Laman

Kamis, 01 Maret 2012

Kelas C, Urip Carsono, 3 : Memanfaatkan Media Publik untuk Menyebarkan Ilmu ke Kalangan Eksternal


MAKALAH

Memanfaatkan Media Publik untuk Menyebarkan Ilmu ke Kalangan Eksternal

Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah                     : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu             : Muhammad Ghufron, M. S.I



Copy of STAIN2.tif



Disusun Oleh
Nama          : Urip Carsono
NIM                        : 2021110097
Kelas          :  C



JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012


PENDAHULUAN

Hidup adalah perjuangan dan menyebarkan ilmu adalah suatu yang diharuskan bagi umat Islam baik penyebaran di kalangan muslim maupun non muslim

PEMBAHASAN
MENYEBARKAN ILMU PENGETAHUAN KEPADA UMUM

A.    HADITS
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ: (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِصَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ يَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا: مَنْ هَذَا؟ فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا؟ ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ), وَقَدْ تَبَّ. هَكَذَا قَرَأَهَا الأَعِمَشُ يَوْمَئِذٍ
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)

B.     TARJAMAH
Dari Sa’id bin Jubair, dari Abu Abbas r.a. berkata: “Ketika turun firman-Nya, dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat dan kelompokmu diantara mereka yang ikhlas. Rasulullah Saw keluar kemudian naik ke bukit shafa dan berseru “Ya Shabahaah”, mereka bersabda: Siapa Ini? Mereka pun berkumpul kepadanya. Beliau bersabda: bagaimana pendapatmu jika aku mengabarkan bahwa pasukan berkuda akan keluar dari balik gunung ini, apakah kalian mempercayaiku? Mereka berkata: Kami tidak pernah melihat engkau berdusta, beliau bersabda: Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian di hadapan adzab yang pedih. Abu Lahab berkata; Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami kecuali untuk ini? Kemudian Rasulullah Saw pergi, maka turunlah ayat, binasalah kedua tangan Abu lahab, dan sungguh ia binasa. [1]

C.    MUFRADAT
                                Arti Kata                                           Teks Arab
Pasukan berkuda                                                                      خَيْلاً
Bukit balik                                                                              سَفَحِ
Kami tidak pernah                                                                 جَرَّبْنَا     
Binasakan kamu                                                                    تَبَّالَكَ
binasalah                                                                                تَبَّتْ
Berilah peringatan                                                                وَاَنْذِرْ
Keluargamu                                                                      عَشِيْرَتَكَ
kelompokmu                                                                     وَرَهْطَكَ
Keluar                                                                                    صَعِدَ
Berteriak                                                                               فَهَتَفَ

D.    BIOGRAFI ROWI
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim LAHIR DI Makkah 3 tahun sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abbas, paman Rasulullah, sedangkan ibunya bernama Lubabah bin Harits yang dijuluki Ummu Fadhi yaitu saudara dari Maimunah, istri Rasulullah. Beliau dikenal dengan nama Ibnu Abbas dan beliau inilah berasal dari Khalifah Dinasti Abbasiyah.
Dengan kesungguhan mencari ilmu, baik di masa hidup Nabi maupun setelah wafat Nabi. Ibnu Abbas memperoleh kebijakan yang melebihi usianya. Karena kedalaman pengetahuannya dan kedewasaannya. Khalifah Umar sering melibatkannya ke dalam pemecahan permasalahan-permasalahan penting negara, malah kerap mengedepankan pendapat Ibnu Abbas ketimbang pendapat sahabat-sahabat senior lain. Argumen yang cerdik, cerdas, bijak, logis, lembut, serta mengarah pada perdamaian membuatnya andal dalam menyelesaikan perselisihan dan perdebatan. Beliau menggunakan debat hanya untuk mendapatkan dan mengetahui kebenaran, bukan untuk pamer kepinteran atau menjatuhkan lawan debat.
Pada masa khalifah Usman, Ibnu Abbas mendapat tugas untuk pergi berijtihad ke Afrika Utara, bersama pasukan dalam pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, ia berangkat sebagai mujtahid dan juru dakwah.
Perawakan Ibnu Abbas tinggi tapi tidak kurus, sikapnya tennag dan wajahnya berseri, kulitnya putih kekuningan dengan janggur diwarnai dan sifatnya terpuji. Abdullah bin Abbas meriwayatkan sekitar 1.660 hadits. Beliau juga aktif menyabut jihad di perang Hunain, Thaif, Fathu Makkah, dan Haji Wada. Selepas masa Rasul, ia juga menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah, perang Jamal dan perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.
Pada akhirnya masa hidupnya Ibnu Abbas mengalami kebutaan. Beliau menetap di Thaif hingga wafat pada tahun 68 H di usia 71 tahun.[2]

E.     KETERANGAN HADITS
Perkembangan dunia pendidikan media sanagt bepengaruh dalam proses belajar kepada tercapai atau t idaknya 7an pembelajaran.  Media publik juga mrpkan srna yg efisien dan bermanfaat dalam KBM. Media pend. Sebagai salah 1` sumber belajar  mengajar ikut membantu memperkaya anak didik. Banyak cara atau media yang bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pengetahuan ke kalangan eksternal antara lain dg berdiskusi, belajar dll. Seiring dg perk. Zaman, banyak media publik yang bisa digunakan untuk hal tersebut. Dari hadits juga banyak pelajaran yang dapat diambil. Bahwa pendidikan itu tidak hanya bisa didapat didalam kelas saja.
F.     ASPEK TARBAWI
Dari keterangan hadits di atas, jelas bahwa dalam menyampaikan suatu ilmu atau informasi ke kalangan luas termasuk orang-orang kafir tanpa membedakan-bedakan suku, ras, maupun agama. Kita sebagai umat Islam hendaknya bisa menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu dengan memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi untuk menyampaikan informasi atau ilmu ke kalangan eksternal.
1.      Meyakini bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah benar
2.      Menyebarkan ilmu pengetahuan tidak memandang musuh ataupun beda agama
3.      Orang-orang yang menghalangi dalam menyebarkan ilmu pendidikan akan mendapatkan siksaan di akhirat kelak
4.      Menyebarkan ilmu tidak melihat tempat, ataupun waktu.[3]

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya dalam menyebarkan ilmu tidak memandang tempat, di manapun bisa dilakukan untuk menyebarkan ilmu, asalkan dengan apa yang diajarkan Rasulullah dan juga menyebarkan ilmu tidak memandang itu musuh atau tidak dan yang jelas hidup di dunia ini adalah untuk berdakwah.
Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat banyak. Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi yang dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya. Rasulullah Saw memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi dalam menyampaikan informasi.



DAFTAR PUSTAKA

Suri Sudari Muhammad. 2008. Adabul Mufrod. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Ibnu Hajar Al-Asqalany. 2008. Fathul Baari. Jakarta: Pustaka Azzam.



[1] Ibnu Hajar Al-Asqalany. Fathul Baari. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 642 .
[2] Suri Sudari Muhammad. Adabul Mufrod. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008). hlm. 471
[3]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 121
MAKALAH

Memanfaatkan Media Publik untuk Menyebarkan Ilmu ke Kalangan Eksternal

Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah                     : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu             : Muhammad Ghufron, M. S.I



Copy of STAIN2.tif



Disusun Oleh
Nama          : Urip Carsono
NIM                        : 2021110097



JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012


PENDAHULUAN

Hidup adalah perjuangan dan menyebarkan ilmu adalah suatu yang diharuskan bagi umat Islam baik penyebaran di kalangan muslim maupun non muslim

PEMBAHASAN
MENYEBARKAN ILMU PENGETAHUAN KEPADA UMUM

A.    HADITS
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا قَالَ: (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِصَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ يَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا: مَنْ هَذَا؟ فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا؟ ثُمَّ قَامَ فَنَزَلَتْ: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ), وَقَدْ تَبَّ. هَكَذَا قَرَأَهَا الأَعِمَشُ يَوْمَئِذٍ
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)

B.     TARJAMAH
Dari Sa’id bin Jubair, dari Abu Abbas r.a. berkata: “Ketika turun firman-Nya, dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat dan kelompokmu diantara mereka yang ikhlas. Rasulullah Saw keluar kemudian naik ke bukit shafa dan berseru “Ya Shabahaah”, mereka bersabda: Siapa Ini? Mereka pun berkumpul kepadanya. Beliau bersabda: bagaimana pendapatmu jika aku mengabarkan bahwa pasukan berkuda akan keluar dari balik gunung ini, apakah kalian mempercayaiku? Mereka berkata: Kami tidak pernah melihat engkau berdusta, beliau bersabda: Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian di hadapan adzab yang pedih. Abu Lahab berkata; Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami kecuali untuk ini? Kemudian Rasulullah Saw pergi, maka turunlah ayat, binasalah kedua tangan Abu lahab, dan sungguh ia binasa. [1]

C.    MUFRADAT
                                Arti Kata                                           Teks Arab
Pasukan berkuda                                                                      خَيْلاً
Bukit balik                                                                              سَفَحِ
Kami tidak pernah                                                                 جَرَّبْنَا     
Binasakan kamu                                                                    تَبَّالَكَ
binasalah                                                                                تَبَّتْ
Berilah peringatan                                                                وَاَنْذِرْ
Keluargamu                                                                      عَشِيْرَتَكَ
kelompokmu                                                                     وَرَهْطَكَ
Keluar                                                                                    صَعِدَ
Berteriak                                                                               فَهَتَفَ

D.    BIOGRAFI ROWI
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim LAHIR DI Makkah 3 tahun sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abbas, paman Rasulullah, sedangkan ibunya bernama Lubabah bin Harits yang dijuluki Ummu Fadhi yaitu saudara dari Maimunah, istri Rasulullah. Beliau dikenal dengan nama Ibnu Abbas dan beliau inilah berasal dari Khalifah Dinasti Abbasiyah.
Dengan kesungguhan mencari ilmu, baik di masa hidup Nabi maupun setelah wafat Nabi. Ibnu Abbas memperoleh kebijakan yang melebihi usianya. Karena kedalaman pengetahuannya dan kedewasaannya. Khalifah Umar sering melibatkannya ke dalam pemecahan permasalahan-permasalahan penting negara, malah kerap mengedepankan pendapat Ibnu Abbas ketimbang pendapat sahabat-sahabat senior lain. Argumen yang cerdik, cerdas, bijak, logis, lembut, serta mengarah pada perdamaian membuatnya andal dalam menyelesaikan perselisihan dan perdebatan. Beliau menggunakan debat hanya untuk mendapatkan dan mengetahui kebenaran, bukan untuk pamer kepinteran atau menjatuhkan lawan debat.
Pada masa khalifah Usman, Ibnu Abbas mendapat tugas untuk pergi berijtihad ke Afrika Utara, bersama pasukan dalam pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, ia berangkat sebagai mujtahid dan juru dakwah.
Perawakan Ibnu Abbas tinggi tapi tidak kurus, sikapnya tennag dan wajahnya berseri, kulitnya putih kekuningan dengan janggur diwarnai dan sifatnya terpuji. Abdullah bin Abbas meriwayatkan sekitar 1.660 hadits. Beliau juga aktif menyabut jihad di perang Hunain, Thaif, Fathu Makkah, dan Haji Wada. Selepas masa Rasul, ia juga menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah, perang Jamal dan perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.
Pada akhirnya masa hidupnya Ibnu Abbas mengalami kebutaan. Beliau menetap di Thaif hingga wafat pada tahun 68 H di usia 71 tahun.[2]

E.     KETERANGAN HADITS
Perkembangan dunia pendidikan media sanagt bepengaruh dalam proses belajar kepada tercapai atau t idaknya 7an pembelajaran.  Media publik juga mrpkan srna yg efisien dan bermanfaat dalam KBM. Media pend. Sebagai salah 1` sumber belajar  mengajar ikut membantu memperkaya anak didik. Banyak cara atau media yang bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pengetahuan ke kalangan eksternal antara lain dg berdiskusi, belajar dll. Seiring dg perk. Zaman, banyak media publik yang bisa digunakan untuk hal tersebut. Dari hadits juga banyak pelajaran yang dapat diambil. Bahwa pendidikan itu tidak hanya bisa didapat didalam kelas saja.
F.     ASPEK TARBAWI
Dari keterangan hadits di atas, jelas bahwa dalam menyampaikan suatu ilmu atau informasi ke kalangan luas termasuk orang-orang kafir tanpa membedakan-bedakan suku, ras, maupun agama. Kita sebagai umat Islam hendaknya bisa menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu dengan memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi untuk menyampaikan informasi atau ilmu ke kalangan eksternal.
1.      Meyakini bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah benar
2.      Menyebarkan ilmu pengetahuan tidak memandang musuh ataupun beda agama
3.      Orang-orang yang menghalangi dalam menyebarkan ilmu pendidikan akan mendapatkan siksaan di akhirat kelak
4.      Menyebarkan ilmu tidak melihat tempat, ataupun waktu.[3]

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya dalam menyebarkan ilmu tidak memandang tempat, di manapun bisa dilakukan untuk menyebarkan ilmu, asalkan dengan apa yang diajarkan Rasulullah dan juga menyebarkan ilmu tidak memandang itu musuh atau tidak dan yang jelas hidup di dunia ini adalah untuk berdakwah.
Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat banyak. Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi yang dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya. Rasulullah Saw memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi dalam menyampaikan informasi.



DAFTAR PUSTAKA

Suri Sudari Muhammad. 2008. Adabul Mufrod. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Ibnu Hajar Al-Asqalany. 2008. Fathul Baari. Jakarta: Pustaka Azzam.



[1] Ibnu Hajar Al-Asqalany. Fathul Baari. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 642 .
[2] Suri Sudari Muhammad. Adabul Mufrod. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008). hlm. 471
[3]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 121

11 komentar:

  1. nama : Arham Ali Firdaus
    nim : 202 111 0101
    menurut anda, media yang paling tepat untuk menyebarkan islam pada era sekarang itu apa?

    BalasHapus
  2. nama: nurul islakhah
    nim: 2021110139
    menurut anda apa kelebihan dan kekurangan jika menyebarkan ilmu menggunakan media publik?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nama:Dewi Susanti
    Nim :2021110125

    Apakah ada batasan-batasan dalam menyebarkan ilmu menggunakan media publik?

    BalasHapus
  5. ahmad khairudin
    2021110098
    c

    asslm ,,
    kan anda mnjlskan mengenai memanfaatkan media publik untuk menympaikan ilmu ke kalangan eksternal, siapakah kalngan ekstrnal itu ?

    BalasHapus
  6. nama:tumakninah
    nim:2021110132

    menurut anda,bagaimana caranya supaya menyebarkan ilmu menggunakan media publik lebih mudah dimengerti,tidak ribet dan menyenangkan?

    BalasHapus
  7. Nama: Ayu Hidayah
    Nim : 2021110342
    kelas: C
    menurut anda apakah metode yang dilakukan rasulullah pada saat itu masih relevan jika digunakan pada zaman sekarang?

    bagaimana jika media publik tersebut digunakan untuk menyebarkan ilmu pengetahuan agama bagi masyarakat umum?

    BalasHapus
  8. nama:Mega yuliana
    Nim:2021110137

    menurut anda media apakah yang paling efektif untuk dijadikan alat menyebarkan ilmu pengetahuan??

    BalasHapus
  9. bagaimana fungsi media pendikkan menurut anda?bagaimana solusinya?

    BalasHapus
  10. nama: zakirotunnikmah
    NIM: 2021110112
    kelas: c

    saya masih bingung, dimana keterkaitan hadits anda dengan judul makalah anda?
    mohon untuk dijelaskan!

    BalasHapus
  11. mnrut pmahaman saya gini mbak zaki.....
    tp Anda jngan terlalu prcaya 5 pndpatku,soale q bukan dosen pengampu....hehehe....
    judul haditsnya kn memanfa'atkn mdia publik untuk mnyebrkan ilmu k kalangan Eksternal.
    dalm hadits tsb kn diterangkn,wktu musuh masyarakt Arab akn dtang menyerang,Nabi muhammad memberikan peringatan melalui media publik(keramaian orang).nabi tidak pduli apakah dlm kramaian itu semuanya umat Islam atokah terdpat orang** yg memusuhi Islam d dlm kramaian itu.
    -Nah,,,,ada kterkaitan antra jdul mkalah dg hadits g mbak???

    +yg saya tau bedanya kalangan non muslim dg kalangan Eksternal tu gini:
    -jika kalangan non muslim adalah orang-orang yg beragama selain agama kita,namun dia tdk memusuhi kita.
    -kalo kalangan Eksternal,adalah orang yang berbeda agama dg kita,namun dia memusuhi kita baik terang**an ataupun tidak.contohnya kaum misionaris gereja dan orientalis...
    mungkin gitu,,,bnar salahnya q serahkan 5 yg lbih ahli dlm bidangnya...hehehe....

    M.A.Rohman
    2021110126
    Bendahara kelas C,he...he....

    BalasHapus