MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
(Student
Center)
Dhea Marhatus Sholekha
NIM. (2317083)
Kelas D
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah,
puji syukur ke hadirat Allah swt. atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Model-model
Pembelajaran (Student Center)” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam
senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia, nabi Muhammad saw., keluarganya,
dan sahabatnya.
Maksud
tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain tuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar . Makalah ini menjelaskan tentang model-model Pembelajaran
Pada siswa.
Makalah
ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca
guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah
khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
09 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam
dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Peran guru dalam pembelajaran
berpusat pada siswa adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru
memfasilitasi proses pembelajaran di kelas. Fasilitator adalah orang yang
memberikan fasilitasi sehingga guru hanya memfasilitasi siswanya dalam proses
kegiatan belajar mengajar.Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang
berpusat pada siswa memiliki keragaman model/metode pembelajaran yang menuntut
partisipasi aktif dari siswa.
Disamping itu, Saat ini
terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses
pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan
pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias
terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mau mencoba memecahkan
persoalannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pengertian Model Pembelajaran?
2.
Apa Pengertian Student Center?
3.
Sebutkan Model- Model Pembelajaran pada siswa!
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui Pengertian Model Pembelajaran
2.
Untuk mengetahui Pengertian Student Center
3.
Untuk mengetahui Model-model Pembelajaran pada siswa
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran merupakan rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk merancang materi pelajaran dan membantu proses pembelajaran.[1]
Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang telah diprogram
melalui media peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang
terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan belajar sebagai pegangan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.[2]
B.
Pengertian Student Center
Student Center Adalah pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas mengeksplorasi
materi dengan bantuan guru sebagai fasilitator.Artinya tugas guru hanyalah
membimbing, mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa memotivasi
peserta didik untuk selalu berperan
aktif dalam setiap proses pembelajaran.[3]
Dalam sebuah studi, presepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran dan
hubungan interpersonal dengan guru yang positif merupakan faktor paling penting
yang memperkuat motivasi dan presentasi murid.[4]
C.
Model Model Pembelajaran Student Center
1. INDEPENDENT /
INDIVIDUAL
Independent atau Individual adalah
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik. Pada
saat ini, pembelajaran individu tidak menjamin pembelajaran organisasi, tetapi
pembelajaran organisasi tidak akan terjadi tanpa pembelajaran individu (Garvin,
2000; Kim, 1993).
Tujuan individual
learning bagi para peserta didik adalah agar mereka secara mandiri dapat
mengatur tujuan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang yang ingin
dicapai, melacak kemajuan dan prestasi selama waktu periode tertentu. Manfaat
sistem pembelajaran Independent ini mampu memenuhi kepentingan peserta didik
secara individual.
Mercer (1989)
menyatakan bahwa terdapat empat langkah penting dalam pelaksanaan individual
learning , yaitu:
a.
Mengudentifikasi keterampilan
yang di targetkan melalui assesment.
b.
Menentukan kondisi-kondisi dan
faktor-faktor yang mungkin dapat memudahkan (memfasilitasi) pembelajaran.
c.
Merencanakan pembelajaran.
d.
Memulai pembelajaran yang
mengatur data harian.
e.
Menentukan bagian dari proses
belajar dinegosiasikan oleh peserta didik dan fasilitator atau dosen.
2.
COOPERATIVE
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran
kelompok yang bakat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, skaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.[5]
Prinsip
pembelajaran cooperative adalah terjadi komunikasi antar
peserta didik, tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya, saling menghargai
antar peserta didik, dan setiap peserta mempunyai peran yang sama dalam
menyelesaikan masalah.
Beberapa variasi
dalam model pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut :
1.
Student Teams Achievement
Division (STAD),
Pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Di awali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian
materi, kegiatan kelompok, quis, dan penghargaan kelompok.
2.
Jigsaw
Model Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dkk. Langkah-langkah
dalam penerapan dalam penerapan jigsaw adalah sebagai berikut:
a.
Guru membagi suatu kelas menjadi
beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi,sedang, dan rendah.
b.
Kelompok ini disebut kelompok
asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian
materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
c.
Dalam kelompok ahli siswa
mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana
bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal
d.
Perlu di perhatikan bahwa jika
menggunakan jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu
tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai.[6]
3.
Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS)
atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
Langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran tipe think pair share antara lain:
1)
Berfikir (thiking )
Siswa diminta untuk
berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.
2)
Berpasangan (Pairing)
Siswa diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil
pemikiran masing – masing.
3)
Berbagi (sharing)
Guru memimpin pleno
kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.[7]
4.
NHT (Number Heads Together)
Pada umumnya NHT
digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau
mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.[8]
pembelajaran
kooperatif tipe NHT di gunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan
Pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:
29), dengan tiga langkah yaitu :
1)
Pembentukan kelompok;
2)
Diskusi masalah;
3)
Tukar jawaban antar kelompok[9]
3.
COLLABORATIVE
Collaborative
learning pada dasarnya
merupakan pembelajaran yang berdasarkan pengalaman peserta didik
sebelumnya (prior knowledge) dan dilakukan secara berkelompok. Collaborative
learning dilakukan dalam kelompok, seperti halnya pada pembelajaran kooperatif
dan kompetitif, tetapi tidak diarahkan untuk berkompetisi dan tidak diarahkan
hanya pada satu kesepakatan tertentu.
Collaborative
learning mempunyai tujuan
untuk memperluas perspektif atau wacana peserta didik,mengelola perbedaan dan
konflik karena proses berpikir divergen, membangun kerjasama, toleransi,
belajar menghargai pendapat orang lain, dan belajar mengemukakan pendapat.
Manfaat yang diperoleh dalam pembelajaran collaborative learningadalah
mengembangkan daya nalar berdasarkan pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki dan sharing
pengetahuan/pengalaman dari teman kelompoknya, memupuk rasa tenggang rasa,
empati ,simpati dan mengharai pendapat orang lain, menambah pengetahuan secara
kolektif, dan mendapatkan tambahan pengetahuan untuk dirinya sendiri.
4.
ACTIVE
Pembelajaran aktif
adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran,baik dalam bentuk interaksi antar
perserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.[10]
Active learning mengacu pada teknik dimana
peserta didik melakukan lebih banyak aktivitas dan bukan hanya mendengarkan
fasilitator. Peserta didik melakukan beberapa hal termasuk menemukan, mengolah,
dan menerapkan informasi. Active learning bertujuan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua
peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi mereka miliki.
Prosedur pelaksanaan active
learning adalah :
a)
Penentuan kebutuhan untuk
pembelajaran dan peserta didik
b)
Menyusun hasil pembelajaran
(secara umum)
c)
Menetapkan tujuan pembelajaran
d)
Merancang aktifitas pembelajaran
e)
Rangkaian aktifitas pembelajaran
f)
Mengawali rencana secara
terperinci
g)
Meninjau kembali rancangan secara
rinci
h)
Mengevaluasi hasil keseluruhan.
5.
RESEARCH BASED
RBL merupakan model
pembelajaran diskusi turorial
kelompok kecil dengan menyajikan sejumlah masalah pada mahasiswa, masalah
tersebut digunakan sebagai titik awal dalam meningkatkan kemampuan berfikir dan
pemecahan masalah pada mahasiswa dengan tujuan dari masalah tersebut munculah
pengetahuan baru melalui penyelesaian yang terstruktur.[11]
Research-based
learning (RBL) adalah merupakan salah satu metode (SCL) yang mengintegrasikan
penelitian di dalam proses pembelajaran. RBL memberi peluang/kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari informasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam
aktivitas ini berlaku pembelajaran dengan pendekatan “learning by doing”.
(Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997; Thomas, Mergendoller, &
Michaelson,1999, Thomas, 2000).
RBL bertujuan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang mengarah pada aktivitas analisis,
sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan peserta didik dan dosen
dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Dengan RBL maka peserta didik
dapat memperoleh berbagai manfaat dalam konteks pengembangan metakognisi dan
pencapaian kompetensi yang dapat dipetik selama menjalani proses pembelajaran.
6.
CASE BASED
Case-based learning
(CBL) adalah pembelajaran
berbasis kasus. Peserta didik disediakan kasus yang merupakan simulasi bagi
mereka untuk melatih diri sebagai profesional yang sesunguhnya. CBL bertujuan
untuk a)melatih mahasiswa belajar secara kontekstual, b) mengintegrasikan prior
knowledge dengan permasalahan yang ada di dalam kasus dalam rangka belajar
untuk mengambil keputusan secara profesional, dan c) mengenalkan tatacara
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat atau rasional. CBL
bermanfaat agar a) dosen menyiapkan dan menyediakan pokok bahasan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran semester (RPKPS), b) bersama-sama peserta didik
terlatih dan kemudian terbiasa untuk berpikir secara kritis ketika mengaktifkan
dan menggunakan prior knpwledge mereka yang dirangsang oleh kasus yang
sedang dibahas sesama.
7.
PROBLEM BASED LEARNING
DENGAN METODE SEVEN JUMPS
Problem Based
Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
yang melibatkan murid untuk memecahkan masalah melalui tahap tahap metode
sehingga murid dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah itu. [12]
Seven Jumps (7 langkah) pada PBL :
1.
Menjelaskan istilah dan konsep
2.
Menetapkan kata kunci dan masalah
3.
Menganalisis masalah
4.
Menghubungkan atau menarik
kesimpulan
5.
Merumuskan tujuan/sasaran
pembelajaran
6.
Mengumpulkan informasi
7.
Mensintesis dan menguji informasi
baru.
8.
DISCOVER LEARNING
Pada pembelajaran jenis inimurid
menusun pemahaman sendiri, yakni dengan menemukan pemahaman itu sendiri.
Modifikasi dari discovery Learning adalah guided discovery yaitu penemuan dengan bimbingan. Pembelajaran
ini dilakukan dengan pertanyaan pemandu dan pengarahan dari guru sehingga murid
dapat menyusun sendiri pemahamannya.
9.
INQUIRY – BASED LEARNING
Pembelajaran ini harus di landasi
oleh proses keingin tahuan yang kompleks dengan murid merumuskan pertanyaan :
menyelidiki untuk menemukan jawaban membangun pemahaman, makna, dan pengetahuan
baru: dan kemudia mengkomunikasikan pembelajaran mereka kepada orang lain. Guru
yang menekankan pembelajaran berbasis inquiry melibatkan murid secara
aktif untuk memecahkan persoalan keseharian (kehidupan nyata) mereka.[13]
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran student centered learning (SCL) adalah model pembelajaran
yang berfokus pada siswa sehingga peran pengajar hanya sebagai fasilitator
dalam proses belajar. Model pembelajaran student centered learning (SCL),
menjadikan siswa mampu untuk menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam
proses belajarnya, yang bertanggungjawab dan memiliki inisiatif untuk mengenali
kebutuhan belajarnya, yang menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat
menjawab pertanyaannya.
1.
Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran
terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya.
2.
Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan
model pembelajaran ini (Student Centered Learning) sebagai salah satu
alternatif dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2012,
Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:GAVA MEDIA.
Muhibbinsyah, psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm.186
Mustakim, Zaenal, 2018 Strategi
dan Metode pembelajaran. Pekalongan : Matagraf Yogyakarta.
Suherman Ayi, 2018, Kurikulum Pembelajaran Penjas. Sumedang:
UPI Sumedang Press.
Suyadi. 2013, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Taniredja,Tukiran,dkk. 2011 Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Bandung: CV ALFABET
Yao Tung, Kohoe. 2015, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.
Jakarta:PT Index.
LAMPIRAN BUKU
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Dhea Marhatus Solekha
TTL : Tegal,10 desember
1999
Alamat : Jl. Cendrawasih
Lontong 14 no 3a Kel. Randugunting Kec.tegal selatan Kota Tegal
Hobi : Menyanyi
Cita-cita : Guru
Riwayat
Pendidikan :
1. TK Pertiwi 1
Randugunting
2. MI NURUL
HIKMAH KRANDON
3. Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kota Tegal
4. Madrasah
Aliyah Negeri Kota Tegal
Pengalaman
Organisasi :
1. Pramuka
Motto hidup : “Jangan terlalu lama Bersedih
dan jangan menyerah”
[1] Ayi suherman, Kurikulum
Pembelajaran Penjas. (sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), hlm. 24
[2] Muhibbinsyah, psikologi
Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.186
[3]Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode pembelajaran. (Pekalongan: Matagraf Yogyakarta,
2018), hlm 77.
[4] Kohoe yao
tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm
312
[5] Suyadi. 2013, Strategi
Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), hlm
62
[6] Daryanto, Model
Pembelajaran Inovatif. (Yogyakarta:GAVA MEDIA, 2012), hlm. 243-245
[7]
Taniredja,Tukiran,dkk. 2011 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Bandung: CV ALFABET,2011), hlm.81-82.
[8] Daryanto, Model
Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:GAVA MEDIA,2012) Hlm 244
[9] Ibid., hlm.
245.
[10] Suyadi, Strategi
Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm
36.
[11] Student center
learning hlm 10
[12] Kohoe yao
tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm
313
[13] Kohoe yao
tung, Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.(Jakarta:PT Index, 2015) hlm
314
Tidak ada komentar:
Posting Komentar