Metode Pendidikan “Universal”
(Metode Tabligh)
Qs.
Al-Ma’idah 5: 67
Mutiara Hafidzha
NIM. (2117035)
Kelas : A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat hidayah dan karunia nya sehingga Makalah yang berjudul Metode Pendidikan “Universal” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Tarbawi. Makalah ini menjelaskan tentang Metode Pendidikan
“Universal Metode Tabligh Qs. Al-Ma’idah 5: 67 .
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini sebaik
mungkin. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan mohon maaf
sebesar-besarnya, serta menerima kritik
dan saran dari pembaca guna
penyempurnaan penulisan makalah mendatang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
M.Ghufron M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah
memotivasi dan membimbing selama perkuliahan berlangsung. Dan Semoga, makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekalongan, 16 November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………….......... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah..............................................................................
4
B.
Rumusan Masalah……………..………………………………………..
4
C.
Tujuan………………………………………………………………….….4
BAB II PEMBAHASAN
- Hakikat Metode Tabligh…………………………………………………. 5
- Tafsir dan Dalil Metode Tabligh Qs. Al-Maidah
5:67……………….... 5-8
- Implementasi Metode Tabligh Dalam
Pendidikan………………………. 8
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan………………………….…………………………………… 9
BIODATA PRIBADI..........................................................................................
10
REFERENSI BUKU...........................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
12
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Metode
berasal dari Bahasa yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang di
tempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami obyek menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Fungsi metode
berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan atau bagaimana cara melakukan atau
membuat sesuatu. Metode berupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam di dalamnya memuat berbagai
informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Karena
memang Al-Qur’an diturunkan untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman, sumber
inspirasi, dan sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah hal yang berkaitan
dengan pendidikan seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 67.
- Rumusan Masalah
1.
Bagaimana hakikat metode tabligh ?
2.
Bagaimana dalil Dalil Metode Tabligh Qs. Al-Maidah
5:67 ?
3.
Bagaimana implementasi metode tabligh dalam pendidikan
?
- Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami hakikat metode tabligh
2.
Untuk mengetahui dan memahami dalil Dalil Metode
Tabligh Qs. Al-Maidah 5:67
3.
Untuk mengetahui dan memahami implementasi metode
tabligh dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Metode Tabligh
Metode berasal dari Bahasa
Latin “Meta” yang berarti melalui. Dan “Hodos” yang berarti jalan atau kea tau
cara ke. Dalam Bahasa Arab metode disebut “Tariqah” artinya jalan, cara, sistem
atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah
suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita.[1]
Tabligh adalah mengajak atau
menyampaikan sekaligus memberikan suatu contoh kepada orang lain untuk
melakukan perbuatan yang benar di dalam kehidupan. Tabligh bisa bersifat
komunikatif ataupun argumentatif [2]
Metode Tabligh adalah metode
yang dapat diperkenalkan bagi dunia pendidikan modern saat ini, yaitu metode
pendidikan yang tidak sekedar penyampaian pelajaran dari guru kepada muridnya,
tetapi dalam metode tersebut terkandung beberapa persyaratan untuk terciptanya
efektivitas belajar mengajar.[3]
B.
Tafsir dan Dalil Metode Tabligh Qs. Al-Maidah 5:67
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ
وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya
:
Hai
Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Tidak
kurang dari sepuluh versi riwayat yang menerangkan sebab-sebab turunya ayat
ini. Salah satu diantaranya, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW, tengah
beristirahat dan tertidur di bawah sebatang pohon kurma, tiba-tiba datanglah
seorang Arab kampung menghampiri beliau. Ia mengambil pedang Nabi yang beliau
simpan di sampingnya. Lalu, membangunkan Nabi Muhammad SAW, dan berkata dengan
nada mengancam, “Hai Muhammad, siapa yang akan menghalangi pedang ini (kalua
aku tebaskan ke lehermu) ?” dengan tenang, Nabi Muhammad SAW menjawab, “Allah”!
seketika tangan si badwi itu bergetar lemas dan pedang di tanganya pun jatuh.
Tidak lama setelah peristiwa tersebut, turunlah ayat ini. Hadis ini
diriwayatkan oleh Ath-Thabari.
Allah
SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW, agar tidak perlu merasa gentar kepada siapa pun
dalam menyampaikan risalah, juga tidak merasa berkecil hati dengan sedikitnya
pendukung dan banyaknya penentang. Perintah balligh dalam ayat itu bersabar dan
tabahlah engkau dalam menyampaikan risalah itu. Jadi, tabligh bukan hanya
ceramah dan setelah itu menerima
“amplop” seperti yang di pahami saat ini, tetapi tabligh dalam arti
menyampaikan isi risalah berikut melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan
ketabahan.
“
menjagamu dari gangguan manusia” maksudnya Allah menjaga Nabi Muhammad SAW,
dari usaha-usaha pembunuhan dari orang-orang kafir quraisy mekah. Ini terbukti,
walaupun mereka bersusah payah menyusun strategi untuk “menghabisi” Nabi
Muhammad SAW, usahanya tetap saja gagal. Nabi Muhammad SAW pernah di terror dan
diancam bahkan, pernah dilempari penduduk Thaif hingga terluka cukup parah,
tetapi semua itu merupakan sunatullah dan konsekuensi dari sebuah perjuangan
menegakkan yang benar dan memberantas yang batil.[4]
- Tafsir Al-Azhar
Qs. Al-Maidah ayat 67 ini ialah menjelaskan
tugas yang di pikulkan Allah kepada Rasulnya, Nabi Muhammad SAW. Dan disamping
diberi tugas, Tuhanpun memberikan jaminannya pula atas keselematan diri beliau
selama melakukan tugas. Sebab itu maka ayat ini dimulai dengan ucapan “wahai
Rasul!” (pangkat ayat 67). Sebagaimana kita ketahui, tuhan tidak pernah
memanggil Nabi kita dengan menyebut namanya, melainkan menyebut tugas atau
jabatannya. Dan panggilan “Wahai Rasul!” akan mengingatkan beliau tugas yang
dipikul ke atas pundaknya : “Sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepada
engkau (dari tuhan engkau). Ini adalah perintah tegas dari Tuhan bahwasannya
segala wahyu yang telah diturunkan tuhan kepadanya, hendaklah beliau sampaikan
langsung kepada umat, tidak boleh disembunyikan, sebab samalah artinya dengan
tidak menyampaikan sama sekali, sama juga dengan kita ummat Muhammad sendiri,
kalau kita mengaku percaya kepada Allah dan Rasul, hendaklah kita percaya dalam
keseluruhan , maka tiadalah dapat diragukan lagi, bahwasanya perintah itu telah
dijalankan oleh rasul dengan selengkapnya.[5]
- Tafsir Al-Lubab
Ayat
67 berpesan kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa sampaikanlah kepada siapapun
petunjuk Allah SWT, yang di turunkan kepadamu, jika tidak walau hanya
meninggalkan sebagian kecil dari apa yang harus engkau sampaikan maka itu
berarti engkau tidak menyampaikan amanatnya. Jangan khawatir sedikitpun
menyangkut akibat penyampaian ini, Allah SWT memeliharamu dari gangguan yang
berarti dari manusia.[6]
- Tafsir Al-Mishbah
Thahir Ibn Asyur menilai
penempatan ayat ini disini merupakan sesuatu yang musykil, Karena tulisanya
surah al-maidah merupakan salah satu surah terakhir yang turun, sedangkan
ketika itu Rasulullah SAW telah menyampaikan seluruh ajaran agama yang turun
hingga ketika itu. Seandainya ayat ini turun pada awal masa kenabian maka apa
yang di perintahkan disini dapat di mengerti dan di pahami sebagai mengukuhkan
Nabi SAW, dan meringankan beban mental beliau. Tetapi, karena surah ini merupakan
salah satu surah terakhir yang turun, dan beliau sendiri telah melaksanakan
tugas penyampaian risalah, agama pun
telah disempurnakan. Maka sebenarnya pada saat turunya tidak ada lagi
yang diperintahkan untuk di sampaikan. Karena itu, hanya ada dua kemungkinan
yang dapat dikemukakan menyangkut penempatan ayat ini dalam surah ini dan
sesudah uraian ayat-ayat sebelumnya.[7]
C.
Implementasi Metode Tabligh Dalam Pendidikan
·
Aspek kepribadian guru yang selalu menampilkan sosok
keteladanan yang baik bagi murid-muridnya.
·
Aspek kemampuan intelektual yang memadai
·
Aspek penguasaan metodologi yang memadai
·
Aspek keikhlasan
·
Aspek spiritualitas, dalam arti pengamal ajaran agama
yang istiqamah[8]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Metode
Tabligh merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian. Dalam
Qs. Al-Maidah 5:67 dapat diambil kesimpulan bahwa Allah
SWT menyuruh agar tidak perlu merasa gentar kepada siapa pun dalam menyampaikan
risalah atau ajaran juga tidak merasa berkecil hati dengan sedikitnya pendukung
dan banyaknya penentang. Serta harus bersabar dan tabah dalam menyapaikan
risalah.
BIODATA PRIBADI
Nama
: Mutiara Hafidzha
Tempat,
tanggal lahir : Pekalongan, 3 juni 1999
Alamat
: Ds. Jetakkidul Rt 08/ Rw 01, kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan
Hobi
: Bisnis Online
WA
: 089667331488
Motto
Hidup : menjadi pribadi yang mandiri, sukses dunia akhirat dan membanggakan
orangtua.
Riwayat
Pendidikan
·
TK Islam Az-zahra
·
SD Negeri 02
Jetakkidul
·
SMP Negeri 1
Wonopringgo
·
SMA Negeri 1
Bojong
·
IAIN Pekalongan
(masih)
REFERENSI
BUKU
DAFTAR PUSTAKA
Uhbiyati, Nur.
1998.Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tabligh-dan-contonya
diakses tanggal 16 November 14.30
Gojali,Nanang.
2013. Tafsir Hadis Tentang Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamka. 1982. Tafsir
Al-Azhar Juzu VI. Jakarta: PT Pustaka Panjimas
Shihab, M Quraish.
2012. Tafsir Al-Lubab makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah
Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati
Shihab, M Quraish.
2006. Tafsir Al-Misbah pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur’an.
Tangerang: Lentera Hati
[1] Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS (Bandung: CV Pustaka Setia,
1998) Hlm. 123
[2] Http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tabligh-dan-contonya
diakses tanggal 16 November 14.30
[3] Nanang Gojali, Tafsir
Hadis Tentang Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013) Hlm. 227
[4] Ibid, hlm. 226-227
[5] Hamka, Tafsir Al-Azhar
Juzu VI (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1982) Hlm. 358-359
[6] M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Lubab makna, tujuan, dan pelajaran dari surah-surah Al-Qur’an (Tangerang:
Lentera Hati, 2012) Hlm. 282
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Misbah pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati,
2006) Hlm. 150
[8] Op.cit Nanang Gojali hlm.
227
Tidak ada komentar:
Posting Komentar