Laman

Sabtu, 15 Oktober 2011

SBM (4) Kelas B


PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas :
                        Mata kuliah                 : Strategi Belajar Mengajar 
                        Dosen Pengampu        : Muhammad Hufron. M.SI


 


Disusun oleh :
Kelompok IV                          



Disusun oleh    :
Kelompok IV
Anilatul Latifah                       202109066
Umi Jazilah                  202109076
Nazilatul Karimah        202109089
Dian Ningrum              202109094
Kelas B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLA M NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2011

BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi guru profesional, kreatif dan menyenangkan dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenagkan. Dalam melakukan suatu pembelajaran, agar para murid terkondisikan dan dapat menerima pelajaran dengan baik, maka diperlukan suatu pendekatan yang harus dilakukan seorang pengajar kepada para siswanya.[1]
 Seorang guru yang baik tidak hanya berfikir tentang apa yang akan diajarkan dan bagaimana diajarkan, tetapi juga tentang siapa yang menerima pelajaran, apa makna belajar bagi siswa, dan kemampuan apa yang ada pada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.[2] Untuk itu pendekatan dalam proses belajar mengajar sangatlah penting dikuasai oleh seorang guru, supaya tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tersampaikan secara optimal pada peserta didik.







BAB II
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
Pendekatan pembelajaran diartikan  sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,  yang merujuk pada pandangan  tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoeritis tertentu.[3]

B.     MACAM-MACAM PENDEKATAN BELAJAR MEGAJAR

1.      Pendekatan yang Berhubungan dengan Penyampaian Materi

a.      Pendekatan Kompetensi
            Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar.
            Paling tidak ada tiga landasan teoritis yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi antara lain;
1.      Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
2.      Pengembangan konsep belajar tuntas ( mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery).
3.  Usaha penyusunan kembali definisi bakat . 
b.      Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta dididik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya.
c.       Pendekatan Tematik ( Thematic Approach)
Pendekatan tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok atau persoalan . Dalam bukunya Zaenal Mustakim ( 2009: 81) Gastalt mengemukakan pendekatan tematik bertujuan :
1.      Membentuk pribadi yang harmonis dan sanggup bertindak dalam menghadapi situasi yang memerlukan keterampilan pribadi.
2.      Menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan peserta didik.
3.      Memperbaiki dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode mengajar hafalan.
d.      Pendekatan Tujuan Pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainya, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
e.       Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan sub konsep yang menjadi focus. Dengan berbagai metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.[4]
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang mementingkan hasil daripada proses perolehan hasil. Untuk itu pendekatan ini terkesan hanya merupakan pemberian informasi, sehingga hasilnya kurang bermakna dan kurang bertahan lama.
f.        Pendekatan Inquiri
Penggunaan pendekatan ini berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti. Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpimpin dan inkuiri bebas terbuka. Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
g.      Pendekatan Penemuan
Penggunaan pendekatan penemuan berarti kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.
h.      Pendekatan Proses
Pendekatan ini tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan seperti mengamati, berhepotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Penggunaan pendekatan ini menuntut keterlibatan langsung  siswa dalam kegiatan belajar mengajar.[5]
Belajar yang digunakan merupakan belajar bermakna dan tuntas sehingga peserta didik benar-benar menguasai permasalahan yang dipecahkan bersama. Bila permasalahan atau topik  yang tidak tuntas, guru akan melakukan remedial terhadap topik  tersebut. Kemampuan dan prestasi siswa selalu dipantau atau dikontrol melalui proses evaluasi yang kontinyu.[6]
i.        Pendekatan Interaktif ( Pendekatan Pertanyaan Anak)
Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
j.        Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi . Versi pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahan sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberikan petunjuk.
k.      Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
Melalui pendekatan ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama di ingat. Dalam pendekatan ini juga tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah.
l.        Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam satu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakuakn dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antara satu  unsur dengan unsur yang lainnya, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
m.    Pendekatan Keagamaan
Untuk mata pelajaran umum, pendekatan keagamaan sangat penting digunakan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Pendekatan ini dapat diterapkan melalui prinsip-prinsip mengajar seperti konsep korelasi dan sosialisasi, yaitu dengan cara menyisipkan pesan-pesan keagamaan.
2.      Pendekatan yang Berhubungan dengan Penciptaan kondisi pembelajaran
a.      Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar sistematik yang dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologi bihavioristik-humanistik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri. 
            Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang sistem yang terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
b.      Pendekatan Penularan Informasi
Pendekatan ini memberikan kepada mereka yang berusaha menilai hasil pendidikan dengan menularkan pengetahuan yang telah diketahui. Pendekatan ini juga menyederhanakan hubungan antar guru dan  murid, karena guru mengendalikan proses belajar. Sehingga siswa menjadi pihak penerima yang pasif.[7]
c.       Pendekatan Individual
Pendekatan individual adalah pendekatan pembelajaran yang memperhatikan prilaku peserta didik yang bermacam-macam, dimana masing-masing anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.  Begitu pula pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual,  sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. [8]
d.      Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang kecenderungan untuk hiodup bersama. Dengan
Pendekatan  kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja.


e.       Pendekatan Bervariasi
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsep bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan  berbagai motif, sehingga diperlukan variasi, teknik, pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
f.        Pendekatan Edukatif
Adapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan sebagainya.
Semua pendekaatan yang dilakuakan guru harus bernilai edukatif, dengan tujuan untuk mendidik. Tindakan guru karena bdendam, marah, kesal, benci dan sebagainya bukanlah termasuk tindakan mendidik karena apa yang dilakukan itu menurutkan kata hati atau memuaskan hati.

3.      Pendekatan Pembelajaran Menurut Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994
 Pendekatan pembelajaran ada 5 macam, yaitu :
a.      Pendekatan Pengalaman
Untuk pendidikan agama islam, pendekatan pengalaman yaitu suatu pendekatan yang memberikan pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.
b.      Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Dengan pendekatan ini siswa dibiasakan mengamalkan ajaran agama, baik secara individual maupun secara kelompok.
c.       Pendekatan Fungsional  
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekadar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut.

d.      Pendekatan Rasional
 Di sekolah peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan berpikir anak dibimbing ke arah yang lebih baik, sesuai dengan tingkat usia anak. Perkembangan berpikir anak mulai dari yang konkret sampai yang abstrak. Untuk itu pembuktian suatu kebenaran, dalil, prinsip, atau hukum menghendaki dari hal-hal yang sangat sederhana menuju ke kompleks. Pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus sesuai dengan tingkat berpikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan j iwa anak. Usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
Karena keampuhan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
e.       Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, menghayati ajaran agamanya. [9]






PENUTUP
Dalam proses belajar mengajar selayaknya  seorang guru memahami pendekatan-pendekatan yang akan digunakan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tesampaikan secara optimal. Dari bahasan diatas macam-macam pendekatan terbagi menjadi tiga.

1.      Pendekatan yang Berhubungan dengan Penyampaian Materi

Yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan lingkungan, pendekatan tematik,pendekatan tujuan pembelajaran, pendekatan konsep, pendekatan inqueri, pendekatan proses, pendekatan interaktif, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan sains teknologi masyarakat (STM), pendekatan terpadu, pendekatan keagamaan, pendekatan kebermaknaan.
2.      Pendekatan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi pembelajaran.
Yaitu pendekatan sistem, pendekatan penularan informasi, pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan, edukatif.
3.      Pendekatan Pembelajaran Menurut Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994.
Yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan  fungsional, pendekatan rasional, pendekatan emosional.






DAFTAR PUSTAKA

Bahri djamarah, Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Guino, W. 2002. Strategi belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo

Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Gama Media

Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Sunda

           













[1] Zaenal Mustakim, M.Ag. Strategi dan Metode Pembelajaran.(Yogyakarta:Gama Media,2009)hal.72

[2] W.Gulo.Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta:PT Grasindo,2002)hal.4-5
[3] Op.cit.,h.72
[4] Ibid., 82
[5] Op cit.,h.83
[6] Drs.H. Martinis yamin. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat satuan Pendidikan.(Jakarta :       Gunung Persada Press,2007).hal.62
[7]Op cit. hal. 72-95


[8] Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta:PT Rineka Cipta,2002).hal.62
[9] Ibid., h.70-77

Tidak ada komentar:

Posting Komentar