Laman

Rabu, 27 September 2017

SBM F 5-d “Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran”

MODEL PEMBELAJARAN
“Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran”

Muhammad Khoirul Imam
(2021115196)
Kelas : F

JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





Kata Pengantar

                 Alhamdulillah Segala Puji Bagi Allah Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberikan rahmat serta hidayah kepada Kita Semua. Sholawat Serta salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penerang jiwa dan penyempurna akhlak. Semoga syafaat Nabi yang kita nantikan kita dapatkan. Penulis bersyukur kepada Allah yang telah memberi kekuatan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
                 Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terimakasih untuk kedua Orang Tua yang selalu mendukung dan memberi semangat. Terimakasih kepada Pak Muhammad Hufron M.S.I dosen mata kuliah strategi belajar mengajar yang telah memberikan ilmunya. Rekan-rekan semua yang telah membantu dalam arahan pengerjaan makalah ini.
                 Kritik serta saran terhadap makalah ini sangat diharapkan oleh penulis untuk menjadikan lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, menjadi pengetahuan bagi semua.




Pekalongan,  September 2017



Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
Model Pembelajaran

B.     Sub Tema
Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran

C.    Arti Penting untuk dikaji
            Model pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas dan hasil dari belajar peserta didik. Seorang pengajar haruslah menguasai model-model pengajaran di kelas supaya dapat memberikan warna dalam pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.
            Karena kita kelak akan menjadi pendidik bagi generasi mendatang, maka dalam makalah ini saya akan membahas tentang model-model pembelajaran yang bisa digunakan ketika mengajar peserta didik suatu hari nanti. Kelebihan dan kekurangan suatu model pembelajarn akan kita bahas supaya kita bisa menerapkan model pembelajaran yang pas dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
            Untuk itu sangat penting untuk dikaji bahwa menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mengerti kelebihan dan kekurangan model pembelajaran akan menentukan keberhasilan menyampaikan suatu ilmu. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan kita bisa merencanakan menggunakan suatu model pembelajaran.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
                        Orang menggunakan istilah model dalam beberapa cara. Hal yang terkait dengan model pengajaran di maknai sebagai kumpulan komponen strategi, seperti cara khusus gagasan dirangkaikan, kegunaan  ringkasan, kegunaan contoh, kegunaan latihan, dan kegunaan strategi berbeda untuk mendorong siswa. Sebuah model pengajaran harus menunjukkan beberapa aspek berbeda dalam pengajaran agar mencapai hasil terbaik yang diinginkan pada kondisi yang diharapkan. Oleh karena itu, sebuah model pengajaran hanya sebuah kumpulan komponen strategi. Dengan demikian, sebuah model dimaknai sebagai kumpulan strategi yang sistematis berisi serangkaian kegiatan di sertai contoh dan latihan untuk mendukung suatu aktivitas.[1]Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Pembelajaran merupakan salah satu unsur penetu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan.[2]
                        Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (style of learning and teaching).[3]
                        Sampai saat ini, penggunaan istilah model, pendekatan, strategi dan metode masih kurang tepat dan saling tumpang tindih. Ketidaktepatan pengunaan istilah tersebut sedikit banyak mempengaruhi guru dan calon guru sebagai pendidik dalam membuat administrasi (perencanaan) pembelajaran serta melaksanakannya.
                        Adapun pendapat beberapa ahli terkait model pembelajaran dalam bukunya suprihatingrum antara lain:
a.       Menurut Paul D Eggen (1979), bahwa “ the model was described as being potentially a large in scope, capable of organizing several lessons or a unit of study”. Maksudnya bahwa model dijabarkan menjadi potensi yang tidak terbatas lingkupnya, dan model mampu mengorgamisasikan beberapa pelajaran atau satuan pembelajaran.
b.      Menurut Arends (1997), bahwa “the term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system”. Maksudnya bahwa istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem pengelolaannya.
c.       Menurut suprihatingrum (2013), bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi ataupun prosedur tertentu lainnya. Antara lain: pertama model pembelajaran merupakan rasional teoritik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; kedua, model pembelajaran merupakan landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); ketiga, dalam model pembelajaran terkandung tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan keempat, lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
            Dari pemaparan yang disampaikan para ahli di atas terlihat ada kesamaan (ciri khusus) suatu hal dikatakan sebagai model pembelajaran. Kesamaan yang dimaksud adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Walaupun demikian, pandangan para ahli memiliki penekanan tertentu. Ada ahli yang mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta didik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Ada pula yang mengatakan jika model pembelajaran merupakan deskripsi lingkungan belajar. Yang jelas istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaks dan sifat dari ligkungan belajarnya. Model pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dalam mentransfer pengetahuan, keterampilan, maupun nilai-nilai kepada peserta didik. Lebih lanjut joyce dan weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas.[4]
            Kelebihan merupakan hal yang positif dari suatu hal yang mempunyai nilai lebih dari yang lain. dan kekurangan merupakan hal yang masih belum maksimal dari suatu hal atau mempunyai nilai rendah/kecil.
            Kelebihan model pembelajaran yaitu nilai lebih dari sebuah rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan kekurangan model pembelajaran yaitu nilai yang masih rendah dari suatu rancangan pembelajaran yang digunakan.
B.     Unsur penting model pembelajaran
                        Sebagai mana disampaikan oleh joyce dan weil dalam rusman, bahwa model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.
                        Menurut suprihatiningrum bahwa sesuatu dapat dijadikan model pembelajaran, jika mengandung unsur-unsur berikut:
a.      Memiliki nama
b.      Merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran
c.       Melandaskan pada teori belajar dan teori pembelajaran
d.      Mempunyai tujuan/maksud tertentu
e.      Memiliki pola langkah kegiatan belajar-mengajar (sintaks) yang jelas
                        Mengandung komponen-komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru dan siswa, serta alat untuk menyampaikan model  
C.    Dasar Pertimbangan pemilihan model pembelajaran
                        Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru sebagai pendidik dalam memilihnya, antara lain:
a)      Tujuan pembelajaran ynag hendak dicapai. Adapun beberapa pertnyaan yang dapat diajukan adalah:
1)      apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapaiberkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosisal dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif, atau psikomotor.
2)      bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ungin dicapai ?
3)      apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
b)      Hal-hal yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran. Beberapa pertanyaan yang bisa diajkan antara lain:
1)      Apakah materi  pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
2)      Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran memerlukan persyarat atau tidak ?
3)      Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu ?
c)      Karakteristik umum peserta didik. Beberapa contoh pertanyaan yang bisa diajukan terkait pertimbangan ini antara lain:
1)      Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
2)      Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
3)      Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
d)     Hal-hal lain yang bersifat nonteknis. Beberapa contoh pertanyaan yang bisa diajukan terkait pertimbangan ini antara lain:
1)      Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
2)      Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dapat digunakan?
3)      Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektifitas dan efisiensi?[5]
D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
1)   Model Teacher center
          Pada sistem pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing)
               Kelebihannya yaitu Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat, Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa, Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan irama pembelajaran, Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar, Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi siswa, Metode assessment cepat dan mudah. Dan Kekurangannya yaitu Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari pembelajar, Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa untuk mengemukakan pendapatnya, Tidak kondusif terjadinya critical thinking, Mendorong pembelajaran pasif, Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri.

2)   Model Student Center
                Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
               Kelebihannya yaitu Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena mahasiswa diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi, Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara siswa, Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru atau pendidik karena sesuatu yang dialami dan disampaikan siswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh guru, Mengaktifkan siswa, Mendorong siswa menguasai pengetahuan, Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis, Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategiassessment. Dan kekurangannya yaitu Sulit diimplementasikan pada kelas besar, Memerlukan waktu lebih banyak, Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum, Tidak cocok untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.
3)   Model Cooperative script
               Merupakan model metode pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.[6]
               Langkah-langkah Cooperative Script
·         Guru membagi siswa untuk berpasangan.
·         Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
·         Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
·         Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/ menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
·         Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
·         Kesimpulan guru.
                        Kelebihan Metode Pembelajaran Cooperative Script
·         Melatih pendengaran, ketelitian/ kecermatan.
·         Setiap siswa mendapat peran.
·         Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
                        Kekurangan Metode Pembelajaran Cooperative Script
·         Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
·         Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).












BAB III
PENUTUP
            Dari pemaparan yang disampaikan para ahli di atas terlihat ada kesamaan (ciri khusus) suatu hal dikatakan sebagai model pembelajaran. Kesamaan yang dimaksud adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Walaupun demikian, pandangan para ahli memiliki penekanan tertentu. Ada ahli yang mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara sistematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta didik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Ada pula yang mengatakan jika model pembelajaran merupakan deskripsi lingkungan belajar. Yang jelas istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur.
            Kelebihan merupakan hal yang positif dari suatu hal yang mempunyai nilai lebih dari yang lain. dan kekurangan merupakan hal yang masih belum maksimal dari suatu hal atau mempunyai nilai rendah/kecil.
            Kelebihan model pembelajaran yaitu nilai lebih dari sebuah rancangan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan kekurangan model pembelajaran yaitu nilai yang masih rendah dari suatu rancangan pembelajaran yang digunakan.
            Dengan mengetahui berbagai macam model pembelajaran dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing diharapkan seorang pendidik bisa merencanakan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Seperti model pemebelajaran teacher center, student center, cooperative script dan masih banyak yang lainnya.
            Semoga makalah ini bisa bisa menjadikan bertambahnya wawasan kita. Kritik dan saran pemakalah butuhkan demi menjadi lebih baik lagi. Cukup sekian dan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
A, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi Pakem. yogyakarta: Anggota Ikapi.
Hanafiah dan Cucu S. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Mustakim, Zaenal. 2017. strategi dan metode pembelajaran. Yogyakarta: Matragraf.
Subyantoro. 2013. Pembelajaran Bercerita. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Taniredja,Tukiran. Dkk. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.


















BIODATA PENULIS

                        Muhammad Khoirul Imam, lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tanggal 11 Desember 1995.Ayahnya bernama Saiful Anam seorang Pedagang. Ibunya Tursinah, seorang Ibu Rumah Tangga.
            Pendidikannya dimulai di TK Masyitoh 10 Medono Pekalongan, kemudian penulis melanjutkan sekolah di MSI 08 Medono Pekalongan. Setelah lulus sekolah dasar, penulis melanjutkan studi ke SMP N 6 Pekalongan. Kemudian melanjutkan studi ke SMK N 2 Pekalongan, dan sekarang penulis sedang menempuh studi jenjang S1 di IAIN Pekalongan.
            Pada saat menempuh studi di SMK, penulis aktif di organisasi Plasma (Pelajar Pecinta Alam SMK Negeri 2 Pekalongan),.” Selama kuliah, penulis aktif di kepengurusan Himpunan Mahasiswa Program Studi PAI (HMPS PAI) STAIN PEKALONGAN sampai sekarang. Aktif di Gemalawa (Greget Mahasiswa Pecinta Alam Walisongo). Juga ikut PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Alamat tempat tinggal di Jalan Setia Bhakti Gang Rukun RT 4 RW 3 Podosugih, Pekalongan Barat.






                [1]Subyantoro, Pembelajaran Bercerita, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), hlm. 13.
                [2] Jamal Ma’mur A, 7 Tips Aplikasi Pakem, (yogyakarta: Anggota Ikapi, 2011), hlm.17.
                [3] Hanafiah dan Cucu S, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm 41.
                [4] Zaenal  Mustakim, strategi dan metode pembelajaran, (Yogyakarta: Matragraf, 2017), hlm. 63-65.
                [5] Ibid., hlm. 65-67.
                [6] Tukiran Taniredja dkk, Model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 101.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar