Laman

Sabtu, 17 Maret 2012

B6-28 Nadia Ulfa: KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN ( Ilmu Tentang Pencipta )



MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
( Ilmu Tentang Pencipta )
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu : M.Ghufron Dimyati, M.S.I
 








Kelas/ Smstr    : B/ IV
Disusun Oleh :
Nadia Ulfa                  : 2021110073

JURUSAN TARBIYAH ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN

Dzikir itu boleh dilakukan dengan hati dan boleh pula dengan ucapan lisan. Dzikir yang lebih utama adalah dilaksanakan dengan ucapan lisan dan hati. Jika hendak dilaksanakan dengan salah satunya saja, maka dzikir didalam hati lebih afdhal.
Dzikir itu tiada terbatas hanya pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan seumpamanya itu saja, tetapi setiap orang yang beramal karena Allah adalah orang yang berdzikir kepada-Nya. Yang dimaksud dzikir disini yaitu kehadiran hati. Maka seyogyanya inilah yang menjadi tujuan orang yang berdzikir. Orang yang berdzikir hendaknya ia berusaha untuk menghasilkan dzikir lisan dan dzikir hati dengan memahami apa yang ia ucapkan, sebagaimana ketika membaca Al-Qur’an.
Setiap waktu tertentu itu ada berbagai macam dzikir dan doa. Dzikir dan doanya itu berbeda-beda misalnya saja Hadits yang akan saya bahas ini tetang doa atau dzikir tentang  memasuki waku sore dan memasuki waktu pagi begitu pula kerajaan Allah memasuki sore dan pagi begitu pula seterusnya Rasulullah SAW berdoa .
Setiap sebab pasti ada akibat, adanya api pasti ada asap. Begitu juga adanya alam semesta ini akibat adanya sang pencipta yaitu Allah SWT. Yang telah menciptakan semua makhluk.
Didalam makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang klasifikasi ilmu pengetahuan ( ilmu tentang pencipta ).



BAB II
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI ILMU PEGETAHUAN

A.      HADITS
Ilmu Tentang Pencipta
Kami meriwayatkan dalam shohih Muslim dari Abdullah Bin Mas’ud dia berkata di waktu sore Nabi mengucapkan:
عن عبد الله بن مسعود  قال : " كان نبي الله صلى الله عليه وسلم اذا امسى قال امسينا اوامسى الملك لله والحمد لله لااله الا الله وحده لا شريك له –قال اراه قال فيهن --- له المك وله الحمد وهو على كل شيء قدير رب اسالك خير ما في هذه الليلة وخير ما بعدها واعوذبك من شرمافي هذه اللية وشرما بعدها رب اعوذبك من الكسل وسوء الكبر رب اعوذبك من عذاب في النار وعذاب في القبر واذا اصبح قال ذلك ايضااصبحناواصبح المك لله"
(رواه مسلم في الصحيح, كتا ب الذ كر والدعاء والتوبة والاستغفا ر, باب التعوذ من شر ما عمل ومن شر ما لم يعمل)[1]
B.       MUFRODAT
اند نسي

عربي
Sore
امسى

Kerajaan Allah
الملك الله

Satu-satunya
وحده

Tiada sekutu bagi-Nya
لاشريك له

Aku memohon
اسا لك

Kebaikan        
خير

Kejahatan
شر

Kemalasan
كسل

Keburukan dimasa tua
وسوء اكبر

Siksa
عذاب


C.      TERJEMAH

“ Dari Abdullah bin Mas’ud berkata: Diwaktu sore Nabi SAW,mengucapkan: kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah juga memasuki waktu sore, segala puji bagi Allah SWT, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa,  tiada sekutu bagi-Nya, ( Rawi berkata,menurutku dia mengucapkan padanya). Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan dimalam ini dan kebaikan sesudahnya, aku berlindung kepad-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan hari tua (pikun). Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari siksa api neraka dan siksa dalam kubur. Bila masuk waktu pagi Nabi membaca itu juga, kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan Allah juga memasuki pagi hari.[2]

D.      ARTI KATA

Dari abdullah bin mas’ud berkata
عن عبد الله بن مسعود  قال

Diwaktu sore Nabi SAW,mengucapkan:
كان نبي الله صلى الله عليه وسلم اذا امسى قال

kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah juga memasuki waktu sore
امسينا اوامسى الملك لله

segala puji bagi Allah SWT, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa
والحمد لله لااله الا الله

Dan tiada sekutu bagi-Nya
وحده لا شريك له

Rawi berkata, menurutku dia mengucapkan padanya
قال اراه قال فيهن
Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
له المك وله الحمد وهو على كل شيء قدير

Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu akan kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya
رب اسالك خير ما في هذه الليلة وخير ما بعدها

dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya
واعوذبك من شرمافي هذه اللية وشرما بعدها

Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di usia tua(kepikunan)
رب اعوذبك من الكسل وسوء الكبر

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa dalam kubur
رب اعوذبك من عذاب في النار وعذاب في القبر

Bila masuk waktu pagi Nabi membaca itu juga
واذا اصبح قال ذلك ايضا

kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan Allah juga memasuki pagi hari.
اصبحناواصبح المك لله

diriwayatkan oleh imam Muslim dalam shahihnya
رواه مسلم في الصحيح




E.       BIOGRAFI PEROWI
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib Al-Hudzali. Ibunya adalah Ummu Abd Hudzailiyah. Ibnu Mas’ud termasuk orang yang pertama masuk Islam. Diriwayatkan bahwa dia orang keenam dari enam orang yang masuk Islam. Dia orang yang pertama kali terang-terangan membaca Al-Qur’an di Makkah. Dia hijrah ke Habasyah kemudian ke Madinah. Ikut serta perang badar bersama Rasulullah, Baiat Ar-Ridhwan dan semua peperangan. Bahkan ikut serta dalam perang Yarmuk setelah Rasulullah wafat. Rasulullah sangat mencintai dan memuliakannya. Dia adalah pelayan Rasulullah yang amanah, penjaga rahasianya, teman ketika mukim dan bepergian. Dia masuk setiap saat dan berjalan bersamanya. Dia membawakan siwak, sandal dan air untuk bersuci Nabi SAW.
Dia termasuk ulama’ besar dari kalangan sahabat dan penghafal Al-Qur’an. Rasulullah menyifatinya dalam sabdanya, “Sesungguhnya kamu adalah orang anak yang berilmu”. Umar bin Al-Khathab pernah memperhatikannnya pada suatu hari lalu berkata, “Bejana yang dipenuhi oleh ilmu”. Meriwayatkan dari Nabi sebayak 84 hadits setelah Nabi wafat, dia menjadi penanggung jawab baitul mal di kuffah, kemudian datang ke madinah pada masa kekholifahan Utsman, dan meninggal disana tahun 30H, ketika berusia sekitah 60 tahun. Semoga Allah meridhoi dan mencurahkan rahmat kepadanya.[3]






F.       KETERANGAN HADITS
Hadits diatas diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, bahwa apabila waktu senja atau sore telah tiba Rasulullah SAW biasa berdo’a atau berdzikir, kalimat dzikir yang disebut dalam hadits diatas sunnah dibaca pada setiap pagi dan petang diwakru kapan pun, tetapi yang lebih afdhal ialah hendaknya dibaca sesudah sholat subuh dan sesudah sholat maghrib karena sesungguhnya do’a yang diucapkan sesudah sholat fardu lebih dekat untuk diperkenankan dan lebih diharapkan utuk dikabulkan atau diijabahi oleh Allah SWT.
Tanzih dan Taqdis atau memahasucikan Allah merupakan hal yang wajib bagi hamba Allah disetiap pagi dan petang serta disetiap siang dan malam hari karena waktu-waktu tersenbut merupakan keadaan dan perubahan alam yang membawa berbagai macam nikmat yang baru buat hamba-hamba Allah. Amal ibadah yang paling utama untuk dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah oleh hamba-Nya ialah shalat lima waktu tepat pada waktunya masing-masing.
sabda Rasulullah SAW اللهم انى اعوذ بك من الكسل وسوءالكبر )  ), Al-Qadhi berkata: kami meriwayatkan kata الكبر dengan dua wajah yaitu :
·      الكبر ( Huruf Ba’ dibaca sukun ), artinya: merasa lebih agung dari manusia lain(sombong).
·      الكبر ( Huruf Ba’dibaca fathah ), artinya: tua renta, kacau pikiran karena tua, dan kembali kepada seburuk-buruknya umur(pikun), sebagaimana yang terdapat dalam hadits lainnya. Dan menurut Al-Qadhi wajah kedua ini yang lebih dzohir dan lebih masyhur dari pada wajah yang pertama. Beliau berkata: yang menyebutnya dari fathah adalah imam Al-Harawi dan yang menyebutnya dengan dua wajah adalah imam Al-khattabi, tapi beliau membenarkan yang dengan fathah, ini juga dibantu diuatkan oleh riwayat an-Nasa’i yang berbunyi: وسوء العمر



سوء الكبر ( Suu-il kibari ), artinya keburukan diusia tua (kepikunan), disini yang dimaksud usia tua ialah usia yang sangat tua, pada usia tersebut seseorang kembali kepada masa kekanak-kanakan. Karena itu, ia memerlukan seseorang yang merawat dan mengasuhnya dalam segala hal[4].
Telah diterangkan dalam kitab sholat dan lainnyaketerangan tentang ta’awwudz (permintaan perlindungan) nya Rasulullah SAW dari fitnah kubur, adzab kubur, fitnah dajjal, dan penyucian kesalahan-kesalahan dengan air dan salju. Adapun ta’awwudznya Rasulullah dari fitnah kekeyaan dan fitnah kefakiran adalah karena keduanya merupakan dua keadaan yang dikhawatirkan terdapat fitnah didalamnya.
Ø  Fitnah yang dikhawatirkan dari kefakiran seperti: marah (terhadap takdir), sedikitnya kesabaran, dan jatuh kepada perkara-perkara yang haram atau syubhat karena kebutuhan.
Ø  Sedang fitnah yang di khawatirkan dari kekayaan seperti sombong, bersuka ria melewati batas, pelit dengan hak-haknya harta benda(seperti zakat dll), atau menggunakannya secara berklebihan, menggunakannya dalam kebatilan, atau untuk berbangga-bangga.
Sedang makna الكسل (malas) adalah: tidak adanya kebangkitan jiwa untuk kebangkitan jiwa untuk kebaikan dan sedikitnya semangat atau keinginan padahal ada kemungkinan untuk itu.
Makna العجز (lemah) adalah: tidak adanya kuasa atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu, atau juga diartikan meningglkan sesuatu yang wajib dikerjakan dan menunda-nundanya. Disunnahkan meminta perlindungan kepada Allah dari hal-hal tersebut.
Imam Al-Khattabi berpendapat: kefakiran yang mana Rasulullah meminta perlindungan dari-Nya adalah kefakiran jiwa, bukan kefakiran karena ssedikitnya harta.
Imam Al-Qadhi berpendapat : bisa jadi Rasulullah memeng meminta perlindungan dari kefakiran harta. Maksudnya adalah meminta perlindugan dari fitnah(cobaan) tidak adanya kemungkinan mempunyai harta dan dari kerelaan atas kefakiran tersebut. Karena itulah Rasulullah menggunakan kalima " فتنة القبر " bukan menggunakan kalimat " الفقر "  dan banyak hadits-hadits shahih yang menerangkan tentang keutamaan dari sebuah kefakiran.
Adapun Rasulullah meminta perlindungan dari tua renta maksudnya aadalah beliau meminta perlindungan dari kembali kepada seburuk-buruknya umur(pikun).[5]

G.      ASPEK TARBAWI
Hadits ini menceritakan tentang do’a Nabi Muhammad SAW atas kuasa Allah tentang ciptaannya. Akan tetapi para ilmuan mengingkari tentang adanya pencipta, dia beranggapan bahwa semua yang ada dibumi ini semata-mata hanya suatu kebetulan saja seperti halnya teori big bang yang mengatakan alam ini tercipta berawal dari sebuah dentuman yang keras. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menyatakan segala sesuatu itu ada penciptaannya, Nabi mengajarkan kepada kita untuk selalu berdo’a pagi dan sore hari dan selalu mengingat-ingat akan kuasa Allah supaya kita terhindar dari sifat malas dan jelek sifat sombong dan mengunggulkan diri sendiri.[6] Kita harus bersyukur  kepada sang pencipta yaitu Allah SWT yang mana telah melindungi kita semua. Dan bersyukur atas ciptaan-ciptaannya yang mana telah menciptakan pagi dan malam hari dengan beredarnya matahari seperti yang diterangkan pada teori Geosetris dan Heliosentris dan begitu rapihnya Allah mengatur semua itu  sampai pada waktu beredar pun tidak ada yang bertabrakan maha suci Allah



SIMPULAN

Dari analisis hadits diatas dapat kita tangkap bahwasanya Allah lah pencipta alam semesta, pencipta siang yang terang benderang dan malam yang  yang gelap gulita seperti yang telah diterangkan didalam teori rotasi bumi yang baru ditemukan berabad-abad setelah turunya hadits ini dan Al-Qur’an. Betapa hebat keajaiban Al-Qur’an dan al-Hadits yang menjelaskan tentang teori penciptaan, baik penciptaan bumi, alam semesta, manusia hewan, dan sebagainya. Sehingga mampu membuat ilmuan-ilmuan diabad 18-an kagum akan kebenarannya.
Diantara teori-teori penciptaan, teori penciptaan manusia merupakan salah satu teori yang menarik untuk kita bahas. Yang dapat kita tangkap dari hadits diatas bahwasanya Allah lah satu-satunya pencipta alam semesta, penguasa ruang dan waktu dan pelindung bagi semua makhluk.










DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafizh Al-Din, Zaki dan Abd Al-‘Azhim Al-Mundziri. 2002. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Mizan.
Dieb, Musthafa dan Mahyiddin Mistu, Al-Bugha Syailq. 2002. Al-Wafi Syarah Hadits Al-Bain Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.
Mansyur, Syekh Ali Nashif. 1996. Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW. Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo.  
Muhyidin, Syekh Abi Zakaria dan An-Nawawi Yahya Ibnu Syorof. 1984. Al-Adzkar jilid 5 cet.1. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Nawawi, Imam. 445H. Syarah Shahih Muslim. Jilid 8 dan 9.
Nawawi, Imam. 2007. Ensiklopedi Dzikir dan Do’a. Jakarta: Pustaka Sahifa.
Qardhawi, Yusuf. 1998. As-Sunnah Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Kautsar.


                                                                                                            








[1] Imam Nawawi. Sharih Shahih Muslim. (455H). Jilid.8 hlm.217
[2] Al-hafizh Zaki Al-Din Labd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shohih  Muslim (B andung: Mizan Sya’ban 1432H/ oktober 2002 cet.1) hlm. 205
[3] Dr.Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi (Jakarta: Pustaka Al-Kutsar, 2002) hlm.471-472
[4] Syekh Mansur Ali Nashif,  الثاج الجمع للاصول فى احا ديث الر سول atau MAHKOTA POKOK-POKOK HADITS RASULULLAH SAW JILID 5.(Bandung: Sinar baru Aigensindo: 1996) hlm.316 & 323.
[5] Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim. jilid 9
[6]Yusuf  Al-Qardhawy, As-Sunnah Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Pustaka Kautsar, 1998), hlm.311

10 komentar:

  1. nama:mausufah H
    nim:2021110080
    kelas:B

    assalamualaikum......
    mb,saya mau tanya,bagaimana pendapat anda, mengenai pendapat para ilmuan yang mengingkari tentang adanya pencipta???
    terima kasih...

    wassalamu'alaikum...........

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menjawab pertanyaan mbak sufa
      menurut saya para ilmuan cenderung mendewakan akal ilmuan itu sendiri, sehingga ia tidak memikirkan bahwa ada dzat yang lebih dari makhluk apapun dan alam jagad raya ini.

      Hapus
  2. dina rina
    2021110064
    bagaimana cara kita sebagai pendidik untuk mengklasifikasi ilmu tentang pencipta/ketuhanan agar ketika kita mengklasifikasikannya tidak terjadi kerancauan dan ketika kita menyampaikan hasil klasifikasi kita kepada peserta didik mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menjawab pertanyaan mbak dina rina,,,
      Menurut saya cara kita sebagai pendidk dalam mengklasfikasikan ilmu tentang pencipta adalah sesuai dengan rukun iman.
      kalau penggambarannya peserta didik diberi gambaran tentang alam misalnya, pasti alam ini ada yg menciptakan tidak mungkin tiba-tiba ada sendiri dan pasti ada yg mengatur alam semesta ini..

      Hapus
  3. Kelas : B
    Nama : Tri istiani
    Nim : 2021110057
    Assalamualaikum mbak nad. .
    tri mau tanya maksud dari “membawa berbagai macam nikmat yang baru buat hamba-hamba Allah” itu nikmat2 baru itu yang bagaimana,?
    Maturnuwun . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menjawab pertanyaan dari mbak tri
      Maksud dari “membawa berbagai macam nikmat yang baru buat hamba-hamba Allah” itu nikmat2 baru yakni pergantian antara siang dan malam hari pada setiap harinya itu berbeda-beda, misalnya saja hari ini mendapatkan nikmat berupa kesehatan, lain dengan hari esok Allah memberikan nikmat yg belum kita ketahui.
      sudah sewajibnya kita sebagai hamba Allah harus selalu bersyukur atas apa yg Allah berikan.

      Hapus
  4. Assalamualaikum....

    Nama : M. Labib
    Kelas : B
    NIM : 2021110053

    Jika dilihat secara kontekstual, hadits anda berisi dengan kalimat doa.
    Bagaimana pemahaman kontekstual hadits tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya, saya akan menjawab pertanyaan dr sdr Labib,,,isi hadits ini memang menceritakan doa, ttpi dr sgi kontkstual hadits ini menceritakan ttg doa Nabi Muhammad SAW ats kuasa Allah ttg ciptaannya, Allah menciptakan pagi yang terang&mlm yang glp gulita dg bredarnya matahari begitu rapihnya Allah mgtr smua it smpai pd wkt bredarpun tdk ad yg brtbrakn maha suci Allah. Allah lah pencipta alm smsta, dan Allah lah stu2nya pencipta alam smesta, penguasa ruang dan wkt dan pelindung bgi semua makhluk, Qt wjb brsyukr ats ciptaan2nya.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. TITIK SULARMI
    2021110056
    B

    Assalammu'alaikum.....

    mb nad titik mau tanya.
    Didalam keterangan hadits kan dijelaskan bahwa dengan amal ibadah kita dapat mendekatkan diri kepada Allah?bagaimana kalau orang yang beramal itu hanya ingin mendapat pujian dari orang lain,apa itu dapat dikatakan mendekatkan diri pada Allah atau tidak.

    Wassalammu'alaikum......

    BalasHapus