Laman

Senin, 26 September 2011

psikologi agama (1) kelas A

MAKALAH
Ruang Lingkup Psikologi Agama
 
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.Si
 
 
 
Copy of Stain
 
 
 
 
Disusun oleh:
1.      Ninin Miskiyah           (2022110001)
2.      A. Tubagus Fahmi       (2022110002)
3.      Dewi Aisyah               (2022110003)
 
 
 
JURUSAN TARBIYAH PBA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2011

 

BAB I
PENDAHULUAN
 
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (kognisi), perasaan (emotion) dan kehendak (konasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri manusia dewasa, normal dan beradab.
Psikologi agama sebagai disiplin ilmu, baru tumbuh pada abad ke_19. Berbeda dengan disiplin ilmu lainnya, ilmu ini meneliti hubungan manusia dengan kepercayaannya (agama) dari sudut kejiwaan. Menurut sudut pandang psikologi, hubungan manusia dengan kepercayaannya ikut dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor kejiwaan.
Sesuai dengan bidang dan kegunaannya, psikologi umum dibagi kedalam berbagai cabang. Dan psikologi agama adalah salah satu dari cabang psikologi umum. Dalam makalah kami ini, kami menulis tentang ruang lingkup psikologi agama, yang meliputi:
a)      Pengertian Psikologi Agama
b)      Lapangan Penelitian Psikologi Agama
c)      Metode Penelitian Psikologi Agama
 
 
 
 

 
BAB II
 
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA
 
 
A.    Pengertian Psikologi Agama
Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu Psikologi dan Agama. Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Psikologi merupakan suatu titik pandang para pemikir. Suatu cara bagaimana orang bijak memandang kehidupan. Sebagai gagasan-gagasan dari mereka yang mengetahui kehidupan secara lebih menyeluruh. Menurut Inayat Khan dalam bukunya “Dimensi Spiritual Psikologi” mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang fitrah manusia, kecenderungan manusia, perkembangan manusia, dan pikiran-pikiran manusia.[1]
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi menurut Inayat Khan adalah suatu ilmu yang menjebatani antara ilmu material dan esoterisme.
Menurut kami para pemakalah berpendapat bahwa ilmu material yang dimaksud oleh Inayat Khan adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan jasad yang sering digunakan sebagai wadah, usaha atau upaya yang dilakukan oleh pihak manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan ilu esoterisme merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan ruh atau spiritual. Jadi ilmu material adalah sesuatu yang bias kita indera dan ilmu esoterisme adalah ilmu yang tidak bisa kita indera namun dapat di pahami atau sering kita sebut ruh.
Diriwayatkan pada sebuah hadist Nabi yang dikutip oleh Jalaluddin Rahmat dalam bukunya “Psikologi Agama”, diceritakan seorang lelaki menemui dan bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Rasulullah bersabda, “akhlak yang baik”. Kemudian ia mendatangi Nabi dari sebelah kanannya dan berkata, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Nabi bersabda, “akhlak yang baik”. Kemudian ia mendatanginya dari belakang dan bertanya, “apakah agama itu?”. Rasul menoleh kepadanya dan bersabda, “belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik, sebagai misal janganlah engkau marah”[2] (Al-Targhib wa Al-Tarhib 3:405).
Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain, psikologi agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang yang menyangkut tata cara berpikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.[3]
Jalaluddin dalam bukunya (Psikologi Agama edisi revisi) menulis bahwa psikologi agama adalah cabang psikologi yang meneliti dan mepelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya, serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.[4]
 
B.     Metode Penelitian Psikologi Agama
Metodologi dalam psikologi agama dalam penelitiannya adalah dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan yang terkumpul dan dianalisis secara objektif.
Dirasa cukup sulit dalam melakukan penelitian terhadap agama, dikarenakan agama merupakan lebih pada aspek kebatinan dan kemudian bagaimana penelitian itu bersifat objektif dalam proses dan hasil dari penelitian tersebut. Maka kemudian perlu diperhatikan beberapa hal dalam melakukan penelitia.
Diantara metode yang digunakan dalam mengkaji psikologi agama adalah sebagai berikut:
 
1. Dokumen Pribadi
Metode ini digunakan untuk mempelajari bagaimana pengalaman dan kehidupan batin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk mengetahui informasi tentang hal ini maka dikumpulkan dokumen pribadi seseorang. Dokumen tersebut dapat berupa autobiorafi, biografi atau catatan- catatan yang dibuatnya.
Metode dokumentasi tersebut dalam penerapannya dapat digunakan beberapa teknik, antara lain:
a.       Teknik Nomotatik
Nomatatik merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami tabiat atau sifat-sifat dasar manusia dengan cara mencoba menetapkan ketentuan umum dari hubungan antara sikap dan kondisi-kondisi yang dianggap sebagai penyabab terjadinya sikap tersebut.[5]
b.      Teknik Analisis Nilai (value analysis)
Teknik ini digunakan dalam kaitannya dengan statistik. Data- data yang telah terkumpul diklasifikasikan menurut teknik statistik dan dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap individu yang diteliti. Tokoh yang menerapkan tekhnik ini antara lain Carlson, yang meneliti hubungan antara tingkat kecerdasan dengan kepercayaan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara agama dan tingkat kecerdasan, yang berarti anak-anak yang kurang cerdas cenderung berpegang erat kepada kepercayaan agama, sedangkan anak-anak yang cerdas kecendrungannya lebih kecil.[6]
c.       Teknik Ideography
Yaitu pendekatan guna memahami sifat dasar manusia.
d.       Teknik Penilaian terhadap Sikap (evaluation attitudes technique)
Teknik ini digunakan dalam penelitian biografi, tulisan atau dokumen yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Dari dokumen tersebut kemudian ditarik kesimpulan, misalnya, tentang bagaimana pendirian seseorang terhadap persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam kaitannya dengan pengalaman dan kesadaran agama.[7]
2. Angket dan Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan subjek. Metode angket dan wawancara tersebut dalam penerapannya dapat digunakan beberapa teknik, antara lain:
·      Pengumpulan Pendapat Masyarakat (public opinion polls)
·      Skala Penilaian (ratting scale)
·      TesEksperimen
·      Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi
·      Pendekatan terhadap Perkembangan
·      Metode Klinis dan Proyektivitas
·      Studi Kasus
·      survei[8]
 
C.    Ruang Lingkup Lapangan Penelitian Psikologi Agama
Prof. Dr. Zakiah Daradjat ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai:
1.      Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tenteram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdo’a.
2.      Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya.
3.      Mempelajari, meneiliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.
4.      Meneliti dan mempelajari kesadaraan dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberipengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
5.      Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci dan kelegaan batinnya.
 
Semuanya itu menurut Zakiah Daradjat tercakup dalam kesadaran agama dan pengalaman agama.[9]
Yang dimaksud kesadaran agama adalah bagian atau segi agama yang hadir (terasa) dalam pikiran yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama. Sedangkan pengalaman agama adalah unsur perasaan dalam beragama, yaitu perasaan yang membawa keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliyah).[10]
Psikologi agama tidak mencampuri segala bentuk permasalahan yang menyangkut pokok keyakinan suatu agama, termasuk tentang benar salahnya atau masuk akal dan tidaknya keyakinan agama (Zakiah Daradjat:12-15). Tegasnya psikologi agama hanya mempelajari dan meneliti fungsi-fungsi jiwa yang memantul dan memperlihatkan diri dalam perilaku dalam kaitannya dengan kesadaran dan pengalaman agama manusia. Kedalamnya juga tidak termasuk unsur-unsur keyakinan yang bersifat abstrak seperti tentang Tuhan, surga, neraka, kebenaran kitab suci dan lainnya, yang tidak mungkin teruji secara empiris.[11]
Dengan demikian psikologi agama menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat adalah mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya.
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
 
A.    Kesimpulan
Dari makalah tentang “Ruang Lingkup Psikologi Agama” di atas dapat disimpulakan bahwa psikologi agama adalah cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.
Menurut Prof.Dr.Zakiah Daradjat, lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasildari keyakinan.
Dalam meneliti ilmu psikologi agama menggunakan sejumlah metode, antara lain:
1.      Dokumen pribadi
2.      Kuesioner dan wawancara
 
B.     Penutup
Demikianlah makalah kami yang berisi tentang “Ruang Lingkup Psikologi Agama”, kami berharap isi makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Rahmat, Jalaluddin.2003. Psikologi Agama, Bandung: PT. Mizan Pustaka
 
Jalaluddin.2001. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
 
Hidayat, Komaruddin.2007. Psikologi Beragama, Jakarta: PT. Mizan Publika
 
Khan, Inayat.2000. Dimensi Spiritual Psikologi, Bandung: Pustaka Hidayah
 
(http:// ruanglingkuppsikologiagama.com/ diakses tanggal 21 September 2011
 
 
 


 


[1] Inayat Khan. Dimensi Spiritual Psikologi (New York: Pustaka Hidayah.1918)  hlm.13
[2] Jalaluddin Rahmat. Psikologi Agama (Bandung: PT Mizan Pustaka.2003) hlm.14
[3] http:// ruanglingkuppsikologiagama.com/
[4] Jalaluddin, Psikologi Agama Edisi Revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) hlm.15
[5] Jalaluddin, Op.Cit, hlm.38
[6] http:// ruanglingkuppsikologiagama.com/
[7] Jalaluddin, Op.Cit, hlm.39
[8]  Ibid, hlm.40-42
[9] Ibid, hlm.17
[10] Jalaluddin, Loc.Cit
[11] Ibid, hlm.17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar