Laman

Senin, 16 Oktober 2017

sbm D 6-d “Penerapan Pendekatan”

Pendekatan Belajar Mengajar
Penerapan Pendekatan

Nur Fadhilah
2023116102
Kelas D

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
alhamdulillahirobbil’alamin.Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada shalawat kepada beliau kita mendapat syafaatnya kelak fi yaumil akhir, amin ya rabbal alamin.
 Tersusunnya Makalah yang berjudul “ PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR“ dengan sub tema “PENERAPAN PENDEKATAN “ ini  bukan hanya dari kerja keras penulis sendiri. Namun berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu sebaga penulis mengucapkan terimakasih.Yang pertama terimakasih kepada kedua Orang tua yang jauh disana, yang selalu memberi dukungan penulis kepada Abah Ibu yang selalu memberi motivasi dalam perjalanan bertholabul ilmi.Bapak M. Ghufron M.S.I selaku dosen pengampu, tak lupa teman - teman yang telah memberikan pengarahan dalam menyusun makalah ini.
Makalah sederhana ini secara garis besar memaparkan tentang penerapan pendekatan dalam belajar mengajar, yang merupakan kelanjutan dari macam – macam pendekatan belajar mengajar. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari  para pembaca, sehingga mampu memberikan manfaat kepada semua pihak dikemudian hari. Semoga Allah membalas kebaikan  kitasemuanya. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin ya rabbal alamin.
Jazakumullaha ahsana jaza’ jazakumullaha khoiron katsiron.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi’wabarakatuh.
Pekalongan, 14 Oktober 2017
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema                                       : Pendekatan Belajar Mengajar.
B.     Sub Tema                                : Penerapan Pendekatan.
C.     Mengapa Penting dikaji?        :
Sebagai seorang pendidik maupun calon pendidik harus mempunyai kreatifitas dalam mengolah kelas, kemampuan mengolah kelas inilah yang sangat dibutuhkan oleh calon pendidik generasi bangsa.Tentunya dalam belajar mengajar perlu adanya pendekatan – pendekatan belajar mengajar, dengan tujuan agar nantinya peserta didik belajar dengan mudah dan semangat.Mengapa makalah ini perlu dikaji?Jawabannya ada pada diri anda sendiri, bagaimana anda memposisikan diri sebagai pendidik dan tanpa melalui pendekatan – pendekatan belajar mengajar? Mungkin akan seperti perumpamaan “ berburu tapi tidak tahu ilmunya berburu”, Kita tahu ilmunya pendekatan – pendekatan  tetapi tidak tahu bagaimana cara penerapan pendekatan – pendekatan. begitulah makalah ini disusun. Guna menyajikan penerapan pendekatan – pendekatan belajar mengajar.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pendekatan dalam pembelajaran
Pengertian pendkatan pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Sanjaya (2008), menyatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadi suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
2.      Menurut Gulo (2008), bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam proses pembelajaran.
3.      Suprihatiningrum (2013), bahwa pendekatan pem,belajaran merupakansebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses pembelajaran dilakukan, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Dari pengertiah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak sudut pandang terhadap pembelajaran.[1]

B.     Penerapan Pendekatan
1.      Pendekatan kompetensi
Kompetensi menunjukan pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai dari menggosok gigi sampai dengan melakukan operasi jantung, dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjukan pada perbuatan  (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karena perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya sering pula terlihat proses yang tidak tampak seperti pengambilan keputusan / pilihan sebelum perbuatan dilakukan. Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran  “mengapa” dan “ bagaimana” perbuatan tersebut dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk pada perbuatan yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai,dan sikap serta tahap-tahap  pelaksanaannya secara utuh. Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara actual.
Implikasi dari pendekatan kompetensi terhadap pembelajaran adalah :
a.        Pembelajaran perlu menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dalam pembelajaran perlu diperhatikan peserta didik, dalam hal ini misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok.
b.      Perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti pembelajaran dengan tenang dan menyenangkan.
c.       Dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup terutama dalam menyelesaikan tugas atau praktik pembelajaran, agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolahan tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.
Sukmadinata (1983) mengemukakan tiga tahapan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut :
a.       Tahapan perencanaaan, pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, sub tema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan kompetensi yang mendasari konsep kesepadanan teori dan praktik sering menggunakan modul sebagai system pembelajaran. Modul merupakan suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara jelas.
b.      Pelakasanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merelasasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan yang meliputi tahap persiapan penyajian, aplikasi, dan penilaian. Tahap persiapan merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan pembelajaran. Hal-hal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapakan ruang belajar, alat dan bahan, media, dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap belajar. Tahap penyajian merupakan tahap guru menyajikan informasi menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi. Tahap aplikasi atau praktik ialah peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegitan belajar yang ditugaskan. Kegitan guru lebih terkonsentrasi kepada pengawasan dan pemberian bantuan secara perseorangan maupun kelompok. Tahap penilaian adalah tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta waktu yang diperguanakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
c.       Evaluasi dan penyempurnaan. Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai suatu proses yang kontiniu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukuan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavorial outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes inimengandung nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.[2]
2.      Pendekatan lingkungan
a.       Hakikat lingkungan
Dikti (2007:358) mengemukakan bahwa anak-anak usia muda sangat baik diajak untuk memeahami factor-faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas lingkungan hidup. Menyadari masyarakat yang kurang memahami arti kualitas lingkungan untuk kelestarian umat manusia, sulit untuk dilakukan penanaman pemahaman dan kesadaran tentang  pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sangat baik apabila mulai diterapkan melalui pendidikan pada anak usia dini.
Dengan demikian, Lingkungan merupakan salah satu potensi yang diciptakanAllah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusi dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya.Mempelajari tentang seluk beluk serta pemanfaatan lingkungan, mengingatkan bahwa siswa bukan hanya diajak untuk mempelajari konsep tenyang lingkungan, tetapi lingkungan pun dapat menjadi salah satu sumber belajar.Depdiknas (1990:9) mengemukakan bahwa belajar menggunakan lingkungan memungkinkan siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata.[3]
b.      Konsep pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri dengan apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Misalnya dilingkungan petani, tema yang berkaitan dengan pertanian akan memberikan makna yang lebih menalam bagi para peserta didik. Demikian halnya dengan pantai, tema tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian peserta didik.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1)      Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal itu bisa dilakukan dengan metode karya wisata, metode pemberian tugas, metode study banding, dan lain-lain.
2)      Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah, kelas misalnya untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa berupa sumber asli, seperti narasumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.[4]
c.       Variasi kegiatan pembelajaran pendekatan  lingkungan
Berikut adalah contoh dari penerapan pendekatan lingkungan:
1)      Sasaran kegiatan: Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
2)      Judul kegiatan : Proyek Pengamatan Tanaman
3)      Tujuan kegiatan: untuk memperdalam kemampuan pengamatan khususnya mengamati pertumbuhan tanaman. Memperkenalkan topic siklus pertumbuhan tanaman
4)      Bahan yang diperlukan: papan poster, berbagai jenis biji-bijian, pot tanaman, tanah untuk mengisi pot, bukiu catatan.
5)      Variasi kegiatan: gunakan pasangan atau kelompok beranggota tiga siswa untuk mengerjakan kegiatan ini. Rancang peran seperti pengamat, pencatat, dan penyemangat. Setelah seluruh tabel dikerjakan, siswa dapat memilih salah satu tanaman dan membuat poster yang menggambarkan siklus pertumbuhan tanaman tersebut. Kemudian lakukan Tanya jawab dengan cara putaran korsel.[5]

3.      Pendekatan Kontekstual
a.       Pengertian kontekstual
Kata Contextual berasal dari kata contex, yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan. Secara umum, contextrelevan, mengandung arti : yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks, yang membawa maksud, makn dan kepentingan. Dalam proses belajar sehari-hari, siswa diminta untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai nanggota masyarakat.
            Definisi mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong sisiwa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-harri, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit,dan dari proses mengkontruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
b.      Penerapan pendekatan kontekstual di kelas
Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi CTL, yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring, diharapkan siswa mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
Tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni kontruktivisme (contructivism), bertanya ( questioning), inquiry ( inquiry), masyarakat belajar ( community learning), pemodelan (modelling),  dan penilaian autentik (auntetic assessment).
Secara garis besar, langkah-langkah untuk menerapkan ketujuh komponen CTL tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
2)      Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquari untuk semua topic
3)      Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4)      Ciptakan “ masyarakat belajar “ (belajar dengan kelompok)
5)      Hindarkan  “ model “ sebagai contoh pembelajaran
6)      Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7)      Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.[6]
4.      Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik ( The matic approach) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi kurikulum 2004, terutama di Taman Kanak-Kanak dan Roudlatul Athfal, serta pada kelas rendah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
Pendekatan tematik merupakan pendekatan  pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan berpusat pada sebuah pokok atau persoalan.
Pelaksanaan pendekatan tematik secara optimal perlu ditunjang oleh kondisi sekolah, sebagai berikut :
a.       Guru harus berpartisipasi dalam sebuah tim, serta mempunyai tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan tim.
b.      Guru harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan program pembelajaran tematis pada jadwal yang telah ditentukan.
c.       Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pendekatan tematis harus tersedia, baik di lingkungan sekolah maupun berupa pinjaman dari luar.
d.      Pelaksanaan pendekatan tematik harus ada dalam struktur sekolah, sehingga guru dapat menggunakan berbagai sarana sekolah yang diperlukan.
5.      Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan kepada ketrampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya itu. Keterampilan proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapakan dalam proses pembelajaran dengan mengunakan daya fikir dan kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan. Tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga sisiwa secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. Siswa belajar tidak hanya untuk mencapai hasil, melainkan juga belajar bagaimana belajar.[7]
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain, kemampuan mengidentifikasi, mengklarifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, megkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi normal, mereka dapat mengembangkan potensi secara optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang indusif agar semua peserta didik berkembang secara optimal.
Pembelajaran dalam keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai ( asas motivasi ).
b.      Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi pendayagunaan potensi yang dimilikinya.
c.       Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreatifitas belajar peserta didik.
d.      Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain : diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, Tanya jawab, karya wisata, study kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.[8]





























BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atausudut pandang yang kemudiandijadikan landasan dalam pengelolaan pembelajaran. penerapan pendekatan pembelajaran yaitu, pendekatan kompetensi dengan cara menetapkan kompetensi, mengembangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan melakukan evaluasi. Dari pendekatan lainnya yaitu, pendekatan lingkungan, pendekatan kontekstual, pendekatan tematik, pendekatan keterampilan berproses.





DAFTAR PUSTAKA



Mustakim, Zainal. 2017. Strategi dan Metodologi Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan PRESS.

Hosnan, Muhammad. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor :  Ghalia Indonesia.

Hamzah, B. uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM .Jakarta :Bumi Aksara.

Bellanca James. 2011. 200+ Strtegi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta : Permata Putri Media.





DATA DIRI


Nama                             : Nur Fadhilah
Ttl                        : Pekalongan, 5 September 1997
Alamat                 : jl. Gatot subroto Banyurip Gg. 4
Riwayat pendidikan:
Ø TK Muslimat NU Pacar Tirto
Ø MIS Pacar Tirto
Ø MTsS Simbang Kulon Buaran
Ø MAS Simbang Kulon Buaran
Ø IAIN Pekalongan



[1] Zaenal  Mustakim, Strategi dan Metode dalam Pembelajaran,(Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm.75
[2]Ibid, hlm. 77
[3]Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM ,( Jakarta:Bumi Aksara,2011),  hlm 137
[4]Zaenal Mustakim, Op. Cit, hlm. 81
[5] James Bellanca, 200+ Strategi dan Proyek Pmbelajaran Aktif, ( Jakarta:Permata Putri Media, 2011), hlm. 347
[6]M. Hosnan , Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21,(Bogor:Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 370


[8]Zainal mustakim., op. Cit., hlm, 86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar