Laman

Sabtu, 24 Maret 2012

G6-32. Abdul Ghofar




MAKALAH
ALAM RAYA
(PERINTAH UNTUK BERFIKIR TENTANG FENOMENA ALAM)

Makalah ini di sususn guna memenuhi tugas:
Mata kuliah                    : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu           : Muhammad Ghufron, Msi










Oleh :
Abdul Ghofar
2021110301
Kelas G


JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN

Jauh sebelum bangsa barat mengenal ilmu pengetahuan bahkan peradaban, umat islam sudah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Seiring tuntunan rasulullah SAW agar umatnya selalu berfikir maju.
Di masa kekhalifahan Umayah maupun Abbasyiah banyak tokoh-tokoh islam dalam umat islam bermunculan. Baik di bidang kedokteran , astronomi , perhitungan dan sebagainya.semua itu di dapat dari hasil kerja keras para ilmuan dalam menggali fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT, Tuhan Semesta alam.
Pada makalah ini , pemakalh mencoba memaparkan tentang perintah untuk mempelajari alam semesta.semoga dapat menambah ilmu pengetahuan dan keimanan kita sekalian.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERINTAH UNTUK MENGAMATI ALAM SEMESTA
عَنْ اَبِي ذَرٍّ رَضِيَ الله عنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللهِ وَلَا تَتَفَكَّرُوا في اللهِ فَتهْلِكُوا (رواه ابو شيخ في العظمة، باب الامربالثفكّر في ايات الله عزّ و جلّ)
Artinya :
Dari Abu Dzar al ghifari RA berkata, rosulullah SAW pernah bersabda: berfikirlah (kalian) tentang ciptaan Allah SWT dan jangan berfikir tentang dzat Allah, maka kamu (sekalian) akan hancur (sesat).”

B.     MUFRODAT
تفكّروا      : berfikir atau memikirkanlah bentuk kata perintah dari kata تفكّر- يتفكّر
خلق          : ciptaan arti katanya adalah خلق- يخلق
فتهلكوا      : hancur atau rusak

C.    BIOGRAFI RAWI
Nama lengkapnya Nuruddin Abdurrahman Al-Jami. Dia adalah satu di antara sejumlah orang genius dari negeri Persia. Lahir di Kharjad pada 1414 M (817 H) dan wafat di Heart pada 1492 M (898 H). Sebelum populer dengan sebutan Al-Jami, dia bergelar Ad-Dasyti, karena ayahnya, Nizamuddin, berasal dari Dasyt, dekat Kota Isfahan. Sejak berusia muda, Al-Jami sudah menunjukkan sifatnya yang istimewa. Ia mudah menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya. Ia pandai berbicara dan berargumentasi. Salah satu di antara para ulama yang pernah menjadi guru atau pembimbingnya adalah Syekh Sa’aduddin Al-Kasygari, murid sekaligus Khalifah Syekh Bahaudiin Naqsyabandi. Berkat potensinya yang besar dan ketekunannya belajar dan menulis, ia berkembang menjadi sufi besar dan sekaligus menjadi penyair besar yang berpengetahuan luas.
Kebesaran dan kemasyhuran nama Al-Jami tidak hanya bergema di kawasan Persia, tetapi juga mencapai Turki Usmani. Disebutkan pada suatu waktu ia berada di Damaskus, mencari utusan Sultan Turki Usmani yang bermaksud mengundangnya ke Istana dan telah menyiapakan hadiah baginya. Karena tidak tertarik pada undangan itu, Al-Jami segera meninggalkan Kota Damaskus.
Para sarjana masih bisa melihat kebesaran Al-Jami melalu karya-karya tulisnya yang menurut satu sumber berjumlah 46 buah, tapi menurut sumber lain tidak kurang dari 90 buah buku dan risalah. Kebanyakan karya tulisnya berbicara dalam bidang tasawuf, tapi bidang-bidang lain juga tidak luput dari perhatiannya. Ia menulis komentar tafsir atas sejumlah surah dalam Al-Qur’an, komentar terhadap 40 hadis dan hadis-hadis yang riwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghifari[1].


D.    SYARAH HADITS
Dalam aqidah islam iman kepada Allah adalah pondasi utama yang harus di miliki oleh setiap umat islam. Oleh karena itu setiap muslim harus mengenali Tuhannya (Allah SWT). Dari itulah manusia di karuniai akal supaya dengan kemampuan akalnya manusia dapat menempati posisi sebagai makhluk yang mulia.
Dalam kitab suci Alquran Allah SWT selalu memerintahkan bagi hambanya untuk berfikir, seperti dalam QS. Al ghosyiah: 17 اَفَلَا يَنْظُرُونَ اِلَي الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَت yang artinya maka tidakkah mereka memperhatikan unta?”[2]. Karena dengan memikirkan semua ciptaan Tuhan maka seorang hamba akan mengenal Tuhannya yang maha pencipta dan mengimaninya.
Nabi Ibrahim AS adalah teladan bagi hamba yang mau memikirkan keagungan ciptaan Tuhan sehingga beliau berhasil mengenali Tuhannya, Allah SWT. Kemudian beliau mengimaninya sehingga menjadi hamba yang mulia menjadi salah satu utusan Allah di muka bumi.
Akan tetapi seberapa pun hebatnya karunia akal, manusia tetaplah makhluk yang lemah. Kita di larang memikirkan tentang dzat Allah,karena itu hanya akan menjadikan kita menjadi hancur dan sesat. Pernyataan akhir dari hadits di atas فتهلكوا  adalah menegaskan bahwa kemampuan akal manusia sangat terbatas tidak akan mampu untuk memikirkan dzat Allah yang agung. Manusia hanya wajib mengimani adanya Allah SWT, dalam konsep ihsan di sebutkan :
اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ [3].

E.     ASPEK TARBAWI
Hadits tentang alam raya ini sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan adanya perintah untuk mengenal Tuhannya dengan mempelajari ciptaan Allah, maka manusia banyak melakukan expedisi, sehingga kemudian muncul banyak cabang ilmu pengetahuan, teori, dan sience.
Dewsa ini hal-hal yang di anggap mistis dan gaib semakin dapat di terima oleh akal setelah di lakukan riset dan bukti yang rasional. Seperti mengenali jenis kelamin pada janin yang ada dalam kandungan, adanya benda – benda luar angkasa dan sebagainya.dengan adanya bukti – bukti yang nyata seperti itu hendaknya manusia semakin tebal keimanannya kepada Allah SWT.
Namun disini manusia manusia di larang untuk memikirkan dzat Allah,hal itu untuk menyadarkan manusia bahwa seberapapun hebat dan cerdasnya akal yang dimiliki manusia tetaplah terbatas[4]. Allah ingin menegaskan dalam hadits ini bahwa hanya Allah yang maha tahu segala sesuatu, sedang manusia hanya mengetahui apa yang di karuniakan oleh Allah, jadi kita tidaklah patut untuk menyombongkan diri.



BAB III
PENUTUP

Begitu besar karunia Allah yang ada di dunia ini, sebagai bukti kemaha kuasaan-Nya. Baik itu bukti yang tertulis dalam ayat-ayat qauliyah, terlebih pada ayat-ayat kauniah. Untuk memahamkan manusia tentang hal itu maka Allah mengaruniakan akal pada hambanya. Namun yang terjadi kadang manusia justru merasa besar kepala, sehingga ada yang mencoba mendeskripsikan Tuhan. Hal keliru ini lah yang perlu kita hindari agar tidak tersesat dari rahmat-Nya.






DAFTAR PUSTAKA


-          Buku lks fiqih untuk Mts 1 semester I
-          Kitab jawahir al kalamiah
-          Rahmat blog.re.or.id>general>kedudukan akal dalam islam
-          Syamil alquran, alquran dan tarjamah


















[1] http://ashaburrasul.blogspot.com/2011/05/biografi-abu-dzar-al-ghifari.html
[2] Syamil al-quran.al-quran dan tarjamah (Jakarta: PT sigma examedia arkanleema)
[3] Kitab jawahir al kalamiah
[4] Rahmat blog.re.or.id>general>kedudukan akal dalam islam.

14 komentar:

  1. Moh.Zuhrufi Sani
    2021110322
    G

    Manusia diciptakan Allah SWT untuk memikirkan ciptaan-Nya,la bagaimana dengan fenomena alam yang kadang dirusak oleh manusia sendiri apakah itu disebut memikirkan ciptaan-Nya? mohon penjelasannya..Terimakasih..

    BalasHapus
  2. M.Lendra 2021110299 G
    Bagaimanakah dengan Science modern apakah bisa diterima Agama ataukah masih terjadi pertentangan seperti halnya pada kaum Nashrani sebelum terjadinya masa Renaisans mereka (Gereja Vatikan) menganggap bahwa golongan Scientis seperti : Galileo, dsb dianggap aliran sesat yang ingin mengebiri Keagamaan, dan para Paus Vatikan menamai mereka kelompok Illuminati (penyembah setan), berikan tanggapan anda dan apakah Umat Islam juga mengalami hal serupa……!!!!!!!..

    BalasHapus
  3. Bagaimana pendapat anda tentang keterkaitan antara suatu kejadian misalnya bencana alam dengan didahului suatu pertanda?

    BalasHapus
  4. muh saiful fahad
    2021110310

    dalam makalah disebutkan bahwa manusia di karuniai akal supaya dengan kemampuan akalnya manusia dapat menempati posisi sebagai makhluk yang mulia....
    lalu bagaimana dengan posisi manusia yang hilang akal pikirnya atau gila...??apkah manusia yg seperti itu masih bisa dikatakan makhluk yang mulis??

    BalasHapus
  5. M. Haris Fahmi
    2021110323

    Bagaimana pemakalah menanggapi fenomena crop circle???

    BalasHapus
  6. labib ahmad

    2021110307

    bagaimana dengan orang-orang barat yang selalu memikirkan dan meneliti semua ciptaan allah tapi tidak bisa mengenal allah?

    BalasHapus
  7. wido murni 2021110302 G
    Seorang sarjana Australia Robbert Briggen,melakukan penyelidikan pada bulan April 1485 mayat seorang gadis bangsawan dari zaman yunani kuno dikeluarkan dari tempat perkuburannya di "Appian Way" dan para penyelidik terkejut menemukan sebuah lampu yang menyala sejak 1500 tahun yang lalu.?
    Bagaimana pendapat makalah tentang penemuan lampu abadi tersebut tolong tanggapi........terima kasih?

    BalasHapus
  8. Atina Mauila Safitri
    2021110284

    Kenapa kita di suruh untuk memikirkan fenomena alam?..

    BalasHapus
  9. muhammad sukron
    2021110328
    g

    mksd mengamati alam semesta iniapakah kita harus mengadakan observasi kpd alam beserta isinya???

    BalasHapus
  10. Abdul Hadi (2021110300)
    Adakah batasan bagi kita untuk memikirkan alam semesta?
    sebab kan ada yang tidak bisa dijangkau dengan akal manusia.

    BalasHapus
  11. muhammad ali fahmi
    2021110285

    menurut anda bencana yang terjadi akhir2 ini merupakan
    ulah manusia ataukah merupakan takdir illahi? bagaimana menurut pendapat anda tentang bencana yang terjadi merupakan adzab yang diganjarkan oleh suatu daerah...?

    afiiiqaaa...............

    BalasHapus
  12. M Teguh Bangun S
    2021110289

    Bagaimana komentar pemakalah mengenai fenomena alam yang sebenarnya Luar biasa akan tetapi dianggap biasa saja karena terus ataupun sering terjadi,semisal pergantian waktu malam ke pagi hari,,,?

    BalasHapus
  13. Abdul Hadi (2021110300)
    Adakah batasan bagi kita untuk memikirkan alam semesta?
    sebab kan ada yang tidak bisa dijangkau dengan akal manusia.

    BalasHapus
  14. Faidatul Aula
    2021110316
    G
    Bagaimana tanggapan pemakalah mengenai mitos yang seringkali dikaitkan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di alam ??
    Lalu apakah hal tersebut juga berarti memikirkan mengenai alam raya..?
    mhon jelaskan! trimakasih..

    BalasHapus