Laman

Jumat, 30 Maret 2012

D7-41 Samsul Ma'arif


MAKALAH
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DIRINYA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah              : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu      : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun Oleh :

Nama : Samsul Ma’arif
NIM : 2021110178
Kelas : D


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2012










BAB II
PEMBAHASAN


A.Materi Hadits
عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنِ فَجَا ءَهُ فَقَالَ يَا عُثْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي؟ قَالَ لاَ وَاللهِ يَارَسُولَ اللهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُوَأَنْكِحُ النِّسَاءَفَاتَّقِ اللهَ يَاعُثْمَانُ فَأِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّاوَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّاوَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّافَصُمْ وَأَفْطِرْوَصَلِّ وَنَمْ)
(رواه أبوداودفى السنن, كتاب االصلاة, باب مايؤمربه منالقصدفي الصلاة)[1]

B. Terjemah :
Dari Aisyah R.A. bahwa Nabi S.A.W. pernah mengutus seseorang kepada Usman bin Mazhun. Melalui utusan itu beliau bertanya : “ Hai Usman, apakah kamu tidak menyukai sunnahku? “ jawabnya : “ Tidak, demi Allah hai Rasulullah, sunnah engkaulah yang aku cari ! Sabda beliau, “ Sesungguhnya aku tidur, aku sholat, aku berpuasa, aku berbuka dan aku menikahi wanita. Bertaqwalah kepada Allah hai Usman, karena keluargamu mempunyai hak, tamumu juga memiliki hak dan dirimu juga mempunyai hak. Sebab itu, berpuasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah.

C. Mufrodat
Indonesia
Arab
Melalui utusan itu
فجاءه
Tidak menyukai
أرغبت
Yang saya cari
أطلب
Berbukalah
أفطر
Saya menikahi
أنكح




D. BIOGRAFI RAWI
Aisyah adalah isteri Nabi s.a.w. puteri Abu Bakar ash-Shiddiq. Ibunya bernama Ummu Ruman Amr ibn Umaimir al- Kinayah. Menurut riwayat, Nabi saw. Menikahi Aisyah ketika usia 6 tahun. Ketika Aisyah berusia 9 tahun Nabi saw. Berhijrah ke Madinah dan ketika Nabi saw.wafat, beliau baru berusia 13 tahun.
Beliau meriwayatkan 2.210 hadits. Al-Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 174 hadits. Beliau menerima hadits dari Nabisaw.dan dari para sahabat. Diantaranya ialah ayahanda beliau sendiri, Umar Hamzah ibn al-Aslamy, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Fatimah az-Zahrah. Hadits-haditsnya ditiwayatkan oleh banyak sahabat dan tabi’in.
Beliau menerima hadits dari Nabi saw. dan dari para sahabat. Diantaranya ialah ayahanda beliau sendiri, Umar Hamzah ibn al-Aslamy, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Fatimah az-Zahro. Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh banyak sahabat dan tabiin. Diantara para tabiin adalah Said ibn al-Musayyab Abdullah ibn Amr ibn Rabi’ah, Urwah, Asy-Sya’by, Atha’, Mujahid, Mu’adzat al-Adawiyah, Nafi’ Maulana ibn Umar.
            Menurut Az-Z Az-Zuhri, jika dibandingkan ilmu yang dimiliki Aisyah dengan seluruh ilmu yang dipunyai oleh para permaisuri Rasul yang lain dan ilmu para sahabat, maka ilmu yang dimiliki oleh Aisyah masih lebih unggul.
             
Aisyah adalah orang yang keempat diantara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat pada tahun 57 H.[2]

E. Keterangan Hadits
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila engkau melakukan sunnah-sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu. Apabila engkau mampu untuk mengerjakannya, maka wajib bagimu. Diantara sunnah-sunnah tersebut yang dapat kita kerjakan yaitu dengan kita melakukan puasa, apabila kita tidak mampu maka kita boleh untuk berbuka dan makan, karena itu semua akan menambah kecintaan kita dan menunjukkan bermacam-macam karomah-NYA.
Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah dan hari akhir maka akan dimuliakan dari kekurangannya. Maksud dari kita disuruh untuk sholat yaitu kita harus bisa maelakukan sholat pada waktu tengah malam untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Disamping itu kita disuruh untuk tidur hanya pada waktu sebagian malam saja, yang intinya sebagian malam lagi kita gunakan untuk melakukan sholat malam tersebut.
F. Aspek Tarbawi
Dari hadits tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut :
1.      Menambah keimanan
2.      Menambah ketaqwaan kita kepada Allah
3.      Akan mendapatkan kemuliaan
4.      Ditinggikan derajatnya
5.      Melatih untuk kita sabar
6.      Dapat menahan hawa nafsu













KESIMPULAN


Apabila engkau melakukan sunnah-sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu dan apabila engkau mampu untuk mengerjakannya, maka wajib bagimu.


























DAFTAR PUSTAKA

As-Shalih Subhi, 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Arifin Bey, dkk, 1993. Tarjamah Sunan Abi Daud. Jilid II. Semarang: CV Asy Syifa’.


[1] Bey Arifin dkk, Tarjamah Sunan Abi Daud, ( Semarang : CV.Asy Syifa’, 1993 ), hlm. 240
[2] Shubhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2009), hlm.338

12 komentar:

  1. nama : Siti afifah
    nim :2021110186

    pertanyaan
    bagaimana cara menahan hawa nafsu kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara menahan hawa nafsu adalah dengan cara melakukan perbuatan yang diperintah-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.

      Hapus
  2. nama : fika lutfianika
    nim : 2021110183
    kelas : D

    bagaimana cara kita untuk melatih kesabaran? tolong jelaskan!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kesabaran adalah kenikmatan dari sang pencipta. perhatikan semua ciptaan-Nya serta pahamilah ciptaan-Nya itu baik dari segi positif maupun negatif, maka dengan pandangan hati dan mata kita, kesabaran akan merasuk dijiwa.

      Hapus
  3. Nama : Taufiq Kurniawan
    NIM : 2021110181
    pertanyaan:
    kadang sunh-sunah rasulullah itu busa dilakukan tetapi sering kali banyak orang-oran yang enggan melakukan...
    yag saya tanyakan bagaimana cara agar tidak enggan melakukan kesunaha-kesunahan...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. caranya dengan kita membiasakan melakukan sunah-sunahnya.
      dengan dorongan kecintaan kepada baginda yang sangat kuat, maka hati pasti enggan untuk menolak sunah-sunahnya.

      Hapus
  4. NAMA: M SYAUQIL MALIK
    KELAS: D
    NIM: 2021110180

    Bagaimana mengenali diri kita sendiri secara hakiki dan di tinjau dari hadits tersebut???????

    BalasHapus
  5. cara mengenali diri sendiri adalah dengan kita menyadari semua hal yang telah kita lakukan. mencari potensi diri, serta seraya bersimpuh kepada Allah swt dengan perbuatan yang telah dilakukan.
    dalam hadits tersebut, telah memberi solusi untuk menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Allah serta juga menghiasi diri dan menghormati orang lain.

    BalasHapus
  6. nama : Asmaul fauziah
    kelas : D
    nim : 2021110165

    bagaimana cara kita untuk menyeimbangkan antara perbuatan yang sunnah dan perbuatan yang wajib???

    BalasHapus
  7. nama : iman Nugroho
    Kelas : d
    nim : 20201110184
    menurut pandangan anda kira-kira kalau sunah rasul tidak kita tiru secara total akan tetapi juga melihat perkembangan zaman,,,, semisal tren pakaian, dan tren mode yang masih terus bergulir.... mohon pencerahan... terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang namanya sunahkan tidak wajib artinya jika dilakukan mendapat pahala dan jika tidak dilakukan tidak apa, apabila diimplementasikan dengan keadaan zaman sekarang, seperti memakai pakaian yang jalas pada zaman dahulu tidak ada, munerut saya itu tidak masalah, selagi pakaian yang dipakai tidak bertentangan dengan norma yang berlaku.

      Hapus
  8. asmaul

    cara menyeimbangkan antara yang sunah dan wajib adalah dengan kita bisa memposisikan diri setiap tindakan, yang wajib lebih diutamakan daripada yang sunah,,

    BalasHapus