Laman

Minggu, 18 Maret 2012

D6-37 Himatul Hidayah


 MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN TENTANG ALAM RAYA
(MANFAAT FAUNA BAGI MANUSIA)
            Disusun Guna Memenuhi Tugas :
                        Mata Kuliah                :           Hadits tarbawi
                        Dosen Pengampu        :           Muhammad hufron, M.S.I

                                                           


                                                                                                                       




Oleh Kelas : D

                Himatul Hidayah              (2021110174)


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN

      Makalah Hadits ini menerangkan tentang contoh kecil dari fauna yaitu lebah yang mana lebah memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik pula, masih banyak lagi fauna yang memilki manfaat bagi manusia seperti contoh nyamuk, jika tidak ada nyamuk tidak ada pabrik-pabrik yang mengeluarkan produknya. Lebah memakan sari bunga namun tidak merusak malah membantu penyerbukan bunga, dan mengeluarkan yang baik berupa madu.
      Dalam makalah ini akan diperjelaskan lebih rinci dari hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin Ash.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hadits dari Abdullah bin Amru bin Ash tentang manfaat fauna bagi manusia.

عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ فَإِنَّ أَبَاكَ حِينَ انْطَلَقَ وَافِدًا إِلَى مُعَاوِيَةَ انْطَلَقْتُ مَعَهُ فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو فَحَدَّثَنِي مِنْ فِيهِ إِلَى فِيَّ حَدِيثًا سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمْلَاهُ عَلَيَّ وَكَتَبْتُهُ قَالَ فَإِنِّي أَقْسَمْتُ عَلَيْكَ لَمَا أَعْرَقْتَ هَذَا الْبِرْذَوْنَ حَتَّى تَأْتِيَنِي بِالْكِتَابِ قَالَ فَرَكِبْتُ الْبِرْذَوْنَ فَرَكَضْتُهُ حَتَّى عَرِقَ فَأَتَيْتُهُ بِالْكِتَابِ فَإِذَا فِيهِ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُخَوَّنَ الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَحُّشُ وَقَطِيعَةُ الْأَرْحَامِ وَسُوءُ الْجِوَارِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنْ الذَّهَبِ نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا فَلَمْ تَغَيَّرْ وَلَمْ تَنْقُصْ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدْ قَالَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ لِي حَوْضًا مَا بَيْنَ نَاحِيَتَيْهِ كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ إِلَى مَكَّةَ أَوْ قَالَ صَنْعَاءَ إِلَى الْمَدِينَةِ وَإِنَّ فِيهِ مِنْ الْأَبَارِيقِ مِثْلَ الْكَوَاكِبِ هُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهَا أَبَدًا
قَالَ أَبُو سَبْرَةَ فَأَخَذَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ الْكِتَابَ فَجَزِعْتُ عَلَيْهِ فَلَقِيَنِي يَحْيَى بْنُ يَعْمَرَ فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَاللَّهِ لَأَنَا أَحْفَظُ لَهُ مِنِّي لِسُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ فَحَدَّثَنِي بِهِ كَمَا كَانَ فِي الْكِتَابِ سَوَاءً



B.     Terjemah Hadits
        Ubaidillah bin ziyad ragu tentang masalah telaga. Abu sabrah , salah seorang  ketika pergi sebagai utusan kepada Muawiyah, aku pergi bersamanya. Aku bertemu Abdullah bin Amru dan dia menceritakan kepadaku, dari mulut ke mulut, sebuah Hadits yang dia dengar dari Rasulullah SAW. Dia membacakannya untukku dan aku menulisnya. Ubaidullh berkata: Sesungguhnya aku bersumpah kepadamu bahwa engkau belum menarik kuda beban ini dengan susah sehingga engkou datang kepadaku dengan sebuah kitab. Aku pun mengendarai kuda beban. Aku memacunya sampai berkeringat dan aku datangi Ubaidillah dengan sebuah kitab. Di dalamnya tertulis: Abdullah bin Amru bin ash menceritakan kepadaku, bahwasannya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah membenci perbuatan keji dan perkataan keji . Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, tidak terjadi kiamat sampai orang yang terpercaya dikhianati dan pengkhianat dipercaya sehingga tampaklah perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahmi, dan hubungan bertetangga yang buruk. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti sepotong emas. Pemiliknya meniupnya namun emas itu tidak berubah dan tidak berkurang. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya. Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah  . Dia memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan tidak merusak “Beliau bersabda “ Ingatlah bahwa aku memiliki sebuah telaga yang antara dua tepinya seperti jarak antara Ailah ke mekah,”atau” Antara Shan`a dan Madinah. Di dalamnya terdapat kilauan seperti bintang. Telaga itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu. Barang siapa yang minum darinya maka ia tidak akan merasa haus selamanya.” Abu sabrah berkata; Ubaidullah bin Ziyad mengambil kitab itu padahal aku merasa sayang kepada kitab itu. Kemudian Yahya bin Ma`mar menemuiku dan aku mengadu kepadanya tentang hal itu. Dia rkata :Demi Allah, aku lebih hafal tentang hadits itu dari surat dalam Al-Qur`an. Dia menceritakan hadits itu kepadaku sebagaimana yang serupa di dalam kitab.  [1]
C.     Mufrodat
 Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin
إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ
seperti lebah 
لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ
 Dia memakan yang baik
أَكَلَتْ طَيِّبًا
dan mengeluarkan yang baik
وَوَضَعَتْ طَيِّبًا
 Hinggap
وَوَقَعَتْ
 namun tidak memecah
فَلَمْ تُكْسَر
Dan tidak merusak
وَلَمْ تَفْسُد

D.    Biografi Rawi (Abdullah bin Amru bin Ash)
                   Nama aslinya adalah Abdullah bin Amr bin Al Ash As-Sahmi Al qurasyi, Dia sudah pandai menulis pada masa jahiliyah[2].Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wasallam.
Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi Wasallam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-As. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak”.
     Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
     Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya Abdullah.
     Abdullah bin Amr wafat pada tahun 65 H pada malam pengepungan Al-Fusthath. Radhiyallahu ‘anhuma.[3]

E.     Keterangan Hadits
     Seseorang yang mukmin (المؤمن)    diumpamakan dengan lebah karena sesungguhnya lebah merupakan yang didalamnya terdapat ibroh atau manfaat yang sangat banyak bagi manusia, baik dari caranya hidup, maupun hasil semasa hidupnya.
     Begitu pula seseorang yang mukmin ketika ia hidup dalam dunia ini seseorang yang mukmin dalam hidupnya akan memberikan manfaat bagi yang lain baik bagi manusia laen atau sesama manusia maupun flora dan fauna, kehidupannya akan tentram selalu dihargai karena pada dasarnya Allah SWT akan menjadikan seorang hamba yang dihormati oleh makhluk-Nya menurut kadar penghormatan-Nya kepada perintah-Nya, Dia akan menjadikan seorang hamba sebagai pusat perhatian bagi makhluk-Nya menurut kadar kesibukannya pada perintah Allah SWT, Dia akan menjadikan seorang hamba menurut kadar ketenangan hatinya kepada janji-Nya, Dia akan menghiaskan ketaatan di dalam dada seorang hamba menurut kadar kelestariannya dalam ketaatan kepada-Nya, Dia akan melestarikan kelembutan balasan pahala-Nya kepada seorang hamba menurut kadar kecapaiannya dalam berdzikir serta Allah SWT akan menghibur seorang hamba jika seorang hamba yang taat akan segala perintah dan mengaabdikan segal urusannya hanya kepada Allah semata.
     Pada intinya manusia kadar kebaikan dan kemanfaatan manusia akan diukur dalam melalui ketaaatan diri pada Allah SWT, Diharapkan dari filosofi  (النحلة) akan lebih menyadarkan kepada manusia betapa pentingnya fauna bagi manusia terutama yang dicontohkan pada lebah yang mana lebah mengambil makanan dari saripati bunga yang kemudian dari pengambilan tersebut dapat membantu bunga dalam penyerbukan tidak merusak namun memberikan manfaat untuk bunga.Terlebih lebah mengelurkan madu yang mana madu memiliki banyak manfaat bagi manusia baik dalam hal pengobatan maupun kekuatan.[4]     
F.      Aspek tarbawi
Ø  Lebih menyadarkan kepada manusia bahwa segala apa yang diciptakan oleh Allah SWT berupa adanya manfaat dan menjauhi bahaya serta mengendalikan kehidupan
Ø  Dianjurkan untuk membuat sarang-sarang lebah
Ø  Kehidupan manusia tidak hanya untuk hidup sendiri saling memberi dan menerima
Ø  Ketika kita meminta bantuan terhadap orang lain tidak sepatutnya dengan cara yang tidak baik, bahkan lebih diutamakn untuk saling menguntungkan seperti lebah dan bunga
Ø  Dalam madu terdapat manfaat yang banyak
Ø  Seseorang yang mukmin dalam hidupnya tidak akan sia-sia karena dia selalu dibutuhkan dan bermanfaat
Ø  Melalui fauna-fauna yang ada tidak hanya seekor lebah Allah SWT menunjukan kepada manusia kekuasaan-Nya agar manusia berfikir karena sudah diberikan kelebihan akal
Ø  Allah memudahkan jalan rezeki bagi manusia yang mau berusaha (membuat sarang lebah)  
v Manfaat madu
·         Sebagai obat penyembuh bagi manusia
·         Minuman yang paling mulia yaitu kotoran lebah (madu)
·         Memutuskan penyakit berat
·         Menghilangkan rasa sakit untuk kekuatan daya tahan manusia









BAB III
PENUTUP
            Fauna merupakan makhluk Allah SWT sebagai sumber makanan bagi manusia, serta sebagai penunjuk kekuasaan Allah SWT agar manusia berfikir tanpa harus memikirkan dzat-Nya.
            Lebah merupakan contoh kecil dalam fauna yang dalam kehidupannya selalu memberikan daya guna, tidak memberikan madhorot bagi yang lain sekalipun mengambil dari yang lain.
            Sekian dari makalah ini mahon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun ungkapan dalam makalah, karena pada dasarnya kesempurnaan hanya milik Allah semata.



DAFTAR PUSTAKA
·         Akbar, Sultan. Al musnad lil imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Jakarta:Pustaka Azzam,2009
·         Mukti, Mukhlis B. Al-Jami`li Ahkam AL Qur`an, Jakarta:Pustaka Azzam, 2008
·         Mustofa Al-bugho dan muhyiddin mistu,jakarta:Pustaka al kaufsan,2002
                                                                                               











I



[1]Akbar, Sultan. Al musnad lil imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Jakarta:Pustaka Azzam,2009

[2] Mustofa Al-bugho dan muhyiddin mistu,jakarta:Pustaka al kaufsan,2002
[4] Mukti, Mukhlis B. Al-Jami`li Ahkam AL Qur`an, Jakarta:Pustaka Azzam, 2008

17 komentar:

  1. Nama : Taufiq kurniawan
    NIM : 2021110181
    pertanyaan:
    tolong penjelasannya tentang seorang mukmin lakssana sepotong emas....
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimkasih atas pertanyaannya, saya mencoba menjawab

      Mohon maaf sebelumnya karena pertanyaan yang anda sampaikan tidak sesuai dengan hadits yang saya bahas, sebenarnya bukan kesalahan hanya kurang teliti dalam membacanya karena hadits diatas ada dua pembahasan namun sangat terimakasih atas pertanyaan yang membuat saya tertarik belajar lebih dari pembahasan yang tidak saya bahas, menurut saya seoranh muslim dikatakan layaknya sepotong emas karena dilihat dari segi emasnya sendiri yang mana emas tidak akan berubah bentuk walau didalam air, maupun tertiup angin, Emas sangat diharapkan semua orang meski dalam hal keuangan maupun martabat seseorang jika memakai emas seseorang akan lebih bahagia, meras PD. Dari pengertian emas yang sudah dijelaskan jika disamakan dengan seorang muslim maka sangatlah layak seorang mukmin kuat ketika banyak cobaan dan rintangan, bahkan imannya tidak tergoyahkan dengan iming-iming kebahagiaan yang bersifat sesaat, Dan seorang mukmin akan ditunggu kehadirannya,selalu dinanti karena keadaannya membuat semua orang bahagia bersamanya, kehadirannya tidak sia-sia serta menimbulkan kesejahteraan dalam hidup seluruh manusia. Jadi sudah selayaknya seorang muslim sejati diibaratkan seperti sepotong emasn akan dijanjikan Allah hadiah tempat yang paling indah
      اصحب الجنة يومىذ خير مستقرا واحسن مقيل
      Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirakhatnya(Al-furqon : 24)

      Hapus
  2. Nama : Asmaul fauziah
    Nim : 2021110165
    Kelas: D

    bagaimana cara menghadapi orang yang suka meminta bantuan tetapi enggan membantu orang lain atau ingin di beri tetapi enggan memberi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya, saya mencoba menjawab
      Ada kisah sahabat yang bertanya kepada Rosullah SAW tentang seseorang yang selalu hanya ingin diberi namun tidak pernah memberi dan sahabatpun pernah mendengar Nabi Muhammad mengataka,” hak seseoarang tetangga kepada tetangganyatermasuk ketika memasak sayur sebaiknya tambahkan kuahnya agar dapat dibagikan pula kepada tetangganya”. Kemudian Rosullah SAW menjawab,” ketika kita memberi jangan pernah mengharapkan kata terimakasih ataupun mengharapkan imbalan dri apa yang kita beri karena disitulah tempat keikhlasan seseorang” Berdasarkan kisah diatas dapat disimpulkan bahwa memberi tidaklah sepatutnya mengharapkan imbalan, memberi harus atas dasar keikhlasan didalam Al-qur`an juga sudah terdapat janji Allah SWT yang pasti kebenarannya
      قل ان ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدرله وما انفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرزقين
      Katakanlah,”sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya,” dan apa saja infakkan Allah akan menggantinya Dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik(saba`:39)
      Namun ketika ada seseorang yang hanya ingin diberi tidak mau memberi menurut saya sendiri itu merupakan seseorang yang tidak tau terimakasih dan orang seperti itu kurang memilki ilmu akan betapa besar rezeki Allah ketika kita membalas budi seseorang walau orang yang memberi kita tidak membutuhkan balasan dari kita, namun orang akan dihargai ketika orang tersebut menghargai diri sendiri, jika kita mampu menasehati, nasehatilah semampu kita untuk selanjutnya bukan tanggung jawab kita akan akhlak seseorang.

      Hapus
  3. Nama :selly monika
    nim :2021110179
    kls :d
    bagaimana cara menumbuhkan dalam diri kita untuk percaya bahwa hidup tidak akan sia-sia ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimakasih atas partisipasinya, saya akan mencoba menjawab
      Pertanyaan yang membuat saya harus bercermin dan berusaha memberikan solusi walau perubahan memanglah membutuhkan proses,saya sedikit pernah membaca buku bahwa orang yang paling merugi merupakan orang yang tidak bisa menggunakan waktu dan menyia-nyiakan waktu,karena waktu tidak akan kembali, dan banyak cara termasuknya menjadi seseorang yang cermat dalam mengatur segala hal, menjadi seseorang yang selalu berencana akan tetapi semua usaha dan rencananya kita serahkan hanya kepada Allah SWT serta tidak pasrah akan usaha kita, menjadi seseorang penghitung resiko yang cermat, hari-harinya senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalamk kebenaran dan kesabaran , diskusi-diskusi yang bermanfaat serta melakukan kerja yang konkrit bagi perbaiakan masyarakat,menjadi sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, teguh pada prinsip dan mampu mentransfermasikan masyarakat untuk kepentingan seluruh umat tidak hanya memikirkan urusan pribadi semata walau urusan pribadi tidak boleh dilalaikan, serta percaya diri yang tinggi akan kebenaran.menjalani hidup ini seperti air mengalir yang tidak neko-neko dalam tindakannya, apa yang ada saat ini diselesaiakan sebaik mungkin, IngsyaAllah semua masalah dan kesia-sian tidak mampir dalam hidup kita selama hidup kita hanya untuk Allah dan seluruh umat serta menjadika Al-qur`an dan hadits sebagai pegangan hidup kita.

      Hapus
  4. Ana Shofiana
    2021110176
    kelas D

    Mengapa kita dianjurkan untuk membuat sarang-sarang lebah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimakasih atas pertanyaanya, saya akan mencoba menjawab
      Didaklam firman Allah SWT diterangkan :
      وأو حى ربك إلى النحل أن اتخذى من الجبال بيوتا ومن الشجر ومما يعرشون
      “Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit,dipohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia’.”(Qs.An-nahl:68)
      Dari potongan ayat tersebut sudah jelas bahwa Alllah mewahyukan kepada lebah untuk membuta sarang-sarang dibukit-bukit, pohon kayu yang mana ketika itu tidak ada yang memilki dalam hal ini belum ada manusia yang mengatasnamakan sarang tersebut, namun seterusnya lebah memerintahakan untuk membuat sarang-sarang yang dibikin manusia dalam hal ini mansia membuat tempat lebah untuk mengeluarkan madunya ditempat tersebut, hal itu juga merupakan uasah manusia dalam mencari rezeki sebagaimana kita tahu dari hasil madu terdapat manfaat yang sangat besar bagi manusia terutama dalam hal kesehatan sebagaimana firman Allla swt:
      ثم كلى من كل الثمرات فاسلكى سبل ربك ذللا يخرج من بطونها شراب مختلف ألوانه, فيه شفاء للناس إن فى ذلك لأية لقوم يتفكرون
      “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan( bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (Kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Qs. An-nahl :69)
      Banyak manfaat yang terkandung didalm madu yang dihasilkan lebah serta dapat manjadi sebuah jalan rezeki bagi manusia sebagai bentuk usaha dan rasa syukur kita dalam memanfaatkan segala nikmat Allah melalui fauna. Terutama lebah sehingga Allah SWT menganjurkan orang-orang membuat sarang-sarang sebagai tempat lebah menhasilkan madu.

      Hapus
  5. NAMA:DEWI KURNIASIH
    NIM:2021110156
    KELAS:D

    Dalam hadist di sebutkan "hinggap namun tidak memecah dan merusak". maksud dari pernyataan ini itu apa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Terimakasih atas pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab
      Melihat dari pelajaran sewaktu kita duduk di SMA seekor lebah mengambil sari pati bunga dalam hal ini lebah hinggap pada bunga dalam proses pengambilannya, namun hinggapnya lebah tidak merusak bunga akan tetapi hinggapnya lebah pada bunga sangat menguntungkan bunga karea membantu bunga dalam penyerbukan bunga jadi bisa disimpulkan sebagai simbiosis mutualisme. Sama ketika seorang muslim diibaratkan dengan seekor lebah, seorang muslim dalam kehidupannyapun demikian semisal seorang muslim yang sedang mencari ilmu atau yang sedang berguru kepada ustadz,ia tidak hanya mengambil ilmu dari ustadz namun juga bermanfaan bagi ustadznya sebagai pengingat akan ilmunya, dan banyak contoh lain yang menunjukkan keberadaan seorang muslim tidak sia-sia dalam kehidupannya selalu diharapkan kehadirannya,tidak hanya mengharap diberi namun selalu memberikan dalam hal kebaikan, mengambil yang baik dan berusaha memperbaiki yang tidak baik. Keberadaannya menjadi berkah bagi orang lain.

      Hapus
  6. Nama: Majdi
    NIM: 202 111 0170
    Kelas: D
    P: Apakah semua jenis fauna bisa dimanfaatkan dan apakah ada batasan-batasan dalam memanfaatkan fauna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab
      Melihat dari pelajaran sewaktu kita duduk di SMA seekor lebah mengambil sari pati bunga dalam hal ini lebah hinggap pada bunga dalam proses pengambilannya, namun hinggapnya lebah tidak merusak bunga akan tetapi hinggapnya lebah pada bunga sangat menguntungkan bunga karea membantu bunga dalam penyerbukan bunga jadi bisa disimpulkan sebagai simbiosis mutualisme. Sama ketika seorang muslim diibaratkan dengan seekor lebah, seorang muslim dalam kehidupannyapun demikian semisal seorang muslim yang sedang mencari ilmu atau yang sedang berguru kepada ustadz,ia tidak hanya mengambil ilmu dari ustadz namun juga bermanfaan bagi ustadznya sebagai pengingat akan ilmunya, dan banyak contoh lain yang menunjukkan keberadaan seorang muslim tidak sia-sia dalam kehidupannya selalu diharapkan kehadirannya,tidak hanya mengharap diberi namun selalu memberikan dalam hal kebaikan, mengambil yang baik dan berusaha memperbaiki yang tidak baik. Keberadaannya menjadi berkah bagi orang lain.

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus