Laman

Kamis, 19 Oktober 2017

sbm F 8-a “HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN “

METODE PEMBELAJARAN
 “HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN “

Irma Rahmawati
(2021115218)


Kelas F
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKLONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran” dengan subtema “Hakikat Metode Pembelajaran”.Tak lupa shalawat serta tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi  Muhammad yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang terang benderang samapai saat ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga, teman-teman dan sahabat yang telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai metode pembelajaran dimana tema tersebut merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Jadi dengan tema tersebut semoga dapat membantu kita sebagai calon pendidik agar dapat memahami hakikat metode pembelajaran.
Mohon maaf penulis ucapkan apabila dalam penyusunan terdapat kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan penyusunan makalah berikutnya.

Pekalongan, 20 oktober 2017

Penulis








BAB I
PENDAHULUAN




1. Tema : Metode Pembelajaran
2. Subtema : Hakikat Metode Pembelajaran
3. Mengapa penting dikaji ?
Sebuah pepatah mengatakan “al-thariqatu ahammu minal maddah” artinya bahwa metode pembelajaran lebih utama daripada materi yang disampaikan. Pepatah tersebut memberikan pesan kepada pendidik bahwa metode pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran.  Dengan memahami strategi pendidik dapat menentukan metode dan dengan metode pendidik dapat menyampaikan materi dengan mudah sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan mempelajari metode pembelajaran hendaknya seorang guru dapat memilih metode mana yang sesuai dan tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, pendidik harus memahami hakikat metode pembelajaran sebelum menyampaikan materi kepada peserta didik. Sehingga dapat menentukan dan merencanakan metode yang sesuai dengan materi.

Pekalongan, 20  Oktober 2017

Penulis





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Metha yang berarti melulai atau melewati dan Hodos yang berati jalan atau cara. Dari asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampiakan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
 Menurut Thoifur mendefinisikan motode adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu. Cara yang tepat dan cara inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Sedangkan menurut J.R. David dalam Teaching Strtegi For College Class Room (1976) dalam Majid (2013), metode adalah “ way in achieving something” yaitu cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strtegi digunakan seperangkat metode.
2. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Thoifur metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara cepat dan tepat  berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Menurut Supriyono metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Menurut Husnaeni metode pembrlajaran adalah model pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru diikelas.
Metode pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam strategi pembelajaran yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas diaman guru dan perserta didik terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak menutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strstegi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan verbalisasi  dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi sangat memebantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
B. Macam-Macam Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
2. Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuannya untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti mengenai sesuatu, serta untuk mempersiapakan dan merampungkan keputusan bersama.
4.  Metode latihan
Metode latihan di sebut dengan juga metode training yaitu suatu cara belajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
5.   Metode Bercerita
Metode bercerita adalah suatu cara mengajar dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain.
6. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah suatau cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpualan, merapkan dan mengkomunikasikan.  
7. Metode Demonstrsi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
8. Metode Karyawisata
Metode Karyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di  lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
C. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman AM. Sebagimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri dan Aswan Zein adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karean dengan perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Sedangkan menurut H.W. Burton seperti diungkapkan oleh Ramayulis bahwa motivasi ekstrinsik ialah segala sesuatu yang datang dari luar yang menjadi mengerti bagi peserta didik untuk berbuat lebih giat. Termasuk motivasi ekstrinsik diantaranya ijazah, nilai yang tinggi, hadiah, ganjaran penghargaan, dan lain-lain.
Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan pesrta didik. Peserta didik terlihat kurang bergairah dalam belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar persta didik. Kondisi seperti ini sanngat tidak menguntungkan bagi pendidik dan pesrta didik. Pendidik mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat berfungsikan oleh pendidik sebagai alat motivasi ekstrinsikdalam kegiatan belajar mengajar.
b. Metode sebagai cara aplikatif strategi pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, tidak semua peserta didik mampu berkonsentrsi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap pesertadidik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap pesrta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Cepat lambatnya penerimaan persta didik terhadap bahan pelajran yang diberian menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Terhadap perbedaan daya serap peserta didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabnya. Untuk mengkelompokan persta didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajran bila pendidik menggunakan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompokan peserta didik yang lain mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila pendidik metode demontrasi atau eksperimen.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Antar metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus penungjang pencapaian tujuan tersebut. Bila tidak, maka akan sia-sialah perunusan tujuan tersebut. Apalah atinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Jadi pendidik sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajran.
D. Faktor-Faktor Memilih Metode Belajar Mengajar
Menurut Muh. Zein yang dikemukakan kembali oleh Abdul Khobir tiga faktor yang perlu diperhatikansebelum menggunakan metode antara lain:
1. Unsur peserta didik menentukan kecakapan dalam menerima pelajaran.
2. Keadaan sekitar.
3. Sifat bahan pelajaran.
Adapun menurut Winarno Surakhmad mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
a. Peserta didik
Peserta didik merupakan “ raw meterial”(bahan mentah) di dalam prsoses transformasi yang disebut pendidikan. Berdeda dengan komponen-kompoen lain dalam sistem pendidikan karena kita menerima “materia” ini sudah setengah jadi. Sedangkan komponen-komponen lain dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadaan fasilitas dan kebutuhan yang ada.

b. Tujuan
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berposes melalui tahap-tahap dan tingkat-tingkat, tujuannya terhadap dari bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruahn dan kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang pendidikan ciptakan selalu bervariasi dari hari ke hari. Suatu ketika pendidik ingin menciptakan situsi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu kuara ruang sekolah maka pendidik harus memilih metode mengajar yang ssesuai dengan situasi yanghendak diciptakan.
d. Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar peserta didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajran. Misalnya laboratorium untuk praktik IPA.
e. Pendidik
Pendidik yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan akan lebih mudah menerapkan berbagai metode dibandingkan dengan pendidik yang tidak memeliki pendidikan keguruan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepribadian latar belakang, dan pemgalaman mengajar adalah masalah intern pendidik yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajaran.
E. Hasil Pembelajaran
Seperti variabel metode dan kondisi pembelajaran, variabel hasil pembelajaran juga dapat diklasifikasikan denga cara yang sama. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
a. Keefektifan
Keefektifan pembelajran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si belajar. Aspek yang pentig yangdapayt dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran: a. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan, b. kecepatan untuk kerja, c. tingkat alih belajar, d. tingkat retensi dari apa yang di pelajari.
b. Efesiensi
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan atau jumlah biaya pembelajran yang digunakan.
c. Daya tarik
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran baisanya akan mempengaruhi keduanya.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampiakan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Menurut Thoifur metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara cepat dan tepat  berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Macam-Macam Pembelajaran: Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode Eksperimen (Percobaan), Metode latihan,  Metode Bercerita, Metode Tanya Jawab, Metode Demonstrsi, Metode Karyawisata. Faktor-faktor memilih metode belajar mengajar: Peserta didik, Tujuan, Situasi, Fasilitas dan Pendidik.  




DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara
Hamdayama Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta.  PT Bumi Aksara 
Mustakim, Zaenal. 2017.  Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan.  IAIN Pekalongan Press
Supriono, Agus. 2009. Jenis-Jenis Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar




  
Profil


Nama : Irma Rahmawati
TTL : Batang, 22 Maret 1997
Alamat : Jl. Mataram Rt 04 Rw 01 Kalipucang Wetan Batang
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :-TK Masyithoh Kalipucang Kulon
 -MII Kalipucang Kulon
 -SMP Islam Batang
 -MAN 3 Pekalongan
 -IAIN Pekalongan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar