Laman

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas E, (4), Kurnia Hidayati, DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA SEMAKSIMAL MUNGKIN



DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA SEMAKSIMAL MUNGKIN

Makalah untuk Disampaikan dalam Perkuliahan Hadits Tarbawi II
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Tahun Akademik 2011/2012



 











Oleh:

Kurnia Hidayati                      202 111 0206


KELAS E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul Dorongan Untuk Memanfaatkan Panca Indera Semaksimal Mungkin”  ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Dengan segala kemampuan penulis yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan tentang pemanfaatan panca indera yang dikaitkan dengan hadits.  Dan dengan adanya makalah ini penulis berharap sedikit membantu para pembaca dan penulis sendiri dalam memahami hadits, penjelasan hadits, serta aspek tarbawi yang dikaitkan dengan tema di atas. .Namun demikian, apabila dalam makalah ini dijumpai kekurangan dan kesalahan baik dalam pengetikan maupun isisnya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak M. Hufron Dimyati, M.S.I. selaku dosen pembimbing Hadits Tarbawi II dan semua mahasisiwa S1 Program Studi Pendidikan Agama Islam yang akan bersama-sama mewujudkan tercapainya tujuan perkuliahan Hadits Tarbawi II. Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat adanya. Amin yaa rabbal alamin.


Pekalongan, 28 Pebruari 2012



PENDAHULUAN


Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Dilengkapi dengan akal fikiran serta panca indra untuk membantu kelangsungan hidupnya dalam memecahkan problematika hidup mereka. Dengan bekal akal dan fikiran inilah manusia dapat membedakan yang haq dan yang bathil, yang haram dan yang halal, yang baik dan yang buruk. Sedangkan panca indra merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Panca indrera ini hampir setiap hari digunakan manusia untuk “menikmati” segala ciptaan Allah. Dalam makalah ini akan kami bahas mengenai pemanfaatan panca indera dengan sebaik – baiknya.


















PEMBAHASAN

A.      Materi Hadits
وَ عَنْ اَ بِى وَ ا ئِلٍ عَنْ عَبْدِ ا اللهِ : بِمِثْلِهِ قَا لَ: وَ كَا نَ يُعَلِّمُنَا كَلِمَا تٍ، وَلَمْ يَكُنْ يُعَلِّمُنَا ا لتَّشَهُّدَ:اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلاَمِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ،وَجَنِّبْنَا الْفَوَا حِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمًا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِى أَسْمَا عِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِيِيْنَ بِهَا،َ قَابِلِيْهَا، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَاـ (رواه ا بو داود فى السنن، كتاب الصلاة، باب التشهد)

  1. Terjemah Hadits

Terjemahan hadits tersebut adalah:
“ Dari Abi Waail dari Abdullah dengan hadits yang sama dia berkata : Beliau biasa mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkan kami sebagaimana mengajarkan tasyahud, yaitu: “Allahumma alif baina quluubinaa. Wa ashlih dzaata bainina, wahdinaa subulas salaami wa najjina minazh zhulumaati ilan nuuri, wa jannibnaal fawaahisya maa zhahara minha wa maa bathan, wa barik lanaa fii asmaa’ina wa abshaarinaa wa quluubinaa wa azwwajinaa wa dzurriyyatinaa, wa tub’alainaa, innaka antat tawwaabur ra hiimu, waj’alna syakiriina lini’matika, mutsniyyiina bihaa, qaabiliihaa, wa atimmaha ‘alaina- Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah di antara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang terang dan samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, isteri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesunggunya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih lagi menerimanya, dan sempurnakanlah ni’mat itu atas kami.”[1]

  1. Mufrodat

Indonesia
Arab
Rukunkanlah
أَلِّفْ
Dan damai
وَاَصْلِحْ
Tunjukilah
وَاهْدِنَا
Jalan Kesejahteraan
سُبُلَ السَّلاَمِ
Kegelapan
الظُّلُمَات
Jauhkanlah
جَنِّبْنَا
Terang
ظَهَرَ
Berkah
بَارِك
Sempurnakanlah
أَتِمَّهَا
Hati kami
قُلُوْبِنَا
Pendengaran kami
أَسْمَا عِنَا
Penglihatan kami
وَأَبْصَارِنَا
Istri kami
وَأَزْوَاجِنَا
Cucu kami
وَذُرِّيَتِنَا



  1. Biografi Perawi

Abdullah ibn Ma’ud adalah Abdullah Ibn Ghafil ibn Habib Hudzaly, seorang sahabat Nabi saw. Yang dahulu pernah bersumpah setia kepada Bani Zuhra. Ibnu Mas’ud wafat di Madinah pada tahun 32 H. Dan dikebumikan di Al-Baqi’. Jenazah beliau dishalatkan oleh Utsman.
Beliau meriwayatkan sejumlah 848 hadits. Al Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 64 hadits, 21 di antaranya diriwayatkan oleh Al-Bukhari sendiri dan 35 di antaranya oleh Muslim.
Beliau menerima hadits dari Nabi saw, dari Umar dan dari Sa’ad ibn Mu’az. Hadits-hadits beliau diriwayatkan oleh dua orang putaranya yaitu Abd ar-Rahman dan Abu Ubaidah, putra saudaranya Abdullah ibn Utbah dan istrinya Zaenab ats-Tsaqtsiyah. Di antara sahabat yang menerima hadits dari beliau adalah Abdillah, Abu Musa, Abu Rafi’, Abu Syuraih, Abu Said, Jabir, Anas, Abu Ju’hafah, Abu Abu Umamah dana Abuth Thufail. Di antara para tabi’in ialah, Alaqamah, Masruq, Syuraih al-Qadhi, Abu Wa’il ar-Rahman ibn Abi Laila, Abu Utsman an-Nabdy dan lain-lain.[2]

  1. Keterangan Hadits
Hadits di atas merupakan do’a yang diajarkan Rosulullah untuk mempererat persaudaraan sesama muslim. Doa tersebut juga berkaitan tentang penggunaan panca indera. Kita harus berdoa kepada Allah agar dimaksimalkan fungsi panca indera. Hendaklah kita memanfaatkan panca indera dengan sebaik – baiknya. Karena Allah akan menunjukkan kepada hambaNya jalan kesejahteraan. Allah akan membuat panca indera kita peka, sehingga kita akan terselamatkan dari hal – hal buruk yang akan menghalangi kita menuju jalan kebenaran.
Allah menciptakan panca indera manusia dengan sebaik - baiknya, dan nikmat panca indera tersebut akan lebih berfungsi secara maksimal jika kita pandai mensyukurinya. Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara - saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Misalnya; membandingkan penglihatan kita yang normal dibandingkan dengan mereka yang ditakdirkan tidak dapat melihat, kita akan bersyukur karena bisa melihat dunia dengan segala warna-warninya. Begitupun halnya dengan pendengaran, lisan dan sebagainya.
Karena itu, syukurilah nikmat panca indera yang ada pada kita. Apalagi kita diberi panca indera yang sempurna, maka gunakanlah untuk hal yang diridhai Allah.  Sebagai contoh dalam penggunaan lisan.
Menggunakan lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan sia-sia, apalagi sampai menebar perkataan-perkataan haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan.
Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore.[3]

  1. Aspek Tarbawi

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil beberapa aspek tarbawi, yaitu
1.             Panca indera harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal – hal yang senantiasa diridhoi Allah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
2.             Sebagai seorang muslim hendaknya memohon kepada Allah agar panca indra kita diberi kepekaan.
3.             Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita memohon kepada Allah supaya menjaga panca indera kita untuk tetap digunakan dalam perbuatan yang baik, menjaga panca indera kita untuk bisa dijauhkan dari kegelapan menuju kebenaran.
4.             Seorang pendidik wajib menyampaikan ilmunya secara jujur, dari apa yang ia dapat melalui panca inderanya.
5.             Indera yang telah diberikan Allah merupakan suatu amanat, oleh karena itu sebagai manusia gunakanlah panca indera itu untuk hal – hal yang diridhoi Allah, misalnya untuk menuntut ilmu.


















PENUTUP

Allah menciptakan panca indera manusia dengan sebaik - baiknya, dan nikmat panca indera tersebut akan lebih berfungsi secara maksimal jika kita pandai mensyukurinya. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hendaknya kita memanfaatkan panca indera dengan sebaik – baiknya. Karena semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan
.



DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy ,Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Djamaluddin, A. Syinqithy dan Bey Arifin. 1992. Tarjamah Sunan Abi Daud, Jilid I. Semarang: CV. Asy Syifa’.

Lifsyifa. 2011. Nikmat Panca Indera, (http://lifsyifa.blogspot.com/2011/06/nikmat-panca-indera.html, diakses tanggal 28 February 2012 )





[1] Bey Arifin dan A. Syinqithy Djamaluddin, Tarjamah Sunan Abi Dud, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1992) , jilid 1, hal. 660-661
[2] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 225-226.
[3] Lifsyifa, Nikmat Panca Indera, (http://lifsyifa.blogspot.com/2011/06/nikmat-panca-indera.html, diakses tanggal 28 February 2012 )

18 komentar:

  1. Mubarokah(2021110202)Kelas:E
    pada realita sekarang banyak orang yang diberikan kesempurnaan panca indera akan tetapi orang tersebut tidak mempergunakan panca inderanya untuk hal-hal yang baik yang di ridhoi oleh Allah dan tidak mensyukuri atas apa yang ia peroleh. Bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut??

    BalasHapus
  2. NAMA :SETYONINGSIH
    NIM:2021110163
    KELAS: (E)
    Ketidaksempurnaan panca indra, merupakan alasan penting di gunakannya alat-alat bantu. namun apa pendapat anda jika orang2 yang sehst menggunakan alat2 fashion yang justru bisa merusak panca indranya? misalnya kontak lensa yang bisa merusak penglihatan jika di pakai secara terus-menerus?

    BalasHapus
  3. Nama: Dewi Riska Khodijah
    Kelas:E
    Nim: 2021110219

    berkaitan dg pnca indera,,slah stunya indera penglihatan,,pertanyaan saya, bagaimana menurut anda dengan pendapat yg mengatakan bahwa seorang pendidik (guru)haram hukumnya jika melihat muridnya,,jika begitu lalu bagaimana cara guru berinteraksi dg muridnya?
    setujukah anda?

    BalasHapus
  4. Dyah Titis Pratita
    (2021110221)
    kelas : E

    Bagaimana menurut pendapat anda,mengenai cara mempergunakan dan menjaga panca indra yang baik agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif'?

    BalasHapus
  5. ELY MUSTAGHFIROH 202111024 KELAS E

    Mengapa guru menyampaiakan ilmu harus jujur sesuai apa yang dilihat dari panca indera?? bagaimana dengan hati dan pengalaman? dimana keduanya bisa sebagai sumber kebenaran

    BalasHapus
  6. Nama : maela risqiyani
    nim : 2021110144
    kelas : D

    bagaimana cara kita memelihara panca indra kita agar terhindar dari hal-hal yang buruk?

    BalasHapus
  7. akromurijal (2021110234) kelas E

    menurut Saudara seberapa efektifkah penggunaan panca indra dalam mendukung proses pembelajaran dan bagimana cara memaksimalkan penggunaan panca indra tersebut?
    terima kasih

    BalasHapus
  8. tri indah pamuji 2021110198
    kelas E
    apakah pemakalah sudah menggunakan panca indra dengan semaksimal mungkin untuk mencari ilmu? dan bagaimana caranya kita bisa terhindar dari fungsi-fungsi pana indra yang negatif? contohnya seperti saat anda berseluncur di internet kemudian dengan tidak sengaja melihat gambar2 atau info2 yang negatif atau tidak berguna.

    BalasHapus
  9. kartika anggun pratiwi 2021110190
    kelas E

    apakah dosa yang dilakukan panca indra dapat dihapuskan? bagaimana caranya?

    BalasHapus
  10. nama: fitriana musofa
    kelas: E
    nim: 2021110189

    adanya pancra indra merupakan nikmat Alloh dan kita wajib mensyukurinya,lalu bagaimanakah cara mensyukurinya??
    terimakasih atas jawabannya.

    BalasHapus
  11. kisrowiyah
    2021110231
    kelas E
    bagaimana cara meminimalisir agar panca indera kita terhindar dari hal-hal yang negatif??

    BalasHapus
  12. Terima kasih atas pertanyaan luar biasa dari teman-teman. Well, saya akan berusaha menjawabnya satu persatu.
    1. Mubarokah: miris juga melihat realita zaman sekarang. Dimana tekhnologi dapat dipergunakan dengan mudah. sehingga manusia sepertinya bisa melakukan apa saja dalam jangkauan tangan. Nah, di tengah kemajuan tekhnologi yang pesat seperti zaman sekarang, banyak terjadi penyalahguanaan fungsi panca indera juga banyak yang tidak mensyukurinya. Pendapat saya pastinya tidak setuju. Karena kelak panca indera kita akan dimintai pertanggung jawaban.
    Sebagai muslim hendaknya kita lebih bijaksana menykapi perkembangan tekhnologi yang mana erat kaitannya dengan panca indera. Dan mengenai tidak bersyukur atas panca indera yang kita miliki, tengoklah kebawah. Bayangkan apabila kita tidak punya mata, misalnya. Bagaimana rasanya. Dengan begitu kita akan menjadi pribadi yang bersyukur.
    Begitu pendapat saya. :)

    BalasHapus
  13. 2. Seytoningsih: Tindakan menggunakan benda "asing" yang mampu merusak panca indera merupakan perwujudan dari rasa ketidaksyukuran. Memang yang namanya manusia adalah makluk yang tidak pernah merasa puas. Sudah diberi panca indera yang sempurna namun masih saja belum cukup dengan apa yang dimilikinya. Kornea mata hitam diganti dengan biru, hijau, coklat, dll.
    Nah, pendapat saya sebagai manusia. Tentu ada saja rasa tidak puas walau sedikit. Untuk mencegah hal tersebut hendaklah kita selalu dekat kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sikap yang dilarangNya. Dan meyakinkan diri kita bahwa tindakan tersebut akan menimbulkan banya kemadaratan.
    Begitu jawaban saya.. :)

    BalasHapus
  14. 3. Dewi Riska Kh: Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat tersebut. Pandangan tersebut karena nafsu atau pandangan biasa saja. Apabila hal tersebut memang diharamkan maka akan sangat sulit berkomunikasi dengan murid.
    Jadi, guru jika melihat muridnya itu diprtbolehkan. Apalagi dalam hal menuntut ilmu.
    Begitu jawaban saya, :)

    Kemudian untuk jawaban yang selanjutnya. Saya sengaja mengumpulkannya manjadi satu karena hampir sama pertanyaannya.
    Petanyaan nomer 4, 6, 11

    4. Diah Titis Pratita, 6. Maela Risqiyani, 11. Kisrowiyah

    bagaimana cara menjaga panca indera agar terhindar dari hal-hal yang buruk?
    Hal-hal yang buruk ini cakupannya luas sekali, ya. Bisa mengenai ketidaksyukuran mempunyai panca indera yang sempurna juga bisa saja menyalahgunakan panca indera untuk hal-hal maksiat.

    Nah, yang akan saya jawab adalah hal buruk yang kedua yaitu penyalahgunaan panca indera untuk maksiat. Karena untuk yang tidak mensyukuri panca indera sudah saya jelaskan di jawaban sebelumnya. :)

    a) Keimanan
    Sejatinya pondasi dari segala sesuatu yang buruk dan dilarang oleh Allah adalah keimanan. Jika kita sudah dekat dengan Allah, niscaya jiwa kita akan teguh dan tidak mudah tergoda dengan tipu daya syetan bercadar segala keindahan dunia yang akan membuat panca indera kita terlena.
    b) Menjauhi segala bentuk kemadharatan yang tidak perlu.

    Syetan itu akan selalu mengganggu manusia dengan segala tipu dayanya. Jangankan untuk orang yang memang kebiasaannya berada di tempat maksiat, orang yang biasa di masjid pun tak lepas dari gangguan syetan.
    Maka, kesimpulannya. Hindarilah hal-hal, tempat, benda, dll. Yang mempunyai kemungkinan menimbulkan hal negatif.

    c) Pergaulan

    Bertemanlah dengan orang-orang yang bisa menuntun kita kearah kebaikan.

    d) Bijaksana menggunakan teknologi
    Yang ini pasti sudah jelas, ya.. :)

    Begitu jawaban saya.:)

    BalasHapus
  15. 7. Akromurijal: Sangat besar pengaruh panca indera untuk mendukung keefektifan belajar. Karena proses transfer informasi dan ilmu dilakukan menggunakan panca indera. Dalam kaitannya dengan pance indera sebenarnya sudah banyak metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi panca indera. Contohnya dalam mata pelajaran bahasa. Ada yang namanya reading, listening, writing, dll.

    8. Tri Indah Pamuji: Sebenarnya kalau ditanya apakah saya sudah menggunakan panca indera dengan maksimal jawabannya bisa bermacam-macam. Bisa iya, tidak, atau keduanya antara ya dan tidak. (Bingung, kan?)
    Begini, kalau saya sendiri merasa telah 'menggunakan' panca indera dengan maksimal untuk mencari ilmu. Namun untuk 'memanfaatkannya' dengan maksimal untuk mencari ilmu, saya rasa belum sepenuhnya. Terbukti dengan eksistensi saya di bidang keilmuan.
    Lantas cara untuk menghindarkan panca indera dari hal negatif. Sudah saya jelaskan sebelumnya.

    9. Kartika Anggun P: Dapat dihapuskan dengan cara bertaubat dengan sepenuh hati kepada Allah SWT.

    10. Fitriana Mushofa: Cara mensyukuri nikmat panca indera tidak cukup dengan hanya mengucap 'Alhamdullillah' saja. Tetapi gunakanlah panca indera tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Contohnya menuntut ilmu.

    Ada lagi satu contoh mensyukuri panca indera. Mendonorkan salah satu panca indera untuk orang lain ketika meninggal bisa jadi suatu wujud mensyukuri panca indera.

    BalasHapus
  16. 5. Ely Mustagfiroh: Boleh saya luruskan, ya. Jujur disini berarti, ketika kita menjadi seorang pendidik yang nota bene pernah menjadi seorang murid. Ilmu yang kita dapat ketika kita berguru dahulu harus kita berikan kepada murid kita secara jujur. Tidak ada yang ditambah atau dikurangi. Begitu jawaban saya:)

    BalasHapus
  17. Nama : Ekawati
    NIM : 2021110230
    Kelas : E

    Apa sajakah cara kita agar panca indra bisa dimanfaatkan secara maksimal dan tidak mnyimpang dari ajaran agama?

    BalasHapus
  18. 12. Ekawati: Sebenarnya jawaban tentang pertanyaan ini sudah saya jelaskan di pertanyaan sebelumnya. Baiklah, akan saya perjelas lagi.
    Cara untuk memanfaatkan panca indera secara maksimal adalah intinya bersyukur. Dan agar terhindar dari hal yang menyimpang dari agama hendaknya mmembentengi diri dengan keimanan dan ketakwaan.
    Begitu, ya. Jawaban selengkapnya bisa dilihat-lihat lagi di jawaban sebelumnya.
    Terima kasih.:)

    BalasHapus