Laman

Kamis, 08 Maret 2012

H53. Khoirul Amri, 26. Menggugat Keontetikan Al Quran dan Sunnah



MAKALAH

Menggugat Keontetikan Al Quran dan Sunnah

Disusun sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu : Ahmad Ghufron, M.Ag




Disusun Oleh :

Khoirul Amri
 2021110353
H


TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012




BAB I
PENDAHULUAN
Menatap prospektif keilmuan hadits, sungguhpun ajaran hadits telah ikut mendorong kemajuan umat islam. Sebab hadits Nabi sebagaimana halnya Al Quran telah memerintahkan orang-orang beriman menuntut pengetahuan. Dengan demikian prespektif keilmuan hadits, justru menyebabkan kemajuan umat islam. Namun kemajuan tersebut ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif seiring dengan perkembangan zaman.





















BAB II
PEMBAHASAN
A.      HADITS

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ  قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍوَذِ رَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَارَسُوْلَ ا للهِ ا لْيَهُوْدَ وَلنَّصَارَ ى؟ قَالَ فَمَنْ؟ (رو ا ه ا لبخر ي في ا لصحيح, كتا ب احا ديث ا لا نبيا, با ب ما  ذكرعن بني ا سرائيل)
B.      TERJEMAHAN HADITS
Diriwayatkan dari Abu Sa’id r.a : Nabi SAW pernah bersabda “Tentu kalian akan mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa sebelum kalian, setahap demi setahap, bahkan ketika mereka masuk ke liang kadal, kalianpun akan m engikuti mereka.” Kami berkata,” Ya Rasulullah ! Apakah yang engkau maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani ? “ Rasulullah SAW menjawab, “Siapa lagi”. [ 4 : 662. SA ]

C.      MUFRODAT / KATA KUNCI
لتتبعن     : tentu kalian
 قبلك      : sebelum kalian
شبرا          : setahap
 ذراععا   :keliang
حتى          : sehingga
قلنا            : kami berkata
اليهود        : yahudi
فمن        : siapa lagi
النصارى : nashrani

D.      RIWAYAT PERAWI
Abu Said al-Khurdy adalah Abu Said Sa’ad ibn Malik Sinan al-Khurdy al-Khazraji  al-Anshary. Beliau lebih terkenal dengan kuniah-nya. Beliau wafat pada tahun 74 H = 693 M dalam usia 86 tahun.
Beliau meriwayatkan 1.170 hadits. Beliau adalah orang ketujuh diantara tujuh orang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Beliau menerima hadits dari Nabi saw, dan dari para sahabat, diantaranya Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Zaid bin Tsabit. Al-Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 46 hadits, 16 diantaranya diriwayatkan oleh Bukhary sendiri dan 52 buah diriwayatkan oleh Muslim sendiri.
Adz-Dhahaby mengatakan bahwa  beliau adalah  salah seorang dari ulama sahabat, turut menyaksikan Bai’at as-Saja’ah, meriwayatkan banyak hadits dan berfatwa. Handalah berkata, “Tidak seorangpun diantara sahabat-sahabat Nabi saw yang muda usia yang lebih pandai dalam soal fiqh daripada Abu Said.

  1. KETERANGAN HADIST
Semestinya seorang muslim harus selalu berpegang kuat dengan agamanya dalam seluruh aspek kehidupannya baik akidah, tata cara beribadah, aturan-aturan pergaulan, akhlak, maupun kebiasaannya. Namun masih banyak dari kaum muslimin yang kurang memperhatikan masalah ini. Maka tentunya hal ini menunjukkan lemahnya iman. Mereka tidak tahu bahwa dirinya telah tertipu dengan meninggalkan ajaran yang mulia dan mengambil ajaran yang rendah dan hina.
Tasyabbuh adalah menyerupai gaya, sikap, cara atau kebiasaan suatu kaum. Dan tidak boleh kita bertasyabbuh terhadap non-muslim sebagaimana Abu Sa’id al-Khudry t  telah meriwayatkan bahwa Rasulullah r bersabda,
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rohimahulloh berkata, “Tasyabbuh dengan orang-orang kafir terjadi dalam hal penampilan, pakaian, tempat makan, dan sebagainya karena ia adalah kalimat yang bersifat umum. Dalam artian, bila ada seseorang yang melakukan ciri khas orang-orang kafir, dimana orang yang melihatnya mengira bahwa ia termasuk golongan mereka (maka saat itulah disebut dengan tasyabbuh, pen).” (Majmu’ Durus Wa Fatawa Al-Haramil Makki, 3/367)
Saat ini kaum Yahudi dan Nashrani begitu gencar memerangi ummat Islam dengan menggunakan televisi, senjata yang kesaktiannya sudah terbukti. Diantara hal-hal yang sudah nampak jelas dari tasyabbuh yang dilakukan ummat Islam saat ini adalah:
1. Pakaian yang memperlihatkan aurat.
Allah Ta’ala berfirman :                                                                                                  
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. [QS. Al-Ahzab: 59]
Maka, adalah tugas pria sejati untuk memerintahkan istri dan puterinya agar menutup aurat mereka. Akan tetapi, adalah kenyataan bahwa begitu banyak ibu-ibu dan remaja puteri yang pergi ke pasar tradisional, supermarket, mall, dan pusat perbelanjaan lainnya dengan mengenakan pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga mengundang syahwat kaum pria. Mereka menjadikan pakaian sexy (pengundang sex) sebagai pilihan karena memang yang setiap hari mereka lihat adalah televisi. Televisi telah dijadikan sebagai guru dan tuntunan bagi sebagian besar ummat islam. Jadi jangan heran jika kemudian mereka meniru-niru yang ia lihat setiap hari.
2. Gaya rambut.
Dari Ibnu Umar ra katanya: Rasulullah saaw melarang mencukur sebahagian rambut di kepala (dan meninggalkan sebahagian lagi). [HR. Bukhori, Muslim, An-Nasa`i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad]
Maka para orangtua dan para guru hendaknya memperhatikan anak-anak mereka agar tidak menata rambut mereka seperti “anak punki”, sebab itu termasuk tasyabbuh yang buruk.
Dari Asma’ binti Abu Bakar t katanya: Seorang wanita datang kepada Nabi r lalu berkata: Wahai Rasulullah! Aku mempunyai seorang anak perempuan yang bakal menjadi pengantin. Dia pernah diserang penyakit campak, sehingga rambutnya gugur. Bolehkah aku menyambungnya dengan rambut orang lain? Rasulullah saw bersabda, “Allah mengutuk orang yang menyambungkan rambutnya dengan rambut orang lain dan orang yang meminta supaya disambungkan rambutnya.” [HR. Bukhori]
Maka perhatikanlah wahai kaum wanita, agar kalian tidak mengenakan wig. Sebab mengenakan wig bukanlah sunnah Nabimu.
Ada lagi yang menyemir rambutnya dengan semir yang warna warni. Mereka beralasan dengan sebuah hadist Rasulullah r :
غَيِّرُوا الشَّيْبَ وَلَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ
"Ubahlah warna uban kalian, dan janganlah kalian bertasyabbuh dengan kaum Yahudi."[HR. Turmudziy; hadits hasan shahih]  Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Imam Ahmad ada tambahan "dan kaum Nashraniy".     Sedangkan dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dinyatakan, "Sesungguhnya kaum Yahudi dan Nashraniy tidak mengecat uban mereka, maka janganlah kalian menyerupai mereka". [Imam Mubarakfuriy, Tuhfat al-Ahwadziy, hadits no. 1674]
Imam Syaukani, di dalam kitab Nail al-Authar mengatakan, "Hadits ini menunjukkan, bahwa ‘illat syar’iyyah disyariatkannya pengecatan dan mengubah warna uban adalah, agar tidak menyerupai  orang-orang Yahudi dan Nashraniy."    
Akan tetapi jika tujuan pensyari’atan tersebut hilang, dan sebaliknya bahwa mengecat rambut dengan warna-warni adalah budaya orang-orang kafir hari ini, maka meninggalkannya menjadi sebuah keharusan.
3. Tattoo.
Dari Ibnu Umar ra katanya: Rasulullah r  mengutuk orang yang menyambung rambut dan orang yang meminta supaya disambungkan rambutnya, orang yang membuat tattoo dan orang yang meminta supaya dibuatkan tattoo. [HR. Bukhori, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa`i]
4. Clubbing.
Sesungguhnya diantara manusia ada yang mengisi malam-malamnya dengan ibadah, dan ada pula yang mengisi malam-malamnya dengan ma`siat. Adapun orang-orang yang ia pergi ke kafe-kafe, club-club, bar-bar, lalu mereka meminum khamr, memakai candu, berciuman dan berpelukan dalam tarian, memperlihatkan aurat, dan melakukan kema`siatan-kema`siatan lainnya; maka hal ini adalah hasil dari da’wah non-muslim yang sangat keji.
Dari Anas t katanya: Nabi saaw bersabda: “Barangsiapa yang tidak suka sunnahku, dia bukanlah termasuk golonganku/ummatku” [HR. Bukhori]
5. Menggunakan aturan sosialis, sekuler, demokrasi, dari aturan-aturan tata negara yang dibuat orang kafir.
Demikian pula dalam sistem ekonomi seperti sistem riba dan sebagainya. Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan hafizhohulloh berkata, “Termasuk bentuk meniru-niru orang kafir adalah menjalankan aturan-aturan dan perundang-undangan orang kafir. Atau ajaran-ajaran yang berbahaya seperti ajaran sosialis dan ajaran sekuler yang membedakan antara agama dan pemerintahan, serta yang lainnya dari hukum, aturan ekonomi, dan aturan lainnya...” (Al-Khuthob, 2/168)
  1. ASPEK TARBAWI
Kami mengimbau agar saudaraku, kaum Muslimin, membentengi diri dengan ‘aqidah yang benar sehingga tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat menodai, mengotori apalagi menggoyahnya.
          Kepada para orangtua, hendaknya mengarahkan pendidikan agama yang memadai kepada anak-anak mereka terutama penekanan sisi ‘aqidah.Suruhlah mereka belajar agama kepada para ustadz yang dikenal kokoh dan lurus ‘aqidahnya.Tegurlah mereka bilamana melakukan perbuatan yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ajarkanlah mereka al-Walâ’ dan al-Barâ’ sehingga senantiasa bangga dengan agamanya dan loyal terhadap Allah dan Rasul-Nya  serta tidak menyukai segala bentuk kesyirikan dan penyimpangan
          Ajarkanlah mereka doa: “Ya Allah! anugerahilah kepada kami kecintaan terhadap iman, dan anugerahilah kami kebencian terhadap kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Jadikanlah kami diantara orang-orang yang mendapat petunjuk”.
          Kepada para ulama, tunjukkanlah kepada masyarakat contoh dan suriteladan yang baik.Ajarkanlah mereka bagaimana membentengi diri dari segala bentuk penyelewengan terhadap ‘aqidah.Arahkan mereka kepada manhaj ulama Salaf seperti para imam empat madzhab di dalam ‘aqidah dan menerima al-Haq.Bersama para tokoh masyarakat, berantaslah segala bentuk kesyirikan, bid’ah, khurafat dan kemaksiatan.Terbukalah kepada dan biasakanlah mereka untuk memperoleh rujukan yang shahih, kuat dan valid.Jangan biasakan mereka dengan ‘taqlid buta’.
          Semoga kita semua mendapatkan petunjuk Allah Ta’ala dan senantiasa dibimbing oleh-Nya ke jalan yang diridlai-Nya.Amin. Wallahu a’lam


BAB III
PENUTUP

Dari keterangan hadits dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ketika zaman Rosulullah bangsa Yahudi dan Nasrani sudah berperilaku menyimpang dari ajaran Rosulullah, yaitu berpakaian yang tidak menutup aurat, hidup mewah dan berfoya-foya. Sampai-sampai Rosulullah mengeluarkan hadits tentang perilaku Bani Israil ini, beliau menerangkan bahwa pasti setiap manusia akan mengikuti  jejak-jejak orang Yahudi dan Nasrani sampai keliang lahat.
Maka dari itu, sebagai umat muslim kita harus bisa membentengi diri kita dengan akhlak dan akidah yang baik agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif yang bertentangan dengan ajaran Islam. Belajarlah hidup sederhana dan jangan berfoya-foya terhadap apa yang kita punya sekarang, karena itu hanyalah titipan semata. Perbanyaklah bersedekah dan lakukanlah segala sesuatu dengan penuh keikhlasan dan selalu bertawakkal.
                                                                                                                                                                    















DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shidqy, Teuku,  Muhammad, Hasbi. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang : PT Pustaka Riski Putra.
Az-Zabidy, Imam. 2001. Ringkasan Shahih Bukhori. Bandung : Mizan.
http://fadilarahim.wordprees. Com/2010/03/11/kisah-nabi-perihal-bani-israil/ diakses 27 Februari 2012.


31 komentar:

  1. rohiman
    2021110356
    bagaimana menurut anda menanggapi jaman sekarang ini yang orang-orangnya suka menatto tubuhnya dengan alasan "KESENIAN"?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tetap tidak diperbolehkan walaupun atas dasar kesenian, seperti yang sudah tertera pada hadits diatas................

      Hapus
  2. 2021110375
    "Bagaimana kita membatasi dalam penyerapan ilmu budaya luar agar kita tetap berpegang teguh pada Al-qur'an dan Hadist??"
    FAJARWATI Y.R

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam hal penyerapan budaya dari luar, kita harus jeli dalam memilah dan menyaring, karena tidak semua budaya dari luar itu mempunyai nilai positif, nilai negatifnya juga banyak. Tetap teguh pada pendirian kita agar sampai tidak terjerumus kedalam budaya dari luar yang negatif

      Hapus
  3. Nama : mei andriyanti
    nim :2021110384

    bagaimana cara kita agarkita sebagai umat islam dalam menjalanni kehidupan yang berpegang pada al-qur'an dan al-hadits sedangkan kita belum mengetahui isi dari pada al-qur'an dan al-hadits itu sendiri?

    BalasHapus
  4. Nama : mei andriyanti
    nim :2021110384

    bagaimana cara kita agarkita sebagai umat islam dalam menjalanni kehidupan yang berpegang pada al-qur'an dan al-hadits sedangkan kita belum mengetahui isi dari pada al-qur'an dan al-hadits itu sendiri?

    BalasHapus
  5. dalam keterangan hadits diatas,dijelaskan bahwa kita tidak boleh bretasyabbuh kepada non muslim...
    bagaimana jika kita bertasyabbuh kepada non muslim dalam hal kebaikan?
    2021110367

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau diliat dari perkembangan zaman, mungkin bertsybuh terhadap non muslim diperbolehkan dalam hal kebaikan, misalnya seperti kita mengucapkan selamat natal kepada tetangga kita yang beragam kristen, karena dilain sisi tetangga kita tersebut sebelumnya sudah mengucapkan selamat lebaran dan memberikan bingkisan, jadi apa salahnya kita membalas kebaikan tetangga kita tersebut. karena itu hanya bentuk dari jiwa sosial kita sebagai manusia, karena kita tidak mungkin hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain, jadi tidak ada salahnya asalkan itu masih dalam kewajaran

      Hapus
  6. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. [QS. Al-Ahzab: 59]

    Bagaimana menyikapi wanita yang tdak memakai jilbab? apa hukumnya,,,??


    'Class H"

    BalasHapus
  7. Fatwa Adina
    2021110333

    Adakah faktor-faktor penyebab kaum muslimin terjebak dalam tasyabbuh? Dan apa saja contoh-contoh tasyabbuh yang di larang oleh rosul??

    BalasHapus
    Balasan
    1. faktor yang paling berpengaruh adalah mungkin datang dari faktor lingkungan, karena apabila lingkungan tempat tinggal kita banyak masyarakatnya yang sering bertasyabuh atau meniru gaya orang yahudi nasrani baik dalm hal pakaian ataupun perbuatan, tidak bisa dipungkiri pasti kita akan ikut-ikutan bertasyabuh.
      untuk contoh-contoh tasyabh yang dilarang rosul sudah tertera dihadits diatas,

      Hapus
  8. Millatul Izzah
    2021110334

    Dari makalah d atas, Tasyabbuh adalah menyerupai gaya,sikap,cara atau adat suatu kaum,dan hal itu jelas di larang. Sedangkan d kota-kota besar (Jakarta khususnya) tren mayoritas masyarakatnya cenderung kepada perbuatan tasyabbuh, bagaimana pendapat pemakalah menanggapi permasalahan ini??
    dan adakah kaidah-kaidah yang menjadi tolak ukur tasyabbuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaupun itu dikota-kota besar tetap saja tidak dperbolehkan, namun hal itu kita kembalikan pada individu masing-masing. Haruslah kita pandai-pandai dalam mengikuti trendd agar tidak sampai menyalai aturan-aturan agama...........

      Hapus
  9. Sokhiyah
    2021110379

    Zaman sekarang banyak tren dalam fasion, rambut, aksesoris, dsb. Dan hal itu seolah menjadikan seorang cowok seperti cewex dan sebaliknya. Yang menjadi pertanyaan, Apabila hal-hal tsb sudah lazim di kalangan jenis masing-masing apakah masih dikatakan sebagai tasyabbuh??
    Dan sebatas manakah seseorang tsb di katakan tasyabbuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,karena hal-hal tersebut masih tetep dikatakan tasyabbuh sebab hal itu sudah menyalahi aturan.

      Hapus
  10. Siti Nurrohmah
    2021110382

    Bagaimana upaya yang dilakukan jika seseorang sudah terjebak dalam perbuatan Tasyabbuh???

    BalasHapus
    Balasan
    1. segeralah sadar dan bertobat bahwa tasybuh itu tidak baik apalagi bertasyabuh dalam hal negatif, mungkin seperti itu

      Hapus
  11. orang tua hendaknya mengarahkan pendidikan agama yang memadai kepada anak-anaknya terutama aqidah, bagaimana dengan orang tua yang bisa dikatakan kurang mengerti tentang agama terutama aqidah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jalan satu-satunya yaitu dngan memberikan pendidikan yang memadai dan mengarahkan kepada anak bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib sebagai bekal kita ketika dewasa nanti dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju,,,

      Hapus
  12. Nur Faizah(2021110347)
    Kelas : H

    Bagaimana menurut pemakalah tentang tasyabuh misalnya merayakan ulang tahun dengan cara meniup lilin,apakah itu termasuk meniru gaya orang kafir,padahal dalam islam sendiri tidak mengajarkan ulang tahun adanya tasyakuran?

    BalasHapus
  13. Nama : Anis akhifatul khasanah
    NIM : 2021110378

    bagaimana cara merubah tasyabuh non muslim menjadi tasyabuh yang islami atau sesuai ajaran agama?
    dan menurut pemakalah sendiri tasyabuh yang bagaimana yang dibenarkan dalam agama islam ?

    BalasHapus
  14. Muhammad Rizqon (2021110369)


    Bagaimana cara menyikapi maraknya orang yang menyalah gunakan al-quran untuk kepentingan mereka saja?
    Bagaimana antisipasi kita?

    BalasHapus
  15. ilma camalia,2021110380

    bagaimana menurut pemakalah tentang gaya berpakaian muslim yang tidak baik(ketat),bagaimana hukumnya klau dilihat dari perspektif hadist?

    BalasHapus
  16. lukmanul_maarif
    202 111 0366

    kalau kita bertasyabbuh dengan pemikiran non muslim yang cenderung realistis, bombastis, spektakuler dan ternyata olah pikir mereka ada baiknya juga untuk kita , apakah tetap di katakan "meniru" gaya mereka ???

    BalasHapus
  17. * bagaimana Al qur'an memandang adanya percampuran budaya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. percampuran budaya boleh dan sah-sah saja asalkan dari masing-masing budaya tersebut tidak ada yang memberi dampak negatif bagi masyarakatnya. Karena mungkin pencampuran budaya bisa melatih seseorang agar tidak bersifat kuno dan primitif. Namun sekali lagi jangan sampai kita meninggalkan kebudayaan kita, karena itu merupakan identitas dan ciri khas yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain

      Hapus
  18. 2021110340
    bagaimana menurut anda menanggapi persoalan dijaman sekarang ini yang orang-orangnya suka memakai jilbab tpi dikarnakan mengikuti sbuah tren atau kewajiban peraturan belaka"msalkan kita sekolah di sekolah islam yang harus mewajibkan menggunakan jilbab tapi setelah keluar dari sekolah itu dia berubah dan melepas jilbabnya"..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau hal itu tergantung dari pribadi masing-masing. Jika seorang perempuan hanya ingin menaati peraturan sekolah saja, kebanyakan mereka akan melakukan hal itu, tapi jika perempuan ingin benar-benar memekai jilbab karena agama, pasti mereka tidak akan berbuat seperti itu karena itu termasuk perbuatan dosa. Jadi semua kita kembalikan pada individu masing-masing apakah ia benar-benar memakai jilbab atau hanya karena faktor peraturan belaka.

      Hapus
  19. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” [QS. Al-Ahzab: 59]
    bagaimana dengan mode jilbab sekarang yg notabene hanya menutupi bagian kepala saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin trend jilbab sekarang ini sudah banyak berkembang, tapi sekali lagi walaupun bagaimanapun model jilbab kita, haruslah menutup aurat jangan hanya sekedar ingin tampil lebih cantik tapi salah dalam memilih model jilbab. Pakailah jilbab yang benar-benar menutup aurat

      Hapus
  20. ida rosyida(2021110351)
    bagaimana cara kita agar kita tidak melakukan hal-hal yang bersifat tasyabbuh??

    BalasHapus