Laman

Rabu, 26 September 2018

TT E D2 KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK "MENUNTUT ILMU PROFESIONAL"


KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
"MENUNTUT ILMU PROFESIONAL"
(Q.S Al-Ankabuut, 29: 19)
Novia Listianie
NIP. (2117160)
Kelas : E

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul ”Kewajiban Belajar “Spesifik” (Menuntut Ilmu Profesional)” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan dalam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw, sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai tugas Tafsir Tarbawi ini menjelaskan tentang pengertian ilmu profesional, dalil ilmu mengembara menuntut ilmu agar profesional, dan keistimewaan ilmu dan profesional.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Tafsir Tarbawi, bapak Muhammad Ghufron, M.Si yang telah memberi amanah kepada penulis untuk mengisi materi penulisan makalah ini.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu para mahasiswa atau mahasisiwi. Aamiin ya rabbal ‘alamin. Selamat membaca!

Pekalongan, 28 September 2018


Penulis





Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...........................................................1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................1
C.     Tujuan Pembuatan Makalah......................................................1
BAB II                        PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu dan Profesional................................................2
B.     Dalil Ilmu Mengembara Menuntut Ilmu agar Profesional.........3
C.     Keistimewaan Ilmu dan Profesional..........................................5
BAB III          PENUTUP
A.    Simpulan...................................................................................7
B.     Saran-saran...............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Sebagaimana dijelaskan dalam ayat bahwa Allah menciptakan manusia dengan mudah. Dengan harapan agar manusia beribadah kepadaNya dan menyuruhnya untuk selalu menuntut ilmu.
            Allah memerintahkan kepada kita untuk selalu beribadah dan mempelajari ilmu-ilmu Allah. Mulai dari kita lahir didunia sampai nanti kita bangkit diakhirat, semua amal dan perbuatan kita dipertanggung jawabkan.
            Oleh karena itu dalam hal ini kita dituntut untuk mengembara dengan tujuan menuntut ilmu Allah yang nantinya akan kita jadikan sebagai pedoman dalam hidup agar semasa hidup kita selalu berada dalam jalan Allah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian ilmu dan profesional?
2.      Apa dalil dan penafsiran mengembara menuntut ilmu agar profesional?
3.      Apa keistimewaan ilmu dan profesional?

C.    Tujuan Pembuatan Makalah
1.    Untuk mengetahui pengertian ilmu dan profesional.
2.    Untuk mengetahui dalil dan penafsiran mengembara menuntut ilmu agar profesional.
3.    Untuk mengetahui keistimewaan ilmu dan profesional.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Ilmu dan Profesional
1.     Pengertian Ilmu
                 Ilmu menurut etimologi berasal dari kata  Alima artinya mengetahui. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sifat yang dengan sifat tersebut sesuatu yang dituntut bisa terungkap dengan sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan sarana untuk mengungkap, mengatasi, menyelesaikan dan menjawab persoalan yang sedang dihadapi dalam kehidupan manusia.
 Hukum Menuntut Ilmu
            Karena ilmu menjadi sarana bagi manusia untuk memperoleh kesejahteraan dunia maupun akhirat maka mencarinya hukumnya WAJIB.
Mencari ilmu berarti melaksanakan perintah agama yang memerlukan perjuangan, ketabahan, keuletan, kerja keras, dan kesabaran, karena itu Nabi pernah menyampaikan bahwa orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah dijalan Allah sampai menemui ajalnya.[1]
2.  Pengertian Profesional
   Merupakan seseorang yang memperoleh penghasilan dengan melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang memerlukan keterampilan atau keahlian khusus serta semangat pengabdian.
Sikap professional diperlukan dalam menjalankan profesi karena profesi yang kita lakukan merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada diri kita untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh penghasilan dan kepercayaan dari orang lain.
Ciri-ciri professional itu tidak statis, artinya guru harus meningkatkan kompetensi dengan tujuan mengikuti perkembangan zaman.


Contoh Profesional:
            Peranan profesional guru dalam program pendidikan di sekolah yang di wujudkan untuk mencapai perkembangan peserta didik secara optimal. Untuk mencapainya seorang guru memberikan layanan kepada siswa sebagai layanan profesional guru yaitu berupa layanan instruksional, layangan bimbingan atau bantuan akademik, dan layanan administrasi.
Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus memiliki  pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Mereka harus memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, mematuhi kode etik profesi, memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, memiliki kesempatan untuk  mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, memperoleh  perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dan  memiliki organisasi profesi  yang berbadan hukum.[2]
B.     Dalil dan Penafsiran Mengembara Menuntut Ilmu Agar Profesional
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
 Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. 29:19).

Tafsir Ibnu Katsir
Ayat-ayat ini masih mengenai Nabi Ibrahim a.s yang mengajak kaumnya agar memperhatikan bagaimana Allah menciptakan diri mereka sendiri dari tiada sampai menjadi manusia-manusia yang sempurna lengkap dengan panca inderanya, apakah Tuhan yang telah mencipatakan mereka dari sesuatu yang tiada tadi, tidak mudah bagi-Nya untuk menghidupkan mereka kembali setelah mati? Di samping diri mereka sendiri yang hendaknya diperhatikan, mereka dianjurkan agar bepergian di muka bumi Allah melihat-lihat penciptaan Allah yang berupa makhluk-makhluk beraneka ragam dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawa, yang diatas bumi maupun di angkasa, tidaklah semuanya itu menandakan kekuasaan Allah yang maha luas.[3]
 Tafsir Al-Azhar
     “Dan apakah tidak mereka perhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan”. (pangkal ayat 19) Allah tidak lah akan dapat dilihat dengan mata. Untuk meyakinkan adanya Allah, hendaknya perhatikan alam yang diciptakan oleh Allah. Dalam ayat yang tengah kita renungi ini terdapatlah panggilan kepada manusia yang selama ini kurang memeperhatikan, bahkan tidak teguh kepercayaannya tentang adanya Yang Maha Kuasa. Atau kalaupun ada kepercayaannya bahwa Tuhan itu ada, tidak diperhatikannya bagaimana caranya sebagai kita sebagai Insan menghubungi Al-Khaliq itu. Untuk mencari Allah perhatikanlah alam. Kian diperhatikan, akan kian teranglah dalam hatimu bantahan kepada pendirianmu yang kaku dan kejang, yang selama ini mengatakan Tuhan itu tidak ada. Di awal ayat ini kita dianjurkan memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan. Banyak terdapat permulaan penciptaan Ilahi yang sangat ajaib, yang mustahil begitu teratur dan mengagumkan kalau dia terjadi sendirinya.
“Sesungguhnya pada yang demikian atas Allah adalah mudah.” (ujung ayat 19). Dan setelah mati kelak, menurut waktu yang ditentukan Allah akan bangkitkan kembali, yang bernama hari qiyamat, semuanya itu adalah urusan yang mudah saja bagi Allah. Maka tidaklah mustahil jika manusia kelak dibangkitkan kembali dalam keadaan yang lain, dihari yang bernama qiyamat, karena belum termakan di akal atau penyelidikan kita. Karena barang yang kita lihat setiap hari sendiri pun, yang berulang-ulang kejadian tidak jugalah dapat kita manusia memecahkan rahasianya, namun bagi Allah dia itu adalah perkara mudah saja.[4]
Tafsir Al-Qurthubi
Allah juga menciptakan manusia kemudian mematikannya setelah memberikan anak dan keturunan kepadanya dan dari anak tersebut kemudian lahirlah anak yang lain. Demikian juga dengan binatang yang ada dipermukaan bumi ini, kita dapat saksikan bagaimana Allah SWT menciptakan segala macam jenis binatang, mereka dapat hidup dan berkembang biak hingga akhirnya mati dan dilanjutkan oleh keturunan berikutnya. Hal ini berlangsung terus menerus sampai Hari Kiamat. Semua ini menunjukkan bahwa betapa Allah SWT Maha Kuasa atas segalanya.
ان ذالك علي الله يسير“Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah,” maksudnya, tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena jika Allah menghendaki sesuatu, maka Dia hanya cukup berkata, “Jadilah, maka hal itu terjadi”.[5]
C.   Keistimewaan Ilmu dan Profesional
              Ilmu dan profesional memiliki kesinambungan, keduanya saling berkaitan dan memiliki keistimewaan:
a.    Orang yang berilmu itu laksana pelita di dunia dan akhirat
b.    Ulama atau para ilmu merupakan pewaris nabi dan dimudahkan untuknya jalan menuju surga Allah.
c.    Mengajarkan ilmu kepada orang lain akan mendapat pahalanya 70 Nabi.
d.   Orang yang berilmu memiliki kelebihan 700 derajat diatas derajat orang-orang yang beriman.
e.    Tidurnya orang alim itu lebih baik dari pada ibadahnya orang yang bodoh.
f.     Orang yang menuntut ilmu sama seperti orang yang berada di jalan Allah
g.    Mengajarkan satu bab Al-Qur’an itu lebih baik dari sholat 100 rokaat.
h.    Orang yang berilmu lebih besar keutamaannya daripada seribu pejuang yang mati syahid.
i.      Keutamaan orang berilmu itu diatas keutamaan orang yang ahli ibadah.[6]




















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal yang baik adalah ketika kita berusaha berfikir, salah satunya adalah berfikir tentang bagaimana Allah menciptakan kita dan Allah akan mengambil kita dan membangunkan kita lagi dalam suasana yang berbeda.
Berfikir bagaimana kita akan melampaui hidup didunia. Untuk itu cara yang tepat adalah dengan menuntut ilmu. Karena dengan hal tersebutlah hidup kita akan indah jika kita tahu ilmu dan hukum-hukum yang telah diciptakan oleh Allah untuk kita pelajari. Menuntut ilmu juga dengan menerapkan sikap professional diperlukan dalam menjalankan profesi karena profesi yang kita lakukan merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada diri kita untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh penghasilan dan kepercayaan dari orang lain.
Namun, jika ilmu hanya dipelajari saja tanpa diamalkan, maka lambat laut ilmu itu akan luntur dengan sendirinya. Oleh sebab itu, mari menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu agar kita senantiasa tafakkur dan istiqomah dengan apa yang kita peroleh dari ilmu.

B. Saran
Alkhamdulillah makalah ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal pengembangan sistem pendidikan bagi kita semua. Dan semoga, makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua, serta untuk memotivasi kita agar lebih giat dan semangat dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

 Al Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam).
 Bahreisy, Salim. Said Bahreisy. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir.            (Surabaya: Bima Ilmu).
Hamka. 1978. Tafsir Al-Azhar. (Surabaya: Bina Ilmu Offset).
Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. ( Yogyakarta : Teras).



[1] Juwariyah, Hadits Tarbawi.( Yogyakarta : Teras, 2010 ), hlm. 139-142
[3] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: Bima Ilmu, 1990), hlm 200-201
[4] Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1978), hlm. 163-165.
[5] Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 854-857.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar