi.
g. Menetapkan jadwal kerja peserta didik.
h. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan  peserta didik.
i. Mengatur tempat duduk peserta didik.
j. Mencatat kehadiran peserta didik.
k. Memahami peserta didik.
l. Menyiapkan bahan pembelajaran, kepustakaan dan media pembelajaran.
m. Menghadiri pertemuan dengan guru dan alumni.
n. Menciptakan iklim kelas yang kondusif.
o. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran.
p. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran seperti karyawisata.
q. Menasehati peserta didik.  

13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Guru adalah seorang pemindah kemah yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.unuk menjalankan fungsi  ini guru harus memahami mana yang tidak bermanfaat dan barangkali membahayakan perkembangan peserta didik, dan memahami mana yang bermanfaat.
Dalam setiap aspek, perkembangan kepribadian memiliki ciri khusus sehubungan dengan tuntutan kenyataan yang efektif dilihat dari segi waktu dan tempat.ketika terjadi perubahan tuntutan terhadap cara berperilaku, peserta didik dan guru harus segera memenuhi tuntutan baru, serta meninggalkan kebiasaan lama yang tidak lagi membantu pemenuhan kebutuhan. Mereka berharap bisa memasuki dunia baru dengan tetap memelihara cara lama yang memuaskandan masih sesuai.

14. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan budak stagnasi kebudayaan. Ketika masyarakat membiarakan rasa tidak senang terhadap peserta didik tertentu, guru harus mengenal kebutuhan peserta didik tersebut akan pengalaman, pengakuan dan dorongan.
Untuk memiliki kemampuan melihat sesuatu yang tersirat, perlu memanfaatkan pengalaman selama bekerja, ketekunan, kesabaran dan kemampuan menganalisis fakta yang dilihatnya, sehingga guru mampu mengubah keadaan peserta didik dari status “terbuang” menjadi “dipertimbangkan” oleh masyarakat.
Guru telah melaksanakan fungsinya sebagai emancipator ketika peserta peserta didik yang telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga,  merasa dicampakan orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus asa, dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri. Ketika peserta didik hampir putus asa, diperlukan ketelatenan, keuletan, dan seni memotivasi agar timbul kembali kesadaran dan bangkit kembali harapan.

15. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks. tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai evaluator adalah memahami teknik, karakteristik, prosedur pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi, validitas, rehabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
evaluator berfungsi untuk menentukan keberhasilan siswa dan guru. Dengan mengevaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru, atau sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal sehingga mereka perlu diberikan program remedial..guru harus menginspirasi dengan memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dan peserta didik tersentuh pikiran dan emosinya akan terpanggil untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,sikap dan keterampilannya.
 Biasanya guru dalam menentukan keberhasilan siswa hanya terbatas pada hasil tes yang bisa dilakukan secara tertulis, akibatnya sasaran pembelajaran hanya terbatas pada kemampuan siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes.
Disamping itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, evaluasi itu juga sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar, akan tetapi juga proses belajar. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata.evaluasi juga digunakan untuk menilai kinerja guru. Apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan atau belum dan apa sajakah yang perlu diperbaiki. Evaluasi ini tidak sekompleks untuk menilai keberhasilan siswa, biasanya evaluasi ini dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir.  

16. Guru Sebagai Pengawet
Sebagai pengawet, guru harus berusaha mengawetkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam pribadinya,dalam arti guru harus berusaha menguasai materi- materi standar yang akan disajikan kepada peserta didik. Oleh karena itu, setiap guru dibekali pengetahuan sesuai dengan bidang yang dipilihnya.

17. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Cerita adalah cerminan yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka, belajar untuk menghargai kehidupan sendiri setelah membandingkan dengan apa yang telah mereka baca tentang kehidupan manusia di masa lalu. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.

18. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang actor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang actor akan mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula menangis terbawa oleh penampilan sang actor.
Setiap individu memiliki banyak peran untuk dimainkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kebanyakan menolak anggapan bahwa guru adalah seorang actor. Untuk mengajar, guru harus memiliki gagasan dan pengalaman, serta harus menyadari bahwa orang lainpun berkesempatan untuk memilikinya. Untuk dapat mentransfer gagasan ia harus mengembangkan pengetahuan yang telah dikumpulkan serta mengembangkan kemampuan untuk lebih mengkomunikasikan pengetahuan itu.

19. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah seorang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangan peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
Melalui rancangannya, guru mengembangkan tujuan yang akan dicapai dan akan dimunculkan dalam tahap kulminasi. dia mengembangkan rasa tanggungjawab, mengembangkan keterampilan fisik dan kemampuan intelektual yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui kurikulum.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Selain memberikan kemudahan dalam pembelajaran guru juga berfungsi sebagai pendididik, pengajar, pembimbing, pelatih, pembaharu, teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, emancipator, evaluator, pengawet, actor dan kulminator.
Guru menjadi panutan bagi para peserta didik dan lingkungan sekiatarnya, harus bertanggungjawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari,mengevaluasi untuk keberhasilan siswa dan dirinya sendiri serta harus selalu kreatif dan berinovasi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan semestinya.
Guru harus menginspirasi peserta didik untuk mengubah jalan hidupnya agar peserta didik dapat termotivasi dan terpanggil untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan belajarnya.









DAFTAR PUSTAKA

Barnawi,2012,Etika dan Profesi Kependidikan,Yogyakarta :AR-RUZZ Media.
Mulyasa,2005,Menjadi guru professional, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Mustakim zaenal,2009,Strategi Belajar Mengajar,Yogyakarta:Gama Media.
Sanjaya Wina, 2007,Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta: kencana.
Suprihatiningrum Jamil, 2013, Guru Profesional, Yogyakarta: AR-RUZZ Media.










































PROFIL













































Nama :  Nafidzatul ilmi
Tempat tanggal lahir :  Pekalongan, 19 Agustus 1999
Jenis kelamin :  Perempuan
Alamat :  Sapuro, Jl.Madura Rt 02 Rw 08
Agama :  Islam
Pendidikan :  - MI 07 Podosugih
   - Mts Al-Muttaqin
      - MA Hidayatul Athfal
   - IAIN Pekalongan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar