MAKALAH
Hadis ke-40
(Hubungan Manusia dengan Pencipta)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadits tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I.
Di susun Oleh
Muh Saiful Fahad : 2021110310
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2012
PEMBAHASAN
A. Matan Hadits
عن أبي هريرة قال: (كان النبي صلى الله عليه و سلم بارزا يوما للناس فأتاه جبريل فقال ما الإيمان؟ قال أن تؤمن بالله وملائكته وبلقائه ورسله وتؤمن بالبعث. قال ما الإسلام؟ قال الإسلام أن تعبد الله ولا تشرك به شيئا وتقيم الصلاة وتؤدي الزكاة المفروضة وتصوم رمضان. قال ما الإحسان؟ قال أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك. قال متى الساعة؟ قال ما المسؤول عنها بأعلم من السائل وسأخبرك عن أشراطها إذا ولدت الأمة ربها وإذا تطاول رعاة الإبل البهم في البنيان في خمس لا يعلمهن إلا الله. ثم تلا النبي صلى الله عليه و سلم إن الله عنده علم الساعة الآية ثم أدبر فقال ردوه فلم يروا شيئا فقال هذا جبريل جاء يعلم الناس دينهم) قال أبو عبد الله جعل ذلك كله من الإيمان
B. Tarajamah Hadits
Diriwatkan dari Abu Hurairah ra: pada suatu hari ketika Nabi Muhammad saw tengah bersama sahabatnya, datang seorang yang bertanya, “apakah Iman itu?” Rasulullah saw menjawab, “Iman adalah percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya dan hari kiamat”. Laki-laki itu bertanya lagi, “apakah Islam itu?” Rasulullah saw menjawab, “Menyembah Allah Yang Esa, mendirikan shalat, membayar zakat dan mengerjakan puasa selama bulan Ramadhan”. Laki-laki itu bertanya lebih jauh, “apa yang dimaksud Ihsan?” Rasulullah saw menjawab, “Beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya dan seandainya engkau tidak bisa mencapai keadaan itu, engkau harus yakin bahwa Dia melihatmu”. Kemudian ia bertanya lebih jauh, “kapan datangnya hari kiamat?” Rasulullah saw menjawab, “Pengetahuan yang memberikan jawaban tidak lebih banyak dari yang memberikan pertanyaan. Tetapi akan kuberi tahu tanda-tandanya:
1. Ketika seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya.
2. Ketika para penggembala unta-unta hitam mulai bersaing dengan yang lainnya diatas kontruksi gedung-gedung yang tinggi.
Dan hari kiamat adalah satu dari lima hal yang hanya diketahui Allah swt”.
Nabi Muhammad saw kemudian membacakan ayat, “sungguh! Hanya pada Allah ilmu tentang kiamat. Dialah yang menurunkan hujan dan yang mengetahui apa yang ada didalam kandungan. Tiada seorangpun yang tahu apa perolehannya esok hari. Dan tiada seorangpun yang tahu di negeri mana ia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal (segala sesuatu)”. (QS. Luqman: 34).
Kemudian lelaki itu pergi dan Nabi Muhammad saw meminta sahabat-sahabatnya untuk memanggilnya kembali, namun mereka tidak melihatnya. Nabi Muhammad saw bersabda , “Dia adalah Jibril, yang datang kemari untuk memberikan pengajaran agama terhadap para pemeluknya”.[1]
C. Mufradat Hadits
Tengah bersama sahabatnya percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya dan hari kiamat Ketika seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya hari kiamat adalah satu dari lima hal yang hanya diketahui Allah swt | بارزا يوما للناس أن تؤمن بالله وملائكته وبلقائه ورسله وتؤمن بالبعث ولدت الأمة ربها خمس لا يعلمهن إلا الله |
D. Bografi Perawi (Abu Hurairah)
Nama lengkap Abu Hurairah adalah ‘Abdur Rahman ibn Sakhr (‘Abdullah ibn Sakhr) ad Dausy at Tamimy. Para ahli sejarah berbeda-beda pendapat atas nama beliau ini, bahwa dimasa jahiliyyah beliau bernama Abu Syams. Setelah memeluk Islam, beliau diberi nama oleh Nabi dengan Abdur Rahaman atau Abdullah.
Beliau lahir tahun 21 sebelum Hijrah atau tahun 602 M. Abu Hurairah dating ke Madinah pada tahun Khaibar yakni pada bulan Muharram tahun 7 H, lalu memeluk agama Islam. Setelah beliau memeluk Islam, beliau tetap bersama Nabi dan menjadi ketua Jama’ah Ahlus Suffah. Karena inilah beliau mendengar hadis dari Nabi.
Menurut pentahqikan Baqy ibn Makhlad, seperti yang disitir oleh ibn Dausy, beliau meriwayatkan hadis sejumlah 5.374 hadis dan menurut Al Kirmany 5.364 hadis
Dari jumlah tersebut 325 hadis disepakati oleh Bukhari dan Muslim. Bukhari sendiri meriwayatkan 93 dan Muslim sendiri sejumlah 189 hadis. Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Nabi sendiri dan dari Shahaby.
Kata Asy-Syafi’i: “Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak menghafal hadis dimasanya”. Tersebut dalam Ash Shahih, bahwa Abu Hurairah berkata: “Ya Rasulullah, saya mendengar dari tuan banyak hadis, tetapi saya banyak lupa. Mendengar itu Nabi bersabda: hamparkan selimutmu. Maka Nabi mengambil kain itu dengan tangannya. Kemudian Nabi berkata: berselimutlah!. Selanjutnya Abu Hurairah berkata: maka sayapun berselimut. Setelah saya tidak pernah lupa sesuatu yang saya dengar dari Nabi”.
Abu hurairah adalah orang yang pertama diantara tujuh sahabat yang banyak meriwayatkan hadis.
Abu Hurairah pernah menjadi gubernur Madinah, dan pada masa pemerintahan Umar, beliau diangkat menjadi gubernur di Bahram. Beliau meninggal di Madinah pada tahun 59 H/679 M.
E. Keterangan Hadits
Dari Hadits tersebut maka dapat kita pahami bahwa Islam Mencakup 3 Tingkatan, Rosululloh saw suatu hari pernah didatangi malaikat Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jatidirinya oleh para sahabat yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?” Maka Umar menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh mengatakan: Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam yang kita anut ini mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan.
Tingkatan Islam
Di dalam hadits tersebut, ketika Rosululloh ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 14). Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Tingkatan Iman
Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara Islam dan Iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu Islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (Islam saja atau Iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Allah swt; “Dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian”. (Al-Maídah: 3). Maka kata Islam disini sudah mencakup Islam dan Iman. (Ta’liq Syarah Arba’in, hlm 17)
Tingkatan Ihsan
Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin.[2]
Dalam hadis tersebut juga menjelaskan tentang hari kiamat namun pengetahuan tentang hari kiamat tersembunyi, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Maka barangsiapa mengaku bahwa dia mengetahuinya, maka dia pendusta. Pengetahuan tentang hal itu tidak diketahui oleh rasul yang paling utama dari kalangan malaikat dan manusia, yaitu Muhammad saw dan Jibril.
Nabi telah menyebutkan beberapa tanda hari kiamat, yaitu: (Budak wanita melahirkan tuannya), yakni: Seseorang wanita statusnya hamba sahaya, lalu wanita tersebut melahirkan anak perempuan, sampai anak tadi menjadi orang yang memiliki semisal ibunya. Ini merupakan ungkapan tentang cepat, banyak, dan tersebarnya harta di tengah-tengah manusia. Dan yang memperkuat hal itu adalah perumpamaan yang datang setelahnya, yaitu: “Engkau akan melihat para penggembala kambing saling berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi. ”[3]
Dalam hadis tersebut mengatakan bahwa ada lima rahasia yang tidak boleh diketahui oleh umat manusia, dan hanya Allah swt sajalah yang mengetahuinya.[4]
F. Aspek Tarbawi
ü setiap mu’min pasti muslim, karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam/amalan lahir. Dan belum tentu setiap muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini keimanannya dengan sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min dengan iman yang sempurna.
ü Orang yang bertanya tentang ilmu dapat dianggap sebagai orang yang memberikan pengajaran.
ü Islam terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat sebagaimana disampaikan oleh Nabi yaitu islam, iman dan ihsan dengan penjelasan sebagaimana diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, T.M.Hasbi. 1980. Sejarah dan Ilmu Pengantar Hadis. Jakarta: Bulan Bintang.
Az-Zahidi, Imam. 2000. Ringkasan Shahih Al-Bukhari. Bandung: Mizan.
http://muslim.or.id/aqidah/islam-iman-ihsan.html (Diakses, 29 Februari 2012)
http://ulamasunnah.wordpress.com/2009/06/14/penjelasan-hadits-arbain-kedua-penjelasan-tentang-islam-iman-dan-ihsan-5/ (Diakses, 29 Februari 2012)
Mahalli, Ahmad Mudjab. 2004. Hadis-hadis Muttafaq ‘Alaih. Jakarta: Kencana.
M.Farid
BalasHapus2021110306
Menurut pemakalah bagaimana hubungan islam,iman dan ihsan itu....???jelaskan!!!!
M.Lendra 2021110299 G
BalasHapusApakah ciri dari hari kiamat tersebut telah terlihat di masa sekarang ? tolong berikan bukti nyata dari tanda datangnya hari kiamat…… Terima kasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAbdul Hadi (2021110300)
BalasHapusBagaimana kita mempertebal Iman, Islam, dan Ikhsan kita?
2021110312
BalasHapusApakah secara implisit anda menyatakan bahwa jika masih banyak orang miskin itu tandanya kiamat masih lama?
lukman hakim
BalasHapus2021110294
G
tolong jelaskan maksud dari "para penggembala unta hitam saling bersaing diatas konstruksi diatas konstruksi gedung-gedung yang tinggi"?
Moh.Zuhrufi Sani
BalasHapus2021110322
G
Bagaimana cara menyeimbangkan Iman,Islam, dan Ihsan? dan bagaimana mengetahui iman seseorang bisa dikatakan sempurna atau sudah sempurna? terimakasih...
labib ahmad
BalasHapus2021110307
bagaimana kita agar mati dalam keadaan iman, islam dan ihsan?
wido murni 2021110302 G
BalasHapus1. Allah mengumpamakan amalan orang-orang yang belum merealisasikan Laa ilaaha illallah seperti fatamorgana, maksudnya adalah bahwa orang yang merasa dirinya sudah muslim (ia melakukan) shalat, zakat, haji dan banyak berbuat baik pada sesama, lalu ia mengira pahalanya sudah menumpuk di sisi Allah, dia siap memetiknya hingga dia mengira akan masuk surga dan ketika didatangi (maksudnya : mati) menemui Allah, yang mana sebelumnya dia di dunia mengira pahala sudah menumpuk, ternyata realitanya dia tidak mendapatkan apa-apa, kenapa...?
2. Bagaiman cara kita menjauhi thaghut.......?Tolong jelaskan
nama:Dewi Zulaikha
Hapuskelas:G
nim:2021110330
PERTANYAAN: Bagaimanakah menurut pemakalah,cara manusia untuk mencapai 3 tingkatan syari’at, Ma’rifat dan Hakikat kepada Allah.jelaskan
Apakah syariat dan hakekat itu bisa sejajar.....
BalasHapusjelaskan......
dan pakah yang dimaksud.. islam, ihsan, dan iman,,,
jelaskan......
kodok_zonk.coooooombiiiiii
jumaroh
BalasHapus2021110295
g
bagaimana jika dalam diri seorang muslim itu tidak terdapat salah satu, atau salah dua dari ketiga tingkatan tersebut....mohon jelaskan.......
thanx.....
pertanyaan:
BalasHapusfutukhatul maftukhah
2021110325
didalam islam ada 3 tingkatan,islam,iman,dan ihsan.dari ketiga tersebut manakah yg mpy porsi lebih besar diantara yg lain?ataukah hrus berjalan searah dan seimbamg??mohon jelaskan!!!
LUSIANA MASITHOH
BalasHapus2021110331
Bagaimanakah hubungan yang seharusnya dibina dengan Allah?
Naelul Izah
BalasHapus2021110324
G
bagaimana jika salah satu dari tiga tingkatan itu manusia tidak memilikinya, apakah hubungan dengan Sang Pencipta bisa tercapai dengan baik?
tarmujiyanto (ka'yan)
BalasHapus2021110317
tema anda menjelaskan Hubungan Manusia dengan Pencipta,
yang saya tanyakan,
apa ada, letak bagian organ tubuh kita ini menuju hablum mina Allah?
* HIDUP ADALAH PILIHAN *
muhammad sukron
BalasHapus2021110328
G
jika seseorang msh hanya bisa mencapai tingkatan iman?
apakah bisa di sebut orang tersebut sempurna agamanya??
MOHON JELASKAN
Rif'atul Zami Izzati
BalasHapus202109002
Bagaimana cara mengimplementasikan iman, islam, dan ikhsan dalam kehidupan sehari-hari?
Tri Nurul Aeni
BalasHapus202109011
dari pengertian ihsan di atas, nabi bersabda " engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya,maka apabila kamu tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya dia melihatmu".
lantas bagaaimana jika ada orang yang melakukan ibadah hanya karna ingin di puji, jika dikaitkan dengan sabda nabi tersebut??? tolong jelaskan menurut pendapat anda.
trimakasih