Laman

Sabtu, 02 September 2017

SBM G A-2 “Fungsi Guru”

MAKNA DAN HAKIKAT GURU
“Fungsi Guru”


Nurhafidoh     (2021115016)
Kelas   : G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR
          Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, pencipta manusia dari generasi awal sampai generasi terakhir. Shalawat dan salam serta berkah Allah semoga dicurahkan kepada ciptaan-Nya yang terpilih, penutup para Nabi, Muhammad saw, kepada seluruh keluarganya yang suci bersih dan sahabatnya. Semoga rahmat dan ampunan Allah juga dicurahkan kepada tabi’in serta generasi penerusnya hingga hari kiamat.
          Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Strategi Belajar Mengajar yang sekaligus pengamalan ilmu tentang fungsi guru, yang mana dengan ini kita dapat mengetahui lebih mendalam apa itu fungsi dari seorang guru, karena kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui apa fungsi seorang guru, bagaimana cara seorang guru memosisikan diri didalam kelas maupun diluar kelas. Dan Alhamdulillah berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia Allah SWT serta do’a dan dorongan semua pihak, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih yang  sebesar-besarnya.
Karya ini kami persembahkan khusus untuk Dosen kami, bapak Muhammad Ghufron, M.S.I, dan umumnya untuk teman-teman semuanya. Semoga usaha yang amat sederhana ini dapat membawa manfaat bagi semuanya. Dalam makalah ini masih banyak kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, Kritik dan saran selalu kami nantikan, demi perbaikan di masa yang akan datang. Karena manusia tidak ada yang sempurna, hanya Allah yang memiliki kesempurnaan dan Maha segalanya.



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
Makna dan hakikat Guru
B.     Judul
Fungsi Guru
C.    Mengapa penting dikaji
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Jadi dalam suatu pembelajaran sangatlah dibutuhkan fungsi atau peran seorang guru agar dapat mengatur jalannya suatu pembelajaran dalam kelas agar lebih kondusif dan terarah sehingga terciptalah suatu pembelajaran yang efektif dan efesien. Guru juga harus dapat menghidupkan suasana di dalam kelas, sehingga anak didik tidak merasa jenuh atau bosan dengan suasana kelas yang terkadang hanya monoton saja. Guru diharapkan dapat menginspirasi siswanya menjadi motifasi bagi siswanya.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kedudukan Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.[1]

B.     Fungsi Guru
a.    Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyaraakat.
Berkenaan dengan wibawa, guru harus mempunyai kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial dan intelektual, dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah.
Sedangkan disiplin, dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik disekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dari perilakunya.
b.    Guru sebagai pengajar
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya, belum mampu menggantikan peran dan fungsi guru, hanya sedikit menggeser atrau merubah fungsinya, itupun terjadi dikota-kota besar saja, ketika para peserta didik memiliki berbagai sumber belajar di rumahnya.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan ketrampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Sehubungan dengan itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harusberusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut :
1)        Membuat ilustrasi: pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.
2)        Mendefinisikan: meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki oleh peserta didik.
3)        Menganalisis: membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian, sebagaimana orang mengatakan: “cuts the learning into chewable bites”.
4)        Dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas, dan setiap masalah itu tetap berhubungan dengan keseluruhan yang lebih besar.
5)        Bertanya: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar apa yang dipelajari menjadi lebih jelas, seperti yang dilakukan Socrates.
6)        Merespon: mereaksi atau menanggapi pertanyaan peserta didik. Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan peserta didik.
7)        Mendengarkan: memahami peserta didik, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun peserta didik.
8)        Menciptakan kepercayaan: peserta didik akan memberikan kepercyaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.
9)        Memberikan pandangan yang bervariasi: melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang, dan melihat masalah dalam kombinasi yang bervariasi.
10)    Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran, dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar.
11)    Menyesuaikan metode pembelajaran: menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari.
12)    Memberikan nada perasaan: membantu pembelajaran menjadi lebih bermakna, dan hidup melalu antusias dan semangat.
   Uraian diatas lebih bersifat khusus, karena dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik, guru melakukan banyak kebiasaan: tetu saja ada keinginan untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaanya, sehingga hasilnya pun semakin baik dan diwujudkan dalam prestasi belajar peserta didik.
c.    Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing pelajaran (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini istilah perjalanan kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru yang harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu pelajaran, menetapkan jalan yang harus di tempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang di rencanakan dan dilaksanakannya.
d.   Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menurut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.
Pelaksanaan fungsi ini tidak harus mengalahkan fungsi lain, semua yang diketahuinya. Secara dikdatis, guru menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukan sendiri apa yang seharusnya diketahui. Guru harus bisa menahan emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, sehingga kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreatifitas peserta didik.
e.    Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagin orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. banyak guru menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkat manapun berati menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakkannya pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan mungkin menyalahkan apa yang ditemukannya, serta akan mengadu kepada guru sebagai orang kepercayaannya. Makin efektif guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadannya untuk mendapatkan nasihat dan kepercayaan diri.

f.    Guru sebagai pembaharu (innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain.  Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus menjembatani jurang ini bagi peserta didik. Tugas guru adalah memahami bagaimana keadaan jurang pemisah ini, dan bagaimana menjembatanninya secara evektif. Jadi yang menjadi dasar adalah pikiran-pikiran tersebut, dan cara yang dipergunakan untuk mengekspresikan dibentuk oleh corak waktu ketika cara-cara tadi dipergunakan.
g.   Guru sebagai model dan teladan
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggapa atau mengakuinya sebagai guru sehubungan itu, beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian dan bila perlu didiskusikan para guru.
1.         Sikap dasar: postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antara manusia, agama, pekerjaan, permainan.
2.         Bicara dan gaya bicara: menggunakan bahsa sebagai alat berfikir.
3.         Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.
4.         Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan.
5.         Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakan ekspresi seluruh kepribadian.
6.         Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku.
7.         Proses berfikir: cara yang digunakan oleh fikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
8.         Perilaku neurotis: suatu pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dan bisa juga menyakiti orang lain.
9.         Selera: pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.
10.     Keputusan: keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap situasi.
11.     Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12.     Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan ini.
h.   Guru sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding perofesi lainnya ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa” guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru dan diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dimasyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Secara nasional, nilai-nilai tersebut sudah.
Terwadahi dan harus dikenal oleh guru, agar dapat melestarikannya, dan berniat untuk tidak berperilaku yang bertentangan dengan nilai tersebut. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat dia menyikapi hal tersebut, sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, wawasan nasional mutlak diperlukan dalam pembelajaran.
i.     Guru sebagai peneliti
Pembelajaran merupakan seni dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalammnya melibatkan guru. Oleh karena itu, guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tau dan dia tau bahwa dia tidak tau, oleh karena itu dia sendiri merupakan subjek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian. Usaha mencari seusatu itu adalah mencari kebenaran, seperti seorang ahli filsafat yang senantiasa mencari, menemukan dan mengemukakan kebenaran.
j.     Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat unifersal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan disekitar kita. Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
k.   Guru sebagai pembangkit pandangan
Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakanya.
l.     Guru sebagai pekerjaan rutin
Guru bekerja dengan ketrampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut bisa dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua perannya. Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah sikap umumnya terhadap pembelajaran. Sebagia contoh, dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus membuat persiapan tertulis, jika guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini maka akan merusak keefektifan pembelajaran.
m. Guru sebagai emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Ketika masyarakat membicarakan rasa tidak senang kepada peserta didik tertentu, guru harus mengenal kebutuhan peserta didik tersebut akan pengalaman, pengakuan dan dorongan. Dia tau bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan sering kali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan, dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Dalam hal ini, guru harus mampu melihat sesuatu yang tersirat disamping yang tersurat, serta mencari kemungkinan pengembangannya.

n.   Guru sebagai kulminator
Belajar diruang kelas tidak bersifat insidental, melainkan terencana, artifisial, dan sangat selektif. Guru harus mampu menghentikan kegiatannya pada suatu unit tertentu dan kemudian maju ke unit berikutnya. Untuk itu diperlukan kemampuan menciptakan suatu kulminasi pada unit tertentu dari suatu kegiatan belajar. Kempuan ini nampak dalam bentuk menutup pembelajaran, menarik atau membuat kesimpulan bersama peserta didik, melaksanakan penilaian, mengadakan kenaikan kelas, dan mengadakan karya wisata.[2]
o.   Guru sebagai evaluator of student learning
Yakni sebagai penilai hasil belajar siswa. Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.
Pada asasnya, kegiatan evaluasi belajar itu prestasi belajar itu seperti kegiatan belajar itu sendiri, yakni kegiatan akademik yang memerlukan kesinambungan. Evaluasi, idealnya berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar. Artinya, apabila hasil evaluasi tertentu menunjukan kekurangan, maka siswa yang bersangkutan diharapkan meras terdorong untuk melakukan kegiatan belajar perbaikan (relearning). Sebaliknya, apabila evaluasi tertentu menunjukan hasil yang memuaskan, maka siswa yang bersangkutan diharapkan bermotivasi untuk meningkatkan volume kegiatan belajarnya agar materi pelajaran lain yang lebih kompleks dapat pula dikuasai.[3]



C. Kiat Guru di kelas
Bagaimanakah seharusnya seorang guru menerapkan PAKEM dikelas? Kiat-kiat/berikut ini bisa dipertimbangkan untuk dipraktekkan.
1.      Menjadi Inspirator
Guru harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi siswanya. Inspirasi adalah panggilan hati yang menggerakan orang lain untuk mengikutinya secara tidak langsung. Kekuatan ilmu, moral, karisma, dan keberanian sering menjadi sumber inspirasi orang lain. Agar mampu menjadi inspirator, seorang guru harus menjadi sosok yang dikagumi siswa-siswinya, baik karena kedalaman ilmunya, keagungan moralnya, ketinggian dedikasinya, kepedulian sosialnya, atau karena kesucian spiritualitasnya.
Tanpa berkata, siswa dengan sendirinya mengikuti setiap langkah guru. Lahir batin siswa akan terpanggil untuk meneladani sosok guru inspirator tersebut. Kata-katanya bagi siswa laksana emas, sikap perilakunya laksana cahaya, dan kebijakan-kebijakannya membawa kesadaran, kesejukan, dan kedamaian hati.
Untuk mencapai level inspirator, seorang guru harus melakukan perjuangan yang gigih dan dalam waktu yang sangat panjang. Sosok seperti KH. MA. Sahal Mahfudh, layak dijadikan sosok guru inspirator yang mengilhami siswa-siswanya untuk mengikuti langkah yang telah diukir dan mengembangkannya secara maksimal. HAMKA juga sosok guru inspirator yang mengilhami berjuta-juta warga indonesia untuk meneruskan perjuangannya dan mengembangkan pemikirannya.
Guru-guru di Indonesia harus berjuang keras untuk mencapai level sosok guru inspirator, sehingga akan terlahir banyak kader muda potensial yang berkualitas tinggi.
2.      Menjadi Motivator
Guru harus bisa menjadi sosok pembangkit semangat, pendorong potensi, dan penggerak aksi. Siswa yang malas, tidak semangat, hampa masa depan, dan tidak mempunyai cita-cita, akan didorong untuk aktif, bersemangat, menetapkan masa depan, dan mempunyai cita-cita setinggi langit. Berbagi variasi pendekatan harus dilakukan guru untuk membangkitkan potensi siswa.
Sosok sebagai motivator ini sangat penting mengingat pragmatisme dan oportunisme sekarang ini merajalela dengan massifnya. Apalagi anak didik yang hidup di kota, dikelilingi mall dan disuguhi aneka hiburan setiap saat, tanpa bisa menghindar sama sekali. Mentalitas dan moralitas anak seperti ini sangat mengkhawatirkan, karena lingkungan mematikan kreativitas dan mendorongnya menjadi pribadi materialis dan konsumeris.
Visi hidup yang terbangun sangat pendek dan mencerminkan egoisme. Visi jangka panjang dan berdimensi sosial hampir hilang dalam struktur pemikiran dan pergerakannya. Budaya inilah yang harus diantisipasi dengan langkah-langkah cerdas, visioner, dan kontekstual.[4]














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang. Seorang guru harus mengetahui peran dan fungsinya yaitu pendidik, pengajar, pembimbing, pemimpin, pengelola pembelajaran, model dan teladan, anggota masyarakat, administrator, penasihat, pembaharu (innovator), pendorong kreatifitas, emansipator, evaluator, dan kulminator.
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki  potensi atau kemampuan mengajar yang baik yang dapat membuat peserta didiknya termotifasi atau semangat dalam proses pembelajarannya.












DAFTAR PUSTAKA
Sardiman. 2014. INTERAKSI & MOTIVASI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Mustakim, Zaenal. 2013. STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press 

Supriyadi. 2015. STRATEGI BELAJAR & MENGAJAR. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 TIPS APLIKASI PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press













PROFIL DATA DIRI
Nama                           : Nurhafidoh
Jenis kelamin               : Perempuan
Tempat lahir                : Pemalang
Umur                            : 19
Tinggi badan               :160
Berat badan                  : 56
Alamat                         : Pemalang
Hobby                                      : Membaca
Status martial               : Mahasiswi
Golongan darah          : B



[1] Sardiman, INTERAKSI & MOTIVASI BELAJAR MENGAJAR, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), Hlm. 125
[2] Zaenal Mustakim, STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2013), Hlm. 17-30  
[3] Supriyadi, STRATEGI BELAJAR & MENGAJAR, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2015) Hlm. 75
[4] Jamal Ma’mur Asmani, 7 TIPS APLIKASI PAKEM, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), Hlm. 167-169

Tidak ada komentar:

Posting Komentar