Laman

Rabu, 21 November 2018

SBM D K1 MANAJEMEN KELAS “CARA MERANCANG MANAJEMEN KELAS”


MANAJEMEN KELAS
 “CARA MERANCANG MANAJEMEN KELAS”
Amila Arifiani
NIM, 2317230 
KELAS D

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “CARA MERANCANG MANAJEMEN KELAS
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami mentyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meneriama segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. . Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.



Pekalongan, 17 November 2018

           
Penulis





                                                                  DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………….…………………………..i
Kata Pengantar …………………………………………………………….ii
Daftar isi …………………………………………………………………...iii
Bab I 
Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………..……4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………,4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….......4
D. Metode pemecahan masalah………………………………………….…5
E. Sistematika penulisan……………………………………………………6
Bab II
Pembahasan
1.      Pengertian Manajemen Kelas……………………………………………6
2.      Tujuan Manajemen Kelas………………………………………………..7
3.      Rancangan Pengelolaan Kelas…………………………………………...8
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………...…………..12
B. Saran…………………………………………………………...………....12
            Daftar Pustaka ……………………………………………………………..13
            Biodata Penulis……………………………………………………………..14

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Oleh karena itu, guru dituntut untuk paham tentang filosofis dari belajar dan mengajar tersebut. Mengajar vtidak hanya kegiatan mentransfer ilmu, namun juga sejumlah perilaku yang akan menjadi milik siswa.
     Manajemen kelas tidak hanya untuk mengatur belajar, fasilitas fisik dan rutunitas. Namun juga menyiapkan kondisi kelas dsan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah maupun kelas harus dikelola dengan baik, dan menciptakan keadaan belajar yang menunjang.
B.     Rumusan Masalah.
  1. Apa pengertian dari Manajemen Kelas?
  2. Apa Tujuan dari Manajemen Kelas?
  3. Bagaimana cara merancang Manajemen Kelas?
C.    Tujuan Makalah
  1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas
  2. Untuk mengtahui tujuan dari manjemen kelas
  3. Untuk mengetahui cara merancang manajemen kelas

D.    Metode Pemecahan Masalah.
      Metode pemecahan massalah yang dilakukan melalui studi literature/metode kajian pustaka, yaitu dengan mengggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah. Melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber.
E.     Sitematika Penulisan Makalah.
      Makalah ini ditulis kedalam tiga bagian meliputi: Bab I bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, metode pemecahan masaalah, dan sistematikan penulisan makalah. Bab II adalah tentang pembahasan, dan Bab III bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kelas ( Pengelolaan Kelas )
      Pengelolaan kelas mengarah pada guru untuk menata pembelajaran. Secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama. Suharsimi Arikunto (1988), berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kodisi belajar yang optimal.
      Pengertian diatas menunjukan adanya beberapa variable yang perlu dikelola secara sinergik, terpadu dan sistemik oleh guru, yakni: (1) ruang kelas, menunjukan batasan limgkungan belajar, (2) usaha guru, tuntunan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala  kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar, (3) kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan dan (4) belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar.[1]
      Secara terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu: manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan ruang kelas. Manajemen adalah kata yang aslinya dari Bahasa Inggris, yaitu “manajement”, yang berati ketatalaksanaan, tata pemimpin, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311) adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.[2] Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.kesimpulan sederhananya pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.[3]
      Sementara itu, menurut istilah, Syaiful Bhari Djamarah mendifinisikan manajemen kelas sebagian suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung prises interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
      Selain itu, menurut Jamil Suprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pebelajaran yang optimal. Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.
      Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.[4]
B.     Tujuan Manajemen Kelas.
      Secara umum tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, susasan disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap, serta apresiasi para siswa.[5]
      Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai berikut:
a.       Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b.      Untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan manajemen kelas guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap
kemajuan/perkembangan yang dicapai siswa.
c.       Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran pada masa mendatang.
      Jadi manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi didalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya.[6]

C.    Rancangan Pengelolaan Kelas.
      Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi rancangan pengelolaan kelas yaitu serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis agar kondisi kelas yang kondusif dan optimal. Dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.      Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa, dan bagaimana harus berbuat dalam pengelolaan kelas.
2.      Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya. Yakni, setiap saat seorang siswa akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu dalam lingkungannya.
3.      Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh siswa melalui identifikasi masalah penyimpangan yang dihadapi.
4.      Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oeh siswa.
5.      Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan pengelolaan kelas.[7]
      Kelima faktor diatas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan pengelolaan kelas. Setelah rancangan tersebut disusun, hal yang terpenting, yaitu proses pelaksanaanya. Peranan dan pengaruh guru menjadi penting karena disamping kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan rancangan, makan sikap tingkah laku, kepribadian serta kemampuan berinteraksi merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian.
      Langkah-langkah proses pengelolaan kelas, antara lain:
1.      Memahami hakikat konsep dan tujuan pengelolaan kelas.
2.      Menentukan permasalahan baik dari segi preventif atau kuratif.
3.      Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan sendiri, lalu memperhatikan kenyataan penyimpangan perilaku yang ada.
4.      Menentukan permasalahan dari segi individu maupun kelompok.
5.      Menyusyun rancangan pengelolaan kelas dari segi preventis individual atau kelompok.
6.      Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan pengelolaan kelas.
7.      Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat mendidik.[8]
       Adapun pengaturan dalam manajeman kelas yaitu:
1.      Pengaturan atau Pengondisian Fisik.
a.       Pengaturan berlangsungnya proses belajar mengajar.
       Pengaturan ini bertujuan agar peserta didik bisa bergerak leluasa pada saat melakukan aktivitas belajar.
b.      Pengaturan tempat duduk.
       Pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan postur tubuh peserta didik dapat membantu proses pembelajaran di dalam ruang kelas lebih nyaman. Pengaturan ini berguna untuk memudahkan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa secara langsung. Ada beberapa formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran dan posisi berbaris kebelakang.
c.       Pengaturan ventilasi dan penerangan.
       Pengaturan ventilasi dan penerangan harus menjamin kesehatan peserta didik. Suhu ventilasi dan penerangan menjadi asset penting untuk terciptannya suasana belajar yang nyaman.
d.      Pengaturan penyimpanan barang.
       Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dijangkau ketika diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
       Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas antara lain:
1)      Ukuran ruang kelas 8x7 m
2)      Dapat memberikan kebebasan gerak.
3)      Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
4)      Pengaturan perlengkapan dan peralatan ruang kelas yang memungkinkan guru dan peserta didik dapat bergerak luas.
2.      Pengaturan peserta didik.
       Pengaturan peserta didik dipandang sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Dengan alasan ini, kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok mempertimbangkan peninjaun pada aspek perbedaan individual pesrta didik yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.       Postur tubuh peserta didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan dibarisan belakang.
b.      Peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran hendaknya ditempatkan di depan.
c.       Peserta didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d.      Peserta didik yang mempunyai kecakapan dalam berdiskusi dikelompokan dengan anak didik pendiam.
e.       Peserta didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu peserta didik lainya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.[9]













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Secara terminologi, manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu: manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan ruang kelas. Sementara itu, menurut istilah, Syaiful Bhari Djamarah mendifinisikan manajemen kelas sebagian suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung prises interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
      Selain itu, menurut Jamil Suprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pebelajaran yang optimal. Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.
      Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.
B.     Saran-saran
      Pada penulisan makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekliruan. Saya selaku penulis dengan ikhlas dan senag hati menerima segala kritik dan saran makalah ini agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.




DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful Djamarah. Dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka        Cipta.
Fathurrohman, Pupuh. 2011. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Islami.             Bandung: PT RefikaAditama.
Jones, Verndan. Louise Jones. 2012. Manajemen Kelas Komprehensif. Jakarta:             Kencana.
Mustakim, Zainal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN           Pekalongan Press.
Sudirman N, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1991.
Wijaya, Cece. A. Tabrani Rusyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses        Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sodikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Airlangga.
















BIODATA PENULIS

Nama                           : Amila Arifiani
Nama Panggilan          : Mila/Miming
TTL                             : Pekalongan, 19 Oktober 1997
Alamat                        : Perum Korpri (RSS) blok c/8 Kandang Panjang Pekalongan
Riwayat Pendidikan   : -     SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang
-          SMP Muhammadiyah Pekalongan
-          SMKN 1 PEKALONGAN







                [1] Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum dan Islami, (Bandung: PT Refika Aditama 2011), hlm. 103
                [2] Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, (Jakarta :Rineka Cipta, 2002), hlm. 196
                [3] Ibid, hlm. 198
               
                [4] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press), hlm. 204
                [5] Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 311
                [6] Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm.114
[7] Vern Jones dan Louise Jones, Manajemen Kelas Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 41-42
[8] Sodikin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Airlangga, 2002), hlm.58

                [9] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press), hlm. 216-218

Tidak ada komentar:

Posting Komentar