Laman

Kamis, 19 Oktober 2017

sbm A 8-b ( Metode Pembelajaran Konvensional )

METODE PEMBELAJARAN
( Metode Pembelajaran Konvensional )


Kamilatul Ghoriza
( 2023116120 )

KELAS A
JURUSAN PGMI 
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah s.w.t yang telah mana melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran” dengan sub tema “Metode Pembelajaran Konvensional”. Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan Nabi Agung Nabi Muhammad s.a.w yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhir nanti.
Makalah ini saya susun dengan bantuan beberapa referensi buku yang ada mengenai “Metode Pembelajaran Konvensional”. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang mengikuti mata kuliah Strategi Belajar Mengajar ini.
Di dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang saya miliki. Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar kedepannya nanti bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah yang saya susun ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya, sekian terima kasih.












Pekalongan, 16 Oktober 2017





   Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tema
Metode Pembelajaran
B. Sub Tema
Metode Pembelajaran Konvensional
C. Penting Dikaji
 Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran, dengan metode pula pembelajaran bisa suskes atau gagal, kebanyakan seorang guru yang menguasai materi akan tetapi bisa gagal dalam pembelajaran karena ia tidak menerapkan metode yang tepat untuk memahamkan murid. Oleh karena itu metode pembelajaran sangat berperan penting dalam pendidikan, karena metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan dalam sebuah pembelajaran.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Metode Pembelajaran
Makna metode pembelajaran sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Thoifuri bahwa metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara cepat dan tepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Dari makna tersebut terdapat unsur tepat yakni sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan unsur cepat menunjukkan bahwa metode terikat dengan target hasil yang sudah ditentukan waktunya, bahkan cepat hasil yang diperoleh maka lebih baik.
Metode merupakan bagian dari komponen pembelajaran yang menduduki posisi penting selain tujuan, guru, peserta didik, media, lingkungan, dan evaluasi. Dengan kata lain proses pembelajaran dapat dikatakan sulit mencapai hasil manakala pendidik tidak menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik bidang studi masing-masing.
Metode pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam strategi pembelajaran yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Metode digunakan guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan peserta didik terlibat proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi , tetapi juga tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penempatan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaaan metode yang tepat akan turut menentukan afektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan verbalisasi dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi  sangat membantu peserta didik dalan mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan digunakan, seorang pendidik perlu memilih alasan yang kuat dalam memperhatiakn faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang dibinanya.

B. Metode Pembelajaran Konvensional
Metode ini adalah metode yang biasa dipakai guru pada umumnya atau sering dinamakan metode tradisional. Metode konvensional meliputi:
 1. Metode Pembiasaan
Metode ini mengutamakan proses untuk membuat seseorang menjadi terbiasa. Metode pembiasaan hendaknya diterapkan pada peserta didik sedini mungkin, sebab ia memiliki daya ingat yang kuat dan sikap yang belum matang, sehingga mudah mengikuti, meniru, dan membiasakan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, metode pengajaran pembiasaan ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam menanamkan kompetensi kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik dengan sendirinya.
2. Metode Keteladanan
Metode ini digunakan untuk mewujudkan tujuan pengajaran dengan memberi keteladanan yang baik pada siswa agar dapat berkembang fisik, mental dan kepribadiannya secara benar.
3. Metode Penghargaan
Metode ini mengedepankan kegembiraan dan positif thingking, yaitu memberi hadiah pada anak didik, baik yang berprestasi akademik maupun yang berperilaku baik. Penghargan atau hadiah dianggap sebagai media pengajaran yang preventif dan resresentatif untuk membuat senang dan menjadi motivator belajar anak didik.
4. Metode Hukuman
Metode ini merupakan lawan dari metode pemberian hadiah. Pelaksanaannya adalah sebagai jalan terakhir dengan prinsip tidak menyakiti secara fisik, melainkan bersifat akademik dan edukatif dengan tujuan menyadarkan siswa dari kesalahan yang diulang-ulang.
5. Metode bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain. Dalam metode bercerita, baik guru ataupun anak didik dapat berperan sebagai penutur. Guru dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang anak didik untuk menceritakan sesuatu peristiwa atau topik. Salah satu metode bercerita adalah membaca cerita.
Ketika guru akan mempergunakan metode bercerita, hal-hal yang perlu diperhatikan ialah kejelasan arah dan tujuan cerita, bentuk penyampaian dan sistematika cerita, tingkat kemampuan dan perkembangan anak (sesuai dengan usia anak), situasi dan kondisi kelas, dan penyimpulan hasil cerita.
6. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
7. Metode Latihan (Driil)
Metode ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Drill secara denotatif merupakan tindakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran. Sebagai sebuah metode, drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, hendaknya guru/pengajar memerhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
a. Latihan, digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
b. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus, dan lain-lain.
c. Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbol, peta, dan lain-lain.
Prinsip dan petunjuk penggunaan metode Drill
a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Jika kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan agar lebih sempurna.
c. Latihan tidak perlu lama asalkan sering dilaksanakan.
d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna.
8. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode tanya jawab antara lain:
a. Tujuan Yang Akan Dicapai Dari Metode Tanya Jawab
1) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
2) Untuk merangsang siswa untuk berpikir.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
4) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar.
5) Melatih murid untuk berpikir dn berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran orisinil.
b. Jenis Pertanyaan
Pada dasrnya ada dua jenis pertanyaan ynag perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran. Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan yang sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, dimana, berapa, dan sejenisnya. Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
c. Teknik Mengajukan Pertanyaan
Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaannya. Metode tanya jawab biasanya digunakan jika:
1) Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
2) Ingin membangkitkan siswa untuk belajar.
3) Tidak terlalu banyak siswa.
4) Sebagai selingan metode ceramah.
9. Metode Metode Karya Wisata
Karya wisata mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karya wisata di sini artinya kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contohnya mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisata tersebut tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah da tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
Langkah-langkah pokok dalam pelaksanaan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Karyawisata
1) Merumuskan tujuan karyawisata.
2) Menetapkan objek karyawisata sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
3) Menetapkan lamanya karyawisata.
4) Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.
5) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.
b. Pelaksanaan Karyawisata
Fase ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan di atas.
c. Tindak Lanjut
Pada akhir karyawisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.
10. Metode Problem Solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Metode problem solving akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari para pengajar. Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua di atas.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti, demonstrasi, tugas diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
11. Metode Diskusi
Diskusi ialah sautu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan salaing berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Kegunaan metode diskusi
Diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita(guru) hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.
c. Mendapatkan balikan dari siswa, apakah tujuan telah dicapai.
d. Membantu siswa berpikir kritis.
e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya(orang lain).
f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang “dilihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi sebagai berikut:
a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberi pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan diswa. Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
b. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya.
c. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompomsatu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan dengan lancar. Setiap anggta hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaiamana caranya berdiskusi. Disksi itu harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak berbicara yang sama.
d. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.
12. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti :
Bagaimana cara membuatnya?
Terdiri dari bahan apa?
Bagaimana cara mengaturnya?
Bagaimana proses bekerjanya?
Bagaimana proses mengerjakannya?
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru, atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya berjalnnya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan lain-lain.
Agar pembelajaran dengan mnggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah-langkah yang dianjurkan sebagai berikut:
a. Lakukan perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-lhal tertentu perlu disiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi.
b. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
c. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupu guru.
d. Tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau peserta didik, atau guru kemudian diikuti peserta didik.
e. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didi, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.
f. Upayakan agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
g. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efetivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta didik.
13. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari apada peserta didik, namun metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional seperti di pedesaan, yag masih kekuragan fasilitas.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah ini, yakni:
a. Menetapkan bahwa metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan yang hendak dicapai.
2) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku sumber yang tersedia.
3) Alat, fasilitas dan waktu yang tersedia.
4) Jumlah peserta didik.
5) Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
6) Situasi pada waktu itu.
b. Langkah-langkah penggunaan metode ceramah, pada umumnya sebagai berikut:
1) Tahap persiapan, artinya tahap guru menciptakan kondisi belajar yang baik maupun sebelum pembelajaran dimulai.
2) Tahap penyajian, artinya tahap guru menyampaikan bahan ceramah.
3) Tahap komparasi, artinya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tanya jawab dan diskusi.
4) Tahap generalisasi atau kesimpulan, pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah.
5) Tahap evaluasi, tahap ini diadakan penilaian terhadap siswa mengenai pemahaman bahan ceramah. Evaluasi dapat dalam bentuk lisan maupun tulis atau tugas.
14. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama pada dasrnya mendemonstrasikan tingkah laku dalam hubungan dengan sosial maupun budaya. Tujuan dilaksanakan metode sosiodrama:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Agar siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Petunjuk untuk menggunakan metode sosiodrama dalam pengajaran.
a. Tetapkan dulu masalah-masalah yang menarik perhatian siswa untuk dibahas atau disosiodramakan.
b. Ceritakan kepada kelas, mengenai isi dan masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
c. Tetapkan siswa yang akan memainkan perannya didepan kelas.
d. Jelaskan kepada kelas mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama berlangsung.
e. Beri kesempatan kepada pelaku untuk berunding beberapa manit sebelum mereka memainkan perannya.
f. Akhiri sosiodrama dengan diskuusi kelas untuk bersama-sama memecahkan permasalahan dalam sosiodrama tersebut.
g. Lakukan evaluasi pelaksanaan sosidrama sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
15. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dlam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, melalui metode eksprimen siswa dituntut mencari untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan yang dialami. 
Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan tujuan eksperimen.
b. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
c. Persiapkan tempat eksperimen.
d. Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
e. Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya.
f. Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan.
g. Berikan penjelasan tentang apa yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang membahayakan.
16. Metode Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di halaman sekolah, di perpustakaan, di laboratorium, di rumah atau di mana saja yang penting tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini dilaksanakan, karena dirasakan bahan pelajaran banyak sementara waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan pelajaran tidak seimbang dengan waktu yang ada. Agar bahan dapat selesai sesaui waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasa digunakan guru untuk mengatasinya.
Metode pemberian tugas dan resitasi dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara individu maupun kelompok. Tugas yang dapat diberikan kepada siswa banyak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Misalnya, tugas mengadakan wawancara, mengadakan observasi, menyusun laporan, dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pemberian tugas dan resitasi antara lain:
a. Fase pemberian tugas:
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal sebagai berikut:
1) Tujuan yang ingin dicapai.
2) Jenis tujuan yang jelas dan tempat, sehingga siswa mengerti apa yang menjadi tugasnya tersebut.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa.
4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Fase pelaksanaan tugas:
1) Diberikan bimibingan atau pengarahan oleh guru.
2) Diberikan dorongan sehinggga siswa mau bekerja.
3) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
4) Dianjurkan siswa mencatat hal-hal yang penting dengan baik dan sistematis.
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas:
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fase ini adalah:
1) Laporan siswa, bail lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
2) Ada tanya jawab atau diskusi kelas.
3) Penilaian hasil pekerjaan siswa dengan tes atau non tes atau cara lain.











BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Thoifuri bahwa metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara cepat dan tepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Penggunaan metode yang bervariasi  sangat membantu peserta didik dalan mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan digunakan, seorang pendidik perlu memilih alasan yang kuat dalam memperhatiakn faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang dibinanya.
Metode Konvensional adalah metode yang biasa dipakai guru pada umumnya atau sering dinamakan metode tradisional. Metode pembelajaran konvensional terdiri dari metode pembiasaan, keteladanan, penghargaan, hukuman, ceramah, latihan, bercerita, tanya jawab, demonstrasi, karyawisata, diskusi, eksperimen, proyek, tugas dan resitasi, problem solving, sosiodrama.








DAFTAR PUSTAKA

Agung. Leo & Nunuk Suryani. 2012.  Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Hasibuan & Moedjiono. 2012. Proses Belajar Mengajar, Cet. 15. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Majid. Abdul . 2013 Strategi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Mustakim. Zaenal. 2017.Strategi Dan Metode Pembelajaran(Edisi Revisi). Yogyakarta: Matagraf
Zain. Aswan &Syaiful Bahri Djamarah. 2013.  Strategi Belajar Mengajar,cet. 5. Jakarta: PT RINEKA CIPTA






PROFIL




Nama : Kamilatul Ghoriza
Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 07 Desember 1997
Alamat : Dukuh Cokrah Galih, Dadirejo Barat RT 05 RW 02,
    Tirto-Pekalongan
Riwayat Pendidikan : TK Muslimat NU Dadirejo
  SD Negeri 04 Dadirejo
  SMP Negeri 1 Tirto
  SMA Negeri 1 Wiradesa













LAMPIRAN






Tidak ada komentar:

Posting Komentar