Laman

Minggu, 05 November 2017

sbm G 9-a “HAKIKAT ALAT DAN MEDIA”

ALAT DAN MEDIA BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT ALAT DAN MEDIA”

Budi Santoso
(2021115284)
Kelas G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT  AGAMA  ISLAM  NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah,, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Alat dan Media Belajar Mengajar (Hakikat Alat dan Media)”. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabatnya, keluarganya hingga yaumil akhir. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dalam segala usaha dan perbuatan baik, kepada bapak dosen Muhammad Hufron, M. S. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar, serta semua teman-teman dan semua  pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan mengenai Alat dan Media Belajar Mengajar (Hakikat Alat dan Media). Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa referensi mengenai sumber ajaran islam yang saling berkaitan. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin

Pekalongan, 5 november 2017

Budi santoso
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
       Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.
B. Tema Dan Judul Makalah
1.      Tema: “Alat Dan Media Belajar Mengajar”
2.      Sub Tema: “Hakikat Alat Dan Media Belajar Mengajar”
C. Mengapa Penting Dikaji
Belajar mengajar merupakan proses transformatif, interaktif dan komunikatif antara guru dengan peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran dimana guru menyampaikan materi atau bahan ajar sedangkan peserta didik menerima penyampaian guru tersebut. Namun, dalam penerimaan dan pemberian didalam sebuah proses belajar mengajar tidak serta merta mudah dan tanpa kendala, adakalanya proses belajar mengajar membutuhkan lebih dari sekedar materi bahan ajar yang dirasa kurang efisien dan efektif dalam memahaminya. Dari hal tersebut, guru membutuhkan alat dan media sebagai alat yang bisa membantunya untuk mempermudah dalam menyampaikan materi atau bahan pembelajaran.
Melalui penggunaan alat dan media belajar mengajar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempangaruhi kualitas hasil belajar siswa.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Alat dan Media Pembelajaran
1.    Pengertian Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Kata “segala sesuatau” memberikan pengertian bahwa alat pembelajaran mempunyai wujud fisik dan non fisik. Alat pembelajaran yang berwujud fisik, dibagi menjadi dua jenis: (a) alat pembelajaran materi, yang kemudian disebut dengan istilah sarana dan prasarana (SarPras) pembelajaran dan (b) alat pembelajaran yang berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah Media Pembelajaran. Sedang alat pembelajaran yang berwujud non fisik, antara lain berupa; perintah, larangan, hukuman, ganjaran. Alat-alat pembelajaran non fisik ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan alat pembelajaran fisik yaitu digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[1]

2.    Pengertian dan Ciri-ciri Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa Latin, medius, yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.[2]
AECT (1997) sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Demikian juga Molenda dan Russel (1990) mengungkapkan bahwa “media is a channel of communication. Derived from the latin word for “between”, the terms refers to anything that carries information between a source an a receiver.” Robert Hanick, Dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.[3] Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.[4]
Pembelajaran merupakan bentuk jamak dari kata belajar yang mempunyai kata dasar ajar. Ajar menurut KBBI petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh kepandaian/ilmu. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru/pendidik untuk membuat para peserta didik melakukan proses belajar.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Latuheru (1998: 14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.[5]
Rossi dan Breidle (1996) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan.
Gerlach dan Ely (1980) memandang media pembelajaran bukan hanya berupa alat dan bahan saja, akan tetapi hal-hal yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Selanjutnya Gerlach dan Ely menyatakan “A medium, conceived is any person, material or even that establish condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude,” Menurut Gerlach secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sependapat dengan pandangan Gerlach, Gagne (1970) juga menyatakan bahawa media pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. lingkungan itu sendidri cukup luas, meliputi lingkungan yang didesain sedemikian rupa untuk kebutuhan proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, atau mungkin apotek hidup dan lain sebagainya; dan lingkungan yang tidak didesain untuk kebutuhan pembelajaran akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman dan halaman sekolah, kamar mandi dan lain sebagainya.[6]
Dari beberapa penjelasan tentang media pembelajaran diatas, dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, bahan, atau juga bernagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu konsep. Dapat kita pahami juga bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan dari pendidik kepada peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kami paparkan beberapa ciri-ciri media pembelajaran sebagaimana yang disampaikan Gerlach dan Ely bahwa terdapat tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin pendidik tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a)        Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek yang dapat disusun kembali dengan media seperti fotografi, vidio, tape, audio tape, disket komputer dan film. Demikian pula, kegiatan peserta didik dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh peserta didik baik secara perorangan maupun secara kelompok.
b)        Ciri Manipulatif (Manipulative Property). Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, proses larva menjadi kepompomg kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat mengamati kembali hasil suatu rekaman video.
c)        Ciri Distributif (Distributive Property). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif samadengan kejadian tersebut.[7]

B.  Kedudukan Alat Pembelajaran
Kedudukan alat pembelajaran berperan penting dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1)   Alat pembelajaran merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar;
2)   Alat pembelajaran sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif;
3)   Alat pembelajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pembelajaran;
4)   Alat pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran;
5)   Alat pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan atau sekedar pelengkap;
6)   Alat pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan pendidik.[8]

C.  Kedudukan Media Pembelajaran
Kedudukan media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan A. Rivai di antaranya adalah:
1)   Alat bantu untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat pendidik menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini, media digunakan sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pembelajaran.
2)   Alat bantu untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh peserta didik dalam proses belajarnya. Paling tidak, pendidik dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar peserta didik.
3)   Sumber belajar bagi peserta didik. Hal ini berati bahwa media tersebut mengandung bahan-bahan yang harus dipelajari para peserta didik, baik individual maupun kelompok. Dengan demikian, akan banyak membantu tugas pendidik dalam kegiatan mengajarnya.
Djamarah dan Zain mengungkapkan, bahwa kedudukan media pembelajaran adalah:
1)   Media sebagai alat bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik. Setiap materi tertentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Terkadang ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, akan tetapi tidak sedikit juga, banyak bahan pelajaran yang sanagat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
2)   Media sebagai sumber belajar
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan peserta didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawakan bendanya secara langsung ke hadapan pesrta didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya, seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sumber belajar.[9]





BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Belajar mengajar merupakan proses share, transfer of knowledge and value.  Dalam pelaksanaannya terkadang ditemukan kendala dan permasalahan yang menghambat proses tersebut baik oleh peserta didik sebagai penerima maupun guru sebagai penyampai dimana keefektifan dan keefisienan pembelajaran sangat kurang atau jauh dari pencapaian tujuan pembelajaran. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sesuatu yang kiranya dapat membantu menyelesaikan permasalahan sekaligus membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik dalam menerima serta memahami materi pembelajaran.
Sesuatu yang dapat membantu permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut dinamakan alat dan media pembelajaran. Kedudukan alat dan media pembelajaran sangatlah penting dalam urgensinya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B.       Saran
Dalam peribahasa terungkapkan mutiara kata Tiada gading yang tak retak, sekiranya ungkapan itu juga sangat sesuai dengan keberadaan makalah ini yang jauh dari kekurangan dan kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran pembaca sebagai wujud kepedulian dalam pembenaran dan memajukan pengetahuan.
Kiranya hanya itu yang dapat penulis sampaikan, dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca yang budiman.



DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2017. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Sanjaya, Wina. 2012. MEDIA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Yogyakarta: Ombak
Smaldino, Sharon E. dkk. 2011. INSTRUCTIONAL TECHNOLOGY & MEDIA FOR LEARNING: TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN MEDIA UNTUK BELAJAR, terj. Arif Rahman. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.













PROFIL PENULIS
Nama               : Budi Santoso
TTL                 : Pekalongan, 22 Juni 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat            : Dukuh Wetan Rt.11/Rw.05, Desa pagumenganmas
                          Kec. Karangdadap, Kab. Pekalongan
Status              : Mahasiswa
Hubungan       : Lajang
Hobby                         : Memancing
Motto              : Hadapi yang ada didepanmu
Pendidikan      :
-          SD Negeri Karangdadap                                            1998-2004
-          Mts Al-Hikmah Proto Kedungwuni                           2004-2007
-          SMA Sederajat (Paket C) Ngudi Ilmu Kedungwuni 2012-2015
-          S1 Pendidikan Agama Islam IAIN Pekalongan      2015-saat ini




[1] Zaenal Mustakim, STRATEGI DAN  METODE PEMBELAJARAN (Edisi Revisi) (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 158.
[2]  Nunuk Suryani, Leo Agung, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 135.
[3] Wina Sanjaya, MEDIA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 57.
[4] Sharon E. Smaldino, Dkk, INSTRUCTIONAL TECHNOLOGY & MEDIA FOR LEARNING: TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN MEDIA UNTUK BELAJAR, terj. Arif Rahman (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 7.
[5] Nunuk Suryani, Leo Agung, Op. Cit., hlm. 136-137
[6] Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 58-60.
[7] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 163-164.
[8] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 165.
[9] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 167-168.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar