Laman

Jumat, 15 September 2017

SBM E 3-C “GEZAG (KEWIBAWAAN)”

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“GEZAG (KEWIBAWAAN)”

MILATURROKHMAH
(2021115070)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Kelas E )
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2017



PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT , karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak hambatan dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada Bpk. Muhammad Hufron , M.SI, selaku dosen pembimbing yang telah mengajar kami. Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan baik. Dan juga dapat memberikan hal yang berguna bagi yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Pekalongan ,06 September 2017

Penulis            







DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................. i
PRAKATA..................................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB  I  Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.     Tema Makalah.................................................................................... 1
C.     Arti Penting Dikaji............................................................................. 1
BAB II Pembahasan
A.    Ketrampilan Dasar Mengajar.............................................................. 2
B.     Gezag.................................................................................................. 2
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan......................................................................................... 6
B.     Saran................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 7
LAMPIRAN.................................................................................................. 8






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Bukan hal yang umum lagi jika kita mendengar dari para guru bahwa siswa masa kini kurang menghormati wewenang dan lebih sulit untuk diatur. Banyak siswa telah mengembangkan sikap negatif dan ketidakpercayaan yang nyata terhadap orang yang berwenang. Tanggapan siswa terhadap ancaman dan hukuman biasanya adalah “Lalu bagaimana ?” atau “ Saya tak mau tahu.” Akan tetapi, ada hasil positif atas tantangan pengelolahan perilaku yang tampak tidak dapat dikelola ini. Menyangkut strategi pengajaran yang efektif, pendidik telah mengupayakan pendekatan baru menyangkut pengelolaan perilaku kelas yang benar-benar terjadi pada para siswa saat ini.

B.  Tema Makalah
Sesuai dengan yang ditugaskan oleh Bpk. Muhammad Hufron, M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar memberikan judul “Ketrampilan Dasar Mengajar”. Adapun kajian yang dibahas didalam makalah ini adalah perihal Gezag (Kewibawaan).

C.      Arti Penting Dikaji
Tema ini sangat penting untuk dikaji karenaseorang tenaga pendidik hendaknya melatih diri untuk memiliki wibawa yang baik sehingga dapat mearik perhatian anak didik agar belajar. Ini penting bagi kita untuk mengetahui lebih jauh mengenai kewibawaan agar kita sebagai generasi intelektual tidak salah kaprah dalam menggunakan kewibawaan yang dimiliki. Sehingga dapat memaksimalkan fungsi kewibawaan dalam proses belajar mengajar.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ketrampilan Dasar Mengajar
Ketrampilan dasar mengajar ( Teaching skill ) adalah kemampuan atau ketrampilan yang sifatnya khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyasiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991).
Ketrampilan dasar mengajar bagi guru sangatlah penting dan diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Disamping itu, ketrampilan dasar mengajar juga merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran[1].

B.       Gezag (Kewibawaan)
Salah satu aspek kefektifan kinerja guru adalah unsur kewibawaan baik dalam aspek pribadi maupun profesional. Kinerja seorang guru akan lebih efektif apabila didukung dengan penampilan kualitas kewibawaan. Kewibawaan sangat diperlukan salam berbagai bentuk interaksi sosial yang mengandung aspek saling mempengaruhi. Dalam berinteraksi dengan anak didik, seorang guru memerlukan kewibawaan agar dapat melaksanakan fungsi profesinya secara efektif.
1.    Pengertian Gezag ( Kewibawaan)
Secara umum kewibawaan dapat diartikan sebagai suatu kualitas “daya pribadi” pada diri seorang individu yang sedemikian rupa sehingga membuat pihak lain tertarik terhadapnya, bersikap mempercayai, menghormati, dan menghargai secara intrinsik ( sabar, ikhlas ) sehingga secara intrinsik pula akan mengikutinya[2].
Kewibawaan juga disebut gezag. Berasal dari kata zaggen yang berarti berkata. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain berarti dia memiliki kewibawaan. Kewibawaan tersebut ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Kewibawaan yang ada pada orang tua mutlak adanya, natural dan orisinil, hal ini disebabkan orang tua langsung diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendidik anak-anaknya[3].

2.    Unsur Kewibawaan
Sekurang-kurangnya ada empat unsur yang ikut menentukan kewibawaan seseorang, antara lain :
Pertama, memiliki keunggulan. Kewibawaan seseorang banyak ditentukan oleh keunggulan yang dimiliki oleh seseorang. Keunggulan yang seperti apa ? Tentu keunggulan dalam berbagai situasi kewibawaannya. Misal, dalam dunia akademik kewibawaan akan banyak ditentukkan oleh keunggulan dalam penguasaan akademiknya. Seorang guru akan diakui kewibawaanya karena penguasaan ilmu pengetahuan yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, kewibawaan ditentukan oleh kualitas kompetensinya yang meliputi kompetensi pribadi, sosial, paedagogik dan profesional.
Kedua, memiliki rasa percaya diri. Dengan kepercayaan diri yang kuat seseorang akan tampil lebih meyakinkan dan berwibawa sehingga dapat mempengaruhi orang lain. Rasa percaya diri lebih banyak menggambarkan kualitas kepribadian seseorang yang bersumber pada konsep dirinya. Banyak faktor yang terkait dengan rasa percaya diri seseorang antara lain kesiapan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai situasi, kualitas keyakinan, sikap mental, kemampuan berkomunikasi, kualitas kompetensi sosial, pengalaman dst.
Ketiga,ketepatan dalam mengambil keputusan.Makin tepat seseorang mengambil keputusan terutama dalam situasi-situasi yang kritis, makin mungkin ia mendapat pengakuan kewibawaannya. Ketepatan pengambilan keputusan merupakan faktor penentu terhadap unjuk diri dan unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Keempat, tanggung jawab atas keputusan yang diambil. Menghindari tanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil, maka akan mengurangi kewibawaan seseorang dan sebaliknya keberanian menghadapi berbagai tanggung jawab atas keputusan yang telah diambilnya, dapat meningkatkan kewibawaannya.
Ketidakseimbangan dari keempat faktor tersebut akan mempengaruhi penampilan dan kemudian mempengaruhi kualitas kewibawaannya. Yaang paling diharapkan adalah munculnya kewibawaan yang sesungguhnya bukan kewibawaan yang semu atau yang dibuat-buat[4].

3.    Bagaimana Mengembangkan Kewibawaan
Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengembangkan kewibawaan. Dengan memperhatikan unsur-unsur yang telah dipaparkan diatas, atau dengan beberapa cara diantaranya, adalah sebagai berikut :
Pertama, meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketaqwaan merupakan kendali internal dalam diri seseorang agar lebih mamapu memahami dirinya dan mampu mengarahkan perwujudan dirinya. Pada dasarnya kualitas keimanan dan ketaqwaan dapat mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang sehingga mampu tampil percaya diri dan penuh tanggung jawab.
Kedua, memahami diri dan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Pemahaman terhadap di mana, pada saat mana, dalam posisi apa, untuk apa, akan menentukan perwujudan penammpilan diri secara tepat. Pada gilirannya akan menentukan wujud kewibawaan diri. Memahami tugas dan tanggung jawab yang dipikulnya akan sangat menentukan perwujudan pelaksanaannya.
Ketiga, memahami lingkungan tempat diri berada. Interaksi yang tepat dan berwibawa akan dipengaruhi oleh pemahaman seseorang tempat ia berada. Disamping melalui lingkungan, kewibawaan dapat dikembangkan melalui penciptaan  situasi lingkungan yang kondusif.
Keempat, mengembangkan kompetensi pribadi secara memadai.kompetensi atau kemampuan pribadi meliputi kompetensi fisik, mental, sosil, intelektual, spiritual, diri, dsb. Semua kompetensi ini akan tercermin dalam penampilan diri yang ditandai dengan penguasaan berbagai pengetahuan dan ketrampilan.
Kelima, penampilan diri yang didasari oleh unsur-unsur diatas. Kewibawaan seseorang akan nampak dalam penampilan diri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan bertanggungjawab. Penampilan ini akan ditujukan dalam pikiran, ucapan dan tindakan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab[5].
Beberapa cara berikut juga dapat membantu mengembangkan sikap mental positif seperti kewibawaan, antara lain :
a.    Tunjukkan sikap empati, jangan mengkritik.
b.    Miliki sikap bersyukur dengan apa yang anda miliki
c.    Beri kesempatan siswa dan rekan kerja mengetahui betapa anda menghargai mereka.
d.   Jangan berbicara menyakitkan tentang diri anda sendiri ataupun orang lain.
e.    Jangan mendengarkan hal negatif tentang orang lain.
f.     Bertemanlah dengan rekan kerja yang  berpikiran positif.
g.    Berfokuslah pada menemukan solusi masalah yang muncul (ketika mungkin).
h.    Katakan sesuatu yang positif tentang siswa yang mengalami kesulitan berperilaku.[6]



















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi diatas, dapat diambil kesimpulan, antara lain :
a.    Ketrampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau ketrampilan yang sifatnya khusus yang harus dimiliki oleh guru.
b.    Kewibawaan adalah daya tarik yang dimiliki individu yang dapat mempengaruhi orang lain.
c.    Kewibawaan dapat dikembangkan dengan hal-hal positif.
d.   Kewibawaan dapat memberi makna dalam proses interaksi.

B.       Saran
Penulis sadar betul bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi bahasa maupun penulisan. Dengan demikian, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat berguna bagi penulis agar menjadi motivasi lebih baik lagi kedepannya.









DAFTAR PUSTAKA

Barnawi,dan Wiryani ,Novan Adi. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, ( Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media).
Mustakim, Zaenal. 2017. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN (edisi
revisi), ( Pekalongan : IAIN Pekalongan Press).
S.Khalsan, Sirinam. 2008. Pengajaran dan Disiplin Harga Diri, (Jakarta : PT
Indeks ).
Surya ,Muhammad. 2014.  PSIKOLOGI GURU Konsep dan Aplikasi (Bandung :
ALFABETA, cv).






























PROFIL PENULIS


Nama               : MILATURROKHMAH
TTL                 : Pemalang, 02 September 1996
Alamat                        : Ds. Samong, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang.
Motto              : Jangan jadikan dirimu sebagai bahan teguran orang lain.
Riwayat Pendidikan   :
A.    SD N 02 Samong
B.     SMP N 1 Ulujami
C.     MAN 2 Pekalongan
D.    Sedang menempuh pendidikan Strata 1 di IAIN Pekalongan prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)











[1]Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN (edisi revisi), ( Pekalongan : IAIN Pekalongan Press, 2017 ) hlmn 34.
[2] Prof. Dr Muhammad Surya, M.Pd, PSIKOLOGI GURU Konsep dan Aplikasi (Bandung : ALFABETA, cv, 2014 ) hlmn328
[3] Novan Adi Wiryani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012 ) hlmn 115
[4]Prof. Dr Muhammad Surya, Op. Cit. Hlm 329-330
[5]Prof. Dr Muhammad Surya, Op. Cit. Hlm 331-331
[6] Sirinam S.Khalsan, Pengajaran dan Disiplin Harga Diri, (Jakarta : PT Indeks : 2008) hlmn 314.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar