Laman

Selasa, 06 Maret 2012

Kelas D, (4), Rosanti Maghfiroh, PENGGUNAAN PANCA INDERA AKAN DINILAI DAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN


HADITS PENGGUNAAN PANCA INDERA AKAN DINILAI DAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN

Disusun guna memenuhi tugas: 
Mata Kuliah :  Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Bapak Muhammad Hufron, M. S. I





Disusun Oleh :
ROSANTI MAGHFIROH
2021110160
KELAS D




JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Panca indera adalah alat yang telah di berikan Allah kepada manusia yang mana dapat digunakan untuk berbagai macam hal dan juga dapat membantu manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Namun manusia harus sadar akan fungsi dari panca indera yang telah di ciptakan dan diberikan Allah kepada manusia yang mana nantinya akan di pertanggung jawabkan dihadapan allah di akhirat kelak.














BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits Pengunaan Panca Indera Akan Dinilai dan Dimintai                    Pertanggung Jawaban                                                                                      َ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَاقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِالْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ اللَّه
ُ لَهُ أَلَمْ أَجْعَلْ لَكَ سَمْعًا وَبَصَرًا وَمَالًا وَوَلَدًا وَسَخَّرْتُ لَكَ الْأَنْعَامَ وَالْحَرْثَ وَتَرَكْتُكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ فَكُنْتَ تَظُنُّ أَنَّكَ
 مُلَاقِي يَوْمَكَ هَذَا قَالَ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ لَهُ الْيَوْمَ أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ وَمَعْنَى قَوْلِهِ الْيَوْمَ أَنْسَاكَ يَقُولُ الْيَوْمَ أَتْرُكُكَ فِي الْعَذَابِ هَكَذَا فَسَّرُوهُ
قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ فَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الْآيَةَ { فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ } قَالُوا إِنَّمَا مَعْنَاهُ الْيَوْمَ نَتْرُكُهُمْ فِي الْعَذَابِ                   
B.     Terjemahan
Dari Abu Hurairah dan dari Abu sa’id berkata: Rasulullah SAW bersabda :”Seseorang hamba dihadapakan pada hari kiamat lalu Allah berfirman kepadanya: ”Bukankah aku berikan kepadamu pendengaran, penglihatan, harta benda dan anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak dan pertanian dan aku biarkan kamu memimpin dan menunnggu maka apakah kamu menyangka bahwa kamu akan menjumpaiku pada hari ini?”.Dia menjawab:”Tidak”.Allah berfirman kepadanya :”Hari ini aku melupakan kamu seperti kamu telah melupakan Ku “. Ini Hadist shahih gharib . Adapun arti kata: ”Hari ini Aku melupakanmu seperti kamu melupakan Ku adalah pada hari ini Aku biarkan kamu dalam siksa, dan demikian pula sebagian ahli tafsir menafsiri ayat (maka pada hari ini kami melupakan mereka). (al-A’raf) Mereka berkata “Artinya hari ini kami membiarkan mu dalam siksa.”



C.    Mufrodat
Terjemahan
Hadist
>Dari Abu Hurairah dan dari Abu sa’id berkata:
>Rasulullah SAW bersabda
>Seseorang hamba dihadapakan pada hari kiamat lalu Allah berfirman kepadanya
>”Bukankah aku berikan kepadamu pendengaran, penglihatan,

>harta benda dan anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak
>dan pertanian dan aku biarkan kamu memimpin dan menunnggu maka apakah kamu menyangka bahwa kamu akan menjumpaiku pada hari ini?
>”.Dia menjawab:”Tidak”.Allah berfirman kepadanya :”Hari ini aku melupakan kamu seperti kamu telah melupakan Ku “.
Ini Hadist shahih gharib.
>Adapun arti kata: ”Hari ini Aku melupakanmu seperti kamu melupakan Ku adalah pada hari ini Aku biarkan kamu dalam siksa,
>dan demikian pula sebagian ahli tafsir menafsiri ayat (maka pada hari ini kami melupakan mereka). (al-A’raf) Mereka berkata “Artinya hari ini kami membiarkan mu dalam siksa.”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَا                          َ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ                      
   يُؤْتَى بِالْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ اللَّه ُ لَهُ
  
    أَلَمْ أَجْعَلْ لَكَ سَمْعًا وَبَصَرًا 


وَمَالًا وَوَلَدًا وَسَخَّرْتُ لَكَ الْأَنْعَامَ                      
َ
      وَالْحَرْثَ وَتَرَكْتُكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ فَكُنْتَ تَظُنُّ أَنَّكَ
 مُلَاقِي يَوْمَكَ هَذَا                                       


     قَالَ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ لَهُ الْيَوْمَ أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي  



قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ          
     وَمَعْنَى قَوْلِهِ الْيَوْمَ أَنْسَاكَ يَقُولُ الْيَوْمَ أَتْرُكُكَ فِي الْعَذَابِ                                                    


هَكَذَا فَسَّرُوهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ فَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الْآيَةَ { فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ } قَالُوا إِنَّمَا مَعْنَاهُ الْيَوْمَ نَتْرُكُهُمْ فِي الْعَذَاب

D.    Biografi Perowi
Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi ( Abu Hurairah )
Dia adalah sahabat yang sangat dicintai. Masuk islam pada tahun khaibar dan ikut serta bersama Rasulullah pada saat itu. Kemudian dia selalu menyertai Rasulullah sepenuhnya. Dia adalah sahabat yang paling menjaga berkah do’a Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika Nabi mendo’akannya. Nabi memberi kesaksian atas semangatnya dalam mencari ilmu dan hadits. Meninggal di madinah tahun 57 H. Hadits-hadits yang diriwayatkan darinya yang terdapat dalam kitab-kitab hadits adalah sebanyak 5374 hadits.[1]
Abu Sa’id Al-Khidry
Ialah Abu sa’id sa’ad ibnu malik ibnu sina al khudry al khazraji al anshary. Beliau adalah orang yang ketujuh diantara 7 orang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist. Beliau wafat pada tahun 74 H = 693 M dalam usia 86 tahun.[2]
E.     Keterangan Hadits
يُؤتى بالعبد يومَ القيامة ، فيُوقَفُ بين يدي الله - عز وجل - فيقول للملائكة : انظرُوا في عمل عبدي ونعمتي   
 عليه ، فينظرون فيقولون : ولا بقدْرِ نعمةٍ واحدةٍ من نِعَمِكَ عليه ، فيقول : انظروا في عمله سيِّئه وصالحه    
، فينظرون فيجدونه كَفافاً ، فيقول : عبدي ، قد قبلتُ حسناتِك ، وغفرت لك سيِّئاتِك ، وقد وهبتُ لك نعمتي     
    فيمابينذلك                                                                                                                                                                        
Artinya:
Pada hari kiamat hamba akan didatangkan dihadapan Allah lalu Allah meerintahkan kepada malaikat : Lihatlah amal perbuatan hambaKu dan nikmatKu padanya, kemudian malaikat melihatnya dan berkata : Dan bukan hanya sekedar satu nikmat dari nikmat Mu padanya. Allah berkata : Lihatlah anaknya yang jelek dan baik. Kemudian malaikat melihat tanamannya tercuupi. Allah berkata : Hambaku Aku menerima amal baikmu, mengampuni kejelekanmu dan Aku berikan nikmatKu padamu.[3]
F.     Aspek Tarbawi
Pelajaran yang dapat di ambil dari keterangan dan penjelasan hadist di atas ialah :
1)      Jangan pernah melalaikan amanah yang telah diberikan Allah.
2)      Berbuatlah yang terbaik.
3)      Jangan pernah melalaikan Allah.
4)      Selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah.









BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan hadist diatas dapat didsimpulkan bahwa setiap apa yang diciptakan oleh Allah pastilah tak ada yang sia-sia, dan harus dimanfaatkan sesuai jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah. Karena di akhirat kelak Allah akan menilai apa saja yang telah kita lakukan dan Manusia akan mempertanggung jawabkan semua tindakan yang telah dilakukannya.














DAFTAR PUSTAKA
Dieb Al-Bugha, Mustafa. 2008. Al-Wafi(Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi). Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Muhammad Hasbi ash shiddieqy, Tengku. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist. Semarang : PT Pustaka Rizki Putra.
جامع العلوم والحكم  Juz 27                                                                                                                                                                                   



[1] Musthafa Dieb Al-Bugha, Syaikh Muhyiddin Mistu, Al-Wafi(Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi),Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2008, hal.472
[2] Tengku Muhammad Hasbi ash shiddieqy,  Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1999, hlm 262-263.
[3]     جامع العلوم والحكم - (ج 27 / ص 11                                                                                                                                                                                   

18 komentar:

  1. Nama:Siti afifah
    Nim:2021110186
    Pertnyaan:
    apabila seorang yang mempunyai keadaan krang smpurna(tuna netra,tuna rungu,tuna wicara)apakah akan tetap di mintai pertanggung jawaban?????????????
    Jelaskan......matur suwun

    BalasHapus
  2. Nma: M. Saiful Amri
    NIM: 2021110155
    Kelas: D
    Menururt anda, Apa sebenarnya makna tersirat dari hadits tersebut?????

    BalasHapus
  3. nama : siti eni aliyah
    nim:2021110185

    bagaimana cara kita agar panca indera dapat bermanfaat dengan baik sesuai dengan syariat islam????????

    BalasHapus
  4. Nama :Suryaningsih
    NIM:2021110146
    kelas:D
    bagaimana cara mensyukuri nikmat?

    BalasHapus
  5. Nama :SUMANTRI
    NIM :2021110168
    kelas:D
    bagaimana mengenai masalah apabila seseorang melihat aurat orang lain /menonton film porno tetapi tidak syahwat? apakah mata ini dihukumi maksiyat atau tidak..?
    tolong penjelasanya

    BalasHapus
  6. NAMA: HIMATUL ALIYAH
    NIM: 2021110167
    KELAS:D
    bagaimana caranya agar tidak melalaikan amanah yang telah diberikan allah,,,menurut anda?

    BalasHapus
  7. NAMA:DEWI KURNIASIH
    NIM:2021110156
    KELAS:D

    dalam aspek tarbawi tertulis bahwa kita harus berbuat yang terbaik,maksudnya disini dalam hal apa?????kemudian apakah setiap indra itu harus di gunakan untuk berbuat yang terbaik???

    BalasHapus
  8. Nama: himatul hidayah
    Nim :2021110174
    Kelas: D
    Bagaimana wujud aplikasi syukur terbaik menurut anda?

    BalasHapus
  9. NAMA:NISA'UL MUSLIMAH
    NIM:2021110156
    KELAS:D

    bagaimana jika panca indra di salah gunakan?apakah masih tetap harus di syukuri???????????????

    BalasHapus
  10. Rosanti menjawab
    siti afifa: menurut saya anggota yang kurang tersebut tidak dipertanggungjawabkan karena tidak mendatangkan madhorot ataupun manfaat.

    BalasHapus
  11. M.saiful amri: menurut saya hikmah dari hadits tersebut ialah kita sebagai manusia di suruh untuk selalu melakukan hal-hal yang terbaik dengan diberiknnya panca indera sesuai dengan perintah allah

    BalasHapus
  12. Afifah: dengan memanfaatkannya dijaln allah seperti membaca alquran, mendengarkan pengajian,dll

    BalasHapus
  13. Suryaningsih: menurut saya dengan selalu memanfaatkan semua pemberian Allah sesuai jalannya…seperti: selalu melihat,mendegarkan,mengucapkan hal-hal yang baik.

    Sumantri: Walaupun itu Cuma melihat namun hal tersebut bukanlah hal yang dianjurkan / disyari’atkan jadi pastilah ada tanggungannya walaupun kadarnya sedikit.
    Himmatul Aliyah: menurut saya dengat selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun kita berada.

    Dewi kurniasih: maksudnya “berbuat yang terbaik: ialah kita harus selalu memanfaatkan panca indera untuk hal-hal yang di syariatkan Allah.
    Sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang baik karena nanti akan mendapatkan baalasan yang baik pula.

    Himatul hidayah: Dengan memanfaatkan matadan mulut untuk membaca al-qur’an, telinga untuk mendengarkan ayat suci ataupun pengajian.dll.

    Nisa’ul muslimah: maksud pertanyaannya gimana???disalah gunakan bagaimana?????????
    Menurut saya: setiap apa yang diciptakan pastilah tak ada yang sia-sia sehingga patut untuk di syukuri.

    BalasHapus
  14. Nama: selly monika kls:d prtnyaan,Mohon jelaskan Maksud dari jangan pernah melalaikan allah?

    BalasHapus
  15. untuk dewi kur, satu kal untk anda.....: yaya Mestik

    BalasHapus
  16. nama : winoto
    kelas : d
    nim : 202109194
    bab anda kan menerangkangkan tentang HADITS PENGGUNAAN PANCA INDERA AKAN DINILAI DAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN, terus kalau orang gila juga akan di mintai pertanggung jawabkan di akherat nanti baik melakukan perbuatan yang baik apa tidak ?

    BalasHapus
  17. Jawaban:

    Orang gila adalah orang yang hilang akalnya, orang seperti ini dalam Islam tidak dimintai pertanggung jawaban amalnya di Dunia, dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam :

    (رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَالْمَجْنُوْنِ حَتَّى يُفِيْقَ، وَالصَّغِيْرِ حَتَّى يَبْلُغَ. (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُوْدَ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَه

    “Diangkat pena dari tiga orang:. Orang tidur hingga dia bangun, Orang gila hingga dia sadar, Anak-anak sampai ia baligh.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah).

    Adapun hukum orang gila di Akhirat maka hukumnya seperti anak kecil di serahkan sepenuhnya kepada Allah subhamahu wata’la(http://www.ahmadzain.com/read/ilmu/314/hukum-orang-gila-di-dunia-dan-akhirat)
    jadi,orang yang gila diakhirat tidak dimintai pertanggung jawaban.

    BalasHapus
  18. Sumantri:menambahi jawaban yang kemarin......
    Nabi saw juga telah melarang seseorang melihat aurat orang lain walaupun seorang laki-laki terhadap laki-laki yang lain atau seorang wanita terhadap wanita yang lain baik dengan syahwat maupun tanpa syahwat, sebagaimana sabdanya saw,”Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki (lain) dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita (lain). Janganlah seorang laki-laki berada dalam satu selimut dengan laki-laki lain dan janganlah seorang wanita berada dalam satu selimut dengan wanita lain.” (HR. Al Baihaqi)(http://murattalkeren.blogspot.com/2011/03/hukum-menonton-video-porno.html)

    BalasHapus