Laman

Sabtu, 06 Oktober 2018

TT E E3 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL "MEMAKMURKAN KEHIDUPAN"


TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL
"MEMAKMURKAN KEHIDUPAN"
(Q.S AL-HUUD 11:61)

Dian Maisaroh
NIM. (2117187)
Kelas E

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

          Bismillahirrahmanirrahim.
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat serta hidayah bagi kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi agung Muhammad saw yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Amin.
          Yang terhormat bapak M. Ghufron selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir tarbawi dan teman-teman yang saya banggakan serta telah mendukung kami dalam pembuatan tugas ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah.
          Karena keterbatasan serta pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf  apabila ada salah kata dan pembahasan yang kurang jelas dalam tugas ini. Semoga dapat bermanfaat sebagai media pemahaman dalam proses pembelajaran.
          Billahittaufiq wal hidayah.
Pekalongan,  September 2018


Penyusun









DAFTAR ISI


Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan Masalah........................................................................................... 1
Bab II Pembahasan
A.    Memakmurkan dan Kehidupan Dunia......................................................... 2
B.     Dalil Memakmurkan Kehidupan.................................................................. 3
C.     Makmur Pintu Damia Sejahtera …................................................................

Bab III Penutup
A.    Simpulan................................................................................................... 11
B.     Saran ........................................................................................................  11
Daftar Pustaka









BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hadits Nabi saw telah disepakati oleh mayoritas ulama dan umat Islam sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah kitab suci Al-Quran. Berbeda dengan al-Quran yang semua ayat-ayatnya disampaikan secara mutawatir dan telah ditulis serta dikumpulkan sejak zaman Nabi saw masih hidup, serta dibukukan secara resmi sejak zaman khalifah abu bakar as-sidiq, sebagian besar hadits Nabi saw tidaklah diriwayatkan secara mutawatir dan pengkodifikasiannyapun baru dilakukan pada masa khalifah Umar Bin Abdul Aziz, salah seorang bani umayyah. Hal yang disebutkan terakhir, didukung oleh beberapa factor lainnya, oleh sekelompok kecil (minoritas) numat Islam dijadikan sebagai alasan untuk menolak otoritas hadits-hadits Nabi saw sebagai hujjah atau sumber ajaran Islam yang wajib ditaati dan diamalkan. Dalam wacana ilmu hadits, dikenal dengan kelompok inkar al-sunnah. Secara paradigm pemikiran dan pemahaman, sejarah inkar sunnah memang sangat eratt dengan golngan khawarij, muktazilah, dan syiah, dan dari segi benih kemunculan, mereka sudah tampak sejak masa sahabat. Bahkan, kabar tentang adanya orang yang mengingkari sunnah sudah pernah disampaikan oleh Rosulullah saw.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan memakmurkan dan kehidupan dunia?
2.       Bagaimana Dalil tentang memakmurkan kehidupan?
3.      Apa makmur pintu damai sejahtera?
C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui emakmurkan dan kehidupan dunia
2.      Mengetahui dalil tentang memakmurkan kehidupan
3.      Mengetahui makmur sebagai pintu damai sejahtera





BAB 11
PEMBAHASAN

A.    Memakmuirkan dan Kehidupan Dunia
Memakmurkan berasal dari kata dasar makmur. Memakmurkan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga memakmurkan dapat menyatan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.[1]
Kehidupan Dunia atau alam dunia adalah alam yang kita tempati sat ini, alam yang telah disiapkan oleh Allah swt sebagai tempat untuk mansia beribadah kepada-Nya. Alam dunia adalah alam ujian bagi manusia untuk membuktikan perkataan ketika berada dialam ruh (Al-A’raaf:172) apakah mereka beriman atau berkhianat.
Dan ingatlah bahwa kesenangan dunia itu adalah sementara, jangan sampai terbuai oleh kesenangan dunia yanga maya dan sesaat ini. Namun berarti manusia tidak boleh menikmati hidup dunia dan mengejar dunia. Manusia juga harus mengejar hidupnya didunia agar bahagia, karena yang mendorong manusia dapat beriman dan bertaqwa ternyata adalah kehidupan duniannya, seperti harta, pekerjaan dan sebaginya. Firman Allah dalam suyrat Al-Hadid ayat 20 yang artinya:”ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan berrmegah-megahan antara kamu serta berbangga banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamnnya menggagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan dunia ini tidak alin hanyalah kesenangan menipu.[2]
B.     Dalil Memakmurkan Kehidupan QS.Al-Huud (11:61)
{وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ }
Artinya: Dan kepada Samud (Kami utus) saudara mereka. Saleh. Saleh berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagi kalian Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian pemakmurnya. Karena itu, mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
            Potensi manusia yang diilhamkan Tuhan2 ia diberi akal dan kemampuan berekspresi dan berbicara. Tubuhnya diperindah, ditegakkan dan dipermudah geraknya dengan organ tubuh yang lengkap. Manusia sebagai makhluk yang unik untuk mempertahankan hidupnya antara lain dengan mengambil manfaat dari alam raya ini, baik yang berada di permukaan bumi, di perut bumi atau di angkasa raya. Alam, dalam hal ini bumi dan langit dengan segala isinya disediakan Allah untuk kemaslahatan manusia. Allah Rabb alʻalamin memelihara alam ini termasuk dunia dengan penuh kasih sayang3 melalui sunnatullah (hukum alam) yang Dia tetapkan. Manusia memiliki kesempatan untuk memanfaatkan alam ini, mengolahnya atau memakmurkannya seoptimal mungkin dengan segala fasilitas dan kemampuannya, sebagaimana firman Allah Q.S. Hud/11: 61
Terjemahnya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menyediakan kamu pemakmurnya.”4
Manusia diperintahkan untuk memakmurkan dan mengambil manfaat sebaik mungkin dari alam raya ini, maka sama sekali tidak dibenarkan untuk menelantarkan alam tersebut apalgi merusaknya. Oleh karena itu, manusia dengan segala keterampilannya tidaklah bebas nilai dalam memanfaatkan alam ini, akan tetapi perlu mengikuti penuntun yang mampu mengendalikan akal dan nafsunya ke arah positif dan konstruktif. Tuntunan tersebut yang utama adalah wahyu Alquran yang mulia. Di dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan bumi, langit, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung, sungai, tumbuh-tumbuhan, hewanhewan, fenomena-fenomena alam sampai kepada makhluk yang bernama serangga yang kesemuanya itu tidaklah Allah ciptakan secara sia-sia, melainkan memiliki kegunaan. Misteri kegunaan inilah yang kadang-kadang manusia belum atau tidak bisa menggali dan memanfaatkan secara optimal, bahkan cenderung tidak mengetahuinya. Manusia memang termasuk alam, namun berbeda dengan alam lainnya yakni manusia mendapat predikat sebagai khalifah5 yang bertugas mengatur dan mengolah alam ini untuk kemaslahatan dan kedamaian hidup.[3]
            Pendidikan Islam adalah sistem yang didalamnya terjadi proses kependidikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Tujuan pendidikan adalah suatu nilai ideal yang hendak diwujudkan melalui proses kependidikan. Menurut Al-Abrasyi seperti dikutip oleh Ramayulis (2002: 72) bahwa tujuan pendidikan Islam diarahkan kedalam lima pokok, yaitu:
·         Pembentukan akhlak mulia (al-Fadilat).
·         Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
·         Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatannya.
·         Keterpaduan antara agama (kejujuran) dan ilmu akan membawa manusia kepada kesempurnaan.
·         Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu.
·         Mempersiapkan para pelajar untuk suatu profesi tertentu sehingga ia mudah mencari rezeki.
Internalisasi dan tranformasi nilai-nilai Islam seperti iman, taqwa, jujur, sabar (akhlak al-Karimah) ke dalam pribadi anak didik amat bergantung sejauh mana tujuan pendidikan itu dirumuskan dengan memasukan nilai-nilai tersebut. Hal ini mengandung tuntutan bahwa rumusan tujuan pendidikan harus diarahkan pada pembentukan pribadi anak dan nilai-nilai tersebut harus sejalan dengan kemampuan anak didik serta ditanamkan secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak didik[4]
1.      Tafsir Al-Misbah
Setelah selesai kisah’Ad , kini tiba giliran kisah suku Tsamud, Allah berfirman: Dan kami tealh mengutus kepada  Tsamud saudara seketurunan mereka yaitu shalih. Puesan pertama yang beliau sampaikan sama dengan yang disampaikan oleh Nabi Nuh dan Nabi Hud Shalih berkata: “ hai kaumku sembahlah Allah Tuhan yang maha Esa. Sekali- kali tidak ada Tuhan bagi kamu satu Tuhan pun yang memelihara kamu dan menguasai seluruh makhluk. Selain Dia. Dia telah mnciptakan kamu pertama kali dari bumi yakni tanah dan menjadikanmu berpotensi memakmurkannya atau dalam keberadaan kamu di bumi, kamu disertai dengan hadirnya setan kamu dapat melakukan pelanggaran, karena itu mohonnlah ampunan-Nya. Dengan menyesali kesalahan kesalahan kamu yang terdahulu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.[5]
2.      Tafsir
Pada ayat diatas Allah menjelaskan bahwa Dia telah mengutus seorang utusan kepada kaum samud namanya Saleh. Ia menyeru mereka supaya hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan sembahan sembahan yang telah membawa mereka kepada jalan yang salah dan menyesatkan. Allahlah yang menciptakan mereka dari tanah. Dari tanah itulah diciptakn-Nya Adam as dan dari tanah itu pulalah asal semua manusia, karena manusia dalam Rahim ibunya berasal dari air mani, setetes air mani itu setelah menmbuahi telur dalam Rahim, berkembang menjadi segumpal daging, lalu membentuk kerangka tubuh berupa tulang-tulang, dan tulang- tulang ini dibalut dengan daging, sehingga menjadi janin dalam Rahim. Kemudian setelah sempurna semua anggota badanya ia keluar sebagai bayi. Mani ini berasal dari makanan yang dimakan manusia, sedang makanan itu baik yang berupa tumbuh tumbuhan maupun berupa daging binatang, semua berasal dari tanah juga. Setelah manusia berkembang baik diatas bumi mereka diserahi Allah tugas memakmurkannya sebagi anugerah dan karunia dari pada-Nya. Dengan karunia itu kaum samud telah hidup senang bahka mereka telah dapat pula membuat rumah tempat berlindung.[6]
3.      Tafsir Al-Maraghi
والى ثمود اخاهم صالحا قال ياقوماعبدوااللهمالكم من اءله غيره
Dan kepada Tsamud kami utus saudara mereka, Shalih berkata: “ hai kaumku sembahlan Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu Tuhan selain Dia”
Kata-kata ini, seperti halnya kata-kata semisalnya yang telah kit abaca, yaitu mengenai penyampaian dakwah yang dilakukan oleh Nabi Hud as.
هو انشاكم من الارض
Allah-lah yang telah memulai penciptaan kalian dari tanah. Yaitu, pertama yang daripada Allah menciptakan Adam, neke moyang umat manusia, kemudian menciptakan kalian dari sari pati yang berasal dari tanah juga melewati bermacam-macam perantara karena sperma (nutfah) yang berubah menjadi suatu yang melekat pada uterus (‘alaqoh) kemudian berubah pula menjadi gumpalan daging (mudghoh) kemudian menjadi merangka tulang yang dibalut dengan daging. Asal semuanya adalah darah, sedang darah itu berasal dari makana. Makanan it, kadang terdiri dari tumbuhan yang hidup diatas tanah, kadang terdiri dari daging yang berasal dari tetumbuhan setelah melewati satu tahapan atau lebih.
واستعمركم فيها
Dan Allah menkjadikan kalian orang-orang yang memakmurkan tanah itu. Artinya bahwa kaum Nabi Shalih itu ada yang menjadikan petani, pengrajin dan ada pula tukang batu, sebagaimana tercantum dalam ayat lain yang artinnya:’Dan mereka memahat runah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami)  dengan aman (Al-Hijr 15:82)
Kesimpulannya   sesungguhnya Allahlah yang telah menciptakan bentuk kejadian kalian, dan menganugerahkan kepadamu sarana-sarana kemakmuran dan kenikmatan dia tas bumi. Maka, tidaklah takut kamu menyembah Allaah, karean Allah-Lah yang berjasa memberi anugerah kepada kalian. Oleh karena itu, bersyukur kepada-Nya adalah kewajibanmu denagn cara beribadah kepada-Nya semata-mata dengan Ikhlas.
فا ستغفروه ثم توبوااءليه
Maka mohonlah ampun kepada Allah  supaya mengampuni kalian atas dosa-dosamu yang lalu karena kemusyrikanmu dengan mempersekutukan Allah kepada yang lain, juga atas kejahatan-kejahatan yang telah kamu lakukan. Kemudian, kembalilah kalian kepada-Nya dengan memohon taubat tiap kali kamu telanjur  melakukan suatu dosa, semoga mengampuni kalian.
ان ربى قريب مجيب
Sesungguhnya Tuhanku maha dekat kepada hamba-hambanya, tidak samar lagi bagi-Nya permohonan ampun mereka maupun doronagn yang membangkitkan untuk melakukan permohonan ampun. Allah juga maha pengampun dan menagbulkan doa bagi siapa pun yang berdoa kepad-Nya dan memohon, apabila dia seorang mu’min yang ikhlas.[7]
C.     Makmur Pintu Damai Sejahtera
1.      Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian dimuka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur  (QS.Al-Araf/7:10)
2.      Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya meningalkan di belakang mereka anak –anak lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan ynag benar”(QS Al-Nisa/4:9)
3.      Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
4.      Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a :” Ya Tuhanki, jadikanlah negeri ini, negeri yang amansentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan pada orang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali(QS.Al-Baqarah/2:126[8]
BAB 111
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Memakmurkan berasal dari kata dasar makmur. Memakmurkan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga memakmurkan dapat menyatan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.[9]
Kehidupan Dunia atau alam dunia adalah alam yang kita tempati sat ini, alam yang telah disiapkan oleh Allah swt sebagai tempat untuk mansia beribadah kepada-Nya.
Dalil tentang memakmurkan kehidupan terdapat dalam quran surat Al-Huud ayat 61 dan juga terdapat  tafsiran dan tafsir al-misbah, tafsir,al-quran,-
Kemudian untuk mencapai makmur pintu damai sejahtera yaitu dengan cara beribadah kepada Allah, bertaqwa, beriman. Dll
B.     SARAN
Alhamdulillah makalah ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal perkuliahan. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, serta untuk memotifasi kita agar lebih giat dan semangat dalam belajar








DAFTAR PUSTAKA


Abdulah, Dudung. 2016. Perspektif Al-Quran Tentang Posisi Manusia Dalam Memakmurkan Alam Raya (Makasar:UIN Alauddin,) Vol. 5/ No. 1, Hlm.  14-15
Mawaghir, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Prespektif Tafsir Al-Misbah Karya Muhammad Quraish Syihab ,(Palembang:UIN Raden Fatah,2018) Vol 1V/ No.1
Mushthafa, Ahmad Al-Maraghi. 1988.Terjemah Tafsir Al-Maraghi,(Semarang:Tohaputra,)
Sonhadji,  1990. Al-Qur’an  dan Taffsirnya (Yogyakarta:PT. DANA BHAKTI WAKAF,)
Qurrotula’yuun, Nilai-Nilai Pendiidkan Akhlak Nabi Shalih  Dalam Pendidikan Islam Kajian Terhadap Tafsir Al-Misbah Surat Huud Ayat 61-68 (Ponorogo:IAIN PONOROGO,2017) Hlm. 45
https://www.Moehs.wordpress.com/2013/11/08/konsep-kesejahteraan-dalam-islam-tafsir-tahlily diakses 04 Oktober 2018 20.19











BIODATA





Nama                           : Dian Maisaroh
TTL                              : Batang, 03 Desember 1999
Nim                             : 2117187
Alamat                         : Ds. Ngdairejo Kec. Reban Kabupaten Batang
Riwayat Pendidikan     : TK HANDAYANI NGADIREJO
SDN 01 NGADIREJO
SMPN 03 REBAN
SMAN 01 BANDAR



[3] Dudung Abdulah, Perspektif Al-Qur’an Tentang Posisi Manusia  Dalam  Memakmurkan  Alam Raya (Makasar:UIN Alauddin,2016) Vol. 5/ No. 1, Hlm.  14-15
[4] Mawaghir, Nilai-Nilai Pendidikan  Karakter  Perspektif  Tafsir  AL-Misbah  Karya  Muhammad QURAISH Shihab,(Palembang:UIN Raden Fatah,2018) Vol 1V/ No.1 Hlm. 174
[5] Qurrotula’yuun, Nilai-Nilai Pendiidkan Akhlak Nabi Shalih  Dalam Pendidikan Islam Kajian Terhadap Tafsir Al-Misbah Surat Huud Ayat 61-68 (Ponorogo:IAIN PONOROGO,2017) Hlm. 45
[6] Sonhadji,  Al-Qur’an  dan Taffsirnya (Yogyakarta:PT. DANA BHAKTI WAKAF,1990) Hlm. 273
[7] Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang:Tohaputra,1988) Hlm.94-95
[8] Moehs.wordpress.com/2013/11/08/konsep-kesejahteraan-dalam-islam-tafsir-tahlily diakses 04 Oktober 2018 20.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar