Laman

Rabu, 04 Oktober 2017

sbm F 6-a “HAKIKAT PENDEKATAN”

PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT PENDEKATAN”

Dewi Masyithoh
(2021115181)

Kelas F
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2017


PRAKATA

            Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Hakikat Pendekatan.
   Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar pada semester 5 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan tahun akademik 2017.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami  bermaksud mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Orang tua kami tercinta yang telah banyak berdoa untuk kami,dan dukungan moril maupun materil.
2.      Muhammad Ghufron, M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
3.      Bapak dan  Ibu dosen IAIN Pekalongan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
4.      Teman-teman khususnya kelas PAI - F yang kami hormati.
5.      Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material.
            Demikian makalah ini kami susun.Semoga dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua.Amin.

Pekalongan, 02 Oktober 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik
            Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

B.     Judul
Tema : Pendekatan-pendekatan dalam belajar mengajar
Sub tema : Hakikat Pendekatan

C.    Arti penting untuk di kaji
            Penting di kaji karena, ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai  anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Menurut Ahli
            Adapun pengertian pendekatan dalam pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut:
1.      Menurut Babbage, Byers dan Redding (1999), bahwa “teaching approach is a way to begin and introduce ideas” artinya bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara untuk memulai dan mengenalkan berbagai gagasan/materi ajar.
2.      Menurut Sanjaya (2008), bahwa pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pembelajaran merujuk kepada pandangan tentang terjadi suatu proses yang sifatnya masih umum. Oleh karenanya strategi atau metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
3.      Menurut Gulo (2008), bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam proses pembelajaran. Sudut panjang tertentu tersebut menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.
4.      Menurut Suprihatiningrum (2013), bahwa pendekatan pembelajaran merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.

Dari beberapa pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandag kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran.[1]
B.     Macam-macam Pendekatan
            Apabila di lihat dari sudut pandang cara mengorganisasi dan menyampaikan materi, maka pendekatan dalam pembelajaran terbagi dalam beberapa pendekatan yaitu:
1)      Pendekatan Kompetensi
            Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran , kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.[2]
2)      Pendekatan Lingkungan
            Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dilakukan dengan dua cara:
·         Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
·         Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, bisa juga sumber tiruan seperti model dan gambar.
3)      Pendekatan Kontekstual
            Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu metode pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan kueikulum 2004. Dal pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didk dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
4)      Pendekatan Tematik
            Pendekatan tematik (Thematic Approach) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi kurikulum 2004, terutama di Taman Kanak-Kanak dan Roudlatul Athfal (TK dan RA), serta pada kelas rendah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD dan MI).
            Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Oleh karena itu, pendekatan tematik sering juga disebut pendekatan terpadu (integrated), perlunya pendekatan tematik dalam pembelajaran yang mempunyai korelasi tinggi ialah keterpaduan dan bahwa peserta didik ternyata lebih baik bila belajar menghubung-hubungkan berbagai fakta yang ada.
5)      Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
            Hasil dari penelitian dari National Science Teavher Association (NSTA) 12 menunjukkan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbandingan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses dan konsep pengetahuan. Melalui pendekata STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalm pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah.
6)      Pendekatan Keterampilan Proses
            Pendekatan Keterampilan Proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk dinataranya keterlibatan fisik, mental dan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mencapaisuatu tujuan.
            Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklarifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.[3]
            Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan mendasar antara lain adalah kemampuan atau keterampilan:
a.       Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya:
1.      Menghitung
2.      Mengukur
3.      Mengklasifikasi
4.      Mencari hubungan ruang/waktu
b.      Membuat hipotesis
c.       Merencanakan penelitian/eksperimen
d.      Mengendalikan variabel
e.       Menginterpretasi atau menafsirkan data
f.       Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)
g.      Meramalkan (memprediksi)
h.      Menerapkan (mengaplikasi)
i.        Mengkomunikasikan
Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan ini justeru berproses dalam kerja ilmiah dan digunakan oleh para ahli dalam kerjanya.[4]     
C.    Pendekatan dalam Manajemen Kelas
            Keharmonisan hubungan guru dengan peserta didik, tingginya kerjasama diantara peserta didk tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatannya yang guru lakukan dalam rangka manajemen kelas. Berbagai pendekatan tersebut adalah:
a.       Pendekatan Kekuasaan
            Peranan guru adalah menciptakandan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas, sehingga didalamnya terdapat kekuasaan dalam norma yang harus ditaati oleh anggota kelas.
b.      Pendekatan Ancaman
            Dalam mengontrol tingkah laku abak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, memaksa.
c.       Pendekatan Kebebasan
            Pengelolaan diartikan proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d.      Pendekatan Resep
            Pendekatan ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan ileh guru dalam interaksi semua masalah yang terjadi di kelas.
e.       Pendekatan Pengajaran
            Yang di dasarkan atas suatu anggapan bahwa suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya maslah tingkah laku anak didk, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dipecah. 
f.       Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
            Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik. Asumsi tentang pendekatan ini adalah:
·         Semua tingkah laku yang baik maupun yang kurang baik merupakan hasil dari proses belajar.
·         Ada sejumlah proses psikologi yang fundamental yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
g.      Pendekatan Iklim Sosio Emosional
            Pendekatan ini berdasarkan pada suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan). Antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa harus ada hubungan yang positif. Karena guru merupakan kunci terhadap pembentukan hubungan pribadi itu, dan perannya adalah menciptakan pribadi yang sehat.
h.      Pendekatan Proses Kelompok
            Pendekatan ini di dasarkan pada psikologi sosial dan dinamika kelompok. Oleh karena itu asumsi pokoknya yaitu:
·         Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks kelompok sosial.
·         Tugas guru adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif.
i.        Pendekatan Approach
            Menekankan pada potensialitas, kreativitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
j.        Pendekatan Umum terhadap disiplin
            Para ahli pendidikan secara khusus mengatakan beberapa kombinasi teknik, dengan penekanan yang merefleksikan keyakinan filosofis, diantaranya terdapat 3 sikap umum yang menyangkut disiplin yang tepat:
·         Humanisme
Sikap ini menyakini dalam rasionalitas para siswa  serta kesediaan mereka untuk memperbaiki perilaku mereka sendiri dan mengatasi masalah mereka sendiri tanpa harus merugikan pihak lain.
·         Negoisasi
Sikap ini mengharapkan para siswa untuk bertanggung jawab terhadap perilaku buruk mereka dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya, pendekatan ini juga berharap para guru bisa memodifikasi dan mengarahkan usaha para siswa alam cara-cara tertentu.
·         Modifikasi Perilaku
Modifikasi Perilaku merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip teori perilaku yang menekankan pada pentingnya konsekuensi positif dan negtaif dalam mengendalikan perilaku. Para guru akan memanfaatkan semua strategi pendisiplinan melalui dampak dan usaha mereka dalam menguatkan motivasi para siswa.[5]
D.    Pemilihan Pendekatan Pembelajaran
            Pemilihan pendekatan pembelajaran bertujuan untuk memilih dan merencanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan bahan kajian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran uang sudah dibuat agar dapat dicapai hasil belajar yang maksimal.[6]
E.     Pendekatan dalam Pembelajaran
1.      Pendekatan Individual
            Di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk di kursi masing-masing. Mereka berkelompok dari dua sampai lima prang. Di depan mereka ada meja untuk membaca dan menulis atau untuk meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengangaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda daru satu anak didik dengan anak didik lainnya.
2.      Pendekatan Kelompok
            Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan guna membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.
3.      Pendekatan Bervariasi
            Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didk yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap permasalahan yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
4.      Pendekatan Edukatif
            Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan dikelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Duru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik.
5.      Pendekatan Pengalaman
            Eksperience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. Belajar dari pegalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara dan tidak pernah bebuat sama sekali.
6.      Pendekatan Pembiasaan
            Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosokl manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Begitulah biasannya yang terlihat dan yang terjadi pada diri seseorang. Karenanya, di dalam kehidupan bermasyarakat kedua kepribadian yang bertentangan ini selalu ada dan tidak jarang terjadi konflik di antara mereka.
7.      Penekatan Emosioanal
            Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri. Menurut Chalifah Hasan, merasa adalah aktualisasi kerja dari hati sebagai materi dalam struktur tubuh manusia dan merasa sebagai aktifitas kejiwaan ini adalah suatu pernyataan jiwa yang bersifat subjektif. Hal ini mengemukakan suatu kesan senang dan tidak senang.
8.      Pendekatan Rasional
            Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta, yaitu allah SWT. Manusia adalah makhluk yang sempurna diciptakan. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Perbedaannya terletak pada akal. Manusia mempunyai akal, sedangkan makhluk lainnya seperti binatang dan sejenisnya tidak mempunyai akal. Jadi, hanya manusialah yang dapat berfikir, sedangkan makhluk lainnya tidak mampu berfikir.
            Akal atau rasio mempunyai potensi untuk menaklukkan dunia. Tetapi jangan sampai mempertuhankan akal. Karena hal itu akan menggelincirkan keimanan terhadap ajaran agama. Sebaiknya, akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama. Dengan begitu, keyakinan terhadpa agama yang dianut bertambah kokoh.
9.      Pendekatan Fungsional
            Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunaya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapt merasakan manfaat dari ilmu untuk kepentingan hidupnya, dengan begitu maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
10.  Pendekatan Keagamaan
            Pendidikan dab pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama. Berbagai pendekatan dalam pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk kedua jenis mata pelajaran ini. Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Dalam prakteknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan. [7]











BAB III
PENUTUP


            Kesimpulan
                        Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandag kita yang    kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses    pembelajaran.Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus             dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak         didiknya dengan segala konsekuensinya. Dalam mengajar guru harus             pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan      guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap      guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai  anak         didik dan akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam     pengajaran.
            Saran
                        Penulis dalam pembuatan makalah ini sudah berusaha semaksimal   mungkin. Dan kami mohon maaf apabila masih terdapat kekurangan     dalam maklah ini. Semoga malakah ini dapat menambah wawasan dan             pengetahuan bagi kita semua.





 DAFTAR PUSTAKA

            Bahri Djamarah, Syaiful. dan Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
            Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: Matagraf Yogyakarta.
            Mustakim, Zaenal. 2009.Strategi dan Metode Pembelajaran buku 2. Pekalongan: Matagraf Yogyakarta.
            Trianto, 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group.
            Semiawan, Conny. dkk.PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES,. Jakarta: PT Gramedia.


             










 PROFIL


Nama               : Dewi Masyithoh
TTL                 : Pekalongan, 29 Mei 1997
Alamat                        : Pringlangu Gg.6 No.45, Pringrejo
  Kota Pekalongan
Hobby             : Membaca
Pendidikan      : - MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan
  - MTS Hidayatul Athfal Banyurip
  - MA Hidayatul Athfal Banyurip
- IAIN Pekalongan








[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: Matagraf, 2017), hlm.75-76
                [2]Ibid, hlm 77
                [3]Ibid, hlm 81-86
                [4]Conny Semiawan, dkk, PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES, (Jakarta: PT Gramedia, 1992), hlm.17-18
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran buku 2, (Pekalongan: Matagraf Yogyakarta, 2009), hlm.38-41
[6] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009), hlm.197
[7] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm.62-78


Tidak ada komentar:

Posting Komentar